Bahagian 20: Kecemburuan Dan Penderitaan
Nas kitab: 11:1-33
[1] Disebabkan Jemaat Korintus Bersabar Terhadap Rasul-Rasul Palsu
i. “Sebab aku cemburu keapda kamu dengan cemburu ilahi”.
Δ Cemburu ilahi (Yak 4:5) ~ “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diinginiNya dengan cemburu”. Mereka pernah diasuh-didikkan oleh Paulus, menerimakan anugerah kelimpahan Allah, sehinggakan karunia-karunia mereka tak terbandingi jemaat lain, namun tidak pula tahu membedakan pekerja benar atau palsu.
Δ Kasih Allah sekali-kali tidak sabar melihat orang-orang yang dikasihiNya berbuat dosa; begitu juga Paulus tidak dapat bersabar melihat jemaat Korintus yang dikasihinya itu disesatkan.
ii. Kerana aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus (11:2).
Δ Injil telah diberitakan kepada mereka dan menerima perjanjian yang diikat dengan darah, juga dilahirkan kembali, menjadikan mereka umpama perawan suci dipertunangkan kepada Kristus. Justeru itu, jemaat tidak sepatutnya mempunyai kekasih lain, selain dari Kristus.
iii. Amaran (11:3).
“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus”.
À “Sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya” (3).
Á Jika ada seorang datang (4a).
a) Memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan.
b) Memberitakan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima.
c) Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
d) Kamu sabar saja (4a).
Δ Kalimat ini adalah sindiran Paulus, bukan menunjukkan ia setuju akan itu.
[2] Jemaat Korintus Menghina Bahwa Paulus Tidak Layak Menjadi Rasul Dan Membahaskannya
i. “Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasuk dan tak ada taranya itu” (5).
“Jikalau aku kurang dalam hal-hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengtahuan, sebab kami telah menyatakan kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal” (6).
ii. “Apakah aku berbuat salah,………kerana aku memberitakan Injil Allah kepada kamu dengan cuma-cuma?” (7).
iii. Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu! (8).
iv. “…Aku tidak menyusahkan seorangpun, ………dalam segala hal aku menjaga diriku …..dan aku akan tetap berbuat demikian” (9).
Δ Paulus sesungguhnya amat mengawasi diri dengan selalu berkata secara rendah hati: “Kerana aku adalah yang paling hina dari semua rasul…..” (I Kor 15:9). Namun disebabkan ia ingin membalikkan semula para pemercaya yang sesat maka terpaksa ia menerangkan identitinya: sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu” ~ ini membuktikan jawatan kerasulan yang Tuhan berikan kepadanya.
[3] Kesungguhan Kasih Paulus Terhadap Jemaat
i. Hidup memancari hidup kebenaran Kristus: Kebenaran Kristus di dalam diriku (10).
ii. Menegaskan sentimen yang tidak palsu: “Mengapa tidak? Apakah kerana aku tidak mengasihi kamu? Allah mengetahuinya” (11).
iii. Bertekad teguh berpegang kepada prinsip terus mengasihi mereka: “Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan”.
À Berketetapan tidak mahu menerima pembekalan jemaat, ‘dalam segala hal aku menjaga diriku…dan aku akan tetap berbuat demikian’ … walaupun tidak menerima pembekalan jemaat Korintus, dia tetap mengasihi mereka.
Á ‘Untuk mncegah mereka yang mencari kesempatan’: tujuannya untuk menutupkan mulut rasul-rasul palsu, ia berketetapan tidak mahu menyusahkan pemercaya, yaitu tidak menerima pembekalan mereka demi membongkarkan kemunafikan dan muslihat mereka.
a) “Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul dan pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus” (13).
b) “Hal ini tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat terang ….. kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka” (14,15).
[4] Menyatakan Identiti Sendiri Dalam Keadaan Terpaksa
i. Meminta jemaat Korintus menerima kebodohannya.
À “Jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Dan jika kamu juga menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya akupun boleh bermegah sedikit”.
Δ “Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahawa ia boleh bermegah” (17).
Versi terjemahan baru: ‘Bukan apa yang Tuhan ingin kukatakan cuma aku berkata sebarangan secara bodoh’.
Á “Kerana banyak orang yang bermegah secara duniawi, aku mau bermegah juga” (18) ~ ditujukan kepada rasul-rasul palsu yang bermegah akan puji-pujian duniawi yang sia-sia. Untuk kebaikan seiman-seiman lemah, Paulus sendiri terpaksa juga bermegah-megah sedikit agar yang benar dan palsu dapat dibezakan.
 “Sebab kamu suka sabar terhadap orang bodoh, kerana kamu begitu bijaksana” (19-20) ~ kamu sendiri menganggap diri sendiri bijak, juga berdaya membedakan segala hal, bersabar jugalah terhadap aku.
à “Dengan sangat malu aku harus mengakui, bahwa dalam hal semacam itu kami terlalu lemah” (21).
Δ Aku berkata sedemikian dalam keadaan terpaksa, sehingga menurunkan taraf identiti aku.
ii. Menceritakan identiti uniknya dengan berani (21b-23).
À ‘Aku berkata dalam kebodohan’: bukan untuk kemuliaan diri sebab Paulus sememangnya tidak pernah membangkit-bangkit tentang identitinya bahkan tidak ingin memperkatakannya.
Á Identitinya:
‘Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani!’ (22a).
‘Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel!’ (22b).
‘Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham!’ (22c).
‘Apakah mereka pelayan Kristus? Aku lebih lagi!’ (23a).
‘Aku lebih banyak berjerih lelah…’(23b).
[5] Pengalaman Menderita Demi Kebenaran
i. Penderitaan dan bahaya jasmani.
À Aspek kesiksaan (23-24).
a) Sering di dalam penjara (Kis 16:23).
b) Lima kali disesah, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan (Ul 25:3).
c) Kerap kali dalam bahaya maut (Kis 16:25; 28:4).
d) Tiga kali didera (Kis 16:22-23).
e) Satu kali dilempari batu (Kis 14:19).
Á Aspek menderita (27).
a) Banyak berjerih lelah dan bekerja berat (Kis 18:2-4; I Kor 4:12).
b) Kerap kali tidak tidur: tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi berjerih payah siang malam (II Tes 3:8).
c) Lapar dan dahaga (I Kor 4:11).
d) Kedinginan dan tanpa pakaian (I Kor 4:11).
 Bahaya kesusahan (25-27).
a) Tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut.
b) Dalam perjalanan sering diancam bahaya banjir.
c) Bahaya penyamun.
d) Bahaya dari kaum sebangsa: orang Yahudi merencana untuk membunuhnya (Kis 9:23).
e) Bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi.
f) Bahaya di kota: ada yang merencana untuk membunuhnya (Kis 21:31).
g) Bahaya di padang gurun.
h) Bahaya di tengah laut.
i) Bahaya dari pihak saudara-saudara palsu: yang menyusup masuk, mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan…(Gal 2:4).
ii. Pelbagai macam bebanan jiwa (28-29).
À Kuatir akan kesemua jemaat…… ‘urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat’.
“Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah?”.
Δ “Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah” (I Kor 9:22).
“Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?”.
Δ “Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus (I Kor 8:12).
[6] Bersyukur Atas Anugerah Penyelamatan Tuhan (30-33)
i. Bersyukur kepada Bapa Sorga: “Allah tahu, bahwa aku tidak berdusta” (31b).
À Memperingati kasih karunia pemilihan Tuhan: “Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku” (30).
‘Kelemahanku’ ditujukan kepada waktu lampau apabila ia masih seorang penentang Kristus (Kis 9:1-2).
Á Melepaskan aku dari raja Damsyik: ‘Di Damsyik wali negeri raja Aretas menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku’ (32).
Δ Paulus tetap bertahan dalam keazamannya sampai pada akhirnya, setia menderita demi Tuhan.