Bab 04 Roh Kudus Dan Gereja
|

Bab 04 Roh Kudus Dan Gereja

4.1 Pendahuluan

​Roh Kudus langsung turun tangan untuk mendirikan gereja Tuhan, baik pada zaman para rasul, mahupun pada zaman sekarang. Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta menjadi sangat penting kerana menandakan pemulihan dan dikumpulkannya umat Tuhan yang terserak, seperti yang dinubuatkan dalam Yehezkiel. 36 dan 37. Dahulu, Allah menyerakkan orang-orang yang ada di dunia dan mengacaubalaukan bahasa mereka di Menara Babel (Kej. 11: 1-9), sekarang Dia mengumpulkan mereka kembali dan menyatukan bahasa mereka dengan memuji-muji kebesaran Allah (Kis. 2:4-11).

4.2 Definisi gereja

​Kata Yunani untuk “gereja” adalah ekklesia yang berasal dari kata ek, yang ertinya “keluar dari”, dan klesis, yang ertinya “panggilan”. Jadi terjemahan hurufiah dari ekklesia adalah “kumpulan yang terpanggil”. Dalam dunia kuno, ekklesia adalah “perkumpulan yang sah” dalam kota-kota Yunani (yang juga dikenal dengan “perkumpulan umum”). Setelah mendengar tiupan terompet dari kota, warga kota akan keluar dan berkumpul bersama. Yesus juga menggunakan kata “kumpulan” untuk mereferensikan gerejaNya. (Mat. 16:18)

​Banyak teks-teks kuno penting, seperti versi bahasa Yunani dan Perjanjian Lama (Septuagint), menggunakan ekklesia pada kata Ibrani qahal untuk mengacu pada kumpulan umat perjanjian Allah dalam Perjanjian Lama (contoh, Ul. 23: 2-9). Contohnya, ekklesia digunakan untuk menggambarkan segenap bangsa Isreal sebelum masuk ke dalam kemah pertemuan (ref. ekklesia dalam Kis. 7:38; 19:32, 39, 41; Ibr. 2: 12)

​Tetapi, terdapat perbedaan penting antara umat Tuhan yang berkumpul di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di Perjanjian Baru, kumpulan milik Allah, yaitu gereja, telah “dibeli dengan darahNya” (Kis. 20:28). Sebaliknya, di zaman Perjanjian Lama, yang dilakukan melalui darah anak lembu dan kambing, dosa-dosa mereka tetap tinggal (Ibr. 9:18; 10:4)

4.3 Sifat gereja

​Gereja tidak dapat disamakan seperti perkumpulan sekuler atau sosial lainnya, kerana, dari definisinya, gereja mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, kerana ia adalah kumpulan yang dipanggil oleh Allah. Gereja adalah milik Tuhan kerana Dia telah membeli gereja dengan darahNya (Kis. 20:28; I Kor. 6:19; ref.”GerejaKu” dalam Mat. 16:18). Kelompok-kelompok sekuler tidak perlu mempertimbangkan Tuhan dalam aktiviti apa pun yang mereka lakukan, sebaliknya gereja harus melakukan segalanya dengan berfokus pada Tuhan. Selain itu, kelompok-kelompok sekuler dapat mengeluarkan orang-orang berdasarkan kriteria yang telah mereka tentukan sebelumnya, sementara , gereja harus taat pada kehendak Tuhan dan membuka pintu gereja bagi semua orang (ref. Kis. 9-11)

​Tidak seperti organisasi-organisasi sekuler dengan tingkat jabatan organisasional mereka (ref. Mat. 20:2-8), jemaat gereja tidak dibedakan berdasarkan kedudukan atau jabatan, tetapi, dengan pelayanan. Oleh kerana itu, para penatua, pendeta dan diaken ditunjuk sebagai hamba-hamba Tuhan (ref. “hamba” dalam Rm. 1:1), yang harus memimpin dan membangun gereja dengan teladan rohani mereka (I Ptr. 5:1-4; Ef. 4:11-13; I Tim. 3:1)

4.4 Asal mula gereja

​Abraham adalah bapa leluhur yang pertama (Ibr. 7:4), bapa iman bagi orang Isrela dan Yahudi (Mat. 3:9; Kis. 13:26) dan secara rohani, juga sebagai bapa iman bagi semua orang yang percaya kepada Kristus (Rm. 4:11; Gal. 3:28-29). Sebelum mereka mengenal Allah yang Esa, Abraham dan keluarga ayahnya menyembah allah palsu (Yos. 24:2). Tetapi Allah secara khusus memilih Abraham dan ia dipisahkan untuk menjadi awal dari suatu bangsa yang kudus (Kej. 12:1-3).

​Alkitab memberikan berbagai penjelasan mengenai umat Allah bangsa Isreal, di antaranya:”kudus dan terpisah dari bangsa-bangsa lain”(Im. 20:26); “bangsa yang diam tersendiri dan tidak mahu dihitung di antara bangsa-bangsa kafir” (Bil. 23:9); dan “bangsa yang dipilih Tuhan untuk menjadi umat kesayanganNya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi” (Ul. 14:2). Umat pilihan dalam Perjanjian Lama merupakan gambaran awal gereja dalam Perjanjian Baru, yang akan Yesus panggil dan beli dengan darahNya sendiri.

​Kelahiran Yesus ke dunia menandai awal dari berakhirmnya perjanjian umat Allah di bawah hukum Taurat (Mat. 11:13; Yoh. 4:23; Ibr. 8:7-13). Hal ini bukan bererti gereja menggantikan bangsa Isreal; tetapi, gereja menjadi pembaruan umat pilihan Allah, dan bangsa Isreal termasuk di antara umat itu (Rm. 11).

​Tuhan Yesus memanggil dan mengkhususkan sebuah kelompok inti yang terdiri dari dua belas orang murid untuk menjadi pengikutNya secara pribadi (Mrk. 3:13; Yoh. 15:19). Tugas mereka adalah untuk mencapai seluruh penjuru dunia (Mat. 28:16; Kis. 1:16). Mereka akan bekerja, bukan dengan kekuatan mereka sendiri, tetapi dengan kuasa Roh Kudus. Kuasa ini kemudian datang melalui pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Hal itu memungkinkan Petrus menyampaikan kesaksian yang penuh kuasa, yang menggerakkan 3000 orang untuk bertobat dan gereja mula-mula pun berdiri.

4.5 Pekerjaan Roh Kudus di gereja

4.5.1 Mengarahkan pekerjaan gereja

​Roh Kudus bekerja secara aktif selama masa gereja mula-mula. Kegiatan gereja diadakan, diarahkan dan dimungkinkan oleh Roh Allah. Petunjuk yang dinyatakan oleh Roh Kudus dengan segera ditaati tanpa diperdebatkan (Kis. 8:29-30). Ketika Roh Kudus melarang pelayanan di daerah tertentu, rasul-rasul tidak berani memaksakan kehendak mereka sendiri, tetapi menyesuaikan rencana perjalanan mereka dengan kehendak Roh Kudus (Kis. 16:6-8). Roh membuat peraturan-peraturan gereja dan memberikan gereja wewenang untuk melaksanakannya. Para rasul hanya merupakan alat dalam pekerjaan Roh Kudus (Kis. 15:28-29; 16:4-5). Hari ini di gereja benar, kita harus memastikan agar kita mempunyai semangat ketaatan yang sama kepada Roh Kudus ketika kita melayani Tuhan.

​Sebelum Roh Kudus turun ke atas murid-murid Yesus pada hari Pentakosta, mereka telah memperdebatkan siapa yang terbesar dalam kerajaan yang baru (Mat. 20:20-28), bahkan pada malam Yesus dikhianati (Luk. 22:24-27). Tetapi setelah mereka menerima baptisan Roh Kudus, mereka berubah sepenuhnya. Mereka mulai memahami kerendahan hati dan bersyukur akan kuasa dan anugerah rohani yang datang dari Tuhan (Kis. 10: 25-26; 14:8-15; I Kor. 3:5-7; I Kor. 4:7; Yak. 1:17).

​Yesus Kristus adalah kepala gereja, maka gereja harus taat kepadaNya (Ef. 4:15; Rm. 12:5). Sebab tubuh tidak dapat bekerja sendiri tanpa kepala; tetapi, tubuh harus mengikuti pimpinan kepala. Sekarang dalam gereja benar, kita harus berjaga-jaga agar tidak menaruh kehendak manusia di atas kehendak Tuhan, dan jatuh ke dalam keadaan: hukum dan politik manusia menggantikan pemerintahan Roh Kudus; peraturan dan ketetapan manusia menutupi kehendak Roh Kudus; pemikiran manusia dinilai lebih tinggi daripada iman; dan talenta menggantikan karunia rohani. Seluruh pekerjaan gereja, termasuk memilih pemimpin gereja, harus didasarkan pada prinsip-prinsip rohani.

​Wahyu. 1-3 berisi wahyu-wahyu Yohanes yang berasal dari Tuhan. Di pulau Patmos, ia menulis tujuh surat kepada gereja-gereja di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia (Why. 1:9-11). Di akhir setiap surat, Yohanes menyimpulkan,”Barangsiapa mempunyai telinga, baiklah dia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada gereja” (Why. 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22). Hari ini kita harus memikirkan dengan seksama pengajaran-pengajaran rohani yang telah diberikan kepada tujuh gereja ini.

​ Gereja Yesus Benar didirikan oleh Roh Kudus di akhir zaman ini. Gereja masa akhir mempunyai tugas untuk memulihkan gereja rasul masa awal. Oleh kerana itu dalam melaksanakan tugasnya, gereja harus bertindak selaras dengan prinsip-prinsip dan teladan yang diwariskan oleh para rasul. Yang terpenting, Roh Kudus harus memerintah gereja secara pribadi.

4.5.2 Mengutus para pekerja

Maka kata Yesus sekali lagi:”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:”Terimalah Roh Kudus”
​​​​​​​​Yohanes. 20:21-22

Jika kita memberitahukan injil, kita harus diutus oleh Tuhan.
​​​​​​​​Roma. 10:15

​Menerima Roh Kudus adalah syarat bagi seseorang untuk memberitakan injil dengan kekuatan dan kuasaNya, kerana Rohlah yang memperlengkapi kita untuk menjadi saksi-saksiNya (Luk. 24:48-49; Kis. 1:8). Melalui Alkitab, kita dapat melihat bagaimana Roh Kudus mengubah murid-murid yang sebelumnya lemah dan ketakutan menjadi saksi-saksi Kristus yang penuh kuasa. Kisah Para Rasul menggambarkan murid-murid sebagai orang “yang dipenuhi Roh Kudus”, mengucapkan firman Tuhan “dengan berani”, dan menjadi saksi yang “penuh kuasa”. (Kis. 4:31, 33).

​Paulus pernak berkata,”Baik perkataanku mahupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang menyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” (I Kor. 2:4-5). Dia menambahkan, “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh” (I Tes. 1:5). Di sini, kita melihat perbedahan mendasar antara memberitakan firman Tuhan dan menyampaikan bicara dan kepintaran- tetapi didasarkan pada kekuatan dari Roh Kudus.

​Setiap pekerja gereja harus ditunjuk oleh Roh Kudus, bukan hanya penilik atau uskup (Kis. 13:1-4; 20:28). Alkitab mencatat:

Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata:”Kami tidak merasa puas, kerana kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Kerana itu, saudara-saidara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan fikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” Usul itu diterima oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stafanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 2:2-6

​Ayat ini menunjukkan bagaimana Roh Kudus berperan penuh dalam gereja mula-mula. Bukan para pendeta dan penatua yang secara pribadi dipisahkan untuk pekerjaan Tuhan, tetapi bahkan tujuh pekerja, yang berperan sebagai “pelayan meja”, harus dipenuhi Roh Kudus. Bila seseorang mempunyai kepenuhan Roh Kudus, dia mendapat jaminan bahawa Tuhan telah memisahkan dia untuk pekerjaanNya, dan bahawa Dia akan mendukung dan membimbingnya.
​Hari ini, gereja Tuhan memerlukan banyaj pekerja untuk memikul tanggungjawab pengembalaan jemaat dan memberitakan khabar baik keselamatan yang diberikan Yesus, tetapi ini bukan bererti semua orang dapat melayani begitu saja. Gereja memerlukan orang-orang yang diberikan tugas dan kuasa dari Roh Kudus untuk melayani, sesuai dengan karunia yang Dia percayakan kepada mereka.

​Nabi Yeremia pernah berkata kepada nabi palsu, Hananya, “Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta” (Yer. 28:15). Nabi adalah jurubicara Allah (Yer. 1:7) yang mendapatkan kuasa kerana mereka diutus oleh Allah (Rm. 10:15). Nabi-nabi palsu, yang melakukan nubuat-nubuat palsu atas nama Tuhan (Yer. 29:8-9), tidak akan dapat membangun umat Allah secara rohani. Sebaliknya, mereka membuat mereka terpuruk (Yeh.13:1-7). Hari ini, “nabi-nabi” yang menatasnamakan Tuhan yang kudus untuk memberitakan injil yang palsu, tidak akan dikenal oleh Tuhan, dan juga tidak akan mendapat bagian dalam penggenapan kehendakNya.

​Pada awal pelayananNya, Tuhan Yesus menunjukkan pentingnya diutus oleh Roh Allah. Yesus berkata,”Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas” (Luk. 4:18). Setelah bangkit dari kematian, Tuhan kemudian menugaskan murid-muridNya dengan perkataan:”Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:”Terimalah Roh Kudus.” (Yoh. 20:21-22). Sebelumnya, Bapa Syurgawi telah mengutus Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kerajaan Allah, sekarang giliran Yesus mengutus murid-muridNya dengan kekuatan dan kuasa dari Roh Kudus.

​Orang yang menyampaikan Firman Tuhan tidak boleh bersandar pada kefasihan berbicara atau hikmat dunia saja (Kis. 4:13; I Kor. 4:20). Yang paling penting, dia harus mempunyai wewenang dan kuasa yang berasal dari pengutusan Tuhan (Luk. 24:49; Kis. 1:4, 5, 8). Hari ini, gereja memerlukan para pendeta dan pekerja yang dipenuhi Roh Kudus (Rm. 15:18; II Kor. 12:12; Ibr. 2:4)

4.6 Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani

​I Korintus. 12:1 membahas tentang karunia-karunia rohani dan menggunakan kata Yunani pneumatikos, yang ertinya “berhubungan atau hasil dari Roh Kudus”2 . I Korintus. 12:4, 9, 28, 30 dan 31 berbicara tentang charismata atau “karunia-karunia dari anugerah”3 yang diberikan oleh Roh Kudus.

​Ada Sembilan karunia Roh Kudus yang tercantum dalam I Korintus 12, yaitu: 1) berkata-kata dengan hikmat; 2) berkata-kata dengan pengetahuan; 3) iman; 4) karunia untuk menyembuhkan; 5) melakukan mujizat; 6) bernubuat; 7) membedakan roh; 8) membedakan berbagai bahasa roh; 9) menafsirkan bahasa roh.

​Roh Kudus memberikan karunia rohani yang berbeda-beda kepada orang-orang percaya, tetapi itu semua ditujukan secara khusus untuk membangun gereja dan memajukan pekerjaan Tuhan (I Kor. 12:8-11). Contohnya, kita mengetahui dari Alkitab bahawa sebagian besar rasul-rasul “bukan orang yang terlatih dan terpelajar” (Kis. 4:13). Tetapi mereka dapat mengabarkan kebangkitan Yesus dengan wibawa dan kekuatan (Mat. 28:16-17; Mrk. 16:9-14; Luk. 24:9-11; Yoh. 20:24-27). Penulis kitab Ibrani menjelaskan,”Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai pernyataan kekuasaan dan kerana Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”(Ibr. 2:4). Dengan kata lain, Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani kepada para rasul, yang memungkinkan mereka untuk bersaksi dengan baik bagi Yesus Kristus.

​Penatua Yakobus memberitahukan kita bahawa setiap karunia yang baik dan sempurna berasal dari atas (Yak. 1:17). Gereja pada saat ini memerlukan karunia-karunia rohani yang sama seperti gereja mula-mula, untuk memajukan pekerjaan Tuhan. Tubuh gereja tidak berdiri dari satu anggota, tetapi banyak anggota yang berkumpul bersama-sama dalam satu kesatuan (I Kor. 12:14, 17, 19). Untuk menghasilkan kesatuan ini, Tuhan merajut mereka bersama, melalui apa pun yang dipersembahkan oleh tiap-tiap orang kerana kasih, untuk pertumbuhan gereja (Ef. 4:13, 16). Gereja juga mengatur “bagian-bagian tubuh” seperti yang dikehendakiNya (I Kor. 12:18). Oleh kerana itu, pembagian karunia rohani oleh Roh Kudus adalah cara Tuhan untuk mewujudkan kesempurnaan tubuhNya (Ef. 4:11-13).

​Karunia-karunia rohani tidak diberikan agar jemaat dapat memuliakan diri mereka sendiri (I Kor. 3:5-7; 4:7; 12:15-17, 21-24; Luk. 17:10). Roh Kudus membagikannya untuk kepentingan bersama (I Kor. 12:7) dan untuk memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan Tuhan (Ef. 4:12). Kita harus menyedari, bahawa ketika kita menerima karunia-karunia rohani, kita hanyalah perabot yang tidak layak- alat-alat yang melalui Roh Kudus bekerja.

4.6.1 Karunia-karunia rohani yang membangun gereja

​I Korintus. 12:8-10 menyebutkan sembilankarunia rohani yang diberikan Roh Kudus untuk pembangunan gereja. Sembilan karunia ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok: 1) karunia pengertian rohani; 2) karunia yang mewujudkan kasih karunia dan kekuatan Tuhan yang ajaib; 3) karunia yang menyatakan kehendak Tuhan.

. Karunia pengertian rohani
. Berkata-kata dengan hikmat (I Kor. 12:8)
Hikmat rohanu tidak dibatasi waktu dan merupakan pemberian Tuhan (I Kor. 2:6-7). Ini adalah syarat yang diperlukan hamba-hamba Tuhan di gereja (Kis. 6:3). Jika Allah memberikan kita kata-kata hikmat, tidak seorang pun dapat berdalih atau menentang perkataan kita, kerana kata-kata dari Allah ada dalam kebenaran (Luk. 21:15; Kis. 6:10).

Rasul Paulus berkata,”Dan kerana kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, kerana hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani” (I Kor. 2:13-14). Roh Kudus menyatakan kebenaran-kebenaran rohani. Orang yang tidak rohani tidak dapat menerima atau memahaminya; hanya orang yang rohani, dengan karunia hikmat dari Roh Kudus, dapat menjelaskan dan menguraikan kebenaran rohani. Rasul Paulus mempunyai pengetahuan yang dalam tentang kebenaran-kebenaran rohani- kebenaran yang tersembunyi dari orang-orang di masa lalu, tetapi yang dinyatakan kepadanya oleh Roh Kudus, untuk melakukan pekerjaan Tuhan (Ef. 1:17; 3:3-5).

. Berkata-kata dengan pengetahuan (I Kor. 12:8)

Paulus bersyukur kepada Allah yang telah memberikan gereja Korintus dengan perkataan dan pengetahuan (I Kor. 1:4-7). Karunia ini adalah pengetahuan yang sempurna tentang iman (Rm. 15:14; II Ptr. 3:18) dan kebenaran (Tit. 1:1). Pengetahuan rohani berbeda dengan pengetahuan duniawi (Kol. 2:8). Kita hanya akan mengetahui cara menerapkan kebenaran-kebenaran rohani, jika kita mempunyai pengetahuan rohani.

Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang Roh Kebenaran yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran (Yoh. 6:13), maksudNya adalah, bahawa Roh Kudus akan menuntun kita dalam pengetahuan kita tenang kebenaran. Ruang lingkup pengetahuan ini meliputi kepenuhan hikmat rohani (Kol. 3:16), kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat (Flp. 1:9-10), kemampuan untuk berdiri teguh dalam iman, dan kemampuan untuk mengajar orang lain (Rm. 15:14). Tetapi pengetahuan rohani hanya bermanfaat bagi kita dan orang lain apabila kita menerapkannya. Jadi Paulus, sebagai contoh, menggunakan pengetahuannya yang luas tentang injil Kristus untuk membangun imannya sendiri dan untuk mengajar orang lain.
. Membedakan bermacam-macam roh (I Kor. 12:10)

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi kr seluruh dunia.
​​​​​​​​​I Yohanes. 4:1

Hal itu tidak usah mengherankan, sebab iblis pun menyamar sebagai malaikat terang.
​​​​​​​​​II Yohanes. 11:14

​Selain Roh Kudus, roh jahat juga dapat tinggal di dalam diri seseorang. Berdiamnya roh jahat adalah apa yang biasa kita sebut dirasuki setan. Roh jahat juga dapat bekerja melalui jemaat gereja untuk menyebarkan pengajaran palsu dan menyebabkan kekacauan di dalam gereja. (I Tim. 4:1)

​Tanpa jemaat yang mempunyai kemampuan untuk membedakan roh, gereja akan menghadapi serangan rohani. Untungnya, di gereja mula-mula, para rasul mempunyai karunia untuk membedakan roh. Oleh kerana itu mereka dapat mengetahui apabila iblis sedang bekerja melawan Tuhan (Kis. 5:3; 13:8-11; 16:16-18).

. Karunia yang mewujudkan kasih karunia dan kekuatan Tuhan yang ajaib.
. Iman (I Kor. 12:9)

Iman adalah bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan seorang Kristian. Kita memerlukannya di awal perjalanan, yaitu ketika kita menerima anugerah keselamatan (Ef. 2:8), dan juga setelah itu, untuk menjalani kehidupan yang berkenaan kepada Allah (Ibr. 11:6). Iman membantu kita dalam mengatasi kesulitan (Mzm. 119:71; Flp. 4:11-14) dan juga melakukan mujizat. Yesus memberitahukan kita, “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahawa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya” (Mrk. 11:22-23).

Pada Markus. 11:22, Yesus berkata,”Berimanlah kepada Allah yang secara hurufiah diterjemahkan dari kata Yunani ‘mempunyai iman dari Allah’. Yesus mempunyai iman yang tidak tergoyangkan dalam diriNya, kerana Dia tahu apa yang dapat Dia lakukan. Tetapi apa ertinya memiliki iman Allah? Yesus mengajarkan bahawa kita tidak perlu melakukan hal-hal besar: iman sebesar biji sesawi saja dapat ‘memindahkan gunung’ jika kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dalam hidup kita (Mat. 17:20). Kita dapat belajar dan dua pekerja dalam gereja mula-mula:

Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilihStefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 6:5

Kerana Bernabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul.11:24

. Karunia untuk menyembuhkan (I Kor. 12:9)

Rasul Petrus memberitahukan sumber kuasa Yesus untuk menyembuhkan, dengan berkata,”Allah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kis. 10:38).

Alkitab memberitahukan bahawa Tuhan Yesus bukanlah satu-satunya yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan. Alkitab malah mencatat bahawa Yesus menjanjikan karunia ini kepada mereka yang percaya kepadaNya, dan yang memberitakan injil sejati (Mrk. 16:17-20). Dalam kitab Yohanes, Yesus berkata,”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa”(Yoh.14:12). PerkataanNya menjadi kenyataan sejak masa Pentakosta : rasul-rasul melakukan banyak mujizat, lebih banyak dari yang telah Yesus lakukan sepanjang pelayananNya. Gereja para rasul mempunyai banyak jemaat yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan. Di antara mereka adalah Petrus (Kis. 3:1-8; 5:15-16; 9:32-34), Filipus (Kis. 8:6-8), Ananias (Kis. 9:17-18) dan Paulus (Kis. 14:8-10; 28:8-10). Para penatua gereja setempat juga mendoakan orang sakit dan mengurapi mereka dengan minyak (Yak. 5:14-16).

Mujizat kesembuhan dapat membantu meyakinkan orang-orang yang belum percaya kepada injil kebenaran (Kis. 8:6; 14:3) dan mendorong ketaatan dan rasa hormat kepada Tuhan. Paulus berkata,”Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan” (Rm. 15:18)

Alkitab mengajarkan kita bahawa iman adalah syarat yang penting untuk menerima karunia kesembuhan Tuhan (Mat. 9:27-30; Mrk. 9:21-24; Kis. 14:8-10), begitu juga mengakui dosa, dan bantuan doa dari segenap jemaat.

. Pekerjaan Mujizat (I Kor. 12:10)

Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan kerana Roh Kudus, yang dibagi-bagiNya menurut kehendakNya.
​​​​​​​​​Ibrani. 2:4

Mujizat membantu pekerjaan penginjilan. Ketika Yesus memberitakan injil, Dia melakukan banyak mujizat (Mat. 11:20). Contohnya, Dia mengusir roh jahat (Mrk. 1:23-33), membangkitkan orang mati (Yoh. 11:39-45), berjalan di atas air (Mat. 14:24-33) dan menenang badai (Mrk. 4:35-41). Dalam khotbah Pentakostanya, Petrus menyatakan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, yang diteguhkan oleh Allah melalui mujizat dan tanda-tanda heran (Kis. 2:22, 36).

Kisah Para Rasul mencatat bagaimana para rasul, seperti Petrus, Filipus dan Paulus, menerima karunia untuk menyembuhkan orang sakit, bahkan hanya dengan bayangannya, mengusir setan dan membangkitkan orang mati (Kis. 5:12-16; 9:36-42). Filipus dapat mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang-orang yang timpang dan lumpuh (Kis. 8:7). Mujizat-mujizat ini bukan mendorong seorang tukang sihir bertobat dan mengikut Kristus: “Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.” (Kis. 8:13). Sepanjang pelayanannya, Paulus juga membangkitkan orang mati (Kis. 20:19-20) dan mengusir roh jahat (Kis. 19:11-12).

Paulus melihat tanda-tanda dan mujizat sebagai bukti bahawa seseorang diutus oleh Tuhan. Dia memberitahukan orang-orang percaya di Korintus, “segala sesuatu yang membuktikan, bahawa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa” (II Kor. 12:12). Hari ini, tanda-tanda dan mujizat menyertai gereja benar, meneguhkan kebenaran injil yang diberitakan gereja dan untuk memberi kesaksian tentang keberadaan dan pekerjaan Roh Kudus.

. Karunia yang menyatakan kehendak Tuhan

. Nubuat (I Kor. 12:10)

Kita sering menghubungkan karunia bernubuat dengan kemampuan untuk melihat masa depan. Sebenarnya nubuat juga menyatakan kehendak Tuhan pada masa sekarang. Karunia ini meliputi penyampaian pesan dari Tuhan melalui ilham dari Roh Kudus (II Ptr. 1:20-21), untuk membangun, menasihati dan menghibur orang lain (I Kor. 14:3). Rasul Paulus melihat karunia bernubuat sebagai karunia khusus yang penting di antara karunia-karunia rohani lain dan mendorong orang-orang percaya Korintus untuk mendapatkan karunia ini (I Kor. 14:4-5). Dia berkata,”Kejarlah kasih itu dan usahakan dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat” (I Kor. 14:1)

Kita melihat dalam Perjanjian Lama, Allah membangkitkan para nabi dan memberikan mereka wewenang khusus untuk menyampaikan firmanNya. Hari ini, Tuhan juga dapat membangkitkan nabi-nabi untuk menyatakan kebenaran, dan untuk mendorong orang-orang percaya dalam iman (I Kor. 14:30-31).

. Berbagai jenis bahasa roh (I Kor. 12:10)

Karunia berkata-kata dalam bahasa roh tidak seperti berbicara dengan bahasa-bahasa dunia sperti Inggeris, Mandarin, Perancis dan sebagainya, tetapi menunjukkan pengucapan bahasa roh yang tidak dapat dimengerti (I Kor. 14:2), kecuali apabila Allah menghendakinya ditafsirkan oleh mereka yang mempunyai karunia untuk menafsirkannya. Dalam kasus seperti ini, bahasa roh digunakan untuk menyampaikan pesan dari Allah kepada gereka (I Kor. 14:6 dst.)

Rasul Paulus berkata,”Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun” (I Kor. 14:5). Sekilas kita mungkin menganggap pesan ini mengajarkan kita bahawa karunia bernubuat lebih penting daripada karunia berbahasa roh, tetapi kita harus mengerti bahawa Rasul Paulus sedang membicarakan tentang apa yang paling bermanfaat untuk pembangunan gereja secara umum.

Perkataan Paulus dalam I Korintus. 14 menambahkan pesan sebelumnya dalam I Korintus. 12 dan 13, tentang perlunya gereja Korintus bekerja dalam kesatuan, dan jemaat unutk saling membangun di dalam kasih. Secara khusus, Paulus mengajarkan pentingnya melatih karunia rohani melalui kasih, melakukan segala sesuatu dengan tertib, dan mencari hal-hal yang membangun jemaat, sebagai kebalikan dari pemuliaan diri (I Kor. 14:12). Oleh kerana itu, Paulus mengajarkan mereka untuk: a) mengejar karunia bernubuat, menyampaikan pesan Tuhan kepada jemaat untuk berkata-kata dengan pengertian (I Kor. 14:1, 5, 19); b) menggunakan bahasa roh untuk mengajar jemaat, hanya apabila ada orang yang menafsirkannya, dan melakukannya secara bergiliran (I Kor. 14:28); c) tetap tenang di dalam gereja ketika tidak ada orang yang menafsirkannya, dan hanya menggunakan bahasa roh untuk berbicara pada diri sendiri dan kepada Tuhan untuk membangun diri sendiri (II Kor. 14:28).

Kesimpulannya, pengajaran Paulus dalam I Korintus. 14 menunjukkan ada dua jenis bahasa roh. Kita harus berhati-hati untuk tidak memcampuradukkannya. Untuk mengulangi, kedua jenis bahasa roh ini adalah:

• Bahasa Roh yang digunakan oleh seseorang dalam doa kepada Tuhan (I Kor. 14.2, 14-15). Tujuan dari bahasa roh ini adalah untuk membangun diri sendiri (I Kor. 14:2, 4). Lebih penting lagi, ini adalah bukti seseorang telah menerima baptisan Roh Kudus.
• “Berkata-kata dalam bahasa roh” yang digunakan untuk memberitakan injil: menyampaikan pesan dari Tuhan untuk membangun dan mengajar gereja (I Kor. 12:10; 14:5-6, 26)
Apabila kita mengerti perbedaan antara dua jenis bahasa roh ini, pengajaran Paulus akan menjadi lebih jelas bagi kita. Contohnya, kita dapat mengerti dengan lebih baik mengapa dia berbicara tentang “berkata-kata dengan bahasa roh” (dalam Alkitab versi New King James,tercantum “different kind of tongues”- editor) bersamaan dengan “menafsirkan bahasa roh” dalam I Korintus. 12:10. (Untuk penjelasan lebih lanjut tentang berbahasa roh, silakan lihat Bab 9).

. Penafsiran bahasa roh (I Kor. 12:10)

Bahasa roh biasanya ditujukan kepada Tuhan, bukan manusia. Tetapi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam keadaan khusus Tuhan ingin memberikan pesan kepada gereja melalui bahasa roh. Pada kasus seperti ini, bahasa roh perlu ditafsirkan (I Kor. 14:5, 12-13, 27) dan dilakukan dengan secara tertib (I Kor. 14:27-31). Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi kekacauan di dalam gereja. Lalu jika tidak yang menafsirkan, Tuhan tidak menginginkan pesan bahasa roh itu ditafsirkan. Dalam keadaan seperti ini, Paulus menasihati orang tersebut untuk tetap tenang di dalam gereja, dan hanya menggunakan karunia-karunia rohani untuk berbicara kepada Tuhan dalam doa untuk membangun diri sendiri (I Kor. 14:28).

“Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya” (I Kor. 12:11). Roh Kuduslah yang memberikan karunia-karunia rohani. Paulus menambahkan bahawa kita dapat mengejar karunia-karunia ini, seperti bernubuat dan menafsirkan bahasa roh (I Kor. 14:1, 13). Namun kita tidak dapat mendesak Tuhan untuk memberikannya kepada kita, kerana Roh Kudus mempunyai hak mutlak untuk membagikannya kepada mereka yang Ia kehendaki (I Kor. 12:30)

Selain Sembilan karunia rohani yang disebutkan dalam I Korintus. 12:8-10, beberapa peneliti Alkitab yakin bahawa Roma. 12:6-8, I Korintus. 12:28 dan Efesus. 4:11 juga membicarakan karunia-karunia rohani yang berhubungan dengan tugas dan fungsi dalam gereja. Kerana karunia-karunia ini dianugerahkan oleh Roh Allah, mereka dapat juga dianggap sebagai charismata atau “karunia-karunia anugerah”

4.6.2 Kasih sebagai dasar karunia-karunia rohani

​Paulus menulis I Korintus. 12-14 untuk membahas sejumlah masalah yang berhubungan dengan penerapan karunia-karunia rohani dalam gereja Korintus. Pada pasal 12, dia menyebutkan karunia-karunia rohani dan berbicara tentang pentingnya kesatuan gereja. Pada fasal 14, dia menulis tentang cara penggunaan karunia rohani yang tepat, dan cara memelihara ketertiban selama kebaktian. Pada fasal 13, dia memberikan kepada gereja sebuah pengajaran khusus untuk menghubungkan semua hal yang disebutkan dalam fasal 12 dan 14. Pada fasal 14, dia menjelaskan cara menggunakan karunia-karunia rohani dengan efektif.

​Secara khusus fasal 13 ini penting, kerana di sinilah Paulus mengajarkan dasar utama di balik penerapan karunia-karunia rohani, yaitu kasih.

. Kegagalan Gereja Korintus

Mempunyai karunia rohani dan mempunyai kasih adalah dua hal yang berbeda. Kita melihat kebenaran ini dengan baik digambarkan pada keadaan Gereja Korintus: jemaat dianugerahi karunia rohani yang berlimpah, tetapi sayangnya, mereka kekurangan sesuatu yang jauh lebih berharga, yaitu kasih. Akibatnya pelayanan dan perkembangan gereja terhambat. Kerana latar belakang inilah Paulus menulis untuk menegur mereka dan untuk mendorong mereka untuk memperbarui kasih mereka dalam Kristus.

Suarat Paulus kepada Jemaat Korintus menjelaskan keburukan-keburukan perpecahan dan perselisihan. Di gereja, jemaat saling pihak memihak sebagian menyatakan mengikui golongan Paulus, sebagian Apolos, sebagian Kefas, dan yang lain Kristus. Kerana gereja sangat terpecah-pecah, mereka tidak dapat bekerja sama untuk mencapai kebaikan bersama. Maka Paulus mendesak mereka untuk menghindari perpecahan dan perselisihan, dan mengejar fikiran yang sama (I Kor. 1:10-13; 3:1-8). Ia juga menceritakan kepada mereka analogi satu tubuh yang terdiri dari banyak anggota tubuh, mengajarkan mereka untuk bekerja bersama-sama dalam Kristus (I Kor. 12:4-6, 12-16)

Masalah lain yang ditemukan dalam Gereja Korintus adalah beberapa jemaat, yang mempunyai sebuah karunia rohani tertentu memandang rendah jemaat lain yang mempunyai karunia rohani yang berbeda. Maka Paulus mengingatkan mereka bahawa setiap anggota mempunyai fungsi yang berbeda-beda untuk mereka isi dalam gereja seperti tubuh manusia memerlukan seluruh bagian tubuhnya untuk berfungsi dengan baik, bahkan bagian tubuh yang lemah, begitu juga tubuh Kristus (I Kor. 12:17-24, 27-30)

Paulus melanjutkan pesan-pesannya dengan beberapa pertanyaan retoris:”Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?” (I Kor. 12:29-30). Maksud Paulus adalah semua jemaat akan mempunyai karunia rohani yang berbeda-beda, tetapi bila mereka bekerja bersama dalam kesatuan, hasilnya adalah gereja yang berwarna. Sayangnya, Gereja Korintus tidak mengerti kebenaran ini, dan akhirnya jemaat saling merendahkan menjadi arogan, dan gereja terpecah belah. Pendeknya, tidak terdapat kasih Allah yang mulia dan tanpa pamrih di dalam gereja. Kerana itu, Paulus mendesak semua jemaat untuk saling memperhatikan. Ia berkata, apabila satu anggota menderita, maka seluruh jemaat menderita bersama. Dan ia menambahkan, apabila satu angota dihormati, maka seluruh jemaat turut bersukacita (I Kor. 12:25-26).

. Peran kasih
Keadaan yang paling buruk yang dapat dihadapi gereja adalah apabila jemaat mempunyai karunia-karunia rohani yang berlimpah, tetapi tidak mempunyai kasih Kristus.Jadi mereka memamerkan karunia-karunia mereka di depan umum untuk mendapatkan kemuliaan, tetapi tidak ada yang diuntungkan (ref. Flp. 2:3-4). Ketika Paulus menemukan masalah ini di Gereja Korintus, ia segera menulis sebuah surat, untuk mencegah kemunduran gereja lebih lanjut. Dalam I Korintus 13, ia mendorong gereja untuk memusatkan perhatian pada karunia-karunia terbaik, yang adalah kasih (ref. I Kor. 12:31; 14:1)

Rasul Paulus berkata,”Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing” (I Kor. 13:1). Di sini, “semua bahasa manusia dan bahasa malaikat” merujuk pada karunia berbahasa roh. Pendeknya, tanpa kasih, bahasa roh tidak lagi berguna. Paulus menambahkan, “sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna” (I Kor. 13:2). Kasih lebih bernilai daripada kepintaran berbicara dan karunia-karunia lain. Lebih lagi, tanpa kasih, seseorang dapat menyalahgunakan karunia rohani untuk menyebabkan perselisihan di dalam gereja dan memberikan tempat untuk Iblis bekerja.

Paulus menguraikan lebih lanjut:”Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (I Kor. 13:3). Di sini ia menyebutkan tindakan tidak mementingkan diri sendiri yang paling mulia: memberikan seluruh hak milik untuk dipersembahkan dan mengorbankan diri demi orang lain. Namun Paulus juga menambahkan, bahawa apabila pengorbanan ini dilakukan tanpa kasih, itu tidak menguntungkan orang yang melakukannya. Lebih parah lagi, tindakan itu tidak lebih dari sekadar memuliakan diri sendiri (ref. Mat. 6:1-2).

Kasih adalah kebenaran yang paling indah. Tanpa kasih, karunia-karunia rohani yang lain tidak dapat menyempurnakan gereja. Kerana itu kita semua mengejar kasih sebagai bagian oenting untuk pertumbuhan tubuh Kristus dan sebagai dasar iman kita (Ef. 4:16).

. Kasih ilahi dan kasih alami
Ada dua kata Yunani dalam Perjanjian Baru yang diertikan sebagai “kasih”, yaitu phileo dan agape. Phileo bererti “dikasihi”, “yang terkasih”, dan “sahabat”, menunjukkan kasih alami yang melekat pada manusia; sebuah perasaan naluriah kepada orang-orang terdekat, perasaan yang kita miliki kepada sanak keluarga dan teman-teman terdekat. Kasih seperti ini membantu menopang hubungan keluarga dan sosial. Semua orang baik Kristian atau bukan, mempunyai kemampuan untuk melakukan phileo.

Agepe adalah kasih ilahi, yaitu kasih Allah5. Ini adalah kasih yang berasal dari iman seorang Kristian yang telah terlahir kembali. Istilah ini jarang digunakan dalam literature Yunani di masa Paulus. Dalam tiap hal, penggunaan sekuler kata agepe tidak dapat menyatakan maksud kata ini dengan cukup dalam dari bererti, seperti digunakan dalam Alkitab. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib menjelaskan istilah ini dengan erti mendalam yang hanya difahami oleh orang Kristian (Rm. 5:8; I Yoh. 3:16). Paulus menyebutkan agepe dalam I Korintus 13, dan Penatua Yohanes menggunakan istilah ini untuk menjelaskan intisari kasih Allah yang sejati. Ayatnya berbunyi:
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahawa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup olehNya.”
​​​​​​​​​I Yohanes. 4:7-9​

4.7 Peran Roh Kudus dalam menyatukan gereja benar

4.7.1 Doa Yesus memohon kesatuan

​Sebelum Dia naik ke Syurga, Tuhan Yesus berdoa memohon kesatuan gereja:

“Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engaku berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita… Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetap juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahawa Engakulah yang tetap mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka yang kemuliaan yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu; Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahawa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahawa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”
​​​​​​​​​Yohanes. 17:11, 20-23

​Pertama, kita melihat Yesus meminta kepada Raja di Syurga “supaya mereka menjadi satu” (ayat 11) kerana Ia berharap murid-muridNya bersatu, seperti Anak disatukan dengan Bapa. Lebih penting lagi, Yesus menginginkan mereka untuk disatukan dalam kebenaran, kerana tanpa kebenaran, mereka akan terpecah belah. Dari Alkitab kita mengetahui bahawa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup (Yoh. 14:6). Begitu juga Injil Yohanes mengajarkan kita bahawa Allah adalah kebenaran dan dalam Kristus, adalah kesatuan dalam kebenaran, kerana Roh Kudus adalah Roh Kebenaran (Yoh. 14:17)

​Kedua, ketika Yesus menyebutkan “mereka ini” dalam ayat 20, yang Ia maksud adalah murid-muridNya. Dan ketika Ia menyebutkan “orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka”, ini adalah mereka yang nanti akan percaya kepadaNya, yaitu gereja yang akan berdiri setelah Hari Pentakosta. Jadi Yesus berharap agar para rasul dan umat percaya disatukan dalam kebenaran. FirmanNya mengajarkan kita bahawa gereja harus dibangun di atas kebenaran- dasar para rasul, nabi-nabi dan Yesus Kristus (Mat. 16:18; Ef. 2:19-20).

​Ketiga, perkataan Yesus pada ayat 23 menunjukkan harapanNya agar para rasul dan umat percaya dipersatukan. Dengan demikian, mereka akan menunjukkan kepada dunia bahawa Dia diutus oleh Bapa Syurgawi, dan Allah mengasihi Anak dan gerejaNya.

4.7.2 Roh Kudus memberikan kesatuan

​Roh Kudus adalah satu. Allah menyatukan gereja di dalam Roh (Ef. 4:3-4; Yeh. 11:19). Alkitab memberitahukan kita bahawa orang-orang percaya dibangun menjadi tempat berdiamnya Roh Kudus (Ef. 2:21-22). Paulus berkata,”Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, mahupun orang Yunani, baik budak, mahupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” (I Kor. 12:13).

​Seringakali kita tidak dapat mencapai kesatuan dalam Roh kerana rasa megah diri dan kehendak pribadi menghalangnya. Namun Roh Kudus itu seperti api yang dapat menghabisi dan membakar hangus ketidakmurnian, sehingga gereja dapat mencapai kesatuan sebagai satu tubuh.

4.7.3 Roh Kudus menyatukan gereja di dalam kebenaran

​Paulus berkata,”Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus-terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (II Tim. 2:15). Dia juga berkata,”Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuha, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Ef. 4:4-6). Dari ayat-ayat ini, kita mengerti bahawa hanya ada satu Alkitab dan satu kebenaran (II Kor. 1:18-19)

​Gereja benar dibangun di atas dasar para rasul dan nabi-nabi dengan Yesus sebagai batu penjuru (Mat. 16:18; Ef. 2:19-20). Ini bererti jemaat hanya dapat disatukan apabila mereka mempunyai iman yang sama (Gal. 1:6-8; Tit. 1:4; Yud. 17; Ef. 4:13). Para rasul mengabarkan pengajaran dan wahyu yang mereka terima dari Tuhan Yesus (Mat. 28:20; Gal. 1:11-12; Ef. 3:3-5); dan Alkitab mencatat, bahawa bila kita tidak mengikuti petunjuk rasul-rasul dan nabi-nabi Allah, kita bukan berasal dari Allah dan belum menerima Roh Kebenaran (I Yoh. 4:6). Dari sini kita dapat melihat betapa pentingnya Roh Kudus dalam menolong kita memahami kebenaran.

4.7.3 Berusaha bersama-sama untuk mencapai kesatuan

​Kesatuan gereja adalah kehendak Tuhan Yesus, tetapi kita tidak dapat mengompromikan kebenaran demi persatuan. Tuhan Yesus berkata,”Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.” (Mat. 12:25). Senjata iblis yang paling mematikan untuk menjatuhkan gereja adalah perpecahan. Jika dia dapat membuat orang-orang Kristian saling menjatuhkan, gereja akan mengalami penderitaan. Tetapi jika kita semua berusaha mencapai kesatuan rohani di dalam kasih dan kebenaran, gereja akan menjadi sempurna dan kuat, dan juga mempunyai kemampuan untuk mewujudkan keserupaan dengan Kristus (Ef. 4:13-16).

4.7.4 Roh Kudus memberikan ketaatan

​Yohanes berkata,”Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan” (I Yoh. 4:6). Roh Kebenaran, yaitu Roh Kudus, memberikan pengertian akan satu sama lain dan pengetahuan kepada orang-orang percaya, dan juga membantu mereka untuk dapat tunduk dan taat satu sama lain. Kerana alasan ini, gereja harus mempunyai hadirat dan kepenuhan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, gereja tidak dapat menyatakan diri sebagai milik Allah (Rm. 8:9).

4.8 Satu gereja benar

​Hari ini ada ribuan gereja dan demominasi Kristian. Dan nampaknya semua tidak dapat bernaung di bawah satu iman yang sama. Contohnya, satu gereja mungkin percaya bahawa baptisan adalah untuk pengampunan dosa, sementara yang lain mungkin berkata bahawa baptisan hanya sebuah pernyataan iman di depan umum, dan aliran lain mungkin memberitakan bahawa mengakui Yesus adalah Tuhan sudah cukup untuk mendapatkan keselamatan.

​Namun setidaknya beberapa gereja berusaha mencapai beberapa kesamaan, dan akhir-akhir ini yang seringkali ditemukan, adalah usaha yang terus meningkat menuju gerakan oikumene. Ujungnya, tentu saja gereja-gereja harus mengesampingkan perbedaan doktrin mereka. Namun walaupun gerakan oikumene dapat membawa orang-orang Kristian dan gereja-gereja secara fisik nampaknya bersatu, gerakan ini tidak memecahkan masalah utama dalam hal iman.

​Yang paling penting, keanekaragaman aliran atau denominasi Kristian sama sekali bukan kehendak Allah. Tuhan menghendaki hanya ada satu gereja dan tubuh Kristus, yang menjadi milikNya yang mutlak. Malah bila kita melihat ke dalam Alkitab, kita mendapati bahawa Alkitab terus menerus menyatakan sifat tunggal gereja benar:

4.8.1 Satu bait Allah

​Bait Allah dalam Perjanjian Lama menggambarkan gereja dalam Perjanjian Baru. Sebagai orang Kristian, tubuh kita adalah bait Roh Kudus (I Kor. 6:19). Secara kolektif, orang-orang percaya yang membentuk gereja disebut sebagai bait Roh Kudus (I Kor. 3:16-17; Ef. 2:21-22).

​Dalam Perjanjian Lama, bangsa Isreal hanya membangun satu bait Allah, walaupun mereka mempunyai sumber daya untuk membangun lebih dari satu. Allah itu esa (Ul. 32:39), dan begitu juga, bait Allah hanya satu. Di Perjanjian Baru, semua orang percaya di gereja secara koletif dibangun menjadi satu rumah rohani (I Ptr. 2:5). Hanya ada satu rumah atau bait rohani, kerana hanya ada satu Roh (I Kor. 12:4; Ef. 4:4).

4.8.2 Satu tubuh

​Gereja adalah tubuh Kristus (Kol. 1:24), dan semua orang percaya adalah anggota dari satu tubuh (Rm. 12:5). Mungkin ada banyak anggota, tetapi tubuhnya tetap satu, kerana hanya ada satu Roh (I Kor.12:4). Tubuh Kristus tidak dapat dibagi-bagi (I Kor. 12:20, 25; Ef. 4:4).

4.8.3 Satu mempelai perempuan

​Adam adalah sebuah gambaran Yesus Kristus (Rm. 5:14; I Kor. 15:45). Allah hanya menciptakan datu isteri untuk Adam, dan ia adalah Hawa. Begitu juga, Yesus Kristus hanya mempunyai sati mempelai perempuan, yaitu gereja (II Kor. 11:2; Why. 21:9-10), yang satu hari nanti, akan menikah (Ef. 5:31-32).

​Nabi Yesaya telah membuatkan, di hari-hari terakhir (Yes. 2:2),tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata,”Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!” (Yes. 4:1). Tujuh adalah bilangan yang sempurna, yang dapat menunjukkan bilangan yang lebih besar daripada tujuh secara hurufiah. Seperti perempuan-perempuan yang meminta nama laki-laki itu dilekatkan kepada mereka, hari ini banyak gereja mengatasnamakan nama Allah. Mereka mengabarkan injil dan melayani untuk Allah, tetapi mereka memakan makanan mereka sendiri (ref. Amos. 8:11, makanan melambangkan Firman Allah) dan memakai pakaian mereka sendiri ini bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, namun ingin dipanggil atas nama Allah.

​Kita perlu menyedari, bahawa bila kita menjalani hidup yang terpisah dari Allah, kita tidak dapat disebut dengan namaNya. Gereja Allah adalah gereja yang mengabarkan kebenaran seutuhnya, seperti yang dinyatakan oleh Roh Kudus. Sebagai orang Kristian, kita tidak dapat mengandalkan kebenaran kita sendiri, yang hanyalah kain kotor di mata Allah (Yes. 64:6). Kebenaran kita haruslah berasal dari Tuhan Yesus, Untuk menjadi mempelai Tuhan Yesus, kita harus menerima dan menaati kebenaran dengan bersandar kepada Allah melalui iman.

4.8.4 Satu rumah tangga Allah

​Gereja adalah rumah tangga Allah (I Tim. 3:15). Allah adalah Bapa atas umatNya (Ef. 4:6) dan segala roh (Ibr. 12:9-10). Sebagai orang percaya, kita adalah anak-anak dalam rumah tanggaNya (Ef. 2:19). Mungkin ada banyak anak-anak, tetapi berasal dari satu rumah tangga, sama seperti Allah adalah satu (I Kor. 12:6).

4.8.5 Satu pokok anggur yang benar

​Tuhan Yesus adalah pokok anggur yang benar, dan orang-orang percaya adalah ranting-ranting yang melekat padaNya (Yoh. 15:1, 5).Sebuah pokok anggur dapat mempunyai banyak ranting, tetapi tetap hanya ada satu pokok anggur. Demikian juga, hanya ada satu gereja benar yang dapat diakui sebagai tubuh Kristus (Yoh. 15:4-6).

4.8.6 Satu bahtera

​Pada zaman Nuh, bumi penuh dengan dosa dan kekerasan. Allah memutuskan untuk menghancurkan bumi dengan air bah (Kej. 6:11-13; 7:11-12, 21). Namun Nuh berjalan dengan Allah, benar dan kudus di mataNya. Kerana itu, Allah memperlihatkan pada Nuh segala rencanaNya dan menyuruhnya membuat sebuah bahtera untuk menyelamatkan seluruh keluarganya (Ibr. 11:7; I Ptr. 3:20; II Ptr. 2:5).

​Bahtera Nuh menggambarkan gereja benar di hari-hari terakhir. Kita mengetahui hal ini dari beberapa pengajaran rohani dan kesamaan-kesamaan dalam Alkitab. Pertama, seperti di masa Nuh, dunia di masa kini penuh dengan dosa dan kekerasan (Why. 7:1; 18:4-5; Kis. 2:17-21). Kedua, seperti bahtera Nuh, gereja benar didirikan sesuai sepenuhnya dengan petunjuk Allah (Kej. 6:14-16, 22; Mat. 28:20; ref. Gal. 1:6-9). Ketiga, seperti mereka yang masuk ke dalam bahtera Nuh, mereka yang masuk ke dalam gereja benar dapat diselamatkan melalui pembasuhan air dan pembaruan oleh Roh Kudus (Kej. 6:18-20; 7:23; ref Yoh. 3:5; Tit. 3:5; I Ptr. 3:20-21; Ef. 1:14)

​Nuh hanya membangun satu bahtera, yang menjadi satu-satunya tempat perlindungan manusia dari air bah (II Ptr. 2:5). Demikian juga pada hari-hari terakhir, sebelum Tuhan memusnahkan dunia, hanya ada satu gereja benar tempat orang-orang dapat menerima keselamatan (Ef. 4:4; Kid. 6:9).

4.8.7 Dua perjanjian

​Paulus menjelaskan bahawa Abraham mempunyai dua anak laki-laki: satu dari seorang hamba, yang dilahirkan menurut daging; satu lagi dari orang merdeka, yang dilahirkan menurut janji Allah (Gal. 4:22-25). Dua perempuan yang melahirkan dua anak ini melambangkan dua jenis orang atau gereja. Allah hanya menerima gerejaNya dan menolak mereka yang tidak mempunyai bagian di dalamnya.

​Ada banyak macam manusia, tetapi hanya ada dua jenis di mata Allah. Jenis yang pertama hidup melalui Adam. Namun garis keturunannya menuju pada maut. Kita semua adalah keturunan Adam, jadi kita hidup di bawah kerangkeng maut; suatu saat nanti kita harus menerima kematian, jasmani dan rohani. Jenis kedua hidup melalui Yesus Kristus di dalam gerejaNya. Hanya apabila kita dilahirkan kembali dalam Kristus, barulah kita dapat menerima kehidupan kekal (Yoh. 3:5; 3:16; I Kor. 15:22).

​Hari ini ada banyak denominasi dan aliran gereja. Namun di mata Allah hanya ada dua jenis gereja dan orang: mereka yang hidup dalam maut, dan mereka yang mempunyai kehidupan. Satu berasal dari daging, satu lagi dari Roh (Rm. 8:5-11).

4.8.8 Satu kawanan domba yang dipimpin oleh satu gembala

​Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik” (Yoh. 10:11, 14). Perkataan ini menunjukkan bahawa orang –orang percaya adalah domba-dombaNya (ref. Yoh. 10:26). Domba-domba banyak, tetapi Yesus menggembalai satu kawanan dari satu kandang (Yoh. 10:16). Yesus juga berkata,”Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh. 10:16). Dari perkataanNya ini, kita mendapatkan:
• “kandang ini” menunjukkan satu gereja benar; dan Yesus adalah “gembala”nya.
• “domba-domba lain” menunjukkan orang-orang yang belum percaya kepada Yesus. Sebagai gembala mereka, Yesus akan menuntun mereka ke dalam kandangNya. Ia akan menggunakan kebenaran untuk menuntun mereka ke gerejaNya.
• Domba-domba akan mendengar suara Tuhan Yesus (Yoh. 10:27) dan akan berkumpul bersama dengan Gembala mereka yang sejati. Mereka yang bukan milik Yesus entah tidak mendengarNya, atau tidak datang ke kandangNya (Yoh. 8:47; 10:26).
• “suaraKu” menunjukkan suara Yesus dan Roh Kudus, kerana Roh Kudus adalah Roh Kudus. Kita harus belajar mendengar suara Yesus, yaitu Roh Kudus, bila kita mencari kandangNya, yaitu gereja benar.

4.9 Bagaimana kita dapat mengenali gereja benar?

​Saat ini ada banyak sekali gereja, dan masing-masing menyatakan pesan yang berbeda, atau setidaknya sebuah variasi dari injil yang diberitakan para rasul. Keadaan ini dapat menjadi sangat membingungkan bagi orang-orang yang mencari gereja yang sungguh-sungguh adalah milik Allah dan mendapatkan keselamatan. Namun bersyukur kepadaNya. Alkitab menjelaskan kepada kita bagaimana mengenali karakter dan ciri-ciri gereja benar.

4.9.1 Menjunjung nama Tuhan

​Banyak gereja mengabaikan pentingnya nama Yesus, dan sebaliknya menegaskan doktrin-doktrin secara khusus, seperti baptisan, hari Sabat, sebagai namanya. Namun pilihan nama ini penting kerana nama memberikan pesan kepada orang-orang akan apa yang dikedepankan oleh gereja ini.

​Misi gereja benar adalah untuk menyatakan kebenaran melalui injil. Keselamatan ini hanya datang dari Yesus, seperti yang dinyatakan oleh Alkitab, tidak ada nama lain yang oleh kerananya orang dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Maka salah satu ciri gereja benar, adalah menyatakan dan menjunjung nama Yesus.

​Dalam doa perpisahanNya, Tuhan Yesus meminta, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka namaMu, yaitu namaMu yang telah Engaku berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita“ (Yoh. 17:11). Gereja adalah tubuh Kristus,; kerana itu, gereja harus membawa nama Yesus. Dengan cara ini, orang percaya dapat dikenali dan dipelihara dengan nama itu.

4.9.2 Disertai Roh Kudus

​Penyertaan Roh Kudus adalah ciri gereja penting yang sangat penting, dan berfungsi untuk membedakan gereja dari kumpulan gereja lain. Alkitab menyatakan bahawa gereja adalah tubuh Kristus (Ef. 1:23; 4:12; Kol. 1:24). Kerana itu, keberadaan Roh Kudus membuktikan bahawa gereja mempunyai hidup Kristus (ref. Yak. 2:26). Tanpa penyertaan Roh Kudus, sebuah organisasi hanya akan didasarkan pada kehendak manusia. Hanya penyertaan Roh Kudus yang dapat mengubah umat percaya menjadi “bait Roh Kudus”(I Kor. 6:19). Gereja Kristus (I Kor. 3:16-17). Roma. 8:9 menyatakan,”tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kudus, ia bukan milik Kristus.”

​Roh Kudus memberikan kesaksian bagi Tuhan (Yoh. 15:26).Tanpa kehadiranNya, baptisan air contohnya, tidak akan berkhasiat mengampuni dosa (Kis. 22:16; I Yoh. 5:6-8). Kuasa dan wewenang untuk mengampuni dosa pada Roh Allah, dan kerana itu, penting dalam memenuhi tugas Allah (ref. Yoh. 20:22-23). Semua sakramen Kudus yang dilakukan gereja seperti baptisan air, basuh kaki, dan perjamuan kudus, harus disertai oleh Roh Kudus agar dapat berkhasiat sebagai sakreman.​

4.9.3 Dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi

“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu.”
​​​​​​​​​Matius. 16:18

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”
​​​​​​​​​Efesus. 2:19-22

​Efesus. 2:19-22 membicarakan tentang dasar para rasul dan nabi, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru. Ayat ini menunjukkan bahawa gereja benar harus didirikan di atas dasar kebenaran. Paulus memperingatkan bahawa siapa pun yang mengubah kebenaran yang telah diberitakan oleh para rasul, nabi-nabi, dan Yesus (II Yoh. 9-11), dan dihukum (Gal. 1:6-9).

​Yesus berbicara tentang “Roh Kebenaran” (Yoh. 16:13), sementara Yohanes menulis “Roh adalah kebenaran” (I Yoh. 5:6). Jadi kita sekarang menyedari bahawa Roh Kudus dan kebenaran adalah dua hal yang tak terpisahkan. Kerana Roh Kudus tinggal di dalam gereja benar, maka gereja benar dapat memegang kebenaran.

​Paulus menjelaskan sifat ke-satu-an iman Kristian, dan gereja benar yang memegangnya. Ia berkata,”Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Ef. 4:4-6).

4.9.4 Kesakisian dari tanda-tanda dan mujizat

​Tanda dan mujizat menyatakan kebenaran injil yang dinyatakan oleh gereja benar. Yesus berkata,”Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Mrk. 16:17-18). Kuasa untuk melakukan tanda dan mujizat berasal dari Roh Kudus (Rm. 15:19). Ini membuktikan bahawa gereja benar disertai oleh Roh Kudus, dan orang-orang yang melakukannya adalah utusan-utusan Allah (ref. Mat. 11:2-6; II Kor. 12:12).

4.10 Mencari gereja benar

​Sebelum kita masuk ke gereja apa pun, kita harus menanyakan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri: Apakah gereja itu menyatakan nama Yesus? Apakah gereja itu mempunyai bukti-bukti penyertaan Roh Kudus? Apakah gereja itu mengabarkan injil keselamatan dengan sepenuhnya, sesuai dengan ajaran Yesus, para rasul, dan para nabi? Apakah gereja itu disertai dengan tanda dan mujizat?

​Tuhan Yesus memanggil orang-orang untuk masuk ke dalam kandangNya, yaitu gereja benar. Tetapi kita perlu berdoa agar Roh Kudus menuntun kita, agar kita dapat mendengar suara Gembala (Yoh. 10:16). Yesus memanggil kita dengan sebuah janji: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yoh. 7:37-38). Penatua Yohanes juga berkata:”Marilah” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata:”Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang dan barangsiapa yang mahu, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! (Why. 22:17).

4.11 Kesimpulan

​Sebagai kesimpulan, Roh Kudus mempunyai peran penting dalam gereja benar. Roh Kudus memerintah gereja (Kis. 15:28; 16:4-5); mengutus pekerja (Kis. 6:2-6; 20:28); memberikan karunia-karunia rohani seturut kehendakNya (I Kor. 12:8-11); dan menyatukan gereja (I Kor. 12:13; Ef. 4:3-4; Yeh. 11:19).

Pertanyaan Tinjauan

1. Apakah definisi gereja?
2. Apakah perbedaan gereja dengan perkumpulan sekular?
3. Bagaimana gereja berdiri?
4. Berkaitan dengan gereja, apakah pekerjaan Roh Kudus?
5. Sebutkan karunia-karunia rohani dalam I Korintus 12. Bagaiman mereka dikelompokkan?
6. Apakah dasar untuk menggunakan karunia rohani dengan efektid di gereja? Mengapa?
7. Apakah bukti-bukti yang dapat kita temukan dari Alkitab untuk mendukung keberadaan satu gereja benar?
8. Apakah ciri-ciri gereja benar?

_________________________________________________________________________

1. The Complete Word Study Dictionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee: AMG International, 1992). G1577.
2. Ibid. G4152.
3. Bentuk jamak dalam bahasa Yunani charisma: G5486.
4. Ibid. G5368.
5. Ibid. G26.

Bab 03 Lambang Roh Kudus
|

Bab 03 Lambang Roh Kudus

3.1 Pendahuluan

​Perlambangan Alkitab adalah penggunaan tanda-tanda atau benda-benda untuk mewakili ide dan konsep yang bersifat abstrak. Dalam beberapa hal, lambing-lambang ini menunjukkan peristiwa-peristiwa dalam sejarah, atau peristiwa pada saat penulisan. Dalam hal lain, mereka menggambarkan peristwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan.

​Lambing-lambang dapat menghidupkan makna dan nuansa rohani yang dalam. Contohnya, lambing dapat memungkinkan kita memperoleh pengertiaan yang lebih kaya mengenai sifat-sifat ilahi yang Tuhan kehendaki untuk orang-orang percaya lakukan: kekudusan semangat untuk berkorban, kekuatan, dan seterusnya. Contoh-contoh dalam Alkitab seperti jubah putih, yang melambangkan kekudusan (Why. 3: 4); salib yang melambangkan pengorbanan diri (Mat. 16: 24);dan tongkat, yang melambangkan kekuatan (Kel. 4: 17, 20; Bil. 24: 17). Semua lambing ini mewujudkan konsep-konsep abstrak yang mereka wakili, melukiskan gambaran yang jauh lebih kaya daripada kata-kata.

​Alkitab juga memuat model, yang merupakan gambar, perwakilan atau lambing dari sesuatu yang akan terjadi, seperti sebuah peristiwa dalam Perjanjian Lama yang menggambarkan peristiwa lain dalam Perjanjian Bari. Sebuah contoh modal dalam Alkitab adalah Nuh dan keluarganya yang “selamat dari air bah” dalam bahtera; peristiwa ini menggambarkan baptisan air, yang dianggap sebagai “Kiasan” dalam Perjanjian Baru (I Ptr. 3: 21).

​Entah kita sedang berbicara tentang lambing atau model, kita tidak boleh lupa bahawa mereka tidak dapat menggantikan kenyataan mereka hanya merupakan petunjuk.

​Tujuan bab ini adalah untuk menyampaikan beberapa penggunaan lambing dalam Alkitab yang indah dan ekonomis untuk menggambarkan Roh Kudus.

3.2 Lambang-lambang dalam Alkitab

​Alkitab menggunakan empat belas lambing dan atau model berbeda untuk menggambarkan karakter Roh Kudus dan pekerjaanNya.

3.2.1 Burung Merpati

​Burung merpati mempunyai tradisi panjang Kekristianan dalam perlambangan Roh Kudus. Ini disebabkan kerana merpati mempunyai banyak sifat yang menggambarkan Roh Allah.

​Burung merpati adalah mahluk monogamy, yang hanya mempunyai satu pasangan sepanjang hidup mereka. Begitu terkenalnya kesetiaan mereka, sehingga Raja Salomo menggunakan burung merpati untuk melambangkan mempelai wanita yang ideal dalam Kidung Agung (Kid. 5: 2; 6: 9). Sama seperti burung merpati, Roh Kudus mengasihi dengan setia, dengan sabar menanti orang-orang percaya yang tersesat untuk kembali kepadaNya. Berbicara secara rohani, bila kita berjalan menjauhi Tuhan, kita bersalah kerana tidak setia kerana membuat Roh berduka (Ef. 4: 30) dan menginginkan kita dengan perasaan cemburu (Yak. 4: 4-5; II Kor. 11: 2)

​Ciri lain dari burung merpati adalah hubungan mereka yang dekat dan khusus dalam rumah mereka. Bahkan setelah terbang jauh, mereka selalu menemukan jalan pulang (Yes. 60: 8). Alkitab memberitahukan kita bahawa gereja adalah keluarga Allah (I Tim. 3: 15; Ef. 2: 19-22; I Kor. 3: 16), yaitu tempat berdiamnya Roh Kudus. Jika kita dipimpin oleh Roh Allah, walaupun kita mungkin tersandung dalam perjalanan kerohanian kita, tetapi kita akan selalu menemukan jalan pulang ke rumah Tuhan.

​Burung merpati juga melambangkan damai. Ketika kita mengizinkan Roh Kudus menjadi Pendamai kita, kita akan hidup damai dengan Tuhan dan sesama (Yoh. 16: 7; I Yoh. 2: 1; Ef. 2: 14-18). Rasul Paulus mengajarkan kita bahawa damai sejahtera merupakan ciri dari buah Roh Kudus (Gal. 5: 22).

​Burung merpati adalah mahluk yang lemah lembut dan melambangkan kelemahlembutan Roh Kudus (Mat. 10: 16). Paulus memberitahukan kita bahawa kelemahlembutan merupakan bagian lain dari Roh Kudus (Gal. 5: 23). Jadi, bila kita dipenuhi Roh Allah, kita dapat mempunyai sifat ini, seperti Yesus (Mat. 11: 29).

​Burung merpati juga melambangkan kemurnian dan kesucian. Itulah sebabnya Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk menjadi tulus seperti burung merpati (Mat. 10: 16)

​Dalam Alkitab, burung merpati digunakan sebagai pembawa berita (Kej. 8: 8-11). Demikian juga, Roh Kudus memberi kesaksian tentang Yesus Kristus (Yoh. 15: 26) dan membawa kabar baikNya kepada umat manusia.

​Dalam Perjanjian Lama, burung merpati dianggap hewan yang kudus yang dapat dipakai sebagai korban bakaran (Im. 1: 14). Mereka dipisahkan dari burung-burung yang tidak kudus seperti burung gagak. Kita melihat perbedaan antara burung merpati dan burung gagak digambarkan dalam catatan peristiwa air bah pada zaman Nuh. Sebelum air bah surut, kemungkinan bumi penuh dengan mayat-mayat manusia dan haiwan. Alkitab mencatat bahawa Nuh mengutus seekor burung gagak untuk memeriksa apakah air telah surut, tetapi dia tidak kembali (Kej. 8: 7). Kita tahu bahawa burung gagak mempunyai kecenderungan memakan bangkai, kerana itu kita dapat menduga mengapa si burung gagak tidak kembali. Burung jenis ini dianggap tidak kudus kerana alasan yang masuk akal (Im. 11: 13, 15). Sebaliknya, burung merpati, yang juga diutus Nuh, tidak dapat menemukan tempat yang kering untuk tinggal dan kembali ke bahtera (Kej. 8: 8-9).

​Pesan yang didapat dari Kejadian di atas adalah, sama seperti burung merpati, Roh Kudus itu suci dan murni, dan tidak akan datang kepada orang yang tidak kudus, yang bercadang hati dan penuh dengan keinginan daging. Jika kita tidak hidup kudus, seperti ketika Roh Kudus tidak dapat menemukan “tempat yang kering” dalam hati kita, Ia tidak akan membangun rumahNya di dalam diri kita (Yak. 4: 8)

​Alkitab mencata Nuh mengutus burung merpati sebanyak tiga kali untuk memeriksa apakah air bah telah surut (Kej. 8: 8-12). Kejadian ini menubuatkan pola hubungan Roh Kudus dengan umat manusia. Ketika burung merpati diutus unutk pertama kali, ia kembali kerana air bah belum surut: peristiwa ini menggambarkan periode Perjanjian Lama ketika Roh Kudus belum turun (Yoh. 7: 39). Yang kedua kali, burung merpati itu kembali dengan sehelai daunn zaitun segar yang baru saja dipetik: ini menggambarkan pencurahan Roh Kudus pada gereja mula-mula, yang dimulai pada hari Pentakosta, tetapi kemudian berhenti (yaitu, masa hujan awal di musim gugur; Ul. 11:14; Yl. 2: 23; ref. Mzm. 52: 8; Yer. 11: 16; Rm. 11: 17). Ketigakalinya, burung merpati tidak kembali ini menggambarkan pencurahan Roh Kudus pada hari-hari terakhir (yaitu, masa hujan akhir musim semi; Ul. 11: 14; Yl. 2: 23). Alkitab memberitahukan kita, bahawa pada masa hujan akhir, Roh Kudus akan tinggal di dalam gereja sejati Allah sampai Tuhan datang kembali untuk memusnahkan dunia, kali ini dengan api (yaitu, masa musim panas, ref Mat. 21: 32)

3.2.2 Embun

​Lambang kedua Roh Kudus adalah embun. Sama seperti embun, Roh Kudus memberikan kita kepenuhan anugerah Tuhan. Tuhan mencurahkan Roh KudusNya yang berharga untuk memenuhi dan menghibur kita, walaupun kita kadang-kadang tidak setia kepadaNya dan mengkhianati kasihNya. Dia juga senantiasa memberikan anugerahNya kepada ciptaanNya, dengan kasih dan setia, hari demi hari (Ams. 19: 12; Hos. 14: 5)

​Alkitab menyamakan hati manusia seperti sebidang lading (Mat. 13: 1-9, 18-23). Tanpa kelembaban yang cukup, tanah akan menjadi tandus dan tidak berguna (Yer. 4: 3). Embun, yang melembabkan tanah, melambangkan pembaruan yang dilakukan oleh Roh Kudus setiap hari (ref. II Kor. 4: 13-16; Ibr. 6: 7; Tit. 3: 5). Ketika Roh Kudus masuk ke dalam hati kita, tanah tandus akan berubah menjadi lading yang subur, dan roh manusia yang letih lesu akan berubah menjadi lading yang subur, dan roh manusia yang letih lesu mendapatkan pembaruan hidup (Yes. 26: 19)

​Sepanjang siang yang panas, kelembaban terjadi kerana penguapan, dan kemudian menghasilkan embun pada malam hari yang dingin. Tanaman menjadi terpelihara, sehingga memungkinkan mereka bertumbuh dan bertahan pada siang hari. Semakin panas suhu udara di siang hari, maka semakin banyak embun yang dihasilkan pada malam hari. Hal ini mengingatkan kita tentang peran Roh Kudus saat membantu gereja mula-mula: semakin besar penganiayaan yang dihadapinya, semakin besar Roh Kudus memenuhi gereja (Kis. 5: 40-41; 7: 54-60; 13: 50-52). Pada saat-saat paling sulit, murid-murid dipenuhi Roh Kudus dan sukacita untuk mengatasi penderitaan dan kesusahan. Roh Kudus membantu mereka mengangkat tangan yang lemah, menguatkan lutut yang goyah, dan menguatkan mereka sepanjang perjalanan rohani menuju kerajaan kekal Allah (Ibr. 12: 12)

​Embun juga melambangkan keindahan, yang terlihat ketika matahari pagi menerangi tanah. Seperti beribu-ribu berlian, embun memantulkan keagungan sinar matahari dengan melepaskan kilauan cahaya. Walaupun kita tidak dapat memperbandingkan Kudus dengan harta duniawi apapun, Alkitab melukiskan gambar simbolis yang beragam untuk menyampaikan sifat Roh dan kemuliaan Allah (Mat. 13: 43; Why. 21: 10)

3.2.3 Hujan

​Roh Kudus juga dilambangkan dengan hujan. Hujan mewakili kebenaran Allah dan kasihNya yang berlimpah (Hos. 10: 12; Mat. 5: 45). Alkitab berkata bahawa Dia mencurahkan hujan baik untuk orang benar mahupun tidak benar (Mat. 5: 45). Demikian juga, Dia mencurahkan Roh KudusNya kepada semua orang baik bangsa Yahudi mahupun bangsa-bangsa lain. (Kis. 11: 15-18; Hos. 6: 3)

​Setelah musim kering, lading-ladang terbuka seringkali menjaga kering dan tandus. Hanya dengan kelembaban yang cukup dari embum dan hujan, barulah mereka dapat menghasilkan (Im. 26: 4). Curahan hujan melunakan tanah itu agar siap ditanam (Mzm. 65: 10) dan memungkinkan benih berakar dan bertunas. Hati manusia dapat diumpamakan seperti lading yang kering dan keras: sebelum benih kebenaran dapat berakar dan tumbuh dalam hati kita, kita memerlukan curahan Roh Kudus untuk mengubah hati kita yang keras menjadi hati yang lembut (Mk. 4: 14). Yang penting, kita harus belajar untuk tunduk pada kehendak Tuhan (Yeh. 36: 26-27; Yak. 1: 21) dan dipenuhi dengan RohNya, sehingga kita dapat menghasilkan buah Roh (Gal. 5: 22-23; Ef. 5: 9)

​Di Palestina kuno, dua musim hujan yang utama ada di musim gugur dan musim semi (Ul. 11: 14; Yer. 5: 24; Yak. 5: 7). Hujan musim gugur jatuh sebelum musim tanam, sementara hujan musim semi jatuh sebelum menuai. Sama seperti hujan musim gugur dan hujan musim semi di Palestina, Roh Kudus dicurahkan dalam dua masa yang berbeda. Kita menyebut pemcurahan Roh Kudus yang pertama sebagai hujan musim gugur atau hujan awal. Masa hujan awal ini dimula dengan turunnya Roh Kudus yang pertama kali pada hari Pentakosta yang menandai awal dari gereja mula-mula (Kis. 2: 1-4, 41). Kita menyebut pencurahan Roh Kudus yang kedua sebagai hujan musim semi atau hujan akhir, yang dianugerahkan Allah pada gereja benar di akhir zaman (Mal. 4: 5; Why. 7: 2-3; Ef. 1: 13)

3.2.4 Air

Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu.
​​​​​​​​Yesaya. 44: 3​

Jawab Yesus kepadanya:”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
​​​​​​​​Yohanes. 4: 13-14

Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: ”Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya.
​​​​​​​​Yohanes. 7: 37-39

​Air, termasuklah dalam wujudnya sebagai embun dan hujan, adalah lambing Alkitab yang paling sering digunakan untuk melambangkan Roh Kudus. Ketiga ayat di atas menggunakan perlambangan ini. Mereka semua menguraikan kemampuan Roh untuk melegakan kehausan rohani seseorang.
​Di Rafidim, orang Isreal bersungut-sungut kepada Musa kerana mereka tidak mempunyai air minum. Mala Allah menyuruh Musa memukul batu dengan tongkatnya. Setelah Musa berbuat demikian, air keluar dari batu tersebut, dan semua orang mendapatkan minum (Kel. 17: 1-6). Peristiwa yang dicatat dalam Perjanjian Lama ini, mungkin adalah penggunaan lambing air yang pertama untuk melambangkan Roh Kudus. Rasul Paulus menjelaskan manfaat rohaninya dengan berkata, ”Dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus” (I Kor. 10: 4). Sama seperti air dari batu di Rafidim yang memberikan hidup dan sukacita kepada orang Isreal, demikian juga sekarang, Tuhan Yesus Kristus mencurahkan Roh KudusNya seperti sungai, memberikan kita kehidupan dan sukacita.

​Dengan melihat sifat air dan apa yang diwakilinya, kita dapat memperoleh pengetahuan rohani yang berlimpah tentang sifat Roh Kudus.

​Air adalah alat untuk membersihkan (Ibr. 10: 22). Piring dan perabot yang kotor dapat dicuci bersih dengan air (Im. 11: 32). Dalam Perjanjian Lama, air sering digunakan dalam upacara pentahiran (Kel. 29: 4; Bil. 8: 7). Sekarang pada masa Perjanjian Baru, Roh Kudus juga membersihkan kita dari kehidupan yang berdosa. Dia tinggal dalam hati kita, menguduskan kita, sampai pekerjaan keselamatan Tuhan digenapi (Rm. 15: 16; II Tes. 2: 13)

​Kita sering menganggap air itu halus, tenang dan lembut; tetapi sungai yang deras, taufan dan tsunami semuanya memperlihatkan kekuatan air yang sangat besar; kekuatan yang dapat sangat mempengaruhi dunia dan kehidupan kita. Begitu juga umat Kristian dapat memperoleh kuasa rohani dari atas, yaitu kuasa Roh Kudus (Luk. 24: 49; Kis. 1: 8)

​Ahli filsafat China, Lao Tze, menuliskan sifat air dalam Tao Te Chingnya yang terkenal:
Sungai-sungai dan lautan dapat menerima penghargaan dan penghormatan dari hulu sungai, adalah kerana kemampuan mereka untuk menjadi lebih rendah; kerana itulah mereka adalah raja dari semuanya.
​​​​​​​​Lao Tze (bab 66)

​Kecenderungan air adalah selalu mengalir ke bawah. Semakin ke bawah, semakin besar volume airnya. Ciri ini dapat melambangkan pekerjaan Roh Kudus: sama seperti air mengalir ke bawah, demikian juga Roh Kudus mengalir ke dalam hati orang-orang yang rendah hati. Seperti Alkitab berkata, ”Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati.” (I Ptr. 5: 5)

​Sifat air yang cair memungkinkannya mengisi berbagai macam tempat, baik besar mahupun kecil. Demikian juga, Roh Kudus akan memenuhi setiap orang yang datang dengan tulus kepada Tuhan (ref. Kis. 2: 39; 10: 34). Selain itu, semakin besar tempatnya, semakin banyak air yang ditampungkannya. Dan demikian juga, Roh Kudus akan memenuhi orang-orang yang sungguh-sungguh haus dan memberikan ruang bagi Dia dalam hati mereka (Mat. 5: 6; Luk. 1: 53)

​Sama seperti air memelihara kehidupan segala yang bernapas, demikian juga Roh Kudus memelihara kehidupan rohani kita dalam Kristus. Jika kita dipenuhi Roh Kudus, kita dapat mempunyai kehidupan yang berlimpah, mengalahkan dosa dan menghasilkan buah Roh Kudus (Why. 22: 1-2; Yoh. 10: 10; Rm. 8: 2; Gal. 5: 22-23). Orang Kristian yang dipenuhi Roh akan dapat merasakan damai sejahtera dan sukacita yang Dia berikan, walaupun ia ada dalam penderitaan (Rm. 14: 17; I Tes. 1: 6). Walaupun kita mempunyai kelemahan-kelemahan dan menghadapi pencobaan-pencobaan kehidupan, melalui kuasa Roh Kudus, kita dapat memelihara pengharapan kita dalam Kristus (Rm. 15: 13)

3.2.5 Sungai

​Yehezkiel. 47: 1-12 mencatat bagaimana Roh Allah menuntun Nabi Yehezkiel ke pintu bait Allah. Di sana dia mendapat penglihatan tentang air yang mengalir dari bawah ambang bait, menuju ke arah timur. Ketika penglihatan Yehezkiel berlanjut, air yang naik semakin lama semakin tinggi. Ayat 6-12 menggambarkan berbagai fungsi air. Bait Allah melambangkan Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 2: 21), sementara air yang keluar dari bait tersebut melambangkan Roh Kudus yang diutusNya (Yoh. 7: 37-39; 16: 7). Dengan mempelajari Yehezkiel. 47: 1-12, kita dapat memperoleh pengetahuan rohani melalui perlambangan sungai.

​Yehezkiel berkata, ”Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan” (Yeh. 47: 8). Dalam bahasa Ibrani, Arabah bererti padang gurun dan lambing hati manusia, yang seringkali kosong dan tandus (Yer. 4: 3-4). Hati manusia memerlukan Roh Kudus untuk memeliharanya.

​“Ketika [air dari bait itu] mencapai laut [Laut Mati], airnya menjadi sembuh” (Yeh. 47: 8 versi New King James). Penglihatan Yehezkiel tentang air yang masuk ke Laut Mati melambangkan penderitaan dan kekosongan yang seringkali membebani hati kita. Tetapi ketika Roh Kudus mengalir seperti sungai ke dalam hati kita, maka kita dapat disembuhkan dan disegarkan (Mat. 11: 28; Yoh. 16: 33; 4: 14)

​“Sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkerlapan di sana akan hidup” (Yeh. 47: 9a). Sungai memberikan hidup kepada semua yang dilewatinya. Demikian juga, ketika kita dipenuhi Roh Kudus, Dia akan memberikan kita kehidupan rohani yang dinamis. Oleh kerana itu, kita harus mengejar kepenuhan Roh Kudus sehingga kita dapat mengalahkan kedagingan dan keinginannya (Rm. 8: 2; Gal. 2: 20; 6: 14; Flp. 3: 8).

​“Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai mengalir, semuanya di sana hidup” (Yeh. 47: 9b). Sama seperti ikan di dalam sungai yang bergantung pada air untuk hidup, kehidupan rohani orang Kristian juga bergantung pada Roh Kudus. Alkitab memberitahukan kita bahawa setiap ranting yang terpisah dari pokok anggur yang benar akan menjadi kering dan mati (Yoh. 15: 5-6). Oleh kerana itu, kita harus berjaga-jaga dan tidak meninggalkan Roh Kudus atau kita akan kehilangan hidup baru yang telah Tuhan berikan kepada kita (Rm. 8: 6)

​“Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak” (Yeh. 47: 10). Alkitab mengajarkan kita bahawa “menangkap ikan” mengandung erti mengabarkan injil keselamatan, sementara “penangkap ikan” adalah orang-orang yang memberitahukannya (Mat. 4: 19). Dengan cara ini, kita mengerti bahawa perkataan Yehezkiel “ikan-ikan itu… sangat banyak”, menggambarkan terbukanya pintu keselamatan untuk banyak orang (Gal. 3: 28). Nubuat ini telah mengenapi pada gereja rasul-rasul,dimulai dari hari Pentakosta, ketika Roh Kudus memberi kuasa kepada para rasul untuk memberitahukan firman Tuhan kepada semua orang dari segala bangsa. Sekarang, kuasa yang sama diberikan kepada gereja benar oleh Roh Kudus hujan akhir.

​“Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam” (Yeh. 47: 11). Di sini, rawa-rawa dan paya-paya mengilustrasikan orang-orang yang tersesat dalam pengejaran akan hal-hal duniawi dan kepuasan akan keinginan daging mereka. Mereka tidak mahu bertobat, dan menolak anugerah keselamatan Allah (Luk. 12: 16-21; 16: 19; Mat. 22: 1-7), sehingga tidak layak menerima hidup baru (Yoh. 3: 19-20; 14: 17) dan pemulihara rohani (Gal. 5: 16-17; II Tim. 3: 6-7).

​“Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi ubat.” (Yeh. 47: 12). Di sini, “pohon” melambangkan orang-orang percaya (Yes. 5: 7), sementara “buah-buahan” adalah pekerjaan-pekerjaan mereka yang dilakukan dengan baik (Luk. 13: 6-9). Orang percaya yang dipenuhi oleh Roh Kudus dapat hidup berkelimpahan dan menghasilkan buah Roh (Gal. 5: 22-23; Ef. 5: 9; Flp. 1: 11; Why. 22: 1-2). Selain itu, Roh Kudus memberi mereka kuasa untuk melakukan mujizat, yang meneguhkan injil yang telah dipercayakan kepada mereka untuk diberitakan (Mrk. 16: 20; Ibr. 2: 4).

​Dalam Yeh. 47: 2-5, Yehezkiel melihat air dari Bait Allah muncul semakin lama semakin tinggi, dari semata kaki, sampai menjadi sungai yang tidak dapat diseberangi. Air yang meninggi ini melambangkan Roh Kudus yang bertambah dalam dan kuat, yang dinyatakan ketika kita memasuki kedalaman Roh Kudus. Dari tingkat air yang meninggi ini, kita memperlajari pelajaran penting yang lain: pekerjaan Roh akan semakin bertumbuh pesat dan penuh kuasa untuk membangun Bait Allah di akhir zaman (Hag. 2: 9).

3.2.6 Minyak

​Dalam Alkitab, Roh Kudus sering dilambangkan dengan minyak. Kita tidak asing dengan fungsi minyak sebagai pelumas, yang digunakan dalam permesinan untuk mengurangi gesakan dan mencegah panas yang berlebihan. Analoginya, gereja sama seperti sebuah mesin yang mempunyai banyak bagian, atau tubuh yang mempunyai banyak anggota (I Kor. 12: 12). Roh Kudus mengurapi hati orang-orang percaya sehingga mereka dapat hidup bersama dalam damai sejahtera dan kesatuan (Yeh. 11: 19; Ef. 4: 3)

​Dari Perjanjian Lama, kita tahu bahawa pengurapan dengan minyak dipakai dalam upacara pentahbisan imam, raja dan nabi (Kel. 29: 7-9; Im. 8: 12; I Raj. 19: 16). Alkitab juga memberitahukan kita bahawa Tuhan Yesus diurapi oleh Allah melalui Roh Kudus (Kis. 4: 27; 10: 38) untuk menjadi: Iman Besar, yang menguduskan diriNya untuk penebusan dosa-dosa manusia (Ibr. 9: 11-15); Raja, memerintah kerajaan Allah (Yoh. 18: 36-37; Kis. 5: 31); dan Nabi, menyampaikan pesan Injil (Luk. 4: 18; Kis. 3: 22). Sekarang, umat Kristian di gereja benar juga diurapi oleh Roh Allah (II Kor. 1: 21) untuk memungkinkan mereka melakukan tugas keimaman, tugas kerajaan dan tugas kenabian (I Ptr. 2: 5; Why. 5: 10; I Kor. 14: 31)

​Selanjutnya, pengurapan minyak dapat menandakan sebuah pemberian anugerah (Ibr. 10: 29). Pada zaman dulu, minyak sering dipakai untuk menyembuhkan luka, seperti yang dilustrasikan dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang baik (Mrk. 6: 13; Luk. 10: 34; Yak. 5: 14-15). Demikian juga, Roh Kudus memberikan anugerah rohani (II Tes. 2: 13; Ibr. 10: 29). Seringkali, keadaan jiwa kita dapat disamakan seperti orang malang dalam perumpamaan itu, yang dirompak, dipukuli, dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Sama seperti kasih dan anugerah menyelamatkan orang itu, demikian juga kita disembuhkan dan diselamatkan oleh pengurapan minyak dan anugerah Roh Allah (I Yoh. 2: 20)

​Dalam Perjanjian Lama, minyak juga dipakai dalam upacara pentahiran untuk membersihkan kusta (Im. 14: 16-18), yang adalah lambang dosa. Sama seperti minyak, Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mentahirkan orang-orang percaya dari dosa-dosa mereka.

​Alkitab mencatatkan bagaimana Elisa menambahkan minyak untuk seorang janda miskin untuk dapat tetap hidup (II Raj. 4: 2-7). Sama seperti minyak yang memelihara janda itu, Roh Kudus memberikan kita anugerah yang berlimpah. Selain itu, tanpa Dia, kita tidak dapat mempunyai kehidupan rohani.

​Pada zaman dulu, minyak dipakai sebagai bahan bakar lampu (Im. 24: 2). Sebagai orang Kristian, kita adalah pelita-pelita yang memancarkan terang (Mat. 5: 14). Hanya bila kita mempunyai cukup minyak, kita dapat menyinarkan kemuliaan Tuhan untuk menerangi kegelapan dunia (Mat. 25: 4; 5: 16; I Ptr. 2: 12). Jika kita siap menyambut Tuhan dengan pelita-pelita berisi minyak dan menyala dengan terang maka kita dapat dengan sukacita masuk ke dalam pesta perkahwinan denganNya (Mat. 25: 10; Why. 19: 9). Sebaliknya, jika kita tidak siap saat Dia menemui kita, kita tidak akan diterima masuk. Saat itu bertobat sudah terlambat- kita akan menemukan diri kita menangis di luar dalam keputusan (Mat. 25: 11-12). Nasihat yang disampaikan untuk mengejar kepenuhan Roh Kudus dan hidup dengan kudus. Dengan demikian, kita dapat dengan yakin menanti kedatangan Tuhan yang kedua, ketika Dia akan mengumpulkan mempelai wanitaNya yang adalah gereja benar (Why. 19: 7)

​Dalam Kitab Ibrani, Roh Kudus juga disebut “minyak kesukaan” (Ibr. 1: 9). Ini mengajarkan kita, jika dipenuhi Roh Kudus, kita akan mempunyai sukacita yang berlimpah (I Tes. 1: 6) dan keberanian untuk mengatasi ketakutan kita (Kis. 9: 31). Paulus memberitahukan kita bahawa sukacita adalah ciri lain dari buah Roh Kudus (Gal. 5: 22)

3.2.7 Meterai

​Meterai sudah umum digunakan sejak zaman dahulu. Sampai sekarang meterai terus dipakai untuk menjamin dokumen dan perjanjiaan untuk membuktikan wewenang dan keaslian mereka. Contohnya, meterai dari pengadilan menjamin kekuasaan hukum. Demikian juga meterai raja pada sebuah dekrit kerajaan menjamin keputusan raja yang sah. Pada zaman Persia kuno, dekrit raja tidak dapat ditarik kembali (Est. 8: 8). Bahkan raja sendiri tidak dapat mengubah dekritnya bila sudah dimeteraikan (Dan. 6: 8, 12, 15-18) untuk melindungi keabsahannya. Titah raja adalah hukum.

​Roh Kudus dapat disamakan seperti sebuah meterai dari Allah. Raja segala raja (I Tim. 6: 15). Jika kita ada di bawah pemerintah Allah, kita tidak lagi berada di bawah perbudakan dosa. Yang terpenting, jika meteraiNya terdapat pada dahi kita (Ef. 4: 30), kita akan terlepas dari murkaNya pada hari terakhir (Why. 7: 2-3; 3: 10)

​Seperti telah disebutkan, meterai raja mewakili integritas, kekuasaan dan wewenang raja tersebut. Barangsiapa mengenakan meterai raja, bertindak dengan wewenang penuh dari raja tersebut. Kerana kita (gereja) mempunyai meterai Allah, yaitu Roh Kudus, kita diberi kuasa untuk mengampuni, atau untuk menahan dan mendakwa dunia atas dosa-dosanya (Yoh. 20: 22-23; Mat. 16: 19; 18: 18)

​Setelah Tuhan Yesus dibaptis, Dia dimeterai dengan Roh Kudus. Dan suara Bapa Syurgawi memberi kesaksian bahawa Yesus sungguh-sungguh adalah Anak yang Ia kasihi (Mat. 3: 16-17). Jika kita percaya kepada Yesus dan injil yang sepenuhnya, kita akan dimeteraikan dengan Roh Kudus yang telah dijanjikan Allah (Ef. 1: 13). Dengan cara ini, Tuhan meneguhkan bahawa kita adalah anak-anakNya. Kerana inilah, Rasul Paulus berkata,”Roh sendiri memberi kesaksiaan kepada roh kita bahawa kita adalah anak-anak Allah… dan sebagai ahli waris bersama Kristus” (Rm. 8: 16-17)

​Bahasa dan lambang Roh Kudus sebagai meterai ditemukan dalam surat Paulus kepada jemaat Efesus. Alasannya adalah kerana referensi meterai sebagai sebuah perjanjiaan pembelian sangat dikenali oleh jemaat dalam kota yang terkenal dengan perdagangan kayu ini. Bickersteth memberikan kita pengetahuan mengenai penggunakan meterai di masa itu:

Metode pembelian saat itu adalah seperti ini: setelah pedagang memilih kayu yang akan ia beli, ia memeteraikan kayu-kayu pilihannya dengan menggunakan stempel hal kepemilikannya, yang merupakan tanda kepemilikan yang diakui secara umum. Seringkali pedagang tidak membawa kayu pembeliannya pada saat itu; kayu-kayunya ditinggalkan di pelabuhan bersama dengan kayu-kayu lain yang mengapung di air, tetapi kayu-kayu itu telah dipilih, dibeli dan dibubuhi meterai; dan pada waktunya si pedagang mengutus hamba kepercayaannya dengan membawa stempel, mencari kayu-kayu dengan cap meterai yang sama mengklaim dan membawanya kepada tuannya.
​​​​​​​Edward Henry Bickersteth (hal. 176)

​Sebagai pengikut Yesus , kita telah dimeteraikan dengan Roh Kudus. Meterai kita menandakan bahawa kita bukan lagi milik kita sendiri, tetapi milik Yesus yang telah membeli kita dengan darahNya (I Kor. 6: 19-20). Jemaat di Efesus mengerti mengenai pentingnya meterai dalam hak kepemilikan, sehingga Paulus memanfaatkan pengetahuan mereka sepenuhnya untuk menyampaikan bagaimana Roh Kudus telah memeteraikan mereka sampai pada hari penebusan mereka (Ef. 1: 13; 4: 30). Paulus ingin menyedarkan mereka, bahawa mereka bukan milik mereka sendiri- sekarang mereka adalah milik Yesus Kristus. Alkitab membuat hal ini menjadi sangat jelas, kerana pada meterai Allah tertulis: ”Tuhan mengenal orang-orang kepunyaanNya” (II Tim. 2: 19)

3.2.8 Jaminan

​Pada Efusus. 1: 14, kita menemukan kata Yunani arrabon1 yang bererti sebuah jaminan. Kata ini biasanya dipakai untuk menunjukkan simpanan yang diberikan sebagai jaminan, sementara pembayaran penuh akan dilakukan di kemudian hari. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Romawi dalam urusan perdagangan.

​Dalam suratnya, Paulus menggunakan kata ini untuk menjelaskan tentang Roh Kudus sebagai janji warisan Syurgawi orang Kristian. Kelak, orang-orang yang dikasihi Tuhan akan menikmati kerajaan yang telah dipersiapkan untuk mereka sejak permulaan dunia. Ini merupakan kasih karunia yang akan digenapi pada saat kedatangan Tuhan yang kedua (I Ptr. 1: 13). Sementara menunggu waktu penggenapannya, Allah memberikan kita suatu jaminan untuk memastikan janjiNya.

​Roh Kudus bersaksi bersama dengan roh kita bahawa kita adalah anak-anak Allah, dan mempunyai ha katas warisan Syurgawi (Rm. 8: 16-17). Mengetahui hal ini, kita harus bersyukur akan status yang mulia ini dan mengarahkan fikiran kita pada hal-hal di atas (Kol. 3: 2), kerana pengharapan kita yang sejati ada di atas, tempat Allah tinggal dalam kemuliaanNya yang sempurna. Maka, untuk mengenal Yesus Kristus lebih baik, kita harus menganggap segala sesuatu dari dunia sebagai kerugian (Flp. 3: 8)

​Roh Kudus menjamin kehidupan kekal (II Kor. 5: 4-5) dan kebangkitan kita dari kematian menjadi tubuh rohani (II Kor. 5: 1-3). Dengan jaminan Roh Kudus, kita mempunyai pengharapan hidup ini dan tidak perlu takut akan kematian. Kita dapat melihat ke hadapan, ke masa ketika kita akan bersama-sama dengan Tuhan (II Kor. 5: 6-8).

​Roh Kudus menjamin janji-janjiNya kepada kita. Alkitab berkata, “Sebab Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan’Amin’ untuk memuliakan Allah. Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milikNya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita” (II Kor. 1: 20-22). Ayub berkata,”Biarlah Engkau menjadi jaminanku bagiMu sendiri! Siapa lagi yang dapat membuat persetujuaan bagiku?” (Ayub. 17: 3). Pemazmur juga berkata,”Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan” (Mzm. 86: 17). Dari ayat-ayat ini, kita mengetahui betapa pentingnya mempunyai jaminan pengharapan akan masa depan kita.

3.2.9 Api

​Nabi Yesaya berkata,”Dan orang yang tertinggal di Sion dan tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar” (Yes. 4: 3-4). Di sini, Yesaya berbicara tentang “roh yang membakar”, menunjukkan pada sebutan lain Roh Kudus. Istilah Yesaya “kekotoran puteri Sion”, memgacu pada ketidakmurnian dan dosa gereja. Tetapi, setelah Roh Kudus membakar hangus ketidakmurnian umat Allah, mereka akan “tercatat di antara orang yang beroleh hidup di Yerusalem”. Dengan kata lain, gereja akan menerima hidup kekal.

​Pandai besi menggunakan api untuk memurnikan logam. Api itu membuang semua ketidakmurnian untuk menghasilkan logam yang murni dan mengkilap (Mal. 3: 2-3). Sama seperti api milik seorang pandai besi, Roh Kudus secara rohani memurnikan, memperbaharui (II Kor. 6: 6; Tit. 3: 5) dan menguduskan orang-orang percaya (I Ptr. 1: 2)

​Pada zaman Nabi Yesaya, Allah menyampaikan sebuah pesan penting untuk memberitahukan umatNya bahawa mereka memerlukan roh yang membakar untuk membuang ketidak-kudusan mereka. Demikian juga umat Allah pada masa sekarang, kota dan gereja kudusNya, harus dimurnikan untuk mewujudkan kemuliaan Yerusalem Baru, seperti yang dilukiskan dalam kitab Wahyu (Why.21: 11, 18-27; ref Yes. 1: 25)

​Api mempunyai kekuatan untuk melarutkan logam dan unsur-unsurnya, melebur mereka menjadi benda yang padat (ref. II Ptr. 3: 10-12). Berbicara secara rohani, Roh Kudus dapat melarutkan sifat-sifat kita yang mencari kepentingan pribadi dan berpusat pada diri sendiri. Roh Kudus juga dapat membuang batasan dan perbedaan yang sering kita pasang di dalam gereja, seperti garis-garis pemisahan rasial dan sosial. Di bawah pimpinan Roh, Allah dapat menyatukan orang-orang berbeda menjadi satu di dalam Kristus Yesus (Ef. 4: 3; Gal. 3: 28)

​Ketika api membakar, kibaran api dan asapnya naik ke langit. Demikian juga, ketika Roh Allah membakar semakin panas dalam diri kita dan memenuhi hati kita, kita tidak akan lagi merasa tertarik pada kesenangan dalam dosa di dunia. Sebaliknya, kita akan terdorong untuk meninggalkannya. Dan lagi, dengan pimpinan dan kuasa Roh Kudus, kita dapat berpusat pada perkara-perkara rohani dan hidup menurut pengajaran Tuhan (Mat. 6: 19-20; Kol. 3: 1-4). Rasul Paulus memberikan kita teladan yang baik, kerana dia mengizinkan Roh Kudus membakar dengan hebat dalam hatinya untuk membuang semua keinginan dan ambisi pribadinya. Roh dari api di dalam dirinya mengobarkan hasrat yang besar untuk senantiasa bersama dengan Yesus (II Kor. 5: 1-8; Flp. 1: 23) dan menganggap segala sesuatu sebagai kerugian, dibandingkan dengan anugerah kerana mengenal Dia (Flp. 3: 7-8)

​Sejak zaman Perjanjian Lama, kuasa Roh Kudus untuk menumbuhkan rasa tidak mementingkan diri selalu dipelajari sebagai pelajaran rohani. Dalam peperangannya melawan orang Midian, Gideon memenangkan perang melawan musuh-musuhnya dengan memecahkan buyung untuk menyingkapkan cahaya dari suluh yang ada di dalam (Hak. 7: 16-23). Tindakan simbolis ini mengajarkan kita tentang kekuatan tersembunyi pada kehadiran Roh Allah. Hanya apabila kita menunjukkan kerelaan untuk membuang “ke-aku-an” kita, maka terang dan kemuliaan Yesus dapat dinyatakan di dalam diri kita (II Kor. 4: 10)

​Roh yang membakar juga memberi kita kuasa untuk memberitakan injil dengan semangat keberanian. Contohnya, Roh Kudus memberi kuasa kepada murid-murid pada hari Pentakosta (Yoh. 20: 19; Kis. 4: 31). Umat Kristian di masa awal bahkan memberitakan injil dengan begitu berani sehingga mereka disebutkan sebagai “orang-orang yang telah mengacaukan seluruh dunia” (Kis. 17: 6). Semangat penginjilan Allah juga membakar dalam diri Nabi Yeremia, yang tidak dapat menahan diri untuk berbicara dalam nama Tuhan (Yer. 20: 9; ref. Mzm. 39: 3; Ayb. 32: 17-22). Kita berdoa agar Tuhan memberikan gereja benar hari ini roh membakar yang sama.

3.2.10 Tiang awam dan tiang api

​Alkitab menuliskan,”Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awam untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awam itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu” (Kel. 13: 21-22). Tiang awam dan tiang api, yang memimpin umat pilihan, melambangkan Roh Kudus.

​Setelah keluar dari Mesir, orang Isreal menempuh perjalanan selama empat puluh tahun lamanya di padang gurun. Perjalanan itu tentu terlihat seakan tidak pernah berakhir. Tanpa pedoman untuk memimpin jalan mereka sepanjang siang atau cahaya yang cukup terang untuk memimpin mereka pada malam hari, mustahil bagi mereka untuk menemukan jalan yang benar ke tanah perjanjiaan. Namun Allah menyediakan tiang awam pada waktu siang dan tiang api pada waktu malam untuk menuntun mereka. Bila kita membaca teks Perjanjiaan Lama, kelihatannya ada dua tiang yang berbeda. Namun sesungguhnya hanya ada satu tiang, yang mempunyai dia bentuk berbeda. Tiang itu tidak pernah meninggalkan umat Allah dan senantiasa bertindak sebagai penuntun, memimpin mereka masuk ke Kanaan dengan selamat.

​Allah telah menyediakan tiang api untuk memberikan tuntunan dan cahaya bagi bangsa Isreal, sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan mereka pada waktu malam (Kel. 40: 38). Sekarang, mungkin kadang-kadang kita merasa tersesat dalam perjalanan hidup, tetap kita tidak boleh lupa bahawa Roh Allah adalah Penuntun dan Penolong yang maha hadir. Dia sama seperti cahaya api, yang menuntun kita, walaupun dunia ada dalam kegelapan. Kita dapat merasa yakin bahawa pada akhirnya Tuhan akan memimpin kita ke Kanaan rohani, yang adalah rumah Syurgawi kita.

​Berkaitan dengan keluarnya bangsa Isreal dari Mesir, Alkitab menuliskan hal ini: “Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentera Isreal, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awam itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentera orang Mesir dan tentera orang Isreal; dan oleh kerana awam itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga ada satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu” (Kel. 14: 19-20)

​Ketika tentera Mesir mengejar Isreal, tiang awam bergerak memisahkan umat Allah dan bangsa Mesir, dan melingkupi bangsa Mesir dengan awam kegelapan. Herannya, tiang awam bersinar terang bagi bangsa Isreal. (ref. I Tes. 5: 4)

​Peristiwa ini kaya akan pengajaran rohani. Dia mengajarkan kita bahawa Roh Kudus dapat membuka dan menutup mata rohani seseorang. Bagi bangsa Mesir, Roh Kudus memberikan kegelapan. Demikian juga, bagi orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan atau yang mengeraskan hati, Tuhan mungkin menutup mata mereka seterusnya dalam kegelapan rohani (ref. Rm. 1: 28; Ef. 4: 18; II Tes. 2: 11). Bagi kita yang percaya, kita harus berusaha menjadi “anak-anak terang” dengan berjalan di bawah pimpinan dan perlindungan Tuhan (I Tes. 5: 5). Tuhan Yesus pernah berkata,”Akulah terang dunia, barangsiapa mengiku Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh. 8: 12). Roh Kudus adalah Roh Tuhan (II Kor. 3: 17), dan orang-orang yang percaya kepadaNya harus berusaha untuk mengikuti pimpinan RohNya. Kita tidak boleh lagi berjalan dalam kegelapan rohani, sama seperti bangsa Isreal, kita telah dianugerahi terang Roh Allah.

​Tiang awam dan tiang api bukan hanya memimpin bangsa Isreal melalui padang gurun, tetapi juga dipakai sebagai perisai untuk melindungi mereka dari musuh-musuh mereka pada saat bahaya. Jadi kita jangan melupakan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita ketika Dia mencurahkan RohNya untuk tinggal di dalam diri kita. Roh Kudus bukan hanya menuntun dan memimpin kita dalam menjalani hidup, tetapi Dia juga melindungi kita dari kematian rohani. Ketika kita dicobai untuk jatuh ke dalam dosa, atau untuk meninggalkan jalan yang benar, Dia memanggil kita kembali. Oleh kerana itu, telinga kita harus peka dengan panggilanNya- untuk mendengarkan, dan tidak menolak panggilanNya.

​Rasul Paulus juga menulis tentang tiang awam dan tiang api:”Aku mahu, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahawa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awam dan bahawa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awam dan dalam laut.” (I Kor. 10: 1-2). Dari sini kita mengetahui bahawa bangsa Isreal menyeberangi Laut Merah dan perjalanan mereka di bawah tiang awam dan tiang api menggambarkan baptisan air dan baptisan Roh Kudus.

3.2.11 Terang

​Seperti telah disebut sebelumnya, Roh Kudus dilambangkan dengan api. Api memancarkan terang, jadi terang juga melambangkan Roh Kudus. Ketika Asaf menulis mazmur untuk mengingatkan umat Allah tentang pembebasan mereka dari Mesir, dia menulis, “DituntunNya mereka dengan awam pada waktu siang, dan semalam suntuk dengan terang api” (Mzm. 78: 14)

​Yesus berkata, ”Allah adalah Roh” (Yoh. 4: 24), dan Yakobus pernah menyebut Allah sebagai “Bapa terang” (Yak. 1: 17). Jadi Allah, yang adalah Roh, adalah sumber terang kita. Dia adalah terang sejati yang bersinar untuk memimpin semua orang yang dengan tekun dan tulus mencari Dia.

​Terang mempunyai banyak sifat, yang bila dipelajari, membantu kita mengerti mengapa Alkitab menggunakan terang untuk melambangkan Roh Kudus:

• Terang menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam gelap (Yoh. 3: 20; Ef. 5: 13). Demikian juga, Roh Kudus menyingkapkan kegelapan dalam jiwa kita. Kenyataan ini digambarkan dalam contoh dua orang Kristian pada gereja mula-mula: Ananias dan Safira, yang ketahuan telah mendustai Roh Kudus. Mereka mengalami akibat yang tragis setelah tipu daya mereka disingkapkan (Kis. 5: 1-16). Peristiwa ini mengingatkan kita pada perkataan Salomo: “Kerana Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” (Pkh. 12: 14; ref. Luk. 12: 2)

• Terang melambangkan kebaikan. Bila terang bersinar dalam kegelapan, kegelapan tidak dapat menguasainya (Yoh. 1: 5) Terang mempunyai kuasa untuk menghalau kegelapan. Oleh kerana itu kejahatan tidak dapat menerima terang Roh Allah (Yoh. 14: 17); sebaliknya, Roh Kudus memencarkan kegelapan. Maka selanjutnya, di mana ada kejahatan, Roh Kudus tidak akan ada di sana. Kerana alasan inilah kita harus hidup kudus dan seleh jika kita menginginkan Roh Allah terus memenuhi hati dan hidup kita.

• Matahari adalah sumber cahaya alami kita. Matahari tidak membeda-bedakan siapa pun, tetapi sinar kehangatannya sama kepada setiap orang (Mat. 5: 45). Demikian juga, Roh Kudus menerangi semua orang dengan indah. Sama seperti matahari, Roh Kudus memberikan kita kehangatan rohani dan kehidupan dan mengeluarkan kita dari bayang-bayang kegelapan dan maut (ref. Mat. 4: 16; Luk. 1: 78-79)

3.2.12 Pedang

​Kitab Kejadian memberikan kita referensi paling awal tentang pedang sebagai lambang bagi Roh Kudus: “Berfirmanlah Tuhan Allah ‘Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.’ Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari Taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan ”(Kej. 3: 22-24)

​Setelah Adam dan Hawa jatuh dari kasih karunia Allah, mereka diusir dari Taman Eden dan dijauhkan daro pohon kehidupan. Akibatnya, seluruh umat manusia kehilangan anugerah kehidupan kekal, kerana Allah telah memperingatkan Adam dan Hawa bahawa mereka akan mati jika memakan buah terlarang dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat (Kej. 2: 17). Untuk menjaga manusia agar tidak kembali ke Taman Eden, Allah menempatkan kerub dan pedang yang bernyala-nyala untuk menjaga taman itu.

​Taman Eden yang jasmani melambangkan Taman Eden Syurgawi. Sama seperti Eden jasmani, Taman Eden di Syurga juga mempunyai pohon kehidupan (Why. 22: 14). Sejak kejatuhan umat manusia sampai datangnya keselamatan Allah. Dia telah memeteraikan jalan menuju pohon kehidupan dengan pedang. Tidak seorang pun dapat masuk ke dalam taman itu, dan tidak memungkinkan jalan menuju hidup kekal, kerana dosa tidak memungkinkan manusia mendapatkannya. Tetapi Tuhan kita Yesus Kristus, melalui kematianNya di kayu salib, membuka kembali jalan ini (Mat. 27: 50-51; Ibr. 10: 19-20). Oleh kerana itu, Yesus berkata,”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun sampai kepada Bapa jika tidak melalui Aku”(Yoh. 14: 6; 10: 9). Dia adalah satu-satunya jalan yang kerananya kita dapat menerima keselamatan dan kehidupan kekal.

​Pedang yang bernyala-nyala di pintu masuk taman Eden, yang melambangkan Roh Kudus, mempunyai kekuatan untuk membunuh dan memusnahkan. Siapa pun yang ingin masuk untuk memperoleh kehidupan kekal, ia harus terlebih dahulu menghadapi kematian. Paulus mengajarkan kita bahawa kita semua harus mati dan dikubur bersama Kristus melalui baptisan air(Rm. 6: 3).

​Jadi, pedang yang bernyala-nyala, yang pernah menutup jalan menuju kehidupan kekal, tidak menandakan bahawa kita ditakdirkan untuk hidup dalam keputusasaan. Tetapi dia telah membuka kembali jalan menuju keselamatan untuk kita. Dia menyatakan dua kebenaran bahawa manusia harus mati melalui baptisan air dan dilahirkan kembali melalui Roh Allah. Hanya dengan begitu, kita baru kembali melalui Roh Kudus Allah. Hanya dengan begitu, kita baru dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah dan menerima kehidupan kekal (Yoh. 3: 4; Tit. 3:5). Dan dari Alkitab, kita tahu bahawa Roh Kudus berkerja dalam baptisan air dan baptisan Roh (Gal. 3:3; I Kor. 6:11; 12:13). Kerana alasan ini, Rasul Paulus memberitahukan jemaat di Galatia bahawa mereka telah “memulai dalam Roh” (Gal. 3:3). Demikian juga perjalanan kita kembali menuju kehidupan kekal dimulai dengan Roh Kudus. Selain melalui Dia, tidak ada jalan lain untuk kembali ke Taman Eden.

​Rasul Paulus memberikan kita pengetahuan lebih lanjut mengenai hubungan antara pedang dan Roh Kudus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Paulus menulis,”Pedang Roh, yaitu firman Allah”(Ef. 6:17). Perkataan memberitahu kita bahawa:
• Pedang melambangkan Roh Kudus.
• Sebagai senjata, Roh Kudus memberikan kita kemampuan untuk menghancurkan keinginan daging kita, dan mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan (ref. Ef. 6:12)
• Pedang Roh adalah firman Allah. Hanya bila kita diperlengkapkan dengan pedang, maka kita dapat mempunyai keberanian untuk maju berperang dalam peperangan rohani kita melawan kuasa-kuasa kegelapan.

Pedang Roh Allah mempunyai kekuatan. Alkitab berkata,”Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan fikiran hati kita” (Ibr. 4: 12). Firman Allah, sama seperti pedang yang tajam, dapat menembus hati kita, menyelidikan fikiran dan motif kita. Sayangnya, Ananias dan Safira mengira mereka dapat mencobai Roh Kudus dan membayar kesalahan itu dengan nyawa mereka (Kis. 5:3; 9-10). Kita harus belajar dari kesalahan mereka; daripada menguji seberapa jauh kita dapat mendesak Roh Kudus dengan hidup tidak benar; kita harus bersandar pada Roh Kudus sebagai sumber kekuatan rohani kita. Dengan pedang Roh, kita dapat membuang keinginan jahat kita dan juga memberitakan Firman Allah kepada semua orang yang memerlukannya.

3.2.13 Angin

​Kata Ibrani untuk “angin” adalah ruah2. Istilah ini sering diterjemahkan sebagai “roh”, “napas” dan “udara”. Kata Yunaninya adalah pneuma dan ertinya “angin”, “roh” dan “nafas”3. Dalam tiga kesempatan, Alkitab menggunakan “angin” untuk melambangkan Roh Kudus” 1) Yeh. 37:5-10; 2) Yoh. 3:8; 3) Kis. 2:2

​Ayat Alkitab pertama berbunyi,”Maka firmanNya kepadamu:’Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Begitulah firman Tuhan Allah: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali.’ Lalu aku bernubuat seperti diperintahkanNya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentera yang sangat besar” (Yeh. 37:9-10)

​Ayat dari Yehezkiel ini adalah salah satu ayat Perjanjian Lama yang penting, ketika angin digunakan sebagai lambang bagi Roh Kudus. Ayat ini menyampaikan penglihatan Nabi Yehezkiel tentang bangkitnya kuasa Roh Kudus. Jika kita membaca ayat ini dalam konteksnya, kita akan menemukan ayat berikutnya yang menjelaskan pesan Yehezkirl ini. Dalam Yehezkiel. 37:14, Tuhan berkata,”Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali” Dari sini kita melihat bahawa Roh Kudus memberikan kehidupan. Berhubungan dengan bangkitnya kuasa Roh ini, Rasul Paulus berkata,”Dan jika Roh dengan bangkitnya kuasa Roh ini, Rasul Paulus berkata,’Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu’” (Rm. 8:11)

​Pada ayat kedua, Yesus mengajarkan,”Angin [atau Roh] bertiup ke mana ia mahu, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:8). Yesus berbicara tentang Roh Kudus sebagai angin, yang bertiup ke mana dia mahu dan tidak dapat dikekang. Dia juga memenuhi bumi sebagai kekuatan yang tidak dapat dilihat dan diraba. Dari perkataan Yesus, kita belajar bahawa sifat angin menyatakan sifat rohani Roh Kudus.

​Pada ayat ketiga, angin sebagai lambang dari Roh Kudus, dengan penuh kekuatan diwujudkan pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus dicurahkan kepada murid-murid Yesus. Kisah Para Rasul fasal 2 menggambarkan peristiwa ini:”Tiba –tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah mana mereka duduk” (Kis. 2:2, 4)

3.2.14 Tujuh mata

​Kitab-kitab nubuat dalam Alkitab kadang-kadang menggunakan perlambangan “tujuh mata” untuk menjelaskan Roh Allah:

Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua- satu permata yang bermata tujuh.
​​​​​​​​​Zakharia. 3:9

Yang tujuh itu adalah mata Tuhan yang menjelajah seluruh dunia.
​​​​​​​​​Zakharia. 4:10

Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
​​​​​​​​​Wahyu. 5:6

​Angka “tujuh” adalah lambang kelengkapan atau kesempurnaan sementara “mata” melambangkan hikmat. Jadi tujuh mata pada ayat di atas mewakili kesempurnaan dan hikmat rohani Allah. Tujuh mata juga melambangkan sifat Roh Kudus yang maha melihat, yaitu kemahatahuanNya. Dia menyelidik hal-hal terdalam dari Allah (I Kor. 2:10), dapat merasakan pekerjaan setan (Kis. 16:16-18), dan melihat sampai ke hati kita yang paling dalam (Kis. 5:1-11). Allah mengawasi orang yang baik dan yang jahat (Ams. 15:3); tidak ada yang tersembunyi dari pandanganNya. Mengetahui hal ini, kita harus berusaha untuk hidup kudus, murni dan benar.

Pertanyaan Tinjauan

1. Apakah (a) model (b) lambang? Mengapa Alkitab menggunakannya?
2. Jelaskan bagaimana burung merpati melambangkan Roh Kudus.
3. Jelaskan bagaimana embun melambangkan Roh Kudus.
4. Jelaskan bagaimana hujan melambangkan Roh Kudus.
5. Jelaskan bagaimana air melambangkan Roh Kudus.
6. Jelaskan bagaimana sungai melambangkan Roh Kudus.
7. Jelaskan bagaimana minyak melambangkan Roh Kudus.
8. Jelaskan bagaimana meterai melambangkan Roh Kudus.
9. Mengapa Roh Kudus dianggap sebagai “jaminan”?
10. Jelaskan bagaimana api melambangkan Roh Kudus.
11. Jelaskan bagaimana tiang awam dan tiang api melambangkan Roh Kudus.
12. Jelaskan bagaimana terang melambangkan Roh Kudus.
13. Jelaskan bagaimana pedang melambangkan Roh Kudus.
14. Jelaskan bagaimana angin melambangkan Roh Kudus.
15. Jelaskan bagaimana “tujuh mata” melambangkan Roh Kudus.

_________________________________________________________________________

1. Vine, W. E., Unger, Merrill F. dan White Jr. William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London dan Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985).G728.
2. Ibid.H7307.
3. G4151

Bab 02 Sebutan-sebutan Roh Kudus
|

Bab 02 Sebutan-sebutan Roh Kudus

2.1 Pendahuluan

​Alkitab memberitahukan kita bahawa ada satu Roh Kudus, yaitu Yesus(Mat. 28: 19; Yoh. 14: 26; Kis. 2: 38). Tetapi Roh Kudus mempunyai banyak sebutan yang menunjukkan berbagai segi dari karakter dan pelayananNya. Dalam bab ini kita akan melihat beberapa di antaranya.

2.2 Roh Kudus

​Sebutan “Roh Kudus” lebih sering digunakan Alkitab ketika menunjukkan Roh Allah- seluruhnya ada 190 kali. Pada dasarnya Allah adalah Roh(Yoh. 4: 24). Oleh kerana itu Roh Kudus adalah Roh Allah. Selain itu, salah satu sifatNya yang paling mendasar adalah Kudus(Im. 11: 44; Yoh. 17: 11), dan sebutan “Roh Kudus” menunjukkan hal ini. Nebukadnezar, raja Babel kuno, bersaksi mengenai sifat Allah yang kudus dengan menyebut Roh Kudus sebagai “Roh dari Allah yang kudus”(Dan. 4: 8, 9, 18). Demikian juga Rasul menyebutNya “Roh Kekudusan”(Rm. 1: 4)

​Sebagian besar pekerjaan Roh Kudus adalah menggerakkan orang-orang percaya untuk mencapai kekudusan agar dapat diselamatkan(Rm. 15: 16; II Tes. 2: 13; I Ptr. 1: 2). Selama kita turut pada bimbinganNya, Roh Kudus dapat menguatkan kita untuk mengalahkan sifat dosa kita dan keinginan daging(Gal. 5: 16). Dengan demikian, Roh Kudus berperan penting untuk mencapai kekudusan kita di hadapan Tuhan.

2.3 Roh Kebenaran

​Alkitab memberitahukan kita bahawa Yesus adalah kebenara(Yoh. 14: 6), dan Roh Kudus adalah kebenaran(I Yoh. 5: 6). Dan kerana Roh Yesus adalah Roh Kudus(II Kor. 3: 17), bererti Roh Kudus juga adalah Roh kebenaran. Oleh kerana itu, ketika Yesus berbicara tentang Roh Kudus, Yesus menyebutNya sebagai “Roh Kebenaran”(Yoh. 14: 17; 15: 26; 16: 13). Demikian juga, Rasul Yohanes menulis tentang “Roh Kebenaran”, yang dia bedakan dari “roh yang menyesatkan”(I Yoh. 4: 6).

​Misi Roh Kudus adalah bersaksi bagi Tuhan Yesus(Yoh. 15: 26). Kerana Yesus mewujudkan inti kebenaran, maka Roh Kudus bersaksi tentang Yesus dan kebenaran. Kerana itu Roh Kudus mempunyai peranan penting untuk memimpin orang-orang percaya memahami kebenaran yang sepenuhnya dan kebenaran tentang hal-hal yang akan datang(Yoh. 16: 13). Kebenaran, baik sekarang mahupun nanti, dapat diumpamakan seperti gulungan kitab yang termeterai. Jika Roh Kudus tidak membukakan meterai tersebut untuk kita, maka kita tidak akan pernah memperoleh kebenaran yang lengkap dan sempurna(Yes. 29: 11-12; Why. 5: 1-5; I Kor. 2: 11).

2.4 Penolong dan Penghibur

​Alkitab juga menyebut Roh Kudus sebagai “Penolong”,”Penghibur” dan “Penasihat”, tergantung versi mana yang kit abaca. Dalam teks Yunani, kata yang dipakai adalah parakletos1. Erti dari para adalah “di sebelah”, sementara kaleo adalah “memanggil”. Bila dua kata ini digabungkan, parakletos secara hurufiah bererti “dipanggil untuk mendampingi”. Akar dari kata ini mempunyai erti ketenangan, penghiburan, nasihat, dorongan dan pembelaan. Istilah parakletos ditemukan sebanyak lima kali dalam Alkitab, dan selalu dalam tulisan-tulisan Yohanes(Yoh. 14: 16, 26; 15: 26; 16: 7; I Yoh. 2: 1)

​Dalam Yohanes. 14: 6, Yesus berkata bahawa Dia akan berdoa kepada Bapa agar memberikan murid-muridNya “Penolong yang lain”. Kata “yang lain”, berasal dari kata Yunani allos, yang ertinya “yang lain dari jenis yang sama”2. Penggunaan parakletos oleh Yesus menunjukkan bahawa Penolong itu akan menggantikanNya ketika Dia meninggalkan murid-muridNya. Hal itu membantu kita untuk memahami pernyataan Yesus yang lain:”Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu”(Yoh. 14: 18), begitu juga persamaan antara Yesus dan parakletos dalam I Yohanes. 2: 1. Bila ayat-ayat ini dibaca bersamaan, kita akan menyedari bahawa baik Yesus mahupun Roh Kudus mempunyai hubungan yaitu sangat dekat dengan konsep parakletos dan dengan satu sama lain.
​Untuk dapat memahami kata parakletos dengan lebih baik, kita dapat melihat pada konteks sejarah dan literature dari ayat-ayat Alkitab yang mengandung kata tersebut, terutama ketika Yesus menggunakan kata itu. Konteks penggunaan kata parakletos oleh Yesus dapat dilihat dalam Yohanes. 14 hingga 16, yang mencatat tentang nakan malam terakhir murid-murid bersama Tuhan Yesus. Pada saat itu, para murid diliputi kesedihan yang tak dapat diungkapkan, kerana Yesus yang telah tinggal dan bersekutu dengan mereka begitu lama, akan meninggalkan mereka. Kemungkinan besar mereka merasa cemas dan bertanya-tanya:”jika Yesus pergi, siapa yang akan memimpin dan menasihati kami? Siapa yang akan menolong dan menghibur kami? Siapa yang dapat memberikan kami kekuatan untuk menghadapi mereka yang menganiaya kami?”

​Untuk menghalau rasa takut dan kekuatiran murid-muridNya, Tuhan Yesus menggunakan kata parakletos untuk berjanji bahawa Roh Kudus akan datang dan tinggal bersama mereka. PerkataanNya dicatat dalam empat ayat penting dalam injil Yohanes. Pada ayat pertama, Yesus berkata,” Aku akan berdoa kepada Bapa, dan Dia akan memberikan kamu Penasihat yang lain… Roh Kebenaran… Aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian; Aku akan datang kepadamu”(Yoh. 14: 16-18). Di sini, penggunaan parakletos oleh Yesus mengandung erti “penghiburan”.

​Pada ayat kedua, Yesus berkata,”Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu… Janganlah gelisah dan gentar hatimu”(Yoh. 14: 26-27 RSV). Di sini pernyataan Yesus menyampaikan peran Roh Kudus sebagai guru, penghibur, penolong dan pemberi kekuatan.

​Penggunaan kata parakletos yang ketiga kali oleh Yesus ditemukan dalam Yohanes. 15: 26:”Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang… Ia akan bersaksi tentang Aku.” Pernyataan Yesus yang ketiga menyampaikan peran Roh Kudus sebagai “saksi”.
​Yesus menggunakan kata parakletos yang keempatkalinya, ketika Dia berkata,”Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi,. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, kerana mereka tetap tidak percaya kepadaKu; akan kebenaranm kerana Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, kerana penguasa dunia ini telah dihukum”(Yoh. 16: 7-11). Pernyataan Yesus yang terakhir ini mungkin adalah yang paling sulit dimengerti kerana penafisan yang berbeda-beda tentang “menginsafkan”(juga dapat diertikan sebagai “yang terhukum”). Tetapi, secara umum, pembahasan keempatNya tentang parakletos mengungkapkan pekerjaan Roh Kudus untuk menyadarkan, atau menegur dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman; pekerjaan yang melampaui peranNya sebagai Penghibur.

​Dari konteks alkitabiah ayat-ayat di atas, kita dapat melihat bahawa parakletos menyampaikan peran-peran Roh Kudus yang berbeda, sebagai penghibur, pengajar, penolong, saksi, pemberi kekuatan, dan penegur. Terjemahan bahawa inggeris yang berbeda tentang parakletos berusaha untuk mengungkapkan banyaknya erti di balik sebutan Roh Kudus. Sebagai penghibur, Roh Kudus mempunyai tugas untuk menghibur(Kis. 9: 31). Sebagai pengajar, Roh Kudus memungkinkan orang-orang percaya mengerti kebenaran(I Yoh. 2: 27). Sebagai pemberi kekuatan, Roh Kudus memberikan kekuatan kepada orang-orang percaya untuk bersaksi bagi Kristus(Kis. 2: 4; 14-36; 4: 19-20, 31). Sebagai saksi, Roh Kudus memberi kesaksian bagi Yesus Kristus dan menasihati umat Kristian dalam kesaksian mereka tentang Dia(Mrk. 13: 11; Luk. 12: 11-12)

​Tulisan Yohanes lainnya yang memuat kata parakletos ditemukan dalam 1 Yohanes. 2: 1. Seringkali diterjemahkan “Pembela”, kata parakletos pada ayat ini menyampaikan erti terkenal dari bahasa Latin advocatus(“Pembela hukum untuk terdakwa”), yang merupakan sebuah istilah uang berasal dari pengadilan hukum. Baik parakletos dan advocatus bererti “orang yang dipanggil untuk membantu”, terutama dalam konteks seseorang yang menghadapi dakwaan atau menghadapi pengadilan. Sebagai hasil dari etimologi hukum parakletos, beberapa penerjemah merasa bahawa parakletos pantas diterjemahkan sebagai “pembela hukum ilahi”. Praktik umum dalam pengadilan hukum zaman kuno, adalah datang ke hadapan pengadilan dengan satu teman yang berpengaruh atau lebih, yang akan mendampingi dan menengahi. Mereka disebut parakletos (dalam bahasa Yunani kuno) atau advocatus(dalam bahasa Latin). Mereka akan membela kasus temannya seakan-akan itu adalah kasus mereka sendiri.

​Ketika Yesus naik ke Syurga, Dia menjadi Pembela orang-orang percaya (I Yoh. 2: 1), menengahi mereka menghadapi tuduhan-tuduhan Iblis yang terus-menerus(Rm. 8: 33-34; Why. 12: 10; Ibr. 7: 22-25). Oleh kerana itu, sekarang Yesus menjadi perantara dan bertindak sebagai Pembela kita di Syurga; tetapi Dia juga memberikan Roh Kudus untuk menjadi perantara dan membela kita di dunia. Paulus menjelaskan peran Roh Kudus demikian:”Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidikkan hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahawa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”(Rm.8: 26-27).
​Kita dapat melihat bahawa peran Yesus sebagai Pembela selama pelayananNya di bumi Nampak serupa dengan peran yang Ia sekarang pegang di Syurga(Luk. 22: 31-32; Yoh. 17: 9-10, 15, 17, 20). Tetapi ketika Yesus masih sebagai manusia, pekerjaanNya Nampak terbatas: Ia hanya dapat berada di satu tempat pada suatu saat, dan hanya dapat memberikan bantuan, pimpinan dan penghiburan secara terbatas untuk murid-muridNya. Tetapi Yesus menjanjikan mereka Pembela dalam Roh Kudus yang bebas dari segala keterbatasan secara fisik. Ia akan tinggal dalam hati mereka untuk menasihati, menghibur dan membantu mereka(Yoh. 14: 17, 20, 23). Pengalaman murid-murid saat menerima baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta(Kis. 2) memungkinkan mereka sungguh-sungguh mengerti penghibur Yesus yang awalnya membingungkan:”Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi”(Yoh. 16: 7).

2.5 Roh hikmat dan wahyu

​Dalam Efesus. 1: 17, Roh Kudus disebut sebagai “Roh hikmat dari wahyu”. Ini disebabkan kerana Roh Kudus memberikan hikmat dan mengungkapkan maksud-maksud Allah yang tersembunyi, seperti rencana-rencanaNya di masa depan(Lihat I Ptr. 1: 10-12 dan Yud. 14-15 untuk pengajaran lebih lanjut.)
​Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana Roh Kudus atas hikmat dan wahyu menuntun umat Allah di masa Perjanjian Lama:
• Dengan Roh Allah dan hikmat, Yusuf mengertikan mimpi-mimpi Firaun yang menubuatkan rencana Allah di masa depan untuk Mesir. Kerana pengertian dari Yusuf, Firaun menunjuk Yusuf sebagai perdana menteri di Mesir(Kej. 41: 37-41)
• Bezaleel dari suku Yehuda, dan Aholiab dari suku Dan, dipenuhi dengan Roh hikmat dari Allah untuk menciptakan rancangan yang artistic(dengan menggunakan emas, perak dan perunggu) untuk keperluan kemah suci, sesuai dengan pola dan kehendak Allah. Kemudian, dengan Roh Allah, mereka juga dapat mengajarkannya kepada orang lain(Kel. 35: 30-36: 2)
• Setelah Musa menumpangkan tangan kepadanya, Yosua dipenuhi Roh hikmat untuk memimpin bangsa Isreal masuk ke tanah Kanaan.(Ul. 34: 9)
• Daniel dipenuhi dengan Roh hikmat dan wahyu dari Allah untuk mengertikan mimpi dan penglihatan. Contohnya, ketika Nebukadnezar, Raja Babel, bermimpi tentang masa depan kerajaan Babel, dia ingin agar orang-orang bijaknya mengertikan mimpi itu, tanpa memberitahu mereka apa mimpinya. Daniel dapat memberitahu raja tentang mimpi itu dan juga menafsirkannya. Hasilnya, Daniel menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel(Dan. 2: 46-48). Lalu melalui wahyu dari Roh Kudus, dia menyampaikan pesan tentang hukuman, yang ditulis dengan jari Allah, kepada Belsyazar, penerus Nebukadnezar. Pesan itu menubuatkan tentang kejatuhan raja tersebut dan kota Babel(Dan. 5: 10-16, 25-30).

Dalam I Korintus. 2: 11, Paulus menulis:”Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.” Hikmat Allah jauh melampaui hikmat manusia . Itulah sebabnya kita bahkan tidak dapat sepenuhnya memahami betapa berlimpahnya anugerah Tuhan dalam hidup kita, atau betapa berlimpahnya anugerah Tuhan dalam hidup kita, atau betapa Maha Kuasanya Dia. Hanya dengan dipenuhi Roh hikmat dan wahyuNya, kita dapat memahami dan mengerti kedalaman hikmat, anugerah dan kuasa Tuhan(Rm. 11: 33-34; Ef. 1: 17-21).

Roh Allah menjadi bagian terpenting dalam pewahyuan injil keselamatan. Sesungguhnya injil adalah hikmat Allah; dan tanpa RohNya, kita tidak dapat mengetahuinya, atau setidaknya tidak sepenuhnya. Inilah sebabnya Yesus menjanjikan Roh KudusNya, seorang “Penolong” untuk memungkinkan kita mengerti kebenaran ini:
Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu keadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
​​​​​​​​​Yohanes. 14: 26

Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang akan datang.
​​​​​​​​​Yohanes. 16: 12-13

Perjalanan iman Rasul Paulus adalah sebuah penggambaran kuasa wahyu Roh Kudus. Sebelum ia menjadi pengikut Kristus, Paulus sudah mempunyai pengetahuan dalam hal Kitab Suci. Namun, segala pengetahuannya itu tidak membuatnya mengerti kebenaran tentang Yesus Kristus. Setelah Roh Kudus membuka matanya, barulah ia dapat melihat:

Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahawa injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Kerana aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernytaan Yesus Kristus.
​​​​​​​​​Galatia. 1: 11-12

Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaran kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku kerana kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui daripadanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu todak diberitakan Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNya yang kuasa.
​​​​​​​​​Efesus. 3: 2-5

2.6 Sebutan Roh Kudus

​Selain empat sebutan Roh Kudus di atas, ada banyak sebutan lainnya yang tercatat dalam Alkitab, yang dengan jelas menyatakan hakikat dan sifatNya:

. Sebutan yang menunjukkan bahawa Dia adalah Roh Allah yang sejati:
• Roh Allah (Mat. 3: 16; Rm. 8: 9, 14; I Kor. 2: 11; 3: 16)
• Roh Tuhan (Hak. 3: 10; I Sam. 10: 6; II Raj. 2: 16; Yes. 11: 2; Luk. 4: 18)
• Roh Bapa (Mat. 10: 20)
• Roh Allah yang hidup (II Kor. 3: 3)
• Roh Allah yang kudus (Dan. 4: 8, 9, 18; 5: 11)
. Sebutan yang menunjukkan bahawa Dia adalah Roh Kudus:
• Roh Kristus (Rm. 8: 9; I Ptr. 1: 11)
• Roh Yesus (Kis. 16: 7)
• Roh Yesus Kristus (Flp. 1: 19)
• Roh Tuhan (Kis. 5: 9; II Kor. 3: 17-18)
• Roh Anak (Gal. 4: 6; Rm. 8: 15)
. Sebutan lain:
• Roh (Mat. 4: 1; Luk. 2: 27; Yoh. 3: 5, 6, 8, 34)
• Roh Kekal (Ibr. 9: 14)
• Roh kemuliaan (I Ptr. 4: 14)
• Roh hikmat dan pengertian, Roh penasihat dan kuasa, roh pengetahuan dan takut akan Tuhan (Yes. 11: 2)
• Roh yang rela (Mzm. 51: 12)
• Roh yang mengadili dan yang membakar (Yes. 4: 4)
• Roh kasih karunia (Ibr. 10: 29)
• Roh pengasihan dan roh permohonan (Za. 12: 10)
• Roh keadilan (Yes. 28: 6)
• Roh kekudusan (Rm. 1: 4)
• Roh yang baik (Neh. 9: 20)

Pertanyaan Tinjauan

1. Mengapa Roh Allah disebut Roh Kudus?
2. Mengapa Roh Allah disebut Roh Kebenaran?
3. Jelaskan berbagai erti dari bahasa Yunani parakletos.
4. Mengapa Yesus berkata bahawa adalah lebih berguna bagi murid-murid, jika Dia pergi dan naik ke Syurga, daripada tetap bersama mereka di dunia?
5. Mengapa Roh Kudus disebut Roh Kebenaran dan wahyu?
6. Tiga sebutan Roh Kudus apakah yang menunjukkan bahawa Ia adalah Roh Allah? Kutip ayat Alkitab yang berkaitan.
7. Tig sebutan Roh Kudus apakah yang menunjukkan bahawa Ia adalah Roh Yesus? Kutip ayat Alkitab yang berkaitan.
8. Berikan dua sebutan Roh Kudus yang menyatakan sifat-sifatNya. Kutip ayat Alkitab yang berkaitan.

_________________________________________________________________________

1. Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and Vancouver: Thomas Nelson Pulishers, 1985). G3875.

2. Ibid. G243.

Bab 1 Siapakah Roh Kudus
|

Bab 1 Siapakah Roh Kudus

1.1 Pendahuluan

​Alkitab nampaknya memberikan pesan yang bertentangan mengenai sifat Roh Kudus. Di satu sisi, Alkitab mengajarkan kita untuk menyembahkan Allah dalam roh dan kebenaran, kerana Dia adalah Roh( Yoh. 4: 24). Di sisi lain, Alkitab berkata bahawa manusia biasa tidak dapat menerima apa yang berasal dari Roh Allah( II Kor. 2: 14). Berusaha memahami perkara-perkara dunia roh sama seperti melihat ke dalam cermin di ruangan temaram- beberapa hal sudah pasti akan terlewatkan oleh kita.

​Tetapi Tuhan telah memberikan pengertian kepada orang-orang yang mengasihi Dia, dan yang telah menerima Roh Kudus( Rm. 8: 5; I Kor. 2: 12). Dan kita dapat merasa yakin kerana mengetahui bahawa pada suatu hari, kita akan melihat gambaran yang lengkap dan sempurna ketika kita bertemu dengan Allah sendiri( I Kor. 13: 12)

1.2 Kepribadian Roh Kudus

​Sebagian orang Kristian percaya bahawa Roh Kudus adalah kekuatan yang bukan berasal dari diri manusia, namun lebih serupa dengan kuasa Tuhan yang memotivasi atau kekuatan kehidupan. Dalam Alkitab asal berbahasa Yunani, kata “Roh”,pneuma1, mempunyai erti yang sama dengan “nafas” atau “angin”. Jadi, secara hurufiah kita dapat menerjemahkan “Roh Kudus” sebagai “Nafas Kudus” atau “Angin Kudus”, tetapi itu tidak akan sesuai dengan seluruh kepribadian Roh Kudus . Tuhan Yesus pernah berkata bahawa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang jauh lebih serius daripada menghujat Anak Allah(Mat. 12: 31-32). Kerasnya peringatan ini membuat kita sulit menerima bahawa Roh Kudus hanya sekadar kekuatan dari luar diri manusia yang dikendalikan Allah sebagai alat ilahi. Mengenai hal ini, dalam kitab Yohanes. 4: 24 Yesus menyamakan Allah dengan Roh, dan kerana itu Roh Kudus pastilah merupakan peribadi yang sama dengan Allah sendiri.

​Dalam Yohanes 14-16, Yesus menggunakan kata ganti orang “Dia”(“He” dalam Alkitab Bahasa Inggeris New King James Versioned) sebanyak lima kali untuk menyebutkan Roh Kudus(Yoh. 14: 26; 15: 26; 16: 8; 13-14). Dengan demikian Yesus menjelaskan keperibadian Roh Kudus. Paulus juga menjelaskan keperibadian Roh Kudus . Paulus juga menjelaskan keperibadian Roh Kudus dengan berkata,”Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, sama seperti yang dikehendakiNya”(I Kor. 12: 11)

Dari Alkitab, kita melihat bahawa Roh Kudus secara peribadi mewujudkan diriNya melalui tiga hal: hikmat, perasaan dan kehendak. Melalui hikmatNya, Roh Kudus: menciptakan seluruh alam semesta dan semua mahluk hidup(Kej. 1: 1-2; Mzm. 104: 30); membedakan yang baik dan jahat(Ef. 4: 30); memberi kesaksian tentang kebenaran dan Yesus Kristus(Yoh. 14: 6; 15: 26); menyelidiki hal-hal terdalam dari Allah(I Kor. 2: 10); mengajar dan melatih umat Allah(Neh. 9: 20; Yoh. 14: 26); Memimpin orang percaya kepada seluruh kebenaran(Yoh. 16: 13); dan menyatakan rahasia-rahasia Kristus(Ef. 3: 5). Dalam hal perasaan, Roh Kudus mengasihi(Rm. 15: 30), memberikan anugerah(Ibr. 10: 29),berduka(Yes. 63: 10; Ef. 4: 30), menghibur(Kis. 9: 31) dan menjadi perantara bagi orang-orang percaya (Rm. 8: 27). Dalam hal kehendakNya, Roh Kudus mempunyai “maksud”(Rm. 8: 27), membuat keputusan (Kis. 15: 28), memberi perintah (Kis.8: 29),menugaskan pekerja kudus(Kis. 13: 1-4), mengarahkan pekerjaan gereja(Kis. 16: 6), mengurapi pekerja kudus(Kis. 20: 28), membagi-bagikan karunia kepada jemaat(I Kor. 12: 11), menginjil dan mengembalakan(Why. 2: 7; 11, 17, 29; 3: 6, 13, 22; 22: 17).

1.3 Siapakah Roh Kudus?

​Kerana Roh Kudus merupakan sebuah keperibadian, jadi siapakah Dia? Rahasia tentang ke- Allah- an tidak dapat sepenuhnya dijelaskan, kerana sebagai manusia, kita mempunyai pengertian yang terbatas tentang alam roh. Allah adalah roh, tetapi kita adalah daging. Dia melampaui kemampuan kita untuk mengetahui dan menggambarkanNya secara memadai. Jadi jangan terkejut jika kita melihat banyak orang Kristian telah lama dibuat bingung oleh sifat ke- Allah-an. Tetapi beberapa orang masih saja berusaha memahami Dia melalui doktrin-doktrin buatan manusia, seperti Tritunggal dan modalisme. Seringkali doktrin-doktrin ini bertentangan satu sama lain. Contohnya, Dekrit Nicea, yang ditetapkan dalam Sidang Nicea pada tahun 325, menggambarkan bagaimana doktrin Tritunggal ditetapkan untuk menengahi perdebatan mengenai kelahiran Kristus dan sifat Ke- Allah-an.

​Sejak abad ke- 4 Masehi, baik Gereja Katolik Roma mahupun Protesran, telah berpegang pada konsep Allah Tritunggal sebagai dasar iman Kristian. Memang tak dapat disangkal, mencoba memahami Ke- Allah- an sepenuhnya berkaitan dengan misteri yang sangat dalam. Namun menggunakan doktrin dari hikmat manusia seperti itu tidaklah bijaksana, mengingat apa yang telah dinyatakan dalam kanon Perjanjian Baru kepada kita. Doktrin Tritunggal adalah pengajaran hikmat dan filsafat manusia berusaha merasionalisasikan misteri ke- Allah- an, dan akhirnya menyebabkan penyimpangan dari iman para rasul mula-mula yang sangat disayangkan.

​Mengenai usaha memahami perkara-perkara rohani, Rasul Paulus berkata,”Siapa gerangan di antara manusia yang tahu apa yang terdapat dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah sebagai Roh Allah”(I Kor. 2: 11). Jadi, untuk memahami sifat Ke- Allah- an membutuhkan hikmat dan wahyu rohani melalui Roh Kudus Allah. Kerana itu, kita harus bersandar pada Roh Kudus, dan bukan pada hikmat duniawi, untuk mendapat pengetahuan yang benar tentang Dia(Yoh. 14: 26; 16: 13; Ef. 1: 17)
​Alkitab seringkali memakai istilah “Roh Kudus” dan “Roh Allah” secara bergantian, untuk menjelaskan bahawa Roh Kudus adalah Roh Allah. Dari petunjuk ini, kita mengetahui bahawa Roh Kudus tidak terpisahkan dari Allah; kerana Roh Kudus adalah Allah sendiri. Dekrit Nicea menyatakan bahawa Kristus adalah “Allah atas Allah”, maksudnya adalah bahawa Kristus adalah Allah sendiri. Tetapi ketika membahas mengenai Roh Kudus, penulis-penulis Dekrit Nicene sepertinya ragu-ragu mengenai hubungan Roh Kudus dengan Allah, dan tidak sampai pada keputusan bahawa Roh Kudus adalah “ Allah dari Allah”.

​Dalam Alkitab, kita dapat melihat bahawa Roh Kudus mempunyai berbagai macam sebutan:
• “Roh Tuhan” (Hak. 3: 10; Luk. 4: 18)
• “Roh Allah”(Mat. 3: 16)
• “Roh Bapa”(Mat. 10: 20)
• “Roh Kristus”(Rm.8: 9)
• “Roh AnakNya( Anak Allah)” (Gal. 4: 6)

Ayat-ayat ini menunjukkan bahawa Roh Kudus adalah Roh Bapa Syurgawi dan Roh Yesus.

1.3.1 Roh Kudus adalah Roh Bapa Syurgawi

​Dalam Kejadian. 1: 1 tertulis bahawa “ Allah menciptakan langit dan bumi”, sementara pada Kejadian. 1: 2 tertulis, “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air“ sebelum segala sesuatu diciptakan. Jadi Allah dan Roh Allah(Roh Kudus) adalah satu Roh yang sama.

​Di Perjanjian Lama, Allah berjanji untuk mencurahkan Roh Kudus kepada umatNya. Dengan demikian Allah menyatakan lagi bahawa Roh Kudus adalah RohNya(Yeh. 36: 27; 37: 14; Yoel. 2: 28-29). Ketika kita merenungkan pesan-pesan dalam nubuat Perjanjian Lama, kita hanya dapat merasa takjub kerana Allah sampai berfikir untuk tinggal di dalam diri manusia. Tetapi dengan membaca Alkitab kita tahu itu benar: Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, yang menyebabkan Rasul Petrus mengumumkan bahawa janji Allah ini masih terus digenapi(Kis. 2: 16-18). Sekarang kita tahu bahawa janji Allah ini masih terus digenapi, kerana I Yohanes. 3: 24 memberitahukan kita:”Dan demikianlah kita ketahui, bahawa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.” Di Yohanes. 4: 13 juga tertulis,” demikianlah kita ketahui, bahawa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam RohNya”.

​Yesus pernah berkata,”Bapa ada di dalam Aku”(Yoh. 10: 38). Allah adalah Roh(Yoh. 4: 24); jadi kerana Bapa ada di dalam Yesus, Roh Bapa tentu harus ada di dalam Yesus. Dengan demikian, Roh yang diterima Yesus setelah Dia dibaptis adalah Roh Bapa.(Mat. 3: 16; Luk. 4: 18)​

​Tulisan-tulisan Rasul Petrus juga menunjukkan bahawa Roh Kudus adalah Roh Allah. Petrus menulis:
a) “Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang”(I Kor. 12: 6).
b) “Kerana Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan mahupun pekerjaan menurut kerelaanNya”(Flp. 2: 13)
c) “Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang… dan di dalam semua”(Ef. 4: 6)
d) “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu”(I Kor. 6: 19)

Paulus juga berbicara tentang karunia-karunia rohani dari Roh Kudus dengan cara ini:” Tetapi semua ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”(I Kor. 12: 11). Penatua Yakobus menambahkan,”Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang”(Yak. 1: 17)

Seluruh ayat Alkitab di atas menunjukkan satu hal mendasar: Roh Kudus adalah Roh Bapa Syurgawi sendiri. Di samping itu kita harus menambahkan bahawa Roh Kudus bukan pribadi ketiga, yang berbeda dan terpisah dari Allah Tritunggal, seperti yang dipercaya oleh orang-orang yang menganut doktrin Tritunggal.

1.3.2 Roh Kudus adalah Roh Yesus

​Dalam Kisah Para Rasul. 8: 26-39, kita membaca tentang Filipus yang diutus untuk memberitakan injil kepada seorang sida-sida dari Etiopia dan kemudian membaptisnya. Penulis kitab Lukas menggambarkan cara “Roh itu berbicara kepada Filipus,’Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’”(ayat 29), dan kemudian “Roh Tuhan melarikan Filipus”(ayat 39). Tentang ke-Allah-an, Lukas menganggap bahawa Roh Kudus sama dengan Roh Tuhan Yesus. Pernyataan yang sama dapat dikumpulkan dari Kisah Para Rasul. 16: 6-7 yang berbunyi, “Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.”(ayat 6), dan “setibanya mereka di Misia mereka mencuba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus2 tidak mengizinkan mereka.”(ayat 7)

​Pada Galatia. 4: 6, Rasul Paulus juga menyamakan Roh Kudus dengan Roh Yesus, yang berbicara tentang bagaimana Allah mengutus Roh AnakNya masik ke dalam hati kita. Untuk mengilustrasikan hal itu lebih lanjut, II Korintus. 3: 17 berkata bahawa “Roh Tuhan” memberikan kita kemerdekaan, sementara Roma. 8: 2 berkata bahawa “Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus” telah memerdekakan kita.

​Mengenai penciptaan, Kejadian. 1: 2 berkata,”Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” sebelum segala sesuatu diciptakan. Para Rasul juga memberi kesaksian bahawa segala sesuatu diciptakan melalui Tuhan Yesus(Yoh. 1: 3, 14; I Kor. 8: 6; Kol. 1: 16-17; Ibr. 1: 2). Ini menunjukkan bahawa Roh Allah, yaitu Roh Kudus, juga adalah Roh Yesus.

​Dalam suratnya yang pertama , Yohanes menulis,”Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripadaNya. Kerana itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi bagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu”(I Yoh. 2: 27). Di sini, “pengurapan”, yang ada di dalam hati kita dan mengajarkan kita segala sesuatu, adalah Roh Kudus. Ini mengingatkan kita tentang janji yang diucapkan Yesus,”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain… yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu”(Yoh. 14:16-18). Yesus menunjukkan bahawa Dia akan segera datang kepada murid-muridNya – sebagai Roh Kebenaran- untuk tinggal bersama mereka selamanya.

​ Dari referensi Alkitab di atas, sudah jelas bahawa Roh Kudus adalah Roh Tuhan Yesus. Dan harus dikatakan bahawa Roh Kudus tidak seharusnya dipandang sebagai peribadi ketiga dan terpisah dari ke- Allah- an.

1.4 Menyelidiki konsep tentang ke-Allah-an

​Setelah Sidang Nicea, Uskup Aleksandria, Athanasius, meletakkan dasar doktrin Tritunggal modern, yang sekarang diterima oleh mayoritas gereja dan denominasi Kristian sebagai doktrin dasar. Di samping itu, Gereja Katolik mengumumkan barangsiapa yang tidak menerima Dekrit Nicea yang dihasilkan dalam sidang itu dianggap sebagai bidat.

​Dektrit ini merupakan jawaban dari penyesatan yang dilakukan oleh Arius, yang bersikeras bahawa kemahakuasaan mutlak dan kesatuan Allah Nampak bertentangan dengan sifat ke- Tuhan- an Yesus. Arius berpendapat bahawa Yesus diciptakan oleh Allah Bapa, sehingga tidak mungkin setara dengan Bapa. Tak pelak lagi terdapat masalah besar pada pemikiran Arius tentang ke- Allah- an, namun kita dapat bersimpati pada keinginannya untuk memegang teguh ke- satuan- an Allah. Kenyataannya, masalah yang muncul dalam masa pasca para rasul dalam hal ke- Allah- an umumnya adalah hasik dari ketegangan antara ke- satu-an Yesus dengan Allah(ke- Tuhan-an Yesus) dan perbedaanNya dengan Allah(sebagai Anak manusia). Pada akhirnya perbedatan itu melebar ke masalah-masalah mengenai Roh Kudus.

​Jadi doktrin Tritunggal adalah iman pada satu Allah yang terdiri dari tiga peribadi yang merupakan satu hekekat3. Orang Kristian yang menganut konsep ini tidak percaya pada tiga Allah(Triteisme), sebagaimana yang dimengerti secara keliru oleh sebagian orang. Sebaliknya, mereka percaya pada ke- Allah-an yang terdiri dari Bapa, Anak dan Roh Kudus: tiga pribadi berbeda pada satu peribadi. Mereka berpendapat bahawa tiap”pribadi”, merupakan keperibadian yang kemuliaan dan dapat hadir secara terpisah; mempunyai kedudukan, kemuliaan dan otoritas yang sama; sama-sama bersifat kekal, yaitu mereka hadir secara terpisah sejak permulaan zaman dan akan terus hadir secara terpisah sampai pada kekekalan.

Penganut Tritunggal sering mengutip Matius. 28: 19 sebagai bukti kepercayaan mereka. Mereka berpendapat bahawa satu “nama” yang disebutkan dalam ayat ini menunjukkan keesaan Allah, sementara referensi tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan adanya tiga pribadi yang berbeda.

​Penganut Tritunggal juga menggunkan sejumlah ayat Alkitab lain untuk mendukung pandangan mereka:
• Ketika Yesus dibaptis, Roh Kudus ke atasNya, dan suara Bapa Syurgawi berkata,”Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan”(Mat. 3: 17). Mereka berpendapat bahawa peristiwa ini menunjukkan adanya tiga pribadi dalam ke- Allah-an.
• Yesus sering berdoa kepada Bapa di Syurga selama pelayanaNya di bumi(Mat. 11: 25-26; 14: 23; 26: 39, 42, 44) dan menjadi perantara bagi murid-muridNya (Luk. 22: 32; Yoh. 17: 9-11, 20-23). Mereka berpendapat, bahawa jika Yesus sama dengan Allah, lalu Dia berdoa kepada siapa?
• Yesus berkata,”BapaKu lebih besar daripadaKu”(Yoh. 14: 28). Mereka berpendapat bahawa jika Yesus membuktikan perbedaanNya dengan Allah.
• Alkitab menggambarkan Yesus sebagai Perantara antara Allah dan manusia, yang hidup selama-lamanya dan duduk di sebelah kanan Allah, menjadi perantara bagi orang-orang percaya(Rm. 8: 34; Ibr. 7: 22-25; I Yoh. 2: 1). Mereka berpendapat bahawa gambaran ini menunjukkan bahawa Yesus berbeda dengan Allah Bapa.
• Sebelum dilempari batu, Stefanus memandang ke langit dan melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah(Kis. 7: 55-56). Mereka berpendapat bahawa peristiwa ini sekali lagi menunjukkan bahawa Yesus adalah peribadi yang terpisah dari Allah Bapa.

Para pencetus doktrin Tritunggal dengan cukup bijaksana menghindari perangkap triteisme dan memegang teguh ke-satu-an dan keesaan Allah. Tetapi mereka mengabaikan pendekatan yang lebih baik, yaitu pendekatan para rasul yang tidak berusaha merasionalisasikan misteri ke- Allah-an dengan hikmat dan pemikiran manusia. Doktrin Trintunggal, yang menyatakan bahawa ke-Allah-an sebagai tiga pribadi dalam satu Tuhan, tidak sesuai dengan ajaran Alkitab dan juga bahasa yang digunakannya.

Tetapi apakah ini bererti bahawa kita tidak akan pernah tahu apa pun tentang sifat Allah? Sama sekali tidak. Jika kita menyelidikan Alkitab dengan seksama, kita menemukan bahawa Alkitab memberikan kita pengertian yang kaya dan berlimpah. Terutama ada tiga temapenting, yang ketika kita pelajari. Dapat memberikan kita pengertian yang lebih jelas tentang ke- Allah-an. Yaitu: 1) keesaan Roh Allah; 2) tema Alkitab tentang keselamatan; 3) Roh Kudus yang melampaui ruang dan waktu.

1.4.1 Keesaan Roh Allah

​Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, pesan Alkitab yang menggema adalah bahawa Allah itu esa:
​Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Allah itu esa!
​​​​​​​​Ulangan. 6: 4

​Jawab Yesus:”Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.”
​​​​​​​​Markus. 12: 29

​Tetapi kerana Allah senantiasa melakukan pekerjaan yang berbeda, terutama yang berhubungan dengan keselamatan, maka Ia mewujubkan diriNya kepada manusia sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Memandang perwujudan-perwujudan ini sebagai “tiga pribadi” tidak benar-benar membantu, kerana Alkitab tidak menggunakan istilah ini. Oleh kerana itu kita tidak dapat menerima pandangan orang-orang yang menganut doktrin Tritunggal, yang berpendapat bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu Tuhan yang ada dalam tiga peribadi yang berpisah. Alkitab hanya memberitahukan kita bahawa Allah itu esa: Dia esa sejak permulaan zaman dan esa sampai akhir zaman. Yang terpenting dalam hal ini adalah: Allah itu Roh(Yoh. 4: 24), dan kita tidak dapat menggunakan konsep-konsep fisik dan logika, atau konsep yang kita putuskan sendiri untuk menjelaskan tentang Allah, jika kita melakukannya, kita hanya akan membuat diri kita menjadi semakin tidak mengerti.

​Tentang diriNya sendiri, Yesus pernah berkata,” Tidak seorang pun yang telah naik ke Syurga, selain daripada Dia yang telah turun dari Syurga, yaitu Anak Manusia”4(Yoh. 3: 13). Beberapa tulisan Alkitab memuat bahawa Anak Manusia turun dari Syurga, namun tetap ada di Syurga. Untuk memahami perkataan ini kita memerlukan hikmat rohani. Khususnya, kita harus menyedari bahawa Yesus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu: Dia dapat berada di bumi dan di Syurga pada saat yang sama. Selain itu Alkitab mencatat bahawa Yesus memberitahukan Filipus secara langsung dan terus terang:”Barangsiapa telah melihat Aku, telah melihat Bapa” dan “Tidakkah engkau percaya bahawa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku?”(Yoh. 14: 9-10). Perkataan Yesus memberitahukan kita bahawa Dia dan Bapa adalah satu dan Roh yang sama.

​Mengenai perwujudan Allah sebagai manusia, hal yang ajaib adalah Yesus sungguh-sungguh manusia, tetapi juga sungguh-sungguh Allah. Kerana itu kita melihat perbedaan dalam hal sifat-sifat mereka:
• Kedudukan Bapa lebih tinggi daripada kedudukan Anak. Yesus berkata,”BapaKu lebih besar daripadaKu.”(Yoh. 14: 28). Sebagai Anak, Yesus tunduk kepada Bapa. Ia juga mempunyai kelemahan dan keterbatasan kerana kemanusiaanNya. Kerana diutus ole Bapa, apapun yang Ia perbuat, termasuk segala yang Ia ucapkan, harus sesuai dengan kehendak Bapa.(Yoh. 7: 6-8; Yoh. 12: 49-50; Mat. 26: 39)
• Kekuatan Bapa lebih besar daripada kekuatan Anak. Sebagai Anak, Yesus harus mempersiapkan pelayananNya di dunia dengan berdoa dan berpuasa selama empat puluh hari. Setelah itu barulah Ia dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus untuk mengatasi pencobaan Iblis(Luk. 4: 1-15). Sepanjang pelayananNya, Yesus berdoa memohon kekuatann untuk menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan kepadaNya oleh Bapa(Mrk. 1: 35; Luk. 5: 15-16; Yoh. 17: 4). Setelah Yesus terangkat ke Syurga, Petrus bersaksi bahawa sumber kekuatan Yesus adalah Roh Kudus:”Allah mengurapi Yesus dari Nazaret dengan Roh Kudus dan dengan kuasa”(Kis. 10: 38). Jadi, kita melihat bahawa doa-doa Yesus bukan hanya teladan untuk kepentingan kita; tetapi Ia benar-benar membutuhkannya untuk mengatasi kelemahan kedaginganNya.
• Kekuasaan Bapa lebih besar daripada kekuasaan Anak. Dalam doa perpisahanNya, Yesus berkata bahawa Bapa telah memberikan seluruh kuasa kepadaNya(Yoh. 17: 2). Itu mencakup kuasa untuk menopang seluruh jagat raya (Ibr. 1: 3) dan mengendalikan alam(Mrk. 4: 37- 41). Dari catatan Alkitab tentang penglihatan Daniel(Dan. 7: 13-14), doa Yesus(Yoh. 17: 2), dan tugas yang diberikan Tuhan kepada murid-muridNya(Mat. 28: 18-19), kita mengetahui bahawa kekuasaan Yesus menunjukkan kepada kekuasaan penuhNya atas seluruh jagat raya. Apabila injil telah diberitakan sampai ujung bumi, dan kerajaan-kerajaan dunia menjadi kerajaanTuhan(Mat. 24: 14; Why. 11: 15), yaitu ketika rencana keselamatan Allah telah digenapi seluruhnya, Yesus akan mempunyai seluruh kekuasaan yang sesuai dengan statusNya sebagai Raja atas segala raja(Why. 17: 14; 19: 16). Pada saat itu, seluruh penglihatan Daniel yang berhubungan dengan kerajaan Allah yang kekal akan digenapi.
• Kemuliaan Bapa lebih besar daripada kemuliaan Anak. Dalam dpa perpisahanNya, Yesus berdoa kepada Bapa,”Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya”(Yoh. 17: 4). Perbuatan Anak mencerminkan kemuliaan Bapa(Ibr. 1: 3). Jadi, dalam segala yang Yesus perbuat, seperti menyembuhkan penyakit, mengusir Setan, membangkitkan orang mati, disalibkan di kayu salib dan bangkit dari kematian, Yesus melakukannya untuk memuliakan Bapa(Luk. 17: 15-18; Yoh. 9: 1-3; 11: 3-4, 40; 13: 31-32; 17: 1; Ef. 1: 20). Sesuai dengan kehendak Bapa, mula-mula Yesus harus memakai mahkota duri, mengalami kematian, bangkit dan naik ke Syurga, sebelum dimahkota dengan kemulian dan hormat(Mat. 27: 29; Luk. 24: 26; Yoh. 7: 39; Ibr. 2: 9; Flp. 2: 8-11). Ini menyiratkan bahawa kemuliaan Yesus tidak melampaui kemuliaan Bapa.
• Pengetahuan Bapa lebih besar daripada pengetahuan Anak. Semua yang diucapkan Yesus sesuai dengan perintah(Yoh. 12: 49-50) dan ajaran Bapa(Yoh. 8: 28). Ketika berbicara tentang “zaman akhir”, Yesus berkata,”Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah bahawa waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu!”(Mat. 24: 33). Tetapi tentang hari dan waktu kedatanganNya yang kedua kali, Yesus menambahkan,”tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, hanya Bapa sendiri”(Mat. 24: 36). Dari ayat ini, kita melihat bahawa tidak ada yang tahu waktu kedatangan Yesus yang kedua, diriNya sendiri pun tidak, selain Bapa. Demikian juga, selama pelayananNya, Yesus seringkali hars menunggu Bapa Syurgawi mengarahkan ke mana Ia harus pergi(Yoh. 7: 3-10). Dari ayat-ayat Alkitab ini, kita mengerahui bahawa pengetahuan Bapa tidak terbatas, namun pengetahuan Anak terbatas: semua yang diketahui Anak dinyatakan kepadaNya melalui Bapa.
Ayat-ayat yang telah kita baca nampaknya menempatkan Yesus pada kedudukan yang lebih rendah tetapi kita harus ingat bahawa ayat-ayat ini menggambarkan kedudukanNya sebagai Anak manusia. Secara rohani, Dia sungguh-sungguh adalah Allah, Baik saat Ia di bumi, mahupun sekarang di Syurga.

Kesimpulannya, ketika Yesus berkata,”BapaKu lebih besar daripadaKu”(Yoh. 14: 28), Dia sedang menunjukkan bahawa Bapa Syurgawi lebih besar daripada Dia dalam hal kedudukan, kekuatan, kekuasaan, kemuliaan dan pengetahuan. Namun perbedaan ini hanya berlaku sepanjang masa pekerjaan penyelamatanNya. Kerana itu, kita tidak boleh jatuh pada perangkap yang sama seperti yang terjadi pada masa setelah gereja rasul-rasul berlalu, yang menyatakan bahawa Yesus nampaknya lebih rendah daripada Allah(contohnya, kontroversi Arian; Ref. Kol. 2: 9) Bapa, Anak dan Roh Kudus selamanya adalah satu Roh.

1.4.2 Keselamatan sebagai tema Alkitab​

​Tema utama Alkitab adalah keselamatan dari Allah. Perjanjiaan Lama menabur benih tentang rencana Allah dan menunjukkan kedatangan Yesus Kristus, sementara Perjanjiaan Baru menggambarkan penggenapan rencana Allah melalui Yesus Kristus. Perjanjiaan Baru memberitahukan Yesus sebagai Juruselamat, yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa(Mat. 1: 18-25; Luk. 2: 8-11).
​Kerana Roh Kudus adalah Roh Allah(I Yoh. 3: 24), dan Yesus dikandung melalui Roh Kudus, maka Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa dan Bapa Yang Kekal itu sendiri(Yes. 9: 6; Rm. 9: 5). Di dalam Yesus”berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan”(Kol. 2: 9). Dia adalah perwujudan Allah dalam rupa Allah(I Tim. 3: 16; Yoh. 1: 14)
​Untuk menggenapi rencana keselamatan, Allah datang dalam rupa manusia dan mati di kayu salib untuk umat manusia(Mzm. 129: 3; 22: 13-18; Mat. 16: 21; 27: 26-50). Tetapi Yesus bukan hanya mati, tetapi Dia juga bangkit- Dia mati kerana pelanggaran kita, dan bangkit untuk pembenaran kita.(Rm. 4: 25; II Kor. 5: 21). Melalui kematian dan kebangkitanNya, Yesus secara bersamaan memenuhi tuntutan keadilan Allah, namun tetap memelihara kasihNya. Kerana Dia telah membenarkan kita, maka sekarang tidak ada seorang pun yang dapat menghukum kita.(Rm. 5: 6-10; 8: 33-34)
​Tetapi rencana keselamatan Allah belum sepenuhnya digenapi (Rm. 8: 23; Ef. 1: 14; 4: 30). Menurut Alkitab, keselamatan umatNya baru sepenuhnya digenapi pada saat Yesus Kristus datang kedua kali. Pada saat itu, orang mati akan bangkit- beberapa di antaranya bangkit untuk memperoleh hidup kekal, dan yang lain menerima hukuman kekal(Yoh. 5: 28-29; I Tes. 4: 14-17), dan Yesus akan berdiri di sebelah kanan Allah, bertindak sebagai Perantara antara Allah dan manusia. Dia melanjutkan pekerjaan keselamatan, menjadi perantara untuk suatu perjanjian yang lebih baik dan menjadi perantara untuk suatu perjanjian yang lebih baik dan menjadi perantara bagi umat pilihan Allah(Rm. 8: 34; Ibr. 7: 22-24; I Yoh. 2: 1).
​Roh Kudus juga mempunyai peranan penting dalam rencana keselamatan Allah. Kisah Para Rasul memberitahukan kita, bahawa pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun ke atas murid-murid Yesus dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Segera setelah itu, 3000 orang dibaptis, dan gereja para rasul berdiri(Kis. 2: 1-4; 41)
​Sejak saat itu, pencurahan Roh Kudus menggenapi pekerjaan keselamatan dengan: memungkinkan orang-orang percaya mengerti kebenaran(Yoh. 16: 13); mendorong orang-orang untuk mengenal Yesus sebagai Tuhan(Mat.16: 15-17; I Kor. 12: 3); menjadi saksi selama baptisan air sehingga baptisan tersebut berkhasiat untuk menghapus dosa(I Yoh. 5: 6-7; Kis. 22: 16); membenarkan dan memperbaharui orang-orang percaya(I Kor. 6: 11; Tit. 3: 5); dan memeteraikan orang-orang yang diselamatkan Tuhan(II Tes. 2: 13)

​Kita melihat secara garis besar tema keselamatan dalam Alkitab yang mencakup kelahiran, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus, dan kita juga telah melihat bagaimana semua peristiwa itu harus terjadi untuk menggenapi rencana keselamatan Allah. Kita juga telah melihat pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja. Sebagai rangkuman, Alkitab memberitahukan kita bahawa selama-lamanya hanya akan ada, dan terus ada, satu Allah. Contohnya, Perjanjiaan Lama tidak pernah menyebutkan ada lebih dari satu Allah; namun Perjanjiaan Lama penuh dengan nubuat-nubuat tentang kedatangan Yesus Kristus dan penurunan Roh Kudus- sampai waktunya tiba, saat pekerjaan keselamatanNya selesai. Setelah itu, Kristus tidak lagi perlu menengahi dan menjadi perantara umat percaya, dan Roh Kudus tidak lagi perlu bekerja d bumi untuk menyertai gereja. Peran Mereka berakhir(I Kor. 15: 28), dan langit dan bumi akan diperdamaikan(II Kor. 5: 17; Why. 11: 15)

1.4.3 Roh Kudus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu

​Hal penting ketiga yang perlu dimengerti tentang ke- Allah-an adalah bahawa Roh Kudus tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sebagai manusia, kita tahu bahawa benda-benda materi dibatasi oleh kedua hal ini. Contohnya, suatu benda tidak dapat berada di dua tempat pada saat yang sama. Sebaliknya, Roh Kudus dapat melampaui rintangan fisik seperti ini, kerana Dia memenuhi seluruh alam semesta(Mzm. 139: 7-10; Yer. 23: 23-24).

​Ketika Yesus datang ke dunia dalam rupa manusia, Ia dibatasi oleh ruang dan waktu sebagai akibat dari kemanusiaannya. Oleh kerana dalam injil kita melihat bahawa Yesus tidak pernah muncul di dua tempat secara bersamaan, paling tidak sebelum Ia mati di kayu salib. Tetapi setelah Yesus bangkit, Ia mengenakan tubuh rohani dan tidak lagi tunduk pada keterbatasan ini. Kerana itu Yesus dapat menampakkan diri dan hilang dari hadapan murid-muridNya(Luk. 24: 36, 31) dan tiba-tiba masuk ke dalam rumah tempat mereka berkumpul(Yoh. 20: 19-26). Catatan dalam Alkitab ini menunjukkan perbedaan antara keberadaanNya dalam rupa manusia dan keberadaanNya dalam tubuh rohani.

​Dari Alkitab, kita melihat bukti lebih lanjut bahawa Allah adalah Roh yang melampaui ruang dan waktu:
• Roh Kudus turun kepada Maria sehinnga ia mengandung, menungkinkan perwujudan Allah dalam rupa manusia(Mat. 1: 18; Luk. 1: 35; Yoh. 1: 14; I Tim. 3: 16)
• Ketika Yesus dibaptis, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan Bapa berbicara dari Syurga(Mat. 3: 16-17). Jadi Yesus yang turun dari Syurga sebagai Anak Manusia, secara bersamaan dapat berada di bumi dan di Syurga(Yoh. 3: 13)

Kita hanya dapat memahami ayat-ayat ini dalam erti rohaniah, yang bertentangan dengan erti fisik. Hanya dengna menyetarakan Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai satu pribadi yang sama; yang melampaui ruang dan waktu, barulah kita dapat mengerti sedikit dari sifat Allah. Jadi bila penganut Tritunggal lebih suka menggunakan istilah tidak alkitabiah untuk keesaan Allah, seperti istilah metafisika “unsur”(substance, dalam bahasa Yunani homoousios), kita lebih suka menyebut keesaan Allah dengan istilah “ke-satu-an Roh”.

Mari kita ambil contoh praktis dari pengalaman kita untuk menunjukkan bagaimana Roh melampaui ruang dan masa. Jika 100 orang percaya berdoa pada saat yang sama dari tempat yang berbeda, mereka semua dapat menerima dan dipenuhi Roh Kudus kerana Dia tidak dibatasi oleh ruang atau tempat. Kita tidak dapat menyimpulkan bahawa ada 100 Roh Kudus yang bekerja, kerana hanya ada satu Roh. Selain itu, kita tidak dapat berkata bahawa setiap orang percaya hanya menerima seperseratus bagian dari Roh Kudus; sekali lagi, hanya ada satu Roh(I Kor. 12: 13; Ef. 4: 4). Alkitab memberitahukan kita bahawa oleh “satu Roh”, kita semua dibaptis ke dalam satu tubuh dan minum dari “satu Roh”(I Kor. 12: 13). Oleh kerana itu bila kita ingin mengerti sifat Allah, kita harus memegang konsep tentang ke-satu-an Roh Kudus, dan juga memahami kemampuanNya yang melampaui ruang dan waktu. Allah tidak dapat dibatasi secara fisik- satu Roh dapat secara bersamaan tinggal di dalam Anda, saya dan orang lain.

Kelemahan mendasar dalam doktrin Tritunggal terletak pada penggunaan istilah-istilah abstrak. Contohnya, para pendukung yang sederajat, padahal kenyataannya, Alkitab memberitahukan kita bahawa hanya ada satu Allah yang adalah Roh(Yoh. 4: 24). Alkitab tidak menyebutkan”pribadi-pribadi”, atau”Allah Tritunggal”. Pemegang doktrin Tritunggal juga berpendapat bahawa Allah adalah satu hakikat yang kedengarannya cukup logis, tetapi ini masih menempatkan Allah yang tidak terbatas, ke dalam kotak buatan manusia yang terbatas.

Kita tahu bahawa Allah mengaruniakan Roh tanpa batas(Yoh. 3: 34), kerana Dia tidak terbatas. Oleh kerana itu, orang-orang yang mengaku menganut Allah yang esa, tetapi berusaha menjelaskan pekerjaan Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam istilah-istilah yang terbatas, contohnya seperti dengan berkata bahawa Yesus hanyalah “sebagian” dari Roh Kudus yang berwujud manusia, atau berkata bahawa orang-orang percaya hanya menerima “sebagian” dari Roh Kudus, mereka belum meninggalkan asumsi fisik mereka tentang Alah. Jika kita belum dapat menerima kenyataan bahawa “Allah adalah Roh”, kita tidak akan pernah memahami keesaan Allah

1.5 Beberapa pertanyaan sulit

​Pendekatan terbaik untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang berhubung dengan ke-Allah-an adalah dengan melihat apa yang dikatakan Alkitab. Orang Kristian tidak perlu memperdebatkan masalah-masalah yang tidak jelas, yakni masalah-masalah yang menurut para rasul tidak perlu dijelaskan lebih dari beberapa dasar pemahaman. Tetapi kerana sekarang begitu banyak orang Kristian yang menganut doktrin Tritunggal sebagai iman kepercayaan yang benar, kita akan menyelidikan apa yang Alkitab katakan mengenai hal ini.

1.5.1 Bapa, Anak dan Roh Kudus

​Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah sebutan untuk Allah-pembedaan ini hanya berlaku pada rencana keselamatan Allah. Sebutan”Bapa” menjelaskan hubungan bapa-anak antara Allah dan manusia(Luk. 3: 38; Ef. 4: 6). Tetapi hubungan ini berbeda dengan hubungan dengan ayah kita di dunia, kerana Allah adalah “Bapa dari roh”(Ibr. 12: 9). Alkitab juga memberitahukan kita bahawa Tuhan Yesus, Anak Allah, berasal dari Bapa(Yoh. 1: 18; 3: 2, 17; 7: 29); oleh kerana itu, Allah layak disebut Bapa(Yoh. 3: 16; Mat. 11: 25-27; Yoh. 17: 1).

​Walaupun kita biasanya melihat Yesus sebagai Anak, namun secara rohani Yesus dan Bapa adalah satu. Ini disebabkan kerana Yesus adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam rupa manusia(Yoh. 1: 14; Mat. 1: 18-21; I Tim. 3: 16). Oleh kerana itu, Yesus berkata,”Aku dan Bapa adalah satu”(Yoh. 10: 30). Dia juga menambahkan,”Melihat Aku sama dengan melihat Bapa”, kerana tidak ada Bapa lain di alam semesta ini(Yoh. 1: 18; 12: 45; 14: 9-11).

​Walaupun Yesus Kristus lahir sebagai Anak, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi Dia mengosongkan diriNya, mengambil rupa sebagai hamba. Yesus merendahkan diri dan taat kepada Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib. Setelah kebangkitan dan kenaikanNya ke Syurga, Allah meninggalkan Yesus dan memberikan Dia nama di atas segala nama, sehingga dalam nama Yesus, setiap lutut akan bertelut, baik di bumi mahupun di Syurga, atau di bawah bumi(Flp. 2: 6-10).

​Roh Kudus adalah Roh Allah. Roh Kudus sama dengan Bapa dan Anak, bukan pribadi ketiga dari tritunggal Allah. Walaupun sebutan,”Roh Allah”(Mat. 3: 16),”Roh Bapa”(Mat. 10: 20) dan “Roh Anak”(Gal. 4: 6), semua terdapat di dalam Alkitab, tetapi mereka semua menunjukkan satu Allah yang sama.

1.5.2 Allah menyebut diriNya sebagai “Kita”

​Kejadian mencatat:”Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di utara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi’”(Kej. 1: 26). Umat Kristian yang percaya pada Allah Tritunggal berpendapat bahawa ayat Alkitab ini membuktikan bahawa Allah adalah tritunggal, setidaknya ayat ini menyebutkan sifat kejamakanNya. Tetapi terdapat sejumlah alasan mengapa pandangan ini keliru.

​Pertama, kata ganti orang pertama”Kita” atau”kami” biasa digunakan oleh penguasa-penguasa di masa kuno. Bentuk jamak orang pertama digunakan untuk menyatakan kekuasaan muttlak seorang raja atas kerajaannya, dan kekuasaan dan perwakilan kerajaan itu. Zaman dulu, perintah raja adalah hukum yang harus ditaati oleh segala sesuatu di bawah kekuasaannya. Dan kehendak raja dianggap sebagai kehendak rakyat kerana tidak seorang pun boleh menentangnya.

​Mengambil contoh dari sejarah, paus-paus Roma Katolik biasa menggunakan “kami” sebagai ganti orang pertama, untuk menunjukkan otoritas mutlak mereka dan melambangkan gereja Mereka berbuat demikian kerana mereka dipandang sebagai perwakilan Tuhan di dunia, yaitu “Kristus di dunia”. Tetapi, setelah Yohanes XXIII menjadi paus, terjadi reformasidalam konsep dan undang-undang tradisional Gereja Katolik Roma. Di antaranya adalah bentuk sebutan diri sendiri untuk kepuasan. Para paus tidak lagi menggunakan “Kita” untuk menyebut diri mereka, tetapi menggunakan “saya”, yang menandakan bahawa mereka tidak dapat menganggap diri mereka sebagai “Kristus di dunia”, dan tidak memegang otoritas tertinggi. Dengan mendorong reformasi ini, Paus Yohanes XXIII yang masa tugasnya berlangsung dari 28 Oktober 1958 sampai 3 Juni 1963, memperlihatkan dirinya sebagai salah seorang paus yang paling demoktratis dan paling bijaksana sepanjang sejarah Gereja Katolis Roma.

​Dari Alkitab, kita mengetahui bahawa Allah adalah Tuhan atas alam semesta, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan(Kis. 17: 24; I Tim. 6: 15; Why. 19: 16). Keagungan dan kemuliaanNya melampaui semua orang di dunia(Ef. 4: 6). Dengan mencatat sebutan Allah sebagai “Kita” atau “kami”, Alkitab tidak menunjukkan bahawa Dia ada atau hadir sebagai beberapa pribadi dalam DiriNya; sebaliknya, ini menjelaskan kuasa dan pemerintahNya yang mutlak atas kerajaanNya, termasuk ciptaanNya. Hal ini mengingatkan kita bahawa setiap ciptaan harus tunduk pada kekuasaan Allah(Mzm. 103: 19-22)

​Kedua, Alkitab menggunakan orang ketiga tunggal menggantikan kata ganti orang “Dia”(sebagai lawan untuk bentuk jamak”Mereka”) dalam Kejadian. 1: 27, untuk meneruskan penggunaannya yang semua “Kami” dan “Kami punya” dalam Kejadian. 1: 26. Oleh kerana itu, aya terakhir ini, tidak menunjukkan sifat jamak dalam Allah yang esa; sebaliknya, ayat ini mengilustrasikan bentuk sebutan Allah, seperti yang digunakan oleh penguasa zaman dulu.

​Ketiga, konsep orang Yahudi tentang Allah sangat bersifat monoteis(percaya pada Allah esa). Tidak mungkin Musa, penulis kitab Kejadian, mendapatkan pengertian bahawa Allah terdiri dari tiga pribadi dalam satu hakikat. Jika “Kami” dalam Kejadian. 1: 26 menunjukkan Allah tritunggal, mengapa orang-orang Yahudi, yang telah mempelajari Torah(lima kitab pertama dari Perjanjian Lama) sejak berabad-abad lalu, selalu memegang teguh iman kepercayaan bahawa Allah hanya satu?

1.5.3 Perwujudan Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari Syurga yang mengatakan:”inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”
​​​​​​​​​Matius. 3: 16-17

​Ayat Alkitab ini memperlihatkan perwujudan Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan, dan bagi beberapa orang Kristian, ini memberikan kesan adanya tiga pribadi berbeda dalam diri Allah. Sesungguhnya Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu dalam Roh. Kita harus ingat bahawa untuk dapat mengerti tentang ke-Allahan, kita harus mengubah konsep kita tentang Allah yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Allah bersifat kekal dan mutlak, dan Dia mempunyai kuasa untuk menyatakan diriNya dalam rupa manusia sebagai Anak, dalam bentuk burung merpati sebagai Roh Kudus, dan dalam suara dari Bapa Syurgawi- pada waktu yang sama.

​Yesus pernah berkata,”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”(Yoh. 14: 16). PerkataanNya menunjukkan bahawa Roh Kudus mempunyai kemampuan untuk mewujudkan diriNya di dunia: di tempat dan waktu yang berbeda.

1.5.4 Ucapan syukur Paulus

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekitaran Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
​​​​​​​​​II Korintus. 13:14

​Ucapan syukur Paulus tidak membenarkan konsep Tritunggal; namun ia menggambarkan pekerjaan Allah bagi manusia dengan tepat. Alkitab memberitahukan kita bahawa Allah adalah kasih(I Yoh. 4: 8). KasihNya dinyatakan dengan cara mengutus AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus, ke dunia(Yoh. 3: 16; Rm. 5: 8). Dia adalah Firman yang menjadi manusia, yang penuh kasih karunia dan kebenaran, yang menberikan berkat yang berlimpah dari Allah kepada umat manusia(I Ptr. 2: 24) dan menyelamatkan kita dengan Cuma-Cuma(Tit. 3: 5). Roh Kudus bekerja dengan menggerakkan hati manusia untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan(I Kor. 12: 3) dan menguduskan orang-orang percaya untuk diselamatkan(II Tes. 2: 13). Kerana pekerjaan Roh Kudus tinggal di hati kita inilah yang membuat kita dapat bersekutu lebih dalam dengan Tuhan. Jadi ucapan syukur Paulus lebih cocok digambarkan sebagai pencirian pekerjaan keselamatan Allah melalui Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hal itu tidak berkaitan dengan konsep teologis tentang Allah yang hadir dalam tiga pribadi berbeda dalam satu hakikat.

1.5.5 Yesus ada di sebelah kanan Allah

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke Syurga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
​​​​​​​​​Markus. 16: 19

Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya,”Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah”
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 7: 55-56

Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi, yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
​​​​​​​​​Roma. 8: 34

​Semua ayat Alkitab di atas berkata bahawa Yesus duduk, berdiri atau secara sederhana dikatakan, ada di sebelah kanan Allah. Terdapat referensi yang sama pada bagian lain dari Alkitab(Ef. 1: 20; Kol. 3: 1; Ibr. 10: 12; I Ptr. 3: 22)

​Pemegang ajaran Tritunggal berpendapat bahawa ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan adanya dua pribadi yang berbeda dan terpisah pada Tritunggal Allah(Bapa dan Anak) di Syurga, dan satu pribadi yaitu Roh Kudus yang memerintah gereja di dunia. Tetapi, seperti yang telah kita tunjukkan pada bagian tema keselamatan dalam Alkitab, rencana keselamatan Allah belum digenapi; dan kerana itu, Yesus Kristus masih melanjutkan pekerjaanNya sebagai Iman Besar dan Perantara Perjanjian Baru(Ibr. 8: 1; 7: 22-25). Demikian juga, Roh Kudus akan terus melanjutkan pekerjaanNya di dalam gereja sampai umat pilihan Tuhan diselamatkan (Rm. 8: 23; Ef. 1: 14; 4: 20).

1.6 Referensi tentang ke-Allah-an di dalam Alkitab

​Setelah turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, rasul-rasul dipimpin oleh hikmat dan wahyu dari Roh Kudus. Pengertian mereka tentang Roh Kudus memadai dan jelas. Sayangnya, beberapa orang Kristian setelah zaman para rasul merasa perlu melangkah lebih jauh dari apa yang telah dimengerti dan diajarkan oleh para rasul, dengan berusaha untuk menjelaskan ke-Allah-an dengan menggunakan hikmat mereka sendiri. Masalah bertumpuk dalam sebuah kontroversi besar yang dicetuskan oleh Arius dari Aleksandria, hingga gereja merasa perlu untuk menciptakan doktrin ke-Allah-an di Sidang Nicea, sehingga dengan demikian meresmikan doktrin Tritunggal. Sekarang, kita harus menghapus semua anggapan tentang ke-Allah-an dan, sebaliknya melihat ke dalam Alkitab untuk memperoleh pengetahuan dan pengajaran. Sebab Alkitab berbicara lebih keras daripada dekrit sidang gereja mana pun.

1.6.1 Baptisan dalam nama Yesus

​Sebelum naik ke Syurga, Yesus memerintahkan murid-muridNya,”Kerana itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”(Mat. 28: 19). Tetapi, ketika kemudian murid-murid membaptis orang-orang yang bertobat, mereka melakukannya dalam “nama Yesus Kristus”(Kis. 2: 38; 10: 48) atau dalam “nama Tuhan Yesus”(Kis. 8: 16; 19: 5). Penting untuk disebutkan, menurut catatan dalam Kisah Para Rasul, mereka tidak pernah membaptis orang “dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”. Oleh kerana itu, kita dapat menyimpulkan bahawa murid-murid mengerti bahawa”Bapa”,”Anak”, dan “Roh Kudus” bukan sebuah nama atau nama-nama Allah; Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah sebutan untuk Dia. Secara logica, Bapa, Anak dan Roh Kudus tentu mempunyai nama, iaitu nama yang difahami oleh mereka:”Yesus”.

​Kerana “nama” yang terdapat pada Matius. 28: 19 berbentuk tunggal, kita tidak boleh membaptis dengan menggunakan rumusan “dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”(ref. Didache. 7:106). Seperti yang telah kita katakan, rumusan baptisan ini tidak sungguh-sungguh menyebutkan nama yang dapat menyelamatkan kita, yakni Yesus(Kis. 4: 12). Beberapa hal mendasar, yang harus kita pegang tentang ke-Allah-an, adalah bahawa Allah itu esa, dan namaNya hanya satu(Za. 14: 9) dan namaNya adalah “Yesus”.

​Berkaitan dengan nama Bapa, Di Yohanes. 17: 12, Yohanes menulis:”Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu”(ref. 5: 43). Dari tulisan ini, kita dapat menyimpulkan bahawa nama Bapa adalah “Yesus”.

​Berkaitan dengan nama Anak, Matius berkata,”Ia (Maria) akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus”(Mat. 1: 21). Yohanes juga menulis,”Aku(Yesus) datang dalam nama BapaKu”(Yoh. 5: 43). Kerana itu, nama Anak adalah “Yesus”

​Berkaitan dengan nama Roh Kudus, Matius menulis bahawa Roh Kudus adalah: Roh Bapa(Mat. 10: 20) dan Roh Allah(Mat. 3: 16). Roh Kudus juga adalah Roh Anak Allah(Gal. 4: 6), Roh Kristus(Rm. 8: 9) dan Roh Yesus(Kis. 16: 7). Kerana itu, nama Roh Kudus adalah “Yesus”.

​Para rasul melaksanakan perintah Yesus untuk membaptis orang –orang”dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus” dengan sepantasnya melakukan baptisan “dalam nama Yesus Kristus” atau “dalam nama Tuhan Yesus”. Mereka tidak melanggar petunjukNya mengenai baptisan seperti yang telah tercantum dalam Matius. 28: 19; sebaliknya, mereka mengerti maksud petunjukNya dan menaatinya.

1.6.2 Tipu daya Ananias dan Safira

​Pada zaman gereja rasul mula-mula, orang-orang saling berbagi dalam segala yang mereka miliki dengan satu sama lain. Mereka menjual harta benda mereka dan meletakkan hasilnya di depan para rasul untuk dibagi-bagikan. Gereja menjadi seperti satu keluarga besar, dan tidak seorang pun menyatakan suatu sebagai miliknya sendiri(Kis. 4: 32-35). Mengikuti kebiasaan ini, seorang percaya bernama Ananias, menjual sebidang tanahnya, tetapi menahan sebagian hasilnya. Lalu dia membawa sebagian itu ke hadapan para rasul, berkata bahawa itu adalah seluruhnya. Melalui wahyu dari Roh Kudus, Petrus melihat tipu daya Ananias dan menegurnya dengan berkata,”Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah ini?… Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, datang ke hadapan Petrus, mengucapkan dusta yang sama. Lalu Petrus menegurnya,”Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?” Dengan segera Safira menyusul suaminya, rebah dan putus nyawa(Kis. 5: 1-10).

​Jika kita membaca ayat-ayat pada Kisah Para Rasul. 5: 1-10 dengan hati-hati, kita akan menemukan, Petrus menyatakan Ananias dan Safira telah: a) mendustai Roh Kuds(ayat 3); b) mendustai Allah(ayat 4); c) mencobai Roh Tuhan(ayat 9). Petrus mengerti dengan jelas persamaan mendasar antara Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan menggunakan sebutan yang berbeda untuk menunjukkan Allah yang satu dan sama.

​Dari contoh ini, kita mengetahui bahawa Alkitabb tidk membedakan Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai tiga pribadi yang ada dalam satu ke-Allah-an. Sebaliknya, Alkitab menyatakan bahawa Allah adalah esa dengan tiga sebutan: Bapa, Anak dan Roh Kudus.

1.6.3 Pencurahan Roh Kudus

Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalamRoh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memilik Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
​​​​​​​​​Roma. 8: 9

​Pada ayat ini, Paulus menggunakan tiga sebutan berbeda secara bergantian untuk menjelaskan berdiamnya Roh Kudus dalam diri seseorang: 1) “Roh”; 2) “Roh Allah”; 3) “Roh Kristus”. Kerana tidak mungkin ada tiga roh berpisah tinggal di dalam hati kita, maka pesannya jelas: Roh itu satu.

​Di ayat 10, Paulus tidak lagi menggunakan sebutan yang berbeda untuk menggambarkan berdiamnya Roh Allah; dia cukup mengatakan bahawa Kristus tinggal di dalam hati kita. Dengan kata lain, Paulus menyamakan Roh Kudus dengan Roh Kristus dan Roh Allah.

​Meskipun ada peebedaan dalam konteks dan penggunaannya, ketika kita membandingkan perkataan Paulus dalam Roma. 8: 9 dengan perkataan Petrus dalam Kisah Para Rasul. 5: 1-10, kita menemukan satu pengertian tenang ke-Allah-an. Kedua rasul ini mengerti bahawa Allah itu esa. Walaupun para penganut Tritunggal juga mengerti bahawa Allah itu esa, konsep mereka lebih berpusat pada perbedahan antara Bapa, Anak dan Roh Kudus daripada menyetarakan mereka.

1.6.4 Penolong yang penuh kuasa

​Tuhan Yesus memberitahukan murid-muridNya bahawa suatu hari mereka akan berhadapan dengan para penguasa. Pada saat yang sama, Dia menyuruh mereka agar tidak perlu cemas dengan apa yang harus mereka ucapkan pada saat itu. Yesus berkata bahawa mereka tidak perlu kuatir,”Kerana bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu”(Mat. 10: 20)

​Selain ayat ini, ada tiga ayat lain yang mencatat pengajaran yang sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda: 1) “Sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus”(Mrk. 13:11); 2) “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan”(Mrk. 12: 12); 3) “ Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu”(Luk. 21: 15). Mereka semua menunjukkan persamaan antara Roh Bapa, Roh Kudus dan Yesus Kristus. Ketiganya disebutkan secara bergantian untuk menunjukkan satu Penolong yang mahakuasa. Oleh kerana itu kita dapat melihat bahawa Roh Kudus adalah Roh Bapa, dan juga adalah Roh Yesus Kristus.

1.6.5 Tuhan atas langit dan bumi

​Kejadian 1: 1 barkata bahawa Allah adalah Pencipta langit dan bumi. Kejadian. 1: 2 berkata bahawa Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air pada saat penciptaan. Dalam Perjanjian Baru, sejumlah ayat mengatakan bahawa Yesus Kristus adalah Tuhan atas ciptaan, melalui Dia segala sesuatu telah diciptakan dan dibenarkan(Yoh. 1: 1, 3, 14; I Kor. 1: 15-17; Ibr. 1: 2).

​Sebagai tambahan, banyak ahli-ahli Alkitab yakin bahawa Amsal. 8: 22-30 berbicara tentang Yesus Kristus, sebagai perwujudan hikmat, yang terlibat dalam pekerjaan penciptaan:

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala.
Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk. Pada mula pertama, sebelum bumi ada.
Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir…
Aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenanganNya, dan senantiasa bermain-main di hadapanNya;
​​​​​​​​Amsal. 8: 22-24, 30

​Jadi dari Alkitab kita menemukan sebuah persamaan mendasar antara pekerjaan Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam penciptaan. Hanya ada satu Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan hanya ada satu Allah. Alkitab tidak pernah mencoba membedakan Tuhan menjadi tiga pribadi berbeda.

1.7 Kesimpulan

​Sifat ilahi Allah sungguh misterius. Sebagai manusia yang terbatas, kita tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk sepenuhnya mengerti dan menjelaskan tentang Allah yang tidak terbatas. Tetapi dengan petunjuk Roh Kudus, setidaknya kita dapat memperoleh sebagian pengertian tentang sifat ke-Allah-an. Hal penting yang muncul dari Alkitab adalah, Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus untuk menggenapi rencana keselamatanNya. Namun akan tiba saatnya keselamatan digenapi sepenuhnya, dan Allah tidak perlu lagi menyatakan diriNya kepada kita dengan cara seperti ini.

​Allah itu esa(Ul. 6: 4; Mrk. 12: 29) dan Dia adalah Roh(Yoh. 4: 24). Oleh kerana itu, kita dapat menolak setiap doktrin yang melebihi apa yang dinyatakan dalam Alkitab dan didasarkan pada hikmat manusia. Kita juga dapat meyakini kerana kita tahu, walaupun saat ini kita hanya dapat mengerti sebagian kecil dari sifat Allah, aka nada waktunya saat segalanya tentang Dia akan diungkapkan:

Akan tetapi kita tahu, bahawa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya.
​​​​​​​​​I Yohanes. 3: 2

Pertanyaan Tinjauan

1. Bagaimana kita membuktikan kepribadian Roh Kudus?
2. Bagaimana asal mula doktrin Tritunggal?
3. Apa kekeliruan utama dalam doktrin Tritunggal?
4. Mengapa Allah menyebut diriNya sebagai “Kami”?
5. Bagaimana kita menjelaskan manifestasi Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan pada saat Yesus dibaptis?
6. Menurut anda, mengapa Stefanus melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah sebelum Ia mati sebagai martir?
7. Bagaimana kita membuktikan bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu Allah yang sama?

_________________________________________________________________________

1. Vine,W. E., Unger; Merrill F. and White Jr. William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Tesrament Words(Nashville, Atlanta, London and Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G4151.
2. Teks Yunani pilihan pada edisi 26 dari the Nestle-Aland Greek New Testament(N) dan edisi ke-3 dari the United Bible Societies’ Greek New Testament(U), yaitu NU-Text yang melambangkan teks orang Mesir/ Aleksandria, menambahkan “dari Yesus”.
3. International Standard Bible Encyclopaedia(Database elektonik)(Biblesoft, 1996).
4. Brusher; Joseph, Popes Trough The Ages(S. J. edisi Elektronik, tahun 1996).
5. Knight, Kevin, Ensiklopedi Katolik edisi IV. Edisi Online(Robert Appleton Co. 1999).

Doktrin Roh Kudus
|

Doktrin Roh Kudus

DAFTAR ISI

Kata pengantar

Bab 1: Siapakah Roh Kudus?
​1.1 Pendahuluan
​1.2 Kepribadian Roh Kudus
​1.3 Siapakah Roh Kudus
​1.4 Menyelidiki konsep tentang ke- Allah- an
​1.5 Beberapa pertanyaan sulit
​1.6 Referensi tentang ke- Allah- an di dalam Alkitab
​1.7 Kesimpulan

Bab 2: Sebutan-sebutan Roh Kudus
​2.1 Pendahuluan
​2.2 Roh Kudus
​2.3 Roh Kebenaran
​2.4 Penolong dan Penghibur
​2.5 Roh hikmat dan wahyu
​2.6 Sebutan lain Roh Kudus

Bab 3: Lambang Roh Kudus
​3.1 Pendahuluan
​3.2 Lambang-lambang dalam Alkitab

Bab 4: Roh Kudus dan Gereja
​4.1 Pendahuluan
​4.2 Definisi Gereja
​4.3 Sifat gereja
​4.4 Asal mula gereja
​4.5 Pekerjaan Roh Kudus di gereja
​4.6 Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani
​4.7 Peran Roh Kudus dalam menyatukan gereja benar
​4.8 Satu gereja benar
​4.9 Bagaimana kita dapat mengenali gereja benar?
​4.10 Mencari Gereja Benar
​4.11 Kesimpulan

Bab 5: Roh Kudus dan Umat Percaya
​5.1 Pendahuluan
​5.2 Roh Kudus dan pembenaran
​5.3 Roh Kudus dan pengudusan
​5.4 Roh Kudus dan keselamatanhttp://www.tjcsabah.com/?p=4868
​5.5 Roh Kudus memulihkan status kita sebagai anak-anak Allah
​5.6 Roh Kudus memberi jaminan warisan Syurgawi
​5.7 Roh Kudus memberikan pengharapan yang hidup
​5.8 Roh Kudus menuntun kita kepada seluruh kebenaran
​5.9 Roh Kudus memberi kuasa
​5.10 Roh Kudus menengahi untuk kita
​5.11 Kesimpulan

Bab 6: Pekerjaan Roh Kudus
​6.1 Pendahuluan
​6.2 Roh Kudus menginsafkan dunia akan dosa
​6.3 Roh Kudus membawa orang-orang berdosa kepada Tuhan
​6.4 Roh Kudus mengampuni dosa
​6.5 Roh Kudus menyelamatkan manusia dari dosa
​6.6 Roh Kudus memberikan hidup
​6.7 Roh Kudus menghukum dosa
​6.8 Roh Kudus mengutus para pekerja

Bab 7: Janji akan Roh Kudus
7.1 Pendahuluan
7.2 Janji Roh Kudus dalam nubuat
7.3 Janji-janji dari Tuhan Yesus

Bab 8: Pencurahan Roh Kudus
​8.1 Pendahuluan
​8.2 Turunnya hujan awal
​8.3 Roh Kudus berhenti turun
​8.4 Turunnya hujan akhir
​8.5 Sejarah awal Gereja Yesus Benar

Bab 9: Baptisan Roh Kudus
​9.1 Pendahuluan
​9.2 Kesalahfahaman umum mengenai baptidan Roh Kudus
​9.3 Bukti menerima Roh Kudus
​9.4 Fungsi berbahasa Roh
​9.5 Karunia Roh Kudus yang membangun gereja
​9.6 Penafsiran Alkitab dari 1 Korintus 14
​9.7 Pengalaman Pentakosta
​9.8 Karunia menafsirkan bahasa Roh
​9.9 Kesaksian jemaat Gereja Yesus Benar

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
​10.1 Pendahuluan
​10.2 Beberapa kesalahfahaman umum
​10.3 Penglihatan Roh Kudus pada periode berbeda dalam sejarah
​10.4 Pandangan umum yang dipegang banyak gereja
​10.5 Kesimpulan

Bab 11: Kesalahfahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
​11.1 Pendahuluan
​11.2 Pentakosta tidak akan pernah terulang kembali
​11.3 Semua orang percaya mempunyai Roh Kudus
​11.4 Mencari baptisan Roh Kudus tidaklah perlu
​11.5 Kesimpulan

Bab 12: Menerima Roh Kudus
​12.1 Pendahuluan
​12.2 Menemukan Roh Kudus di Gereja Benar
​12.3 Taat pada kebenaran
​12.4 Memuji Tuhan dengan “Haleluya”
​12.5 Baptisan Air
​12.6 Penumpangan tangan
​12.7 Miskin di hadapan Allah
​12.8 Kekudusan
​12.9 Iman dan ketekunan
​12.10 Ketekunan dalam doa
​12.11 Memegang perintah Allah
​12.12 Kesimpulan

Bab 13: Dipenuhi Roh Kudus
​13.1 Pendahuluan
​13.2 Definisi dipenuhi Roh Kudus
​13.3 Buah dari kepenuhan Roh Kudus
​13.4 Bagaimana kita dapat dipenuhi Roh Kudus?

Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat
​14.1 Pendahuluan
​14.2 Bukti-bukti baptisan Roh Kudus
​14.3 Bukti-bukti menerima Roh Jahat
​14.4 Pengalaman orang-orang yang menerima roh jahat
​14.5 Bagaimana menghindari gangguan roh jahat
​14.6 Kesimpulan

Bab 15: Kesaksian-kesaksian Peribadi
​15.1 Pendahuluan
​15.2 Sukacita yang tak terukur
​15.3 Diilhamkan kerana perubahan suami saya
​15.4 Kuasa Roh Kudus
​15.5 Mendapatkan pengendalian diri melalui Roh Kudus
​15.6 Berdoa dengan ketekunan
​15.7 Cahaya yang bersinar
​15.8 Menerima Roh Kudus mendorong saya untuk dibaptis
​15.9 Menjadi orang yang baru
​15.10 Menutup pintu
​15.11 Disembuhkan melalui baptisan Roh Kudus
​15.12 Belajar bagaimana berdoa dari pamphlet injil

Bab 16: Kesaksian-kesaksian dari seluruh dunia
​16.1 Pulang ke Rumah
​16.2 Aku menerima Roh Kudus
​16.3 Kerana setiap orang yang meminta, menerima
​16.4 Kasih Allah atas Anak Sulung kami
​16.5 Panggilan Tuhan
​16.6 Aku menemukan iman yang sesungguhnya
​16.7 Tuhan menjamahku
​16.8 Dipanggil keluar dari dunia
​16.9 Diubah oleh Roh
​16.10 Aku akan pergi satu kali lagi
​16.11 Tuhan membuka jalan bagiku
​16.12 Yesus menjaga milikNya hingga akhir
​16.13 Dari belenggu Setan kepada Kristus
​16.14 Tidak ada tenungan yang mempan
​16.15 RohNya menuntunku

Bibliografi
​Daftar kutipan
​Referensi

PRAKATA
Maka kata Yesus sekali lagi:”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:” Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”- Yohanes. 20: 21-23

​Mengenai ayat ini, banyak orang Kristian berpendapat, murid-murid telah menerima Roh Kudus pada saat Yesus mengembusi mereka. Pendapat ini merupakan bagian dari keyakinan yang dipegang secara luas dalam dunia Kekristianan pada hari ini- yaitu barangsiapa percaya dan menerima Tuhan Yesus dalam hatinya, telah memilih Roh Kudus yang diam-diam tinggal di dalam dirinya. Dengan kata lain, mereka percaya bahawa semua orang Kristian sedah mempunyai Roh Kudus. Namun ada orang-orang lain yang percaya pada baptisan Roh Kudus, tetapi berpendapat bahawa itu bukan pengalaman yang akan dialami oleh setiap orang percaya.
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang – demikian kataNya- “ telah kamu dengar daripadaKu. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”- Kisah Para Rasul. 1: 4-5
​Sebelum Ia naik ke Syurga dari Bukit Zaitun, Tuhan Yesus memberitahukan murid-muridNya bahawa mereka akan segera dibaptis dengan Roh Kudus. Dan memang benar. Beberapa hari kemudian pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan dengan penuh kuasa. Murid-murid menerima Roh Kudus dan mulai berbicara dengan bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka.
​Sayangnya, banyak orang Kristian berfikir bahawa baptisan Roh Kudus, yang membuat para rasul dapat berkata-kata dengan bahasa lain, merupakan kejadian yang bersifat terbatas. Bagi mereka, permasalahannya bukan pada apakah orang percaya menerima Roh Kudus atau tidak, namun lebih kepada apakah ia dibaptis dengan Roh Kudus. Mereka berpendapat bahawa dua hal ini merupakan pengalaman yang berbeda, dan berkata bahawa seorang percaya menerima Roh Kudus pada saat ia percaya kepada Tuhan; tetapi ia belum tentu menerima baptisan Roh Kudus dan berbahasa roh, kecuali apabila Allah memberikan karunia ini.
​Pertanyaannya, apakah kepercayaan ini benar?

Jika kita membaca di dalam Alkitab, kita dapat melihat bahawa sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia memberikan sebuah janji kepada murid-muridnya,” Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran”(Yoh. 14: 16-17). Ia juga berkata,” Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu ,”(Yoh. 16:7)
​Saat kita membaca ayat-ayat ini, kita perlu menyedari bahawa ketika Yesus mengembusi murid-muridNya dan berkata,” Terimalah Roh Kudus.” Ia belum naik ke Syurga. FirmanNya menunjukkan bahawa Roh Kudus(Penolong) belum datang kepada manusia dan kata-kataNya dimaksudkan untuk menyakinkan janjiNya kepada murid-murid. Namun akan tiba waktunya janji itu akan digenapi- Roh Kudus akan dicurahkan kepada setiap murid yang percaya kepadaNya, dan bersedia mengikuti Dia hingga akhir.
​Dari Alkitab, kita dapat mengetahui bahawa Roh Kudus datang setelah Yesus terangkat ke Syurga. Roh Kudus turun dengan penuh kuasa pada hari Pentakosta untuk tinggal di dalam diri orang percaya(I Kor. 6: 19-20) dan di dalam gereja Allah( I Kor. 3:16; II Kor. 6: 16)
​Belum kitab Kisah Para Rasul, kita melihat ketika Petrus pergi ke rumah Kornelius dan memberitakan Injil kepada seisi keluarganya, mereka semua menerima Roh Kudus, bahkan ketika Petrus masih berbicara. Petrus dan orang-orang Kristian dari bangsa Yahudi yang menyertainya “ mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah”( Kis. 10: 46) Lalu kata Petrus,” Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?”( Kis. 10: 47)
​Setelah itu, ketika mereka kembali ke Yerusalem, jemaat dari bangsa Yahudi berselisih dengannya kerana dia berkumpul bersama-sama dengan bangsa-bangda bukan Yahudi. Petrus menceritakan kepada mereka apa yang telah terjadi, dan berkata,” dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan:” Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus ””( Kis. 11: 15-16). Dari peristiwa ini, kita mengetahui bahawa ketika Kornelius dan seluruh keluarganya menerima baptisan Roh Kudus, apa yang mereka alami dapat didengar- mereka berkata-kata dalam bahasa roh.
​Alkitab memberitahukan kita bahawa Allah adalah Roh (Yoh. 4: 24). Jadi bagaimana orang dapat sungguh-sungguh mengenal Dia? Kerana Dia adalah Roh, kita menyedari bahawa kecuali Ia membuka mata kita, kita tidak dapat mengetahui perkara tentang Allah. Dari Alkitab kita mengetahui, contohnya, bahawa misteri tentang apalah keselamatan akan diberikan baik kepada orang Yahudi ataupun orang-orang bukan Yahudi melalui penyaliban Yesus tersembunyi selama berabad-abad. Sebelum Yesus mati, tidak ada orang yang memahami perkara Rohani, sehinnga mereka hanya dapat menggunakan hikmat duniawi. Ini keranakan manusia tidak dapat mengetahui perkara-perkara Allah, kecuali apabila Ia memberitahukannya melalui Roh KudusNya.( I Kor. 2: 6-16)

​Beberapa orang Kristian memanfaatkan Firman Allah untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Namun seberapapun menyakinkan dan menyentuh pendapat mereka, kata-kata mereka tetaplah kata-kata manusia dan tidak dapat memungkinkan orang menyentuh kehidupan yang terdapat di dalam Firman Allah( I Tes. 2: 13; I Yoh. 1: 1-4). Apabila kita menerima Roh Kudus dan tunduk pada pimpinanNya, barulah kita dapat dituntun kepada seluruh kebenaran( Yoh. 16: 13). Melalui Roh Kudus, kita dapat menyelidiki hal-hal tersembunyi dari Allah; mendapatkan intisari pesan di dalam Alkitab; menafsirkan makna Alkitab; dan mengajarkan Firman Allah kepada orang lain dengan tepat, untuk memberikan kesempatan kehidupan rohani kepada mereka.
​Segala ajaran yang telah disebutkan berkaitan dengan Roh Kudus dan ajaran-ajaran lain, dibahas secara rinci dalam adaptasi dari buku Risalah Mengenai Roh Kudus yang ditulis oleh Penatua Hsieh Sun Tao. Edisi Bahasa Inggeris dari buku ini diberi nama The Doctrine of the Holy Spirit yang diterbitkan oleh Departemen Literatur Majelis Internasional.
​Doktrin Roh Kudus pertama kali diterbitkan oleh Majelis Pusat Gereja Yesus Benar Taiwan pada tahun 1966. Buku ini kemudian mengalami perbaikan dan diterbitkan kembali tahun 1985. Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Roh Kudus dan menafsirkan ayat-ayat Alkitab, dengan menggunakan Alkitab sebagai refenrensi.
​Majelis Internasional telah menerjemahkan hasil karya Penatua Hsieh ke dalam berbagai bahasa. Tantangan yang besar ada pada sumber-sumber kutipan yang digunakan untuk menjamin keotentikan dan ketepatan kutipannya.
​Buku Doktrin Roh kudus yang merupakan adaptasi dari buku Penatua Hsieh, diterbitkan khusus untuk pembaca berbahasa Malaysia. Untuk edisi Bahasa Malaysia ini, beberapa pekerja terlibat dalam penerjemahan, editing dan pemeriksaan kembali.
​Puji syukur dan kemuliaan bagi Tuhan atas pertolonganNya sehingga pekerjaan ini dapat diselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang terlibat, mulai dari penerjemahan, editor, pemeriksa akhir, perancang grafis, dan yang lainnya. Selain itu, anggota Tim Sensor Majelis Internasional dengan baik hati memberikan masukan pada kerangka-kerangka awal buku ini.
​Kiranya Allah senantiasa mencurahkan berkat-berkatNya, sehingga melalui penerbitan buku ini, jemaat dapat mempunyai pengertian yang lebih mendalam tentang pentingnya doktrin Roh Kudus. Kita juga berdoa agar setiap orang dapat belajar bagaimana mendapatkan kepenuhan Roh Kudus agar kehidupan rohani mereka dapat bertumbuh mengasihi Tuhan, meningkatkan iman mereka dan memegang teguh kebenaran.
​Marilah kita semua menyambut dan menerima Roh Kudus ke dalam hati kita, agar kita dapat mengalami kasih karuniaNya yang berkelimpahan.

Jabatan Kesusasteraan Ibu Gereja Sabah

Bab 1: Apakah itu Roh Kudus?
|

Bab 1: Apakah itu Roh Kudus?

Apakah itu Roh Kudus? Berdasarkan petunjuk Kitab, kewujudan-Nya seolah-olah amat nyata, tetapi juga kelihatan samar-samar sehingga manusia tidak dapat memahaminya (1 Kor. 13: 12). Berdasarkan pandangan teologi pula, sungguhpun terdapat jawapan mengenai-Nya tetapi masih tidak dapat memuaskan hati manusia.

1.1 Keperibadian Roh Kudus

Sesetengah pakar penafsir Alkitab beranggapan bahawa Roh Kudus ialah sejenis tenaga dan nafas hidup Tuhan. Menurut mereka, istilah “roh” dalam bahasa asal bermaksud udara atau angin. Oleh itu, mereka beranggapan unsur asal Roh Kudus ialah udara dan angin, malah menterjemahkan Roh Kudus sebagai “angin kudus”. Mereka telah melalaikan keperibadian yang ada pada Roh Kudus. Tuhan Yesus pernah berkata bahawa dosa menghujat Roh Kudus adalah lebih berat daripada dosa menghujat anak manusia (Mat. 12: 31-32). Jika Roh Kudus hanyalah tenaga dan nafas hidup Tuhan, maka ayat ini susah untuk difahami.

Tuhan Yesus telah menggunakan perkataan ‘Dia’ (He) yang menandakan wujudnya ‘seorang’ apabila menyampaikan sesuatu berkenaan Roh Kudus sebanyak 5 kali dalam Yohanes fasal 14 hingga 16. Ini membuktikan Roh Kudus memang mempunyai keperibadian. Paulus berkata, “Satu Roh. Semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.” (1 Kor. 12:4,11) Ayat ini membuktikan perkara ini.

​Selain itu, semasa kita meninjau Roh Kudus dari sifat , maka ini membuktikan-Nya mempunyai keperibadian. Pertama, dari segi hikmat, Ia dapat mencipta alam semesta dan segala makhluk (Kej. 10:1-2 ; Mzm. 104:30), dapat membedakan kebaikan dan kejahatan (Ef. 4:30), dapat bersaksi (Yoh. 15:26), dapat menyelidiki segala sesuatu, (1 Kor. 2:10), dapat mendidik orang (Neh. 9:20 ; Yoh. 14:26), dapat memimpin orang untuk memahami kebenaran (Yoh. 16:13), dapat mewahyukan orang untuk memahami rahsia Tuhan. Kedua, dari segi perasaan, Ia berkasih (Rm. 15:30), membelas kasihan (Ibr. 10:29), membimbang (Yes. 63:10, Ef. 4:30), menghiburkan orang (Kis. 9:31), memohon bagi pihak pemercaya (Rm. 8:27).
​Ketiga, dari segi hati, Ia berhasrat (Kis. 13:1-4), melarang murid-murid memberitakan Injil di sesuatu tempat (Kis. 16:6), mengasaskan jabatan kudus (Kis. 20:28), berhak mengagihkan pelbagai karunia (1 Kor. 12:11), memanggil (Why. 2:7,11,17,29; 3:6,13,22).

1.2 Siapakah Roh Kudus?

Roh Kudus ialah orang wujud yang mempunyai keperibadian. Jadi, siapakah Dia? Ini ialah konsep ketuhanan yang rahsia dan kes yang tergendala lebih daripada 1000 tahun dalam sejarah gereja. Walaupun “The Nicene Creed” yang diterbitkan pada tahun 325 S.M. telah mengenalpasti “Konsep Tri-tunggal” tetapi kita tidak boleh mengakuinya. Paulus berkata: “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu apa yang terdapat di dalam diri Tuhan selain Roh Tuhan.” (1 Kor. 2:11) Konsep ketuhanan ialah hal Tuhan. Sejak Abad ke-4, Agama Rom dan agama-agama baru yang lain mempunyai konsep yang salah terhadap Tuhan kerana mereka tidak disertai Roh Tuhan. Semoga Roh hikmat dan wahyu memimpin kita supaya kita tidak bersandarkan pengetahuan duniawi tetapi hanya bersandarkan pimpinan Roh Kudus untuk mengenal Dia dengan benar (Yoh. 14:26, 16:13, Ef. 1:17)

Dalam Buku “Kehidupan yang Dipenuhi Roh Kudus”, L.L. Legters berkata: “Roh Kudus ialah orang ketiga dalam Tri-tunggal.” Dalam Buku “Saya Percaya Roh Kudus” pula, F. Wisloff berkata: “Roh Kudus ialah Aku yang ketiga kudus dalam Tuhan yang bersifat tri-tunggal.” Dalam Buku “Apakah Roh Kudus?” pula, Zhuo Zhi Liang berkata: “Roh Kudus ialah orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan.” Jelaslah bahawa mereka memang mengakui kewujudan keperibadian Roh Kudus, cuma mereka masih berkonsep bahawa Tuhan adalah tri-tunggal. Terutamanya, Zhui Zhi Shi menganggap Roh Kudus sebagai orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan. Ini menyebabkan orang lain lebih meragui kepercayaannya. Istilah “Roh Kudus” banyak ditulis sebagai “Roh Tuhan” dalam Kitab. Ini menunjukkan bahawa Ia ialah roh Tuhan sendiri, bagaimana mungkin kita mengatakannya sebagai orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan?

A. Roh Kudus ialah Roh Bapa Syurga

​Dalam projek penciptaan langit dan bumi, (Kej. 1:1) tercatat bahawa Tuhan ialah pencipta. Ayat 2 tercatat Roh Tuhan (Roh Kudus) melayang-layang di atas permukaan air. Kemudian, segala makhluk diciptakan.
​Mengenai janji pencurahan Roh Kudus, banyak kali Tuhan menyatakan bahawa itu ialah Roh-Nya sendiri. (Yeh. 36:27, 37:14 ; Yol. 2:28-29); Semasa Roh Kudus dicurahkan pada Hari Pentakosta, Petrus berkata bahawa roh yang diterima mereka ialah Roh Tuhan, maka nubuat nabi-nabi tergenap. (Kis. 2:16-18).

Mengenai bukti Tuhan diam di dalam kita, (1 Yoh. 4:13) tercatat: “Demikianlah kita ketahui bahawa kita tetap berada di dalam Tuhan dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bahagian dalam Roh-Nya.” Manakala (1 Yoh. 3:24) tercatat: “Demikianlah kita ketahui bahawa Tuhan ada di dalam kita, iaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.”

​Tuhan Yesus berkata: “Bapa di dalam Aku.” (Yoh. 10:38). Tuhan itu Roh (Yoh. 4:24). Bapa di dalam Yesus bermaksud bahawa Roh Bapa di dalam Yesus. Dengan kata lain, Roh Kudus yang diterima-Nya selepas dibaptis ialah Roh Bapa (Mat. 3:16 ; Luk. 4:18)

​Paulus berkata: “Tuhan adalah satu, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” (1 Kor. 12:6) ; “Tuhanlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemahuan mahupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Flp. 2:13) ; “satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef. 4:6). Namun, (1 Kor. 6:19) tercatat yang diam di dalam hati manusia ialah Roh Kudus.

Paulus berkata bahawa Roh Kudus memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya supaya orang lain mendapat manfaat (1 Kor. 12:11,7) ; Yakobus berkata: “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna datang dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang (Yak. 1:17)

​Menurut hujah-hujah di atas, ini membuktikan bahawa Roh Kudus ialah Roh Bapa Syurga sendiri, bukanlah Aku yang ketiga kudus, bukan juga orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan.

B. Roh Kudus ialah Roh Yesus

(Kis. 8:16-39) mencatatkan Filipus diutus untuk memberitakan Injil kepada sida-sida Tanah Etiopia dan proses pembaptisan. Semasa Lukas menceritakan peristiwa ini, pada permulaannya, dia berkata: “Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” (Kis. 8:29) manakala pada akhirnya, dia berkata: “Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus……” (Kis. 8:39) Menurut konsep ketuhanan Lukas, Roh Kudus ialah Roh Tuhan Yesus. Konsep yang sama dapat dilihat dalam (Kis. 16:6) bahawa “Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia……” “Mereka mencuba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.” (Kis. 16:7)

Ini sama dengan konsep Paulus yang tercatat dalam (Gal. 4:6) bahawa yang masuk ke dalam hati kita ialah Roh Tuhan Yesus ; (1 Kor. 6:19) tercatat bahawa yang diam di dalam diri kita ialah Roh yang berasal daripada Tuhan. (2 Kor. 3:17) tercatat bahawa yang membolehkan kita menikmati kebebasan ialah Roh Tuhan Yesus. (Rm. 8:2) tercatat bahawa yang membolehkan kita dibebaskan ialah hukum Roh Kudus yang memberi hidup.

Mengenai penciptaan langit, bumi dan segala isinya, (Kej. 1:2) tercatat bahawa Roh Kudus melayang-layang di atas permukaan air. Kemudian, segala makhluk dicipta. Namun, rasul-rasul bersaksi bagi Tuhan Yesus bahawa langit, bumi dan segala isinya adalah diciptakan Tuhan (Yoh. 1:1,3,14 ; 1 Kor. 8:6 ; Kol. 1:16-17 ; Ibr. 1:2)

“Di dalam diri kamu, tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripada-Nya. Karena itu, tidak perlu kamu diajar oleh orang lain, tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu.” (1 Yoh. 2:27). Sini tercatat bahawa pengurapan dapat diam di dalam hati kita dan mengajar kita. Ini ditujukan kepada Roh Kudus. Ini disebabkan Tuhan Yesus pernah berkata bahawa apabila Roh Kebenaran datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Sila ambil perhatian, Yohanes menunjukkan di sini dengan khasnya bahawa pengurapan ini ialah pengurapan Tuhan. Dengan kata lain, Roh Kudus yang dilambangkan pengurapan ialah Roh Tuhan Yesus.

​Menurut sebab-musabab di atas, ini telah membuktikan Roh Kudus ialah Roh Tuhan Yesus. Roh Kudus bukan Aku yang ketiga kudus.

1.3 Menerokai Konsep Ketuhanan

Bagi persoalan konsep ketuhanan, sejak persidangan “Counncil of Nice”, kepercayaan bersama yang diterima oleh Roman Katolik dan aliran-aliran agama kristian yang lain ialah “Tri-tunggal” (Trinity). Bahkan Roman Katolik berkata bahawa sebarang konsep ketuhanan yang melanggar konsep ini ialah ajaran sesat dan patut ditolak.

Yang dimaksudkan tri-tunggal ialah tiga peribadi yang berdikari dan boleh wujud secara berasingan, iaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Konsep ini berasal daripada pesanan Tuhan Yesus kepada murid-murid sebelum terangkat ke syurga bahawa “baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.” (Mat. 28:19). Selain itu, mereka juga berdasarkan beberapa ayat suci berikut: Semasa Yesus dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari syurga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat. 3:16-17). Semasa Yesus di dalam dunia, Dia selalu berdoa kepada Bapa Syurga (Mat. 11:25-26, 14:23, 26:39,42,44) dan selalu mendoakan murid-murid (Luk 22:32, Yoh. 17:9-11, 20-23). Yesus sendiri berkata: “Bapa lebih besar daripada Aku.” (Yoh. 14:28) Semasa Stefanus dianiaya, dia penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Tuhan dan Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan. (Kis. 7:55-56). Yesus ialah pengantara dari suatu perjanjian yang lebih kuat, Ia hidup senantiasa, duduk di sebelah kanan Tuhan, menjadi Pembela bagi kita. (Rm. 8:34 ; Ibr. 7:22-25 ; 1 Yoh. 2:1) Jadi, adakah Tuhan itu tiga? Sememangnya tidak. Pemegang konsep tri-tunggal tidak beranggapan bahawa ada tiga Tuhan, tetapi beranggapan bahawa Tuhan adalah yang tunggal, yang telah disatukan (Yoh. 10:30, 14:9-10, 17:21-22). Mereka memberi penjelasan lagi bahawa Konsep Tri-tunggal yang dipegangi mereka ialah “tiga orang di dalam satu Tuhan” (Three Persons In One God). Tiga orang ini ialah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Namun, ketiga-tiga Bapa, Anak dan Roh Kudus ini mempunyai sifat ilahi, kedudukan, kemuliaan dan kekuasaan yang sama. Selain itu, mereka sama dari segi kewujudan yang kekal, tiada permulaan dan tiada kesudahan. Oleh itu, mereka ialah Tuhan yang satu.

Menurut alasan yang dihuraikan di atas, pemegang konsep tri-tunggal tidak beranggapan bahawa Tuhan terkandung tiga identiti. Mereka juga tidak menafikan bahwa banyak catatan dalam Kitab mengatakan Bapa, Anak dan Roh Kudus, iaitu tiga keperibadian yang wujud serentak. Justru itu, mereka menciptakan kata nama “tri-tunggal” untuk merangkumi keesaan dan tiga keperibadian Tuhan.

Yang menghiburkan ialah, sama ada “tri-tunggal” mahupun “tiga peribadi dalam satu Tuhan”, di dalam kedua-duanya masih ada konsep keesaan Tuhan, cuma “tri” dan “tiga peribadi” ini bermasalah dari segi bahasa dan mudah menyebabkan salah faham. Oleh itu, kami tidak boleh bersetuju.

Kami berpendapat bahawa kita harus memegang tiga prinsip untuk memahami konsep ketuhanan, iaitu tema Kitab, kesatuan dalam Roh dan Roh Kudus yang melampaui waktu dan ruang. Huraiannya adalah seperti berikut:

a. Tema Kitab

​Tema Kitab ialah “Anugerah keselamatan Tuhan”. Perjanjian lama adalah rancangan anugerah keselamatan manakala perjanjian baru adalah penggenapan anugerah keselamatan. Peganglah isi penting ini kerana isi ini memberi pertolongan yang besar kepada kita untuk memahami konsep ketuhanan.

Demi menggenapi rancangan anugerah keselamatan, Roh Kudus menyebabkan anak dara Maria mengandung lalu melahirkan Yesus. Dia adalah juruselamat bagi semua bangsa, Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat. 1:18-25 ; Luk. 2:8-11). Roh Kudus ialah Roh Tuhan (1 Yoh. 3:24). Oleh itu, pada asalnya, Yesus ialah Tuhan yang Perkasa dan Bapa yang Kekal (Yes. 9:6 ; Rm. 9:5). Kelahiran-Nya ialah penyataan Tuhan dalam rupa manusia (1 Tim. 3:16 ; Yoh. 1:1,14).

Demi menggenapi anugerah keselamatan, Tuhan bukan sahaja dilahirkan dalam rupa manusia, tetapi juga mati disalibkan dan menanggung penderitaan yang kuat (Mzm. 129:3, 22:13-18 ; Mat. 27:26-50), malah bangkit dari kematian. Kristus diserahkan kepada manusia untuk dihukum adalah demi pelanggaran kita; Dia bangkit supaya kita dibenarkan (Rm. 4:25 ; 2 Kor. 5:21). Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, Dia telah menggenapi keadilan dan kesetiaan Tuhan. Oleh itu, sesiapa yang dipilih Tuhan tidak boleh didakwa dan ditetapkan dosa (Rm 5:6-10, 8:33-34). Namun, sampai sekarang, anugerah keselamatan Tuhan belum selesai (Rm. 8:23 ; Ef. 1:14, 4:30). Menurut rancangan Tuhan, anugerah keselamatan hanya selesai apabila Kristus datang kembali, orang mati dibangkitkan, orang berdosa dihukum dan orang benar diangkat. (Yoh. 5:28-29 ; 1 Tes. 4:14-17). Oleh itu, Yesus yang diangkat ke syurga masih meneruskan kerja penyelamatan, masih berdiri di sebelah kanan Tuhan untuk menjadi pengantara bagi perjanjian yang lebih indah, malah menjadi pembela bagi umat pilihan. (Rm. 8:34 ; Ibr. 7:22-25, 12:22-24 ; 1 Yoh. 2:1). ​

​Pada Hari Pentakosta, murid-murid dipenuhi Roh Kudus, kira-kira 3000 orang dibaptis, mendirikan gereja (jemaat) (Kis. 2:1-4,41). Ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kerja penyelamatan. Disebabkan pimpinan Roh Kudus, kita dapat memahami kebenaran (Yoh. 16:13) ; Disebabkan wahyu Roh Kudus, kita dapat mengenali Yesus sebagai Tuhan (Mat. 16:15-17 ; 1 Kor. 12:3) ; Disebabkan kesaksian Roh Kudus, pembaptisan membawa kesan pengampunan dosa, dibenarkan dan dilahirkan kembali (1 Yoh. 5:6-7 ; Kis. 22:16 ; 1 Kor. 6:11 ; Tit. 3:5) ; Disebabkan gerakan Roh Kudus, kita menjadi Kudus dan mencapai tahap keselamatan (2 Tes. 2:13). Jelaslah, Roh Kudus memainkan peranan yang penting dalam kerja penyelamatan!

​Kesimpulannya, Kristus dilahirkan, mengorbankan nyawa, dibangkitkan lalu terangkat ke syurga dan juga pencurahan Roh Kudus adalah demi anugerah keselamatan. Apabila anugerah keselamatan tergenap: dunia milik kebendaan dibinasakan, tidak lagi menggoda manusia; Iblis dihukum selama-lamanya, tidak lagi mencubai manusia; jemaat terangkat, pemercaya tidak lagi melakukan dosa. Pada masa itu, Kristus tidak perlu lagi menjadi pengantara yang mendoakan pemercaya, Roh Kudus juga tidak perlu berada di dunia untuk mendirikan gereja (jemaat). Daripada ini, kita boleh tahu bahawa sebelum Kristus dilahirkan dan sebelum kerja keselamatan bermula, Tuhan adalah yang esa; Selepas Kristus datang dan selepas kerja keselamatan selesai, Tuhan juga adalah yang esa. Dalam tempoh penyelamatan, demi menyelesaikan kerja keselamatan, Tuhan seakan-akan dibahagikan kepada tiga identiti. Sebenarnya, mereka adalah dari Tuhan yang sama. Tempoh penyelamatan adalah kira-kira 2000 tahun, iaitu bermula dari kelahiran Kristus sampai Kedatangan semula Kristus. Menurut waktu Tuhan yang berkekalan, 2000 tahun ini adalah amat singkat.

II. Kesatuan Roh

“Kesatuan Roh” ialah butir kedua yang harus dipegang untuk memahami konsep ketuhanan.

​Dalam Kitab, Roh Kudus mempunyai banyak nama. Contohnya, Roh TUHAN (Hak. 3:10), Roh Tuhan (Mat. 3:16), Roh Bapa (Mat. 10:20), Roh Tuhan (Luk. 4:18), Roh Kristus (Rm. 8:9), Roh Yesus (Kis. 16:7), Roh Anak Tuhan (Gal. 4:6) dan lain-lain. Walaupun banyak nama tetapi masih dari Roh yang sama. Inilah maksudnya “kesatuan dalam Roh.”

Tuhan Yesus pernah berkata: “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain daripada Dia yang telah turun dari sorga, iaitu Anak Manusia.” (Yoh. 3:13). Ini menunjukkan Roh Yesus dan Roh Bapa ialah Roh yang sama. Oleh itu, Dia berkata kepada Filipus: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (Yoh. 14:9-10). Ini membuktikan kesatuan Roh.

​Walaupun Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah dari Roh yang sama, tetapi bermula daripada kelahiran Tuhan Yesus sebagai anak manusia sehingga sebelum anugerah keselamatan selesai, Bapa dan Anak ada perbezaan yang besar dan kecil. Oleh itu, Tuhan Yesus berkata: “Bapa lebih besar daripada Aku.” (Yoh. 14:28). Dari segi apakah Bapa lebih besar daripada Anak?

1. Kedudukan Bapa lebih besar daripada Anak. Disebabkan Anak diutus oleh Bapa, Firman yang disampaikannya juga menurut pesanan Bapa (Yoh. 12:49-50) ; sehingga tindakan dan doa juga menurut kehendak Bapa (Yoh. 7:6,8 ; Mat. 26:39).

2. Kekuatan Bapa lebih besar daripada Anak. Demi kerja pemberitaan Injil selama 3 tahun, Anak perlu pergi ke padang gurun untuk berpuasa dan berdoa selama 40 hari, dipenuhi Roh Kudus dan mengalahkan pencubaan Setan (Luk. 4:1-15). Dalam kerja, juga perlu selalu berdoa (Mrk. 1:35 ; Luk. 5:15-16), memohon kuasa dari atas, menyelesaikan pesanan Bapa (Yoh. 17:4). Mengenai sumber kekuasaan Anak, Petrus pernah bersaksi: “Tentang Yesus dari Nazaret, bagaimana Tuhan mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kis. 10:38). Doa-Nya bukan sahaja memberi teladan yang baik kepada kita, tetapi yang paling penting adalah demi keperluan-Nya sendiri.

3. Kekuasaan Bapa lebih besar daripada Anak. Oleh itu, Anak berdoa bahawa kuasa yang diperolehi-Nya berasal daripada Bapa (Yoh. 17:2). Kekuasaan ini menopang segala yang ada (Ibr. 1:3), dan kekuasaan yang menyokong segala makhluk dalam alam semesta (Mrk. 4:37-41). Daripada penglihatan Daniel (Dan. 7:13-14), doa Tuhan Yesus(Yoh. 17:2),dan kata-kata yang difirmankan oleh-Nya kepada murid- murid sebelum terangkat ke syurga (Mat. 28:18-19), juga boleh dikatakan kekuasaan Raja yang memerintah segala umat. Apabila injil disebarkan ke seluruh dunia, kerajaan duniawi akan menjadi kerajaan Kristus (Mat. 24:14 ; Why. 11:15), segala umat menjadi murid-murid Tuhan dan dating melayani Dia, agar Kristus mendapatkan masa kekuasaan yang patut ada pada Raja Segala Raja (Why. 17:14,19:16), maka ternyatalah penglihatan Daniel and pengharapan Tuhan Yesus.

4. Kemuliaan Bapa lebih besar daripada Anak. Oleh yang demikian, ketika dalam doa perpisahan, Anak berkata kepada Bapa : “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya (Yoh. 17:4). Anak merupakan cahaya kemuliaan Bapa (Ibr.1:3), segala hal yang dilakukan olehNya, sama ada mengubati orang dan menghalaukan si iblis, membangkitkan orang dari mati, dilantak di atas kayu salib, atau bangkit dari kematian, semuanya adalah demi memuliakan nama Bapa (Luk. 17:15-18;Yoh. 9:1-3,11:3-4&40,13:31-32,17:1;Efs. 1:20). Menurut perintah Bapa, Dia akan memakai mahkota duri, merasai rasa kematian demi semua manusia, bangkit and diangkat ke syurga, maka dengan sedemikian barulah dapat memakai mahkota kemuliaan dan mendapat kemuliaan yang tertinggi (Mat. 27:29;Luk. 24:26; Yoh 7:39;Fil. 2 :8-11).

5.Pengetahuan Bapa lebih besar daripada Anak. Apa saja yang difirmankan oleh Anak adalah yang menurut kehendak Bapa (Yoh 12:49-50); segala yang diketahui-Nya merupakan pengajaran daripada Bapa (Yoh 8:28). Oleh itu, sewaktu Dia mengungkitkan persoalan tentang hari kiamat, hanya dapat mengatakan jika melihat segala tanda-tanda ini berlaku, maka ketahuilah bahawa waktu Anak Manusia sudah dekat dan sudah di ambang pintu. Perihal hari kedatangan kembali-Nya, waktu itu, Dia menyatakan dengan jelas: tidak ada seorang pun yang tahu, malaikat- malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mat 24:33, 36). Rupa-rupanya hari Tuhan datang kembali merupakan rahsia yang sekian besar. Sebelum mendapat perintah Bapa, maka Anak pun tidak mengetahuinya terlebih dahulu. Bukan sekadar itu sahaja, masa dan tempat yang harus Anak pergi juga tidak diketahui-Nya sekiranya tidak ada perintah dari Bapa (Yoh 7:3-10). Dengan demikian, pengetahuan Bapa tidak terhad, tetapi adalah terhad dalam pengetahuan Anak; segala yang diketahui oleh Anak merupakan perintah Bapa.

Kesimpulannya, walaupun kedudukan, kekuatan, kekuasaan, kemuliaan dan pengetahuan Bapa lebih besar daripada Anak, tetapi Roh Bapa dan Roh Anak, adalah satu Roh yang sama, ini merupakan rahsia tentang kesatuan dalam Roh.

III. Roh Kudus melampaui masa dan ruang

‘Roh Kudus melampaui masa dan ruang’ – Roh kudus tidak dihadkan oleh masa and ruang, Ia merupakan butir penting yang ketiga untuk memahami konsep ketuhanan. Sekiranya berpegang pada butir ini dan melepaskan konsep milik kebendaan, maka boleh mempunyai pengenalan yang betul terhadap konsep ketuhanan.

Siapa pun mengetahui bahawa kebendaan dihadkan oleh masa dan ruang, satu benda yang sama tidak mungkin dapat menduduki lebih daripada dua ruang. Tetapi Roh Kudus dapat melampaui masa dan memenuhi alam semesta (Mzm 139:7-10; Yes 23:23-24), ‘alam’ bermaksud ruang yang tak terhad, dan ‘semesta’ merupakan masa yang tak terhad.

Ketika Yesus dilahirkan dalam daging, disebabkan Ia dibatasi oleh masa dan ruang, maka tidak ada buku-buku Injil yang mencatatkan tentang dua tempat dimana Yesus berada pada masa yang sama sebelum Dia mati. Tetapi setelah Dia bangkit dari mati, Yesus yang telah menjadi tubuh rohani tidak lagi dihadkan oleh masa dan ruang, boleh menampakkan diri lalu hilang secara tiba-tiba di depan murid-murid dengan ajaib (Luk 24:36,31); malah Dia juga dapat masuk ke dalam rumah murid-muridNya tanpa perlu mengetuk pintu (Yoh 20:19,26). Yesus yang dilahirkan dalam daging dan Yesus yang menjadi tubuh rohani, oleh kerana terdapat sekian perbezaan yang nyata disebab kebendaan dibatasi oleh masa dan ruang, tetapi Roh Tuhan ataupun tubuh rohaniNya dapat melampaui masa dan ruang.

Disebabkan Roh Kudus tidak sama dengan kebendaan, boleh melampaui masa dan ruang. Tetapi disebabkan Roh Bapa dan Anak serta Roh Kudus, maka mencapai kesatuan di dalam Roh. Oleh itu, Ia boleh mendekati Maria dan menjadikan Maria mengandung lalu dilahirkan menjadi tubuh daging (Mat 1:18;Luk 1:35; Yoh 1:14; 1Tim 3:16). Sewaktu Yesus dibaptis, Roh Kudus dicurahkan ke atasNya dan pada masa yang sama ada suara berkata kepada-Nya dari syurga (Mat 3:16-17). Dengan waktu yang sama, turun dari syurga dan menjadi Anak Manusia di bumi, tetapi masih juga yang berada di syurga seperti sediakala (Yoh 3:13) dan memerintah segala sesuatu (Mzm 103:19).

Pengalaman memberitahu kita, seratus orang pemercaya yang menerima Roh Kudus, sekiranya pada masa yang sama, dibahagikan untuk berdoa di seratus sudut, masih boleh juga dipenuhi dengan Roh Kudus dan berbahasa Roh. Namun, kita tidak boleh membuat kesimpulan bahwa ada seratus Roh Kudus; juga tidak boleh berkata apa yang diterima oleh mereka masing-masing hanyalah 1/100 Roh Kudus. Disebabkan Alkitab mengatakan, hanya terdapat satu Roh Kudus (1Kor 12:4; Efs.4:4); juga berkata, kita dibaptis dalam satu Roh, minum dari satu Roh (1Kor 12:13). Satu Roh yang sama, di dalam aku, dalam kamu, dan dalam dia. Kesimpulan daripada beberapa butir yang dihuraikan di atas, disebabkan Roh Kudus melampaui masa dan ruang, malah oleh kerana Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu, maka dia dapat dilahirkan dalam tubuh daging, dan juga dapat memenuhi langit dan bumi pada masa yang sama. Memandangkan dapat diam di dalam kamu dan aku, pada masa yang sama juga dapat diam di dalam semua orang.

Konsep tri-tunggal adalah salah, ia mengambil konsep kebendaan untuk memahami konsep ketuhanan, menyebabkan sifat kesempurnaan Roh Kudus menjadi kecaian. Orang yang berpegang pada konsep satu Tuhan, sekiranya demi menjelaskan kesatuan Roh Bapa Anak dan Roh Kudus, mengatakan Yesus adalah yang dilahirkan melalui sebahagian daripada Roh Kudus, atau mengatakan apa yang diterima oleh setiap kita adalah sebahagian daripada Roh Kudus, padahal dia masih belum melepaskan konsep kebendaan pengulas tentang tri-tunggal, tidak akan mengerti konsep Tuhan yang esa buat selama-lamanya.

1.4 Beberapa Kemuskilan

Beberapa kemusyikilan yang berikut merupakan pandangan yang senantiasa digunakan oleh pengulas tri-tunggal untuk menyokong pandangan mereka. Namun, terhadap tiga butir penting yang dijelaskan di atas, sekiranya pembaca dapat mengerti, hanya memerlukan sedikit renungan, maka kemuskilan ini akan menjadi lenyap secara semula jadi.

i. Ungkapan Bapa, Anak dan Roh Kudus

‘Bapa’ menunjukkan Tuhan dengan manusia memiliki hubungan bapa dan anak ( Luk 3:38 ; Efs 4:6), Dia merupakan Bapa segala Roh, mempunyai perbezaan dengan bapa tubuh jasmani kita ( Ibr 12:9). Menurut urutan penyataan, Dia merupakan sumber Yesus Kristus (Yoh 3:2, 17, 7:29), boleh digelar sebagai BapaNya (Yoh 3:16; Mat 11:25-27; Yoh 17:1).

Rupa-rupanya ‘Anak’ adalah ‘Bapa’ (Yoh 14:9), Anak dan Bapa adalah satu (Yoh.10:30), menyatakan diri dalam tubuh jasmani demi menyelamatkan manusia (Yoh. 1:14; Mat. 1:18-21;1 Tim. 3:16). Oleh itu, melihat Dia, sudah melihat Bapa, tidak ada kewujudan Bapa yang lain dalam alam semesta ini (Yoh 1:18,12:45,14:9-11). Yesus Kristus dilahirkan dengan identiti sebagai ‘Anak’, maka tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Tuhan sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang di bawah bumi, dan segala lidah mengaku : “ Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan, Allah , Bapa!” (Flp 2:6-10).

‘Roh Kudus’ merupakan Roh Tuhan, adalah satu dengan ‘Bapa’ dan ‘Anak’, dan bukanlah ‘kekudusan aku yang ketiga’ dalam tri-tunggal. Kerana berkenaan dengan Roh Kudus, walaupun adanya gelaran ‘Roh Tuhan’ dalam alkitab (Mat 3:16), ‘Roh Bapa’ ( Mat 10:20), ‘Roh Anak Tuhan’ (Gal 4:6) dan sebagainya, tetapi masih merupakan Tuhan yang sama.

ii. Tuhan menyebut diri-Nya “Kita”

“ Berfirmanlah Allah: “ Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita ,……” ”(Kej 1:26)

Pengusul tri-tunggal berpegang bahwa Tuhan pencipta alam adalah Tuhan yang banyak berdasarkan ayat Alkitab ini, tetapi kita menafikan pandangan ini. Alasannya adalah seperti berikut :

i. ‘Kita’ merupakan gelaran diri bagi raja pada zaman purba, bermakna dia merupakan ‘Tuan negara’, mempunyai kekuasaan yang pasti. Titahnya adalah undang-undang, semua menteri dan umat seluruh negara harus menurutinya; kehendaknya adalah yang adil, tidak ada orang yang boleh bersikap menonjol diri. Contohnya, gelaran diri bagi paus Roman Katolik, secara tradisional ialah “Kita” (We), menunjukkan mereka mempunyai kuasa yang mutlak. Disebabkan agama Roman Katolik menganggap paus adalah ‘Kristus di bumi’, kedudukannya lebih tinggi daripada segala pemercaya Roman Katolik di seluruh dunia. Tetapi selepas paus Rowan yang ke -23 menduduki takhta, maka telah membuat inovasi ke atas beberapa konsep dan sistem dalam tradisi agama Roman Katolik. Salah satu perkara ialah paus tidak lagi menggelar diri sebagai “Kita”, melainkan mengelar dirinya sebagai “Aku”. (Tunggal). Beliau menukarkan gelaran diri kepada “Aku” adalah kerana tidak berani tinggal bersendirian dengan identiti sebagai ‘Kristus di bumi’, ini bermaksud dirinya tidak mempunyai kuasa, kuasa yang tertinggi adalah daripada pendapat orang ramai. Beliau merupakan paus yang paling bersikap optimistik dan mempunyai pemikiran demokratik yang dalam mendalam sejak permulaan sejarah. Tempoh jabatannya adalah pada 11hb Feb 1958 sehingga 4hb Jun 1963. Tuhan merupakan pemerintah langit dan bumi, Raja atas segala Raja, Tuan atas segala Tuan (Kis 17:24; 1 Tim 6:15; Why 19:16), yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua (Efs 4:6). Oleh yang demikian, ketika Tuhan menggelar diriNya sebagai “Kita”, bukanlah bermaksud Dia adalah Tuhan yang berbilang banyak, melainkan bermaksud Dia mempunyai kuasa yang mutlak, segala yang diciptakan olehNya haruslah mentaati pemerintahanNya (Mzm 103:19-22).

ii. Perkara yang sama berkenaan dengan penciptaan manusia, dalam ayat ke-27 mencatatkan ‘Nya’, dan bukannya ‘mereka’. Sekiranya “Kita” dalam ayat ke-26 dijelaskan dengan fahaman banyak bilangan, bagi menyokong teori tri-tunggal, maka mengapakah dalam ayat ke-27 tidak mencatatkan perkataan ‘mereka’? Rupa-rupanya ayat ke-26 adalah yang difirmankan Tuhan dengan diri sendiri, dia boleh menggelar diriNya sebagai “Kita”, untuk menunjukkkan kuasaNya yang mutlak. Tetapi ayat ke-27 adalah yang diucapkan oleh Musa, maka dia tidak boleh mengatakan ‘mereka’ untuk mencegah fahaman yang salah tentang Tuhan adalah Tuhan yang berbilang banyak.

iii. Kosep ketuhanan orang Yahudi ialah ‘Tuhan Yang Esa’, dan bukanlah ‘tri-tunggal’. Sekiranya ‘Kita’ dalam ayat ke-26 adalah yang berbilang banyak, mengapakah orang Yahudi masih gigih terhadap ‘konsep ketuhanan yang esa’, dan tidak mengakui ‘tri-tunggal’? Dengan demikian, ‘Kita’ dalam ayat ke-26, orang Yahudi adalah memahaminya dengan bilangan tunggal.

iii. Bapa, Anak dan Roh Kudus menampakkan diri pada masa yang sama

‘Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”(Mat 3:16-17).

Dalam ayat suci ini, kita dapat melihat Bapa,Anak dan Roh Kudus menampakan diri pada masa yang sama, maka ada orang menganggap seolah-olah ada tiga tuhan. Sebenarnya, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu dalam Roh dan Tuhan merupakan Tuhan Esa yang selama-lamanya. Walaupun Roh Tuhan adalah satu, tetapi Ia boleh dilahirkan sebagai Anak dan dikaruniakan dengan Roh Kudus kepadaNya dari syurga, malah berkata-kata denganNya. Oleh kerana demikian, maka terhadap janji karunia Roh Kudus, “Bapa” yang mengaruniakan Roh Kudus, “Anak” yang memohon daripada “Bapa”, dan Roh Kudus yang diutus dan datang, boleh dikisahkan secara berasingan dalam waktu yang sama. Dia berfirman: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yoh. 14:16).

Ketika Tuhan Yesus mengisah tentang diriNya, Dia pernah berkata sepatah kata yang sangat rahasia; Dia berfirman: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.” (Yoh 3:13).

iv. Ucapan berkat Paulus

“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2 Kor 13:13). Berkat ini, menjelaskan hubungan dan pekerjaan Tuhan dan manusia dengan sesuai sekali. Tuhan adalah kasih (1 Yoh. 4:8), Dia mengutus anak-Nya yang tunggal dan berkorban demi manusia, maka ternyatalah kasih ini (Yoh 3:16, Rom 5:8). Firman itu telah menjadi manusia, Yesus Kristus datang dengan membawa kasih karunia yang berkelimpahan (Yoh 1:14), disebabkan Dia memikul segala dosa manusia (1 Ptr 2:24), menyelamatkan mereka dengan cuma-cuma (Tit 3:5). Ciri keistimewaan pekerjaan Roh Kudus adalah mendorong, Dia bukan sekadar mendorong manusia untuk mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan (1 Kor 12:3), lebih-lebih lagi mendorong manusia menjadi kudus agar dapat diselamatkan (2 Tes 2 :13). Oleh itu, pengajaran tentang berkat merupakan ciri keistimewaan pekerjaan Bapa, Anak dan Roh Kudus, tidak boleh menjadi bukti ulasan tri-tunggal.

v. Yesus berada di sebelah kanan Tuhan
“Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.” (Mrk 16:19).

“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kis 7:55-56).

“Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang menjadi Pembela bagi kita?” (Rm 8:34).

Ayat suci di atas mencatatkan, Yesus Kristus bangkit ke syurga dan ‘duduk di sebelah kanan Allah’, ‘berdiri di sebelah kanan Allah’ atau ‘di sebelah kanan Allah’, adalah sama dengan catatan dalam ayat suci yang berikut: (Efs 1:20; Kol 3:1; Ibr 10:12; 1 Ptr 3:22). Pengulas tri-tunggal beranggapan bahwa inilah bukti bagi kewujudan bersama “Bapa” dan “Anak” pada masa yang sama; malah dalam keadaan yang sedemikian di bumi masih ada “Roh Kudus” yang memerintah jemaat. Walaupun demikian, ini tidak dapat menjadi bukti bagi tri-tunggal. Oleh sebab anugerah keselamatan belum lagi disempurnakan, jawatan Yesus Kristus sebagai Imam Besar tetap berterusan (Ibr. 8:1; 7:22-25). Kerja Roh Kudus yang memerintah jemaat perlu diteruskan sehingga umat pilihan memperoleh penebusan (Rm 8:23; Efs 1:14, 4:30).

1.5 Konsep Ketuhanan yang menurut Alkitab

Setelah Roh Kudus diturunkan pada hari Pentakosta, para rasul mendapat pimpinan Roh yang penuh hikmat dan wahyu, mereka amat jelas akan persoalan tentang konsep ketuhanan, pandangan antara satu dengan yang lain adalah sama, oleh itu tidak ada pandangan yang kabur dan yang tidak faham, dan tidak pernah ada saling pertentangan. Tetapi pada 325 selepas masihi, demi meneguhkan konsep ketuhanan selepas menetapkan ‘usul tri-tunggal’ ini, sebaliknya telah membawa konsep yang seolah-olah betul masuk ke dalam jemaat. Berikut merupakan huraian konsep ketuhanan yang sesuai dengan Alkitab :

a. Dibaptis dalam nama Yesus
Sebelum terangkat ke syurga, Tuhan Yesus memerintah murid-murid-Nya dan berkata: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Tetapi di kemudian hari sewaktu rasul-rasul memberi baptis kepada jemaat, adalah di dalam nama Yesus Kristus (Kis 2:38, 10:48), ataupun di dalam nama Tuhan Yesus (Kis 8:16,19:5), bukannya di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Oleh sebab mereka mengerti bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus bukanlah nama, hanyalah gelaran. Bapa itu sendiri mempunyai nama Bapa, Anak itu sendiri mempunyai nama Anak, Roh Kudus itu sendiri juga mempunyai nama Roh Kudus. Berdasarkan perkataan ‘nama’, dalam bahasa asal adalah suatu kata tunggal, begitu juga dalam kitab terjemahan Bahasa Inggeris. Hal ini menyatakan, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Tuhan yang Esa, namaNya adalah yang Esa, iaitu ‘Yesus’.

Perihal nama Bapa, “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku” (Yoh 17:12), dalam kitab terjemahan bahasa Jepun menulis “dalam nama yang dikaruniakan kepadaKu, peliharalah mereka”, dalam kitab terjemahan standard Bahasa Inggeris “Aku memelihara mereka dalam nama Engkau yang diberikan oleh Engkau.” Nampaknya nama Tuhan ialah ‘Yesus’. Perihal nama Anak, Dia merupakan Juruselamat yang menjadi manusia melalui firman; firman adalah Tuhan (Yoh 1:14, 1), kelahiran Yesus merupakan Tuhan yang menyatakan diri dalam rupa manusia (1 Tim 3:16). Anak dan Bapa adalah satu pada asalnya (Yoh 10:30), melihat Anak adalah sama dengan melihat Bapa, Roh Bapa ada di dalam Anak (Yoh 14:8-9). Oleh itu, nama Anak ialah ‘Yesus’. Perihal nama Roh Kudus, Roh Kudus merupakan Roh Bapa (Mat 10:20), Roh Tuhan (Mat 3:16), Roh anak Tuhan (Gal 4:6), nama Kristus (Rm 8:9), juga Roh Yesus (Kis 16:7), oleh itu nama Roh Kudus ialah ‘Yesus’. Para rasul mengerti maksud sebenar yang difirmankan oleh Tuhan Yesus tentang ‘nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’, walaupun memberi baptis di dalam nama Yesus Kristus atau nama Tuhan Yesus, bukan saja tidak mengingkari perintahNya, sebaliknya menuruti perintahNya dengan lebih jelas dan betul.

b. Dusta Ananias

Jemaat asal pada zaman awal telah menjalankan kehidupan yang hidup bersama tidak kira kaya atau miskin. Setiap orang meletakkan wang perak daripada penjualan tanah dan rumah itu di depan kaki para rasul, lalu para rasul mengagihkannya kepada semua orang berdasarkan keperluan mereka. Segala sesuatu adalah kepunyaan bersama, tidak ada orang yang berkata kepunyaannya adalah miliknya sendiri (Kis 4:32-35), semua jemaat bagaikan anggota-anggota sekeluarga. Pada masa itu, Ananias juga tidak jauh ketinggalan, dia menjualkan tanahnya, meletakkan hasil penjualannya di depan kaki rasul-rasul; tetapi hatinya tidak baik, menahan sebahagian daripada hasil penjualan itu bagi dirinya sendiri (Kis 5:1-2). Petrus mendapat wahyu daripada Roh Kudus, melihat tembus isi hatinya, maka menegurnya: “Ananias, mengapakah hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebahagian dari hasil penjualan tanah itu?… Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Tiga jam kemudian, masuklah isteri Ananias, Petrus menegurnya: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?” (Kis. 5: 3-11). Pekara yang sama, dalam ayat ke-3 mengatakan mendustai ‘Roh Kudus’, dan ayat ke-4 mengatakan mendustai ‘Tuhan’, dalam ayat ke-9 mengatakan mencobai ‘Roh Tuhan’. Sangat jelas, Petrus memahami bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus tidak ada perbezaan dari segi kedudukan, oleh itu dia telah menggunakan gelaran yang berlainan.

c. Pencurahan Roh Kudus

“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” (Rm 8:9). Dalam huraian rangkap ini, berserta dengan pendiaman Roh Kudus di dalam, Paulus pula menggunakan tiga jenis gelaran yang berlainan yakni: ‘Roh Tuhan’, ‘Roh Kudus’, ‘Roh Kristus’. Walaupun terkandung gelaran yang tidak sama, tetapi merupakan maksud Roh yang sama, tidak boleh menganggap ada tiga roh yang tinggal di dalam diri kita. Oleh yang demikian, dalam ayat ke-10, Paulus tidak mencampurkan penggunaan gelaran ‘Roh Tuhan’ atau ‘Roh Kudus’ dan sebagainya, dan hanya mengatakan Kristus diam di dalam hati manusia. Ini bermaksud, Roh Kudus merupakan Roh Kristus, juga merupakan Roh Tuhan. Jika membandingkan huraian Paulus dengan huraian Petrus, sesungguhnya mempunyai perlaksanaan pekerjaan bersama yang ajaib.

d. Pembela yang berkuasa 

Tuhan Yesus terlebih dahulu memberitahu murid-muridNya bahawa Dia akan diserahkan kepada penguasa dan raja pada hari kelak, dan menyuruh mereka jangan khuatir bagaimana harus bercakap. Tujuan Tuhan Yesus berpesan sedemikian ada tercatat di dalam (Mat 10:20); “Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” Tetapi dalam tiga ayat suci yang lain mencatatkan: “sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.” (Mrk 13:11); “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.” ( Luk 12:12); “Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.” (Luk 21:15). Pekara yang sama, atau mengatakan ‘Roh Bapa’, ‘Roh Kudus’, atau ‘Aku’ (Kristus), hanya mengelirukan orang. Sebenarnya, pembela yang berkuasa itu hanya ada satu, iaitu ‘Roh Kudus’. Demikianlah catatan Alkitab kerana Roh Kudus adalah Roh Bapa dan juga Roh Yesus Kristus.

e. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi 

Dalam projek mencipta langit, bumi dan segala isinya, (Kej 1:1) mengatakan Tuhan adalah Tuhan pencipta. Dalam ayat ke-2 mengatakan Roh Tuhan (Roh Kudus) melayang-layang di atas permukaan air, lalu diciptakan-Nya segala mahluk. Tetapi ada banyak tempat dalam Kitab Perjanjian Baru yang mencatatkan Yesus Kristus adalah Tuhan Pencipta, Dia sudah ada sebelum segala sesuatu terjadi, segala sesuatu dijadikan olehNya. (Yoh 1:1,3,14; 1 Kor 8:6; Kol 1:15-17; Ibr 1:2). Berkenaan dengan bukti Yesus Kristus adalah Tuhan Pencipta alam semesta, bukan sekadar tercatat dalam Kitab Perjanjian Baru sahaja, tetapi juga ada tercatat dalam (Ams 8:22-30). Dalam ayat tersebut, Solomon menggunakan penulisan secara personifikasi, melalui sumber hikmat untuk menghuraikan kewujudan Kristus yang terdahulu. Dia mengatakan hikmat itu bersaksi dengan sendirinya: “Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada…. aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenanganNya, ….”. Melihat dari projek penciptaan ini, kita boleh memahami bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus sesungguhnya adalah Tuhan yang sama, dan bukan tiga Tuhan. Berkaitan dengan kewujudan Tuhan, Tuhan Yesus berfirman bahawa Dia adalah ‘Allah yang Esa’ (Yoh 5:44), atau ‘satu-satunya Allah yang benar’ (Yoh 17:3), murid-murid Tuhan juga memanggilNya ‘Allah yang Esa’ (1 Tim 1:17), atau ‘satu-satunya Allah yang penuh hikmat’(Rm 16:27), ataupun ‘Allah yang esa’, ‘Juruselamat kita’ (Yud 25), atau ‘tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa’ (1 Kor 8:4) dan sebagainya, terlalu banyak untuk disebut. Berkaitan dengan ‘perbincangan tentang tri-tunggal’, ia bukanlah nama khas dalam Alkitab, melainkan ia ditetapkan oleh manusia menurut hikmat duniawi. Kiranya Roh yang penuh dengan hikmat dan wahyu mempimpin kita, agar kita memahami konsep ketuhanan yang bersesuaian dengan Alkitab.