4.1 Pendahuluan
Roh Kudus langsung turun tangan untuk mendirikan gereja Tuhan, baik pada zaman para rasul, mahupun pada zaman sekarang. Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta menjadi sangat penting kerana menandakan pemulihan dan dikumpulkannya umat Tuhan yang terserak, seperti yang dinubuatkan dalam Yehezkiel. 36 dan 37. Dahulu, Allah menyerakkan orang-orang yang ada di dunia dan mengacaubalaukan bahasa mereka di Menara Babel (Kej. 11: 1-9), sekarang Dia mengumpulkan mereka kembali dan menyatukan bahasa mereka dengan memuji-muji kebesaran Allah (Kis. 2:4-11).
4.2 Definisi gereja
Kata Yunani untuk “gereja” adalah ekklesia yang berasal dari kata ek, yang ertinya “keluar dari”, dan klesis, yang ertinya “panggilan”. Jadi terjemahan hurufiah dari ekklesia adalah “kumpulan yang terpanggil”. Dalam dunia kuno, ekklesia adalah “perkumpulan yang sah” dalam kota-kota Yunani (yang juga dikenal dengan “perkumpulan umum”). Setelah mendengar tiupan terompet dari kota, warga kota akan keluar dan berkumpul bersama. Yesus juga menggunakan kata “kumpulan” untuk mereferensikan gerejaNya. (Mat. 16:18)
Banyak teks-teks kuno penting, seperti versi bahasa Yunani dan Perjanjian Lama (Septuagint), menggunakan ekklesia pada kata Ibrani qahal untuk mengacu pada kumpulan umat perjanjian Allah dalam Perjanjian Lama (contoh, Ul. 23: 2-9). Contohnya, ekklesia digunakan untuk menggambarkan segenap bangsa Isreal sebelum masuk ke dalam kemah pertemuan (ref. ekklesia dalam Kis. 7:38; 19:32, 39, 41; Ibr. 2: 12)
Tetapi, terdapat perbedaan penting antara umat Tuhan yang berkumpul di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di Perjanjian Baru, kumpulan milik Allah, yaitu gereja, telah “dibeli dengan darahNya” (Kis. 20:28). Sebaliknya, di zaman Perjanjian Lama, yang dilakukan melalui darah anak lembu dan kambing, dosa-dosa mereka tetap tinggal (Ibr. 9:18; 10:4)
4.3 Sifat gereja
Gereja tidak dapat disamakan seperti perkumpulan sekuler atau sosial lainnya, kerana, dari definisinya, gereja mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, kerana ia adalah kumpulan yang dipanggil oleh Allah. Gereja adalah milik Tuhan kerana Dia telah membeli gereja dengan darahNya (Kis. 20:28; I Kor. 6:19; ref.”GerejaKu” dalam Mat. 16:18). Kelompok-kelompok sekuler tidak perlu mempertimbangkan Tuhan dalam aktiviti apa pun yang mereka lakukan, sebaliknya gereja harus melakukan segalanya dengan berfokus pada Tuhan. Selain itu, kelompok-kelompok sekuler dapat mengeluarkan orang-orang berdasarkan kriteria yang telah mereka tentukan sebelumnya, sementara , gereja harus taat pada kehendak Tuhan dan membuka pintu gereja bagi semua orang (ref. Kis. 9-11)
Tidak seperti organisasi-organisasi sekuler dengan tingkat jabatan organisasional mereka (ref. Mat. 20:2-8), jemaat gereja tidak dibedakan berdasarkan kedudukan atau jabatan, tetapi, dengan pelayanan. Oleh kerana itu, para penatua, pendeta dan diaken ditunjuk sebagai hamba-hamba Tuhan (ref. “hamba” dalam Rm. 1:1), yang harus memimpin dan membangun gereja dengan teladan rohani mereka (I Ptr. 5:1-4; Ef. 4:11-13; I Tim. 3:1)
4.4 Asal mula gereja
Abraham adalah bapa leluhur yang pertama (Ibr. 7:4), bapa iman bagi orang Isrela dan Yahudi (Mat. 3:9; Kis. 13:26) dan secara rohani, juga sebagai bapa iman bagi semua orang yang percaya kepada Kristus (Rm. 4:11; Gal. 3:28-29). Sebelum mereka mengenal Allah yang Esa, Abraham dan keluarga ayahnya menyembah allah palsu (Yos. 24:2). Tetapi Allah secara khusus memilih Abraham dan ia dipisahkan untuk menjadi awal dari suatu bangsa yang kudus (Kej. 12:1-3).
Alkitab memberikan berbagai penjelasan mengenai umat Allah bangsa Isreal, di antaranya:”kudus dan terpisah dari bangsa-bangsa lain”(Im. 20:26); “bangsa yang diam tersendiri dan tidak mahu dihitung di antara bangsa-bangsa kafir” (Bil. 23:9); dan “bangsa yang dipilih Tuhan untuk menjadi umat kesayanganNya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi” (Ul. 14:2). Umat pilihan dalam Perjanjian Lama merupakan gambaran awal gereja dalam Perjanjian Baru, yang akan Yesus panggil dan beli dengan darahNya sendiri.
Kelahiran Yesus ke dunia menandai awal dari berakhirmnya perjanjian umat Allah di bawah hukum Taurat (Mat. 11:13; Yoh. 4:23; Ibr. 8:7-13). Hal ini bukan bererti gereja menggantikan bangsa Isreal; tetapi, gereja menjadi pembaruan umat pilihan Allah, dan bangsa Isreal termasuk di antara umat itu (Rm. 11).
Tuhan Yesus memanggil dan mengkhususkan sebuah kelompok inti yang terdiri dari dua belas orang murid untuk menjadi pengikutNya secara pribadi (Mrk. 3:13; Yoh. 15:19). Tugas mereka adalah untuk mencapai seluruh penjuru dunia (Mat. 28:16; Kis. 1:16). Mereka akan bekerja, bukan dengan kekuatan mereka sendiri, tetapi dengan kuasa Roh Kudus. Kuasa ini kemudian datang melalui pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Hal itu memungkinkan Petrus menyampaikan kesaksian yang penuh kuasa, yang menggerakkan 3000 orang untuk bertobat dan gereja mula-mula pun berdiri.
4.5 Pekerjaan Roh Kudus di gereja
4.5.1 Mengarahkan pekerjaan gereja
Roh Kudus bekerja secara aktif selama masa gereja mula-mula. Kegiatan gereja diadakan, diarahkan dan dimungkinkan oleh Roh Allah. Petunjuk yang dinyatakan oleh Roh Kudus dengan segera ditaati tanpa diperdebatkan (Kis. 8:29-30). Ketika Roh Kudus melarang pelayanan di daerah tertentu, rasul-rasul tidak berani memaksakan kehendak mereka sendiri, tetapi menyesuaikan rencana perjalanan mereka dengan kehendak Roh Kudus (Kis. 16:6-8). Roh membuat peraturan-peraturan gereja dan memberikan gereja wewenang untuk melaksanakannya. Para rasul hanya merupakan alat dalam pekerjaan Roh Kudus (Kis. 15:28-29; 16:4-5). Hari ini di gereja benar, kita harus memastikan agar kita mempunyai semangat ketaatan yang sama kepada Roh Kudus ketika kita melayani Tuhan.
Sebelum Roh Kudus turun ke atas murid-murid Yesus pada hari Pentakosta, mereka telah memperdebatkan siapa yang terbesar dalam kerajaan yang baru (Mat. 20:20-28), bahkan pada malam Yesus dikhianati (Luk. 22:24-27). Tetapi setelah mereka menerima baptisan Roh Kudus, mereka berubah sepenuhnya. Mereka mulai memahami kerendahan hati dan bersyukur akan kuasa dan anugerah rohani yang datang dari Tuhan (Kis. 10: 25-26; 14:8-15; I Kor. 3:5-7; I Kor. 4:7; Yak. 1:17).
Yesus Kristus adalah kepala gereja, maka gereja harus taat kepadaNya (Ef. 4:15; Rm. 12:5). Sebab tubuh tidak dapat bekerja sendiri tanpa kepala; tetapi, tubuh harus mengikuti pimpinan kepala. Sekarang dalam gereja benar, kita harus berjaga-jaga agar tidak menaruh kehendak manusia di atas kehendak Tuhan, dan jatuh ke dalam keadaan: hukum dan politik manusia menggantikan pemerintahan Roh Kudus; peraturan dan ketetapan manusia menutupi kehendak Roh Kudus; pemikiran manusia dinilai lebih tinggi daripada iman; dan talenta menggantikan karunia rohani. Seluruh pekerjaan gereja, termasuk memilih pemimpin gereja, harus didasarkan pada prinsip-prinsip rohani.
Wahyu. 1-3 berisi wahyu-wahyu Yohanes yang berasal dari Tuhan. Di pulau Patmos, ia menulis tujuh surat kepada gereja-gereja di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia (Why. 1:9-11). Di akhir setiap surat, Yohanes menyimpulkan,”Barangsiapa mempunyai telinga, baiklah dia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada gereja” (Why. 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22). Hari ini kita harus memikirkan dengan seksama pengajaran-pengajaran rohani yang telah diberikan kepada tujuh gereja ini.
Gereja Yesus Benar didirikan oleh Roh Kudus di akhir zaman ini. Gereja masa akhir mempunyai tugas untuk memulihkan gereja rasul masa awal. Oleh kerana itu dalam melaksanakan tugasnya, gereja harus bertindak selaras dengan prinsip-prinsip dan teladan yang diwariskan oleh para rasul. Yang terpenting, Roh Kudus harus memerintah gereja secara pribadi.
4.5.2 Mengutus para pekerja
Maka kata Yesus sekali lagi:”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:”Terimalah Roh Kudus”
Yohanes. 20:21-22
Jika kita memberitahukan injil, kita harus diutus oleh Tuhan.
Roma. 10:15
Menerima Roh Kudus adalah syarat bagi seseorang untuk memberitakan injil dengan kekuatan dan kuasaNya, kerana Rohlah yang memperlengkapi kita untuk menjadi saksi-saksiNya (Luk. 24:48-49; Kis. 1:8). Melalui Alkitab, kita dapat melihat bagaimana Roh Kudus mengubah murid-murid yang sebelumnya lemah dan ketakutan menjadi saksi-saksi Kristus yang penuh kuasa. Kisah Para Rasul menggambarkan murid-murid sebagai orang “yang dipenuhi Roh Kudus”, mengucapkan firman Tuhan “dengan berani”, dan menjadi saksi yang “penuh kuasa”. (Kis. 4:31, 33).
Paulus pernak berkata,”Baik perkataanku mahupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang menyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” (I Kor. 2:4-5). Dia menambahkan, “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh” (I Tes. 1:5). Di sini, kita melihat perbedahan mendasar antara memberitakan firman Tuhan dan menyampaikan bicara dan kepintaran- tetapi didasarkan pada kekuatan dari Roh Kudus.
Setiap pekerja gereja harus ditunjuk oleh Roh Kudus, bukan hanya penilik atau uskup (Kis. 13:1-4; 20:28). Alkitab mencatat:
Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata:”Kami tidak merasa puas, kerana kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Kerana itu, saudara-saidara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan fikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” Usul itu diterima oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stafanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.
Kisah Para Rasul. 2:2-6
Ayat ini menunjukkan bagaimana Roh Kudus berperan penuh dalam gereja mula-mula. Bukan para pendeta dan penatua yang secara pribadi dipisahkan untuk pekerjaan Tuhan, tetapi bahkan tujuh pekerja, yang berperan sebagai “pelayan meja”, harus dipenuhi Roh Kudus. Bila seseorang mempunyai kepenuhan Roh Kudus, dia mendapat jaminan bahawa Tuhan telah memisahkan dia untuk pekerjaanNya, dan bahawa Dia akan mendukung dan membimbingnya.
Hari ini, gereja Tuhan memerlukan banyaj pekerja untuk memikul tanggungjawab pengembalaan jemaat dan memberitakan khabar baik keselamatan yang diberikan Yesus, tetapi ini bukan bererti semua orang dapat melayani begitu saja. Gereja memerlukan orang-orang yang diberikan tugas dan kuasa dari Roh Kudus untuk melayani, sesuai dengan karunia yang Dia percayakan kepada mereka.
Nabi Yeremia pernah berkata kepada nabi palsu, Hananya, “Dengarkanlah, hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta” (Yer. 28:15). Nabi adalah jurubicara Allah (Yer. 1:7) yang mendapatkan kuasa kerana mereka diutus oleh Allah (Rm. 10:15). Nabi-nabi palsu, yang melakukan nubuat-nubuat palsu atas nama Tuhan (Yer. 29:8-9), tidak akan dapat membangun umat Allah secara rohani. Sebaliknya, mereka membuat mereka terpuruk (Yeh.13:1-7). Hari ini, “nabi-nabi” yang menatasnamakan Tuhan yang kudus untuk memberitakan injil yang palsu, tidak akan dikenal oleh Tuhan, dan juga tidak akan mendapat bagian dalam penggenapan kehendakNya.
Pada awal pelayananNya, Tuhan Yesus menunjukkan pentingnya diutus oleh Roh Allah. Yesus berkata,”Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas” (Luk. 4:18). Setelah bangkit dari kematian, Tuhan kemudian menugaskan murid-muridNya dengan perkataan:”Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:”Terimalah Roh Kudus.” (Yoh. 20:21-22). Sebelumnya, Bapa Syurgawi telah mengutus Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kerajaan Allah, sekarang giliran Yesus mengutus murid-muridNya dengan kekuatan dan kuasa dari Roh Kudus.
Orang yang menyampaikan Firman Tuhan tidak boleh bersandar pada kefasihan berbicara atau hikmat dunia saja (Kis. 4:13; I Kor. 4:20). Yang paling penting, dia harus mempunyai wewenang dan kuasa yang berasal dari pengutusan Tuhan (Luk. 24:49; Kis. 1:4, 5, 8). Hari ini, gereja memerlukan para pendeta dan pekerja yang dipenuhi Roh Kudus (Rm. 15:18; II Kor. 12:12; Ibr. 2:4)
4.6 Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani
I Korintus. 12:1 membahas tentang karunia-karunia rohani dan menggunakan kata Yunani pneumatikos, yang ertinya “berhubungan atau hasil dari Roh Kudus”2 . I Korintus. 12:4, 9, 28, 30 dan 31 berbicara tentang charismata atau “karunia-karunia dari anugerah”3 yang diberikan oleh Roh Kudus.
Ada Sembilan karunia Roh Kudus yang tercantum dalam I Korintus 12, yaitu: 1) berkata-kata dengan hikmat; 2) berkata-kata dengan pengetahuan; 3) iman; 4) karunia untuk menyembuhkan; 5) melakukan mujizat; 6) bernubuat; 7) membedakan roh; 8) membedakan berbagai bahasa roh; 9) menafsirkan bahasa roh.
Roh Kudus memberikan karunia rohani yang berbeda-beda kepada orang-orang percaya, tetapi itu semua ditujukan secara khusus untuk membangun gereja dan memajukan pekerjaan Tuhan (I Kor. 12:8-11). Contohnya, kita mengetahui dari Alkitab bahawa sebagian besar rasul-rasul “bukan orang yang terlatih dan terpelajar” (Kis. 4:13). Tetapi mereka dapat mengabarkan kebangkitan Yesus dengan wibawa dan kekuatan (Mat. 28:16-17; Mrk. 16:9-14; Luk. 24:9-11; Yoh. 20:24-27). Penulis kitab Ibrani menjelaskan,”Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai pernyataan kekuasaan dan kerana Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”(Ibr. 2:4). Dengan kata lain, Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani kepada para rasul, yang memungkinkan mereka untuk bersaksi dengan baik bagi Yesus Kristus.
Penatua Yakobus memberitahukan kita bahawa setiap karunia yang baik dan sempurna berasal dari atas (Yak. 1:17). Gereja pada saat ini memerlukan karunia-karunia rohani yang sama seperti gereja mula-mula, untuk memajukan pekerjaan Tuhan. Tubuh gereja tidak berdiri dari satu anggota, tetapi banyak anggota yang berkumpul bersama-sama dalam satu kesatuan (I Kor. 12:14, 17, 19). Untuk menghasilkan kesatuan ini, Tuhan merajut mereka bersama, melalui apa pun yang dipersembahkan oleh tiap-tiap orang kerana kasih, untuk pertumbuhan gereja (Ef. 4:13, 16). Gereja juga mengatur “bagian-bagian tubuh” seperti yang dikehendakiNya (I Kor. 12:18). Oleh kerana itu, pembagian karunia rohani oleh Roh Kudus adalah cara Tuhan untuk mewujudkan kesempurnaan tubuhNya (Ef. 4:11-13).
Karunia-karunia rohani tidak diberikan agar jemaat dapat memuliakan diri mereka sendiri (I Kor. 3:5-7; 4:7; 12:15-17, 21-24; Luk. 17:10). Roh Kudus membagikannya untuk kepentingan bersama (I Kor. 12:7) dan untuk memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan Tuhan (Ef. 4:12). Kita harus menyedari, bahawa ketika kita menerima karunia-karunia rohani, kita hanyalah perabot yang tidak layak- alat-alat yang melalui Roh Kudus bekerja.
4.6.1 Karunia-karunia rohani yang membangun gereja
I Korintus. 12:8-10 menyebutkan sembilankarunia rohani yang diberikan Roh Kudus untuk pembangunan gereja. Sembilan karunia ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok: 1) karunia pengertian rohani; 2) karunia yang mewujudkan kasih karunia dan kekuatan Tuhan yang ajaib; 3) karunia yang menyatakan kehendak Tuhan.
. Karunia pengertian rohani
. Berkata-kata dengan hikmat (I Kor. 12:8)
Hikmat rohanu tidak dibatasi waktu dan merupakan pemberian Tuhan (I Kor. 2:6-7). Ini adalah syarat yang diperlukan hamba-hamba Tuhan di gereja (Kis. 6:3). Jika Allah memberikan kita kata-kata hikmat, tidak seorang pun dapat berdalih atau menentang perkataan kita, kerana kata-kata dari Allah ada dalam kebenaran (Luk. 21:15; Kis. 6:10).
Rasul Paulus berkata,”Dan kerana kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, kerana hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani” (I Kor. 2:13-14). Roh Kudus menyatakan kebenaran-kebenaran rohani. Orang yang tidak rohani tidak dapat menerima atau memahaminya; hanya orang yang rohani, dengan karunia hikmat dari Roh Kudus, dapat menjelaskan dan menguraikan kebenaran rohani. Rasul Paulus mempunyai pengetahuan yang dalam tentang kebenaran-kebenaran rohani- kebenaran yang tersembunyi dari orang-orang di masa lalu, tetapi yang dinyatakan kepadanya oleh Roh Kudus, untuk melakukan pekerjaan Tuhan (Ef. 1:17; 3:3-5).
. Berkata-kata dengan pengetahuan (I Kor. 12:8)
Paulus bersyukur kepada Allah yang telah memberikan gereja Korintus dengan perkataan dan pengetahuan (I Kor. 1:4-7). Karunia ini adalah pengetahuan yang sempurna tentang iman (Rm. 15:14; II Ptr. 3:18) dan kebenaran (Tit. 1:1). Pengetahuan rohani berbeda dengan pengetahuan duniawi (Kol. 2:8). Kita hanya akan mengetahui cara menerapkan kebenaran-kebenaran rohani, jika kita mempunyai pengetahuan rohani.
Ketika Tuhan Yesus berbicara tentang Roh Kebenaran yang menuntun kita kepada seluruh kebenaran (Yoh. 6:13), maksudNya adalah, bahawa Roh Kudus akan menuntun kita dalam pengetahuan kita tenang kebenaran. Ruang lingkup pengetahuan ini meliputi kepenuhan hikmat rohani (Kol. 3:16), kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat (Flp. 1:9-10), kemampuan untuk berdiri teguh dalam iman, dan kemampuan untuk mengajar orang lain (Rm. 15:14). Tetapi pengetahuan rohani hanya bermanfaat bagi kita dan orang lain apabila kita menerapkannya. Jadi Paulus, sebagai contoh, menggunakan pengetahuannya yang luas tentang injil Kristus untuk membangun imannya sendiri dan untuk mengajar orang lain.
. Membedakan bermacam-macam roh (I Kor. 12:10)
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi kr seluruh dunia.
I Yohanes. 4:1
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab iblis pun menyamar sebagai malaikat terang.
II Yohanes. 11:14
Selain Roh Kudus, roh jahat juga dapat tinggal di dalam diri seseorang. Berdiamnya roh jahat adalah apa yang biasa kita sebut dirasuki setan. Roh jahat juga dapat bekerja melalui jemaat gereja untuk menyebarkan pengajaran palsu dan menyebabkan kekacauan di dalam gereja. (I Tim. 4:1)
Tanpa jemaat yang mempunyai kemampuan untuk membedakan roh, gereja akan menghadapi serangan rohani. Untungnya, di gereja mula-mula, para rasul mempunyai karunia untuk membedakan roh. Oleh kerana itu mereka dapat mengetahui apabila iblis sedang bekerja melawan Tuhan (Kis. 5:3; 13:8-11; 16:16-18).
. Karunia yang mewujudkan kasih karunia dan kekuatan Tuhan yang ajaib.
. Iman (I Kor. 12:9)
Iman adalah bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan seorang Kristian. Kita memerlukannya di awal perjalanan, yaitu ketika kita menerima anugerah keselamatan (Ef. 2:8), dan juga setelah itu, untuk menjalani kehidupan yang berkenaan kepada Allah (Ibr. 11:6). Iman membantu kita dalam mengatasi kesulitan (Mzm. 119:71; Flp. 4:11-14) dan juga melakukan mujizat. Yesus memberitahukan kita, “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahawa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya” (Mrk. 11:22-23).
Pada Markus. 11:22, Yesus berkata,”Berimanlah kepada Allah yang secara hurufiah diterjemahkan dari kata Yunani ‘mempunyai iman dari Allah’. Yesus mempunyai iman yang tidak tergoyangkan dalam diriNya, kerana Dia tahu apa yang dapat Dia lakukan. Tetapi apa ertinya memiliki iman Allah? Yesus mengajarkan bahawa kita tidak perlu melakukan hal-hal besar: iman sebesar biji sesawi saja dapat ‘memindahkan gunung’ jika kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dalam hidup kita (Mat. 17:20). Kita dapat belajar dan dua pekerja dalam gereja mula-mula:
Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilihStefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.
Kisah Para Rasul. 6:5
Kerana Bernabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman.
Kisah Para Rasul.11:24
. Karunia untuk menyembuhkan (I Kor. 12:9)
Rasul Petrus memberitahukan sumber kuasa Yesus untuk menyembuhkan, dengan berkata,”Allah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kis. 10:38).
Alkitab memberitahukan bahawa Tuhan Yesus bukanlah satu-satunya yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan. Alkitab malah mencatat bahawa Yesus menjanjikan karunia ini kepada mereka yang percaya kepadaNya, dan yang memberitakan injil sejati (Mrk. 16:17-20). Dalam kitab Yohanes, Yesus berkata,”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa”(Yoh.14:12). PerkataanNya menjadi kenyataan sejak masa Pentakosta : rasul-rasul melakukan banyak mujizat, lebih banyak dari yang telah Yesus lakukan sepanjang pelayananNya. Gereja para rasul mempunyai banyak jemaat yang mempunyai karunia untuk menyembuhkan. Di antara mereka adalah Petrus (Kis. 3:1-8; 5:15-16; 9:32-34), Filipus (Kis. 8:6-8), Ananias (Kis. 9:17-18) dan Paulus (Kis. 14:8-10; 28:8-10). Para penatua gereja setempat juga mendoakan orang sakit dan mengurapi mereka dengan minyak (Yak. 5:14-16).
Mujizat kesembuhan dapat membantu meyakinkan orang-orang yang belum percaya kepada injil kebenaran (Kis. 8:6; 14:3) dan mendorong ketaatan dan rasa hormat kepada Tuhan. Paulus berkata,”Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan” (Rm. 15:18)
Alkitab mengajarkan kita bahawa iman adalah syarat yang penting untuk menerima karunia kesembuhan Tuhan (Mat. 9:27-30; Mrk. 9:21-24; Kis. 14:8-10), begitu juga mengakui dosa, dan bantuan doa dari segenap jemaat.
. Pekerjaan Mujizat (I Kor. 12:10)
Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan kerana Roh Kudus, yang dibagi-bagiNya menurut kehendakNya.
Ibrani. 2:4
Mujizat membantu pekerjaan penginjilan. Ketika Yesus memberitakan injil, Dia melakukan banyak mujizat (Mat. 11:20). Contohnya, Dia mengusir roh jahat (Mrk. 1:23-33), membangkitkan orang mati (Yoh. 11:39-45), berjalan di atas air (Mat. 14:24-33) dan menenang badai (Mrk. 4:35-41). Dalam khotbah Pentakostanya, Petrus menyatakan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, yang diteguhkan oleh Allah melalui mujizat dan tanda-tanda heran (Kis. 2:22, 36).
Kisah Para Rasul mencatat bagaimana para rasul, seperti Petrus, Filipus dan Paulus, menerima karunia untuk menyembuhkan orang sakit, bahkan hanya dengan bayangannya, mengusir setan dan membangkitkan orang mati (Kis. 5:12-16; 9:36-42). Filipus dapat mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang-orang yang timpang dan lumpuh (Kis. 8:7). Mujizat-mujizat ini bukan mendorong seorang tukang sihir bertobat dan mengikut Kristus: “Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.” (Kis. 8:13). Sepanjang pelayanannya, Paulus juga membangkitkan orang mati (Kis. 20:19-20) dan mengusir roh jahat (Kis. 19:11-12).
Paulus melihat tanda-tanda dan mujizat sebagai bukti bahawa seseorang diutus oleh Tuhan. Dia memberitahukan orang-orang percaya di Korintus, “segala sesuatu yang membuktikan, bahawa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa” (II Kor. 12:12). Hari ini, tanda-tanda dan mujizat menyertai gereja benar, meneguhkan kebenaran injil yang diberitakan gereja dan untuk memberi kesaksian tentang keberadaan dan pekerjaan Roh Kudus.
. Karunia yang menyatakan kehendak Tuhan
. Nubuat (I Kor. 12:10)
Kita sering menghubungkan karunia bernubuat dengan kemampuan untuk melihat masa depan. Sebenarnya nubuat juga menyatakan kehendak Tuhan pada masa sekarang. Karunia ini meliputi penyampaian pesan dari Tuhan melalui ilham dari Roh Kudus (II Ptr. 1:20-21), untuk membangun, menasihati dan menghibur orang lain (I Kor. 14:3). Rasul Paulus melihat karunia bernubuat sebagai karunia khusus yang penting di antara karunia-karunia rohani lain dan mendorong orang-orang percaya Korintus untuk mendapatkan karunia ini (I Kor. 14:4-5). Dia berkata,”Kejarlah kasih itu dan usahakan dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat” (I Kor. 14:1)
Kita melihat dalam Perjanjian Lama, Allah membangkitkan para nabi dan memberikan mereka wewenang khusus untuk menyampaikan firmanNya. Hari ini, Tuhan juga dapat membangkitkan nabi-nabi untuk menyatakan kebenaran, dan untuk mendorong orang-orang percaya dalam iman (I Kor. 14:30-31).
. Berbagai jenis bahasa roh (I Kor. 12:10)
Karunia berkata-kata dalam bahasa roh tidak seperti berbicara dengan bahasa-bahasa dunia sperti Inggeris, Mandarin, Perancis dan sebagainya, tetapi menunjukkan pengucapan bahasa roh yang tidak dapat dimengerti (I Kor. 14:2), kecuali apabila Allah menghendakinya ditafsirkan oleh mereka yang mempunyai karunia untuk menafsirkannya. Dalam kasus seperti ini, bahasa roh digunakan untuk menyampaikan pesan dari Allah kepada gereka (I Kor. 14:6 dst.)
Rasul Paulus berkata,”Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun” (I Kor. 14:5). Sekilas kita mungkin menganggap pesan ini mengajarkan kita bahawa karunia bernubuat lebih penting daripada karunia berbahasa roh, tetapi kita harus mengerti bahawa Rasul Paulus sedang membicarakan tentang apa yang paling bermanfaat untuk pembangunan gereja secara umum.
Perkataan Paulus dalam I Korintus. 14 menambahkan pesan sebelumnya dalam I Korintus. 12 dan 13, tentang perlunya gereja Korintus bekerja dalam kesatuan, dan jemaat unutk saling membangun di dalam kasih. Secara khusus, Paulus mengajarkan pentingnya melatih karunia rohani melalui kasih, melakukan segala sesuatu dengan tertib, dan mencari hal-hal yang membangun jemaat, sebagai kebalikan dari pemuliaan diri (I Kor. 14:12). Oleh kerana itu, Paulus mengajarkan mereka untuk: a) mengejar karunia bernubuat, menyampaikan pesan Tuhan kepada jemaat untuk berkata-kata dengan pengertian (I Kor. 14:1, 5, 19); b) menggunakan bahasa roh untuk mengajar jemaat, hanya apabila ada orang yang menafsirkannya, dan melakukannya secara bergiliran (I Kor. 14:28); c) tetap tenang di dalam gereja ketika tidak ada orang yang menafsirkannya, dan hanya menggunakan bahasa roh untuk berbicara pada diri sendiri dan kepada Tuhan untuk membangun diri sendiri (II Kor. 14:28).
Kesimpulannya, pengajaran Paulus dalam I Korintus. 14 menunjukkan ada dua jenis bahasa roh. Kita harus berhati-hati untuk tidak memcampuradukkannya. Untuk mengulangi, kedua jenis bahasa roh ini adalah:
• Bahasa Roh yang digunakan oleh seseorang dalam doa kepada Tuhan (I Kor. 14.2, 14-15). Tujuan dari bahasa roh ini adalah untuk membangun diri sendiri (I Kor. 14:2, 4). Lebih penting lagi, ini adalah bukti seseorang telah menerima baptisan Roh Kudus.
• “Berkata-kata dalam bahasa roh” yang digunakan untuk memberitakan injil: menyampaikan pesan dari Tuhan untuk membangun dan mengajar gereja (I Kor. 12:10; 14:5-6, 26)
Apabila kita mengerti perbedaan antara dua jenis bahasa roh ini, pengajaran Paulus akan menjadi lebih jelas bagi kita. Contohnya, kita dapat mengerti dengan lebih baik mengapa dia berbicara tentang “berkata-kata dengan bahasa roh” (dalam Alkitab versi New King James,tercantum “different kind of tongues”- editor) bersamaan dengan “menafsirkan bahasa roh” dalam I Korintus. 12:10. (Untuk penjelasan lebih lanjut tentang berbahasa roh, silakan lihat Bab 9).
. Penafsiran bahasa roh (I Kor. 12:10)
Bahasa roh biasanya ditujukan kepada Tuhan, bukan manusia. Tetapi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam keadaan khusus Tuhan ingin memberikan pesan kepada gereja melalui bahasa roh. Pada kasus seperti ini, bahasa roh perlu ditafsirkan (I Kor. 14:5, 12-13, 27) dan dilakukan dengan secara tertib (I Kor. 14:27-31). Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi kekacauan di dalam gereja. Lalu jika tidak yang menafsirkan, Tuhan tidak menginginkan pesan bahasa roh itu ditafsirkan. Dalam keadaan seperti ini, Paulus menasihati orang tersebut untuk tetap tenang di dalam gereja, dan hanya menggunakan karunia-karunia rohani untuk berbicara kepada Tuhan dalam doa untuk membangun diri sendiri (I Kor. 14:28).
“Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya” (I Kor. 12:11). Roh Kuduslah yang memberikan karunia-karunia rohani. Paulus menambahkan bahawa kita dapat mengejar karunia-karunia ini, seperti bernubuat dan menafsirkan bahasa roh (I Kor. 14:1, 13). Namun kita tidak dapat mendesak Tuhan untuk memberikannya kepada kita, kerana Roh Kudus mempunyai hak mutlak untuk membagikannya kepada mereka yang Ia kehendaki (I Kor. 12:30)
Selain Sembilan karunia rohani yang disebutkan dalam I Korintus. 12:8-10, beberapa peneliti Alkitab yakin bahawa Roma. 12:6-8, I Korintus. 12:28 dan Efesus. 4:11 juga membicarakan karunia-karunia rohani yang berhubungan dengan tugas dan fungsi dalam gereja. Kerana karunia-karunia ini dianugerahkan oleh Roh Allah, mereka dapat juga dianggap sebagai charismata atau “karunia-karunia anugerah”
4.6.2 Kasih sebagai dasar karunia-karunia rohani
Paulus menulis I Korintus. 12-14 untuk membahas sejumlah masalah yang berhubungan dengan penerapan karunia-karunia rohani dalam gereja Korintus. Pada pasal 12, dia menyebutkan karunia-karunia rohani dan berbicara tentang pentingnya kesatuan gereja. Pada fasal 14, dia menulis tentang cara penggunaan karunia rohani yang tepat, dan cara memelihara ketertiban selama kebaktian. Pada fasal 13, dia memberikan kepada gereja sebuah pengajaran khusus untuk menghubungkan semua hal yang disebutkan dalam fasal 12 dan 14. Pada fasal 14, dia menjelaskan cara menggunakan karunia-karunia rohani dengan efektif.
Secara khusus fasal 13 ini penting, kerana di sinilah Paulus mengajarkan dasar utama di balik penerapan karunia-karunia rohani, yaitu kasih.
. Kegagalan Gereja Korintus
Mempunyai karunia rohani dan mempunyai kasih adalah dua hal yang berbeda. Kita melihat kebenaran ini dengan baik digambarkan pada keadaan Gereja Korintus: jemaat dianugerahi karunia rohani yang berlimpah, tetapi sayangnya, mereka kekurangan sesuatu yang jauh lebih berharga, yaitu kasih. Akibatnya pelayanan dan perkembangan gereja terhambat. Kerana latar belakang inilah Paulus menulis untuk menegur mereka dan untuk mendorong mereka untuk memperbarui kasih mereka dalam Kristus.
Suarat Paulus kepada Jemaat Korintus menjelaskan keburukan-keburukan perpecahan dan perselisihan. Di gereja, jemaat saling pihak memihak sebagian menyatakan mengikui golongan Paulus, sebagian Apolos, sebagian Kefas, dan yang lain Kristus. Kerana gereja sangat terpecah-pecah, mereka tidak dapat bekerja sama untuk mencapai kebaikan bersama. Maka Paulus mendesak mereka untuk menghindari perpecahan dan perselisihan, dan mengejar fikiran yang sama (I Kor. 1:10-13; 3:1-8). Ia juga menceritakan kepada mereka analogi satu tubuh yang terdiri dari banyak anggota tubuh, mengajarkan mereka untuk bekerja bersama-sama dalam Kristus (I Kor. 12:4-6, 12-16)
Masalah lain yang ditemukan dalam Gereja Korintus adalah beberapa jemaat, yang mempunyai sebuah karunia rohani tertentu memandang rendah jemaat lain yang mempunyai karunia rohani yang berbeda. Maka Paulus mengingatkan mereka bahawa setiap anggota mempunyai fungsi yang berbeda-beda untuk mereka isi dalam gereja seperti tubuh manusia memerlukan seluruh bagian tubuhnya untuk berfungsi dengan baik, bahkan bagian tubuh yang lemah, begitu juga tubuh Kristus (I Kor. 12:17-24, 27-30)
Paulus melanjutkan pesan-pesannya dengan beberapa pertanyaan retoris:”Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?” (I Kor. 12:29-30). Maksud Paulus adalah semua jemaat akan mempunyai karunia rohani yang berbeda-beda, tetapi bila mereka bekerja bersama dalam kesatuan, hasilnya adalah gereja yang berwarna. Sayangnya, Gereja Korintus tidak mengerti kebenaran ini, dan akhirnya jemaat saling merendahkan menjadi arogan, dan gereja terpecah belah. Pendeknya, tidak terdapat kasih Allah yang mulia dan tanpa pamrih di dalam gereja. Kerana itu, Paulus mendesak semua jemaat untuk saling memperhatikan. Ia berkata, apabila satu anggota menderita, maka seluruh jemaat menderita bersama. Dan ia menambahkan, apabila satu angota dihormati, maka seluruh jemaat turut bersukacita (I Kor. 12:25-26).
. Peran kasih
Keadaan yang paling buruk yang dapat dihadapi gereja adalah apabila jemaat mempunyai karunia-karunia rohani yang berlimpah, tetapi tidak mempunyai kasih Kristus.Jadi mereka memamerkan karunia-karunia mereka di depan umum untuk mendapatkan kemuliaan, tetapi tidak ada yang diuntungkan (ref. Flp. 2:3-4). Ketika Paulus menemukan masalah ini di Gereja Korintus, ia segera menulis sebuah surat, untuk mencegah kemunduran gereja lebih lanjut. Dalam I Korintus 13, ia mendorong gereja untuk memusatkan perhatian pada karunia-karunia terbaik, yang adalah kasih (ref. I Kor. 12:31; 14:1)
Rasul Paulus berkata,”Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing” (I Kor. 13:1). Di sini, “semua bahasa manusia dan bahasa malaikat” merujuk pada karunia berbahasa roh. Pendeknya, tanpa kasih, bahasa roh tidak lagi berguna. Paulus menambahkan, “sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna” (I Kor. 13:2). Kasih lebih bernilai daripada kepintaran berbicara dan karunia-karunia lain. Lebih lagi, tanpa kasih, seseorang dapat menyalahgunakan karunia rohani untuk menyebabkan perselisihan di dalam gereja dan memberikan tempat untuk Iblis bekerja.
Paulus menguraikan lebih lanjut:”Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (I Kor. 13:3). Di sini ia menyebutkan tindakan tidak mementingkan diri sendiri yang paling mulia: memberikan seluruh hak milik untuk dipersembahkan dan mengorbankan diri demi orang lain. Namun Paulus juga menambahkan, bahawa apabila pengorbanan ini dilakukan tanpa kasih, itu tidak menguntungkan orang yang melakukannya. Lebih parah lagi, tindakan itu tidak lebih dari sekadar memuliakan diri sendiri (ref. Mat. 6:1-2).
Kasih adalah kebenaran yang paling indah. Tanpa kasih, karunia-karunia rohani yang lain tidak dapat menyempurnakan gereja. Kerana itu kita semua mengejar kasih sebagai bagian oenting untuk pertumbuhan tubuh Kristus dan sebagai dasar iman kita (Ef. 4:16).
. Kasih ilahi dan kasih alami
Ada dua kata Yunani dalam Perjanjian Baru yang diertikan sebagai “kasih”, yaitu phileo dan agape. Phileo bererti “dikasihi”, “yang terkasih”, dan “sahabat”, menunjukkan kasih alami yang melekat pada manusia; sebuah perasaan naluriah kepada orang-orang terdekat, perasaan yang kita miliki kepada sanak keluarga dan teman-teman terdekat. Kasih seperti ini membantu menopang hubungan keluarga dan sosial. Semua orang baik Kristian atau bukan, mempunyai kemampuan untuk melakukan phileo.
Agepe adalah kasih ilahi, yaitu kasih Allah5. Ini adalah kasih yang berasal dari iman seorang Kristian yang telah terlahir kembali. Istilah ini jarang digunakan dalam literature Yunani di masa Paulus. Dalam tiap hal, penggunaan sekuler kata agepe tidak dapat menyatakan maksud kata ini dengan cukup dalam dari bererti, seperti digunakan dalam Alkitab. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib menjelaskan istilah ini dengan erti mendalam yang hanya difahami oleh orang Kristian (Rm. 5:8; I Yoh. 3:16). Paulus menyebutkan agepe dalam I Korintus 13, dan Penatua Yohanes menggunakan istilah ini untuk menjelaskan intisari kasih Allah yang sejati. Ayatnya berbunyi:
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahawa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup olehNya.”
I Yohanes. 4:7-9
4.7 Peran Roh Kudus dalam menyatukan gereja benar
4.7.1 Doa Yesus memohon kesatuan
Sebelum Dia naik ke Syurga, Tuhan Yesus berdoa memohon kesatuan gereja:
“Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engaku berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita… Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetap juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahawa Engakulah yang tetap mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka yang kemuliaan yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu; Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahawa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahawa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”
Yohanes. 17:11, 20-23
Pertama, kita melihat Yesus meminta kepada Raja di Syurga “supaya mereka menjadi satu” (ayat 11) kerana Ia berharap murid-muridNya bersatu, seperti Anak disatukan dengan Bapa. Lebih penting lagi, Yesus menginginkan mereka untuk disatukan dalam kebenaran, kerana tanpa kebenaran, mereka akan terpecah belah. Dari Alkitab kita mengetahui bahawa Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup (Yoh. 14:6). Begitu juga Injil Yohanes mengajarkan kita bahawa Allah adalah kebenaran dan dalam Kristus, adalah kesatuan dalam kebenaran, kerana Roh Kudus adalah Roh Kebenaran (Yoh. 14:17)
Kedua, ketika Yesus menyebutkan “mereka ini” dalam ayat 20, yang Ia maksud adalah murid-muridNya. Dan ketika Ia menyebutkan “orang-orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka”, ini adalah mereka yang nanti akan percaya kepadaNya, yaitu gereja yang akan berdiri setelah Hari Pentakosta. Jadi Yesus berharap agar para rasul dan umat percaya disatukan dalam kebenaran. FirmanNya mengajarkan kita bahawa gereja harus dibangun di atas kebenaran- dasar para rasul, nabi-nabi dan Yesus Kristus (Mat. 16:18; Ef. 2:19-20).
Ketiga, perkataan Yesus pada ayat 23 menunjukkan harapanNya agar para rasul dan umat percaya dipersatukan. Dengan demikian, mereka akan menunjukkan kepada dunia bahawa Dia diutus oleh Bapa Syurgawi, dan Allah mengasihi Anak dan gerejaNya.
4.7.2 Roh Kudus memberikan kesatuan
Roh Kudus adalah satu. Allah menyatukan gereja di dalam Roh (Ef. 4:3-4; Yeh. 11:19). Alkitab memberitahukan kita bahawa orang-orang percaya dibangun menjadi tempat berdiamnya Roh Kudus (Ef. 2:21-22). Paulus berkata,”Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, mahupun orang Yunani, baik budak, mahupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” (I Kor. 12:13).
Seringakali kita tidak dapat mencapai kesatuan dalam Roh kerana rasa megah diri dan kehendak pribadi menghalangnya. Namun Roh Kudus itu seperti api yang dapat menghabisi dan membakar hangus ketidakmurnian, sehingga gereja dapat mencapai kesatuan sebagai satu tubuh.
4.7.3 Roh Kudus menyatukan gereja di dalam kebenaran
Paulus berkata,”Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus-terang memberitakan perkataan kebenaran itu” (II Tim. 2:15). Dia juga berkata,”Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuha, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Ef. 4:4-6). Dari ayat-ayat ini, kita mengerti bahawa hanya ada satu Alkitab dan satu kebenaran (II Kor. 1:18-19)
Gereja benar dibangun di atas dasar para rasul dan nabi-nabi dengan Yesus sebagai batu penjuru (Mat. 16:18; Ef. 2:19-20). Ini bererti jemaat hanya dapat disatukan apabila mereka mempunyai iman yang sama (Gal. 1:6-8; Tit. 1:4; Yud. 17; Ef. 4:13). Para rasul mengabarkan pengajaran dan wahyu yang mereka terima dari Tuhan Yesus (Mat. 28:20; Gal. 1:11-12; Ef. 3:3-5); dan Alkitab mencatat, bahawa bila kita tidak mengikuti petunjuk rasul-rasul dan nabi-nabi Allah, kita bukan berasal dari Allah dan belum menerima Roh Kebenaran (I Yoh. 4:6). Dari sini kita dapat melihat betapa pentingnya Roh Kudus dalam menolong kita memahami kebenaran.
4.7.3 Berusaha bersama-sama untuk mencapai kesatuan
Kesatuan gereja adalah kehendak Tuhan Yesus, tetapi kita tidak dapat mengompromikan kebenaran demi persatuan. Tuhan Yesus berkata,”Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.” (Mat. 12:25). Senjata iblis yang paling mematikan untuk menjatuhkan gereja adalah perpecahan. Jika dia dapat membuat orang-orang Kristian saling menjatuhkan, gereja akan mengalami penderitaan. Tetapi jika kita semua berusaha mencapai kesatuan rohani di dalam kasih dan kebenaran, gereja akan menjadi sempurna dan kuat, dan juga mempunyai kemampuan untuk mewujudkan keserupaan dengan Kristus (Ef. 4:13-16).
4.7.4 Roh Kudus memberikan ketaatan
Yohanes berkata,”Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan” (I Yoh. 4:6). Roh Kebenaran, yaitu Roh Kudus, memberikan pengertian akan satu sama lain dan pengetahuan kepada orang-orang percaya, dan juga membantu mereka untuk dapat tunduk dan taat satu sama lain. Kerana alasan ini, gereja harus mempunyai hadirat dan kepenuhan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, gereja tidak dapat menyatakan diri sebagai milik Allah (Rm. 8:9).
4.8 Satu gereja benar
Hari ini ada ribuan gereja dan demominasi Kristian. Dan nampaknya semua tidak dapat bernaung di bawah satu iman yang sama. Contohnya, satu gereja mungkin percaya bahawa baptisan adalah untuk pengampunan dosa, sementara yang lain mungkin berkata bahawa baptisan hanya sebuah pernyataan iman di depan umum, dan aliran lain mungkin memberitakan bahawa mengakui Yesus adalah Tuhan sudah cukup untuk mendapatkan keselamatan.
Namun setidaknya beberapa gereja berusaha mencapai beberapa kesamaan, dan akhir-akhir ini yang seringkali ditemukan, adalah usaha yang terus meningkat menuju gerakan oikumene. Ujungnya, tentu saja gereja-gereja harus mengesampingkan perbedaan doktrin mereka. Namun walaupun gerakan oikumene dapat membawa orang-orang Kristian dan gereja-gereja secara fisik nampaknya bersatu, gerakan ini tidak memecahkan masalah utama dalam hal iman.
Yang paling penting, keanekaragaman aliran atau denominasi Kristian sama sekali bukan kehendak Allah. Tuhan menghendaki hanya ada satu gereja dan tubuh Kristus, yang menjadi milikNya yang mutlak. Malah bila kita melihat ke dalam Alkitab, kita mendapati bahawa Alkitab terus menerus menyatakan sifat tunggal gereja benar:
4.8.1 Satu bait Allah
Bait Allah dalam Perjanjian Lama menggambarkan gereja dalam Perjanjian Baru. Sebagai orang Kristian, tubuh kita adalah bait Roh Kudus (I Kor. 6:19). Secara kolektif, orang-orang percaya yang membentuk gereja disebut sebagai bait Roh Kudus (I Kor. 3:16-17; Ef. 2:21-22).
Dalam Perjanjian Lama, bangsa Isreal hanya membangun satu bait Allah, walaupun mereka mempunyai sumber daya untuk membangun lebih dari satu. Allah itu esa (Ul. 32:39), dan begitu juga, bait Allah hanya satu. Di Perjanjian Baru, semua orang percaya di gereja secara koletif dibangun menjadi satu rumah rohani (I Ptr. 2:5). Hanya ada satu rumah atau bait rohani, kerana hanya ada satu Roh (I Kor. 12:4; Ef. 4:4).
4.8.2 Satu tubuh
Gereja adalah tubuh Kristus (Kol. 1:24), dan semua orang percaya adalah anggota dari satu tubuh (Rm. 12:5). Mungkin ada banyak anggota, tetapi tubuhnya tetap satu, kerana hanya ada satu Roh (I Kor.12:4). Tubuh Kristus tidak dapat dibagi-bagi (I Kor. 12:20, 25; Ef. 4:4).
4.8.3 Satu mempelai perempuan
Adam adalah sebuah gambaran Yesus Kristus (Rm. 5:14; I Kor. 15:45). Allah hanya menciptakan datu isteri untuk Adam, dan ia adalah Hawa. Begitu juga, Yesus Kristus hanya mempunyai sati mempelai perempuan, yaitu gereja (II Kor. 11:2; Why. 21:9-10), yang satu hari nanti, akan menikah (Ef. 5:31-32).
Nabi Yesaya telah membuatkan, di hari-hari terakhir (Yes. 2:2),tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata,”Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!” (Yes. 4:1). Tujuh adalah bilangan yang sempurna, yang dapat menunjukkan bilangan yang lebih besar daripada tujuh secara hurufiah. Seperti perempuan-perempuan yang meminta nama laki-laki itu dilekatkan kepada mereka, hari ini banyak gereja mengatasnamakan nama Allah. Mereka mengabarkan injil dan melayani untuk Allah, tetapi mereka memakan makanan mereka sendiri (ref. Amos. 8:11, makanan melambangkan Firman Allah) dan memakai pakaian mereka sendiri ini bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, namun ingin dipanggil atas nama Allah.
Kita perlu menyedari, bahawa bila kita menjalani hidup yang terpisah dari Allah, kita tidak dapat disebut dengan namaNya. Gereja Allah adalah gereja yang mengabarkan kebenaran seutuhnya, seperti yang dinyatakan oleh Roh Kudus. Sebagai orang Kristian, kita tidak dapat mengandalkan kebenaran kita sendiri, yang hanyalah kain kotor di mata Allah (Yes. 64:6). Kebenaran kita haruslah berasal dari Tuhan Yesus, Untuk menjadi mempelai Tuhan Yesus, kita harus menerima dan menaati kebenaran dengan bersandar kepada Allah melalui iman.
4.8.4 Satu rumah tangga Allah
Gereja adalah rumah tangga Allah (I Tim. 3:15). Allah adalah Bapa atas umatNya (Ef. 4:6) dan segala roh (Ibr. 12:9-10). Sebagai orang percaya, kita adalah anak-anak dalam rumah tanggaNya (Ef. 2:19). Mungkin ada banyak anak-anak, tetapi berasal dari satu rumah tangga, sama seperti Allah adalah satu (I Kor. 12:6).
4.8.5 Satu pokok anggur yang benar
Tuhan Yesus adalah pokok anggur yang benar, dan orang-orang percaya adalah ranting-ranting yang melekat padaNya (Yoh. 15:1, 5).Sebuah pokok anggur dapat mempunyai banyak ranting, tetapi tetap hanya ada satu pokok anggur. Demikian juga, hanya ada satu gereja benar yang dapat diakui sebagai tubuh Kristus (Yoh. 15:4-6).
4.8.6 Satu bahtera
Pada zaman Nuh, bumi penuh dengan dosa dan kekerasan. Allah memutuskan untuk menghancurkan bumi dengan air bah (Kej. 6:11-13; 7:11-12, 21). Namun Nuh berjalan dengan Allah, benar dan kudus di mataNya. Kerana itu, Allah memperlihatkan pada Nuh segala rencanaNya dan menyuruhnya membuat sebuah bahtera untuk menyelamatkan seluruh keluarganya (Ibr. 11:7; I Ptr. 3:20; II Ptr. 2:5).
Bahtera Nuh menggambarkan gereja benar di hari-hari terakhir. Kita mengetahui hal ini dari beberapa pengajaran rohani dan kesamaan-kesamaan dalam Alkitab. Pertama, seperti di masa Nuh, dunia di masa kini penuh dengan dosa dan kekerasan (Why. 7:1; 18:4-5; Kis. 2:17-21). Kedua, seperti bahtera Nuh, gereja benar didirikan sesuai sepenuhnya dengan petunjuk Allah (Kej. 6:14-16, 22; Mat. 28:20; ref. Gal. 1:6-9). Ketiga, seperti mereka yang masuk ke dalam bahtera Nuh, mereka yang masuk ke dalam gereja benar dapat diselamatkan melalui pembasuhan air dan pembaruan oleh Roh Kudus (Kej. 6:18-20; 7:23; ref Yoh. 3:5; Tit. 3:5; I Ptr. 3:20-21; Ef. 1:14)
Nuh hanya membangun satu bahtera, yang menjadi satu-satunya tempat perlindungan manusia dari air bah (II Ptr. 2:5). Demikian juga pada hari-hari terakhir, sebelum Tuhan memusnahkan dunia, hanya ada satu gereja benar tempat orang-orang dapat menerima keselamatan (Ef. 4:4; Kid. 6:9).
4.8.7 Dua perjanjian
Paulus menjelaskan bahawa Abraham mempunyai dua anak laki-laki: satu dari seorang hamba, yang dilahirkan menurut daging; satu lagi dari orang merdeka, yang dilahirkan menurut janji Allah (Gal. 4:22-25). Dua perempuan yang melahirkan dua anak ini melambangkan dua jenis orang atau gereja. Allah hanya menerima gerejaNya dan menolak mereka yang tidak mempunyai bagian di dalamnya.
Ada banyak macam manusia, tetapi hanya ada dua jenis di mata Allah. Jenis yang pertama hidup melalui Adam. Namun garis keturunannya menuju pada maut. Kita semua adalah keturunan Adam, jadi kita hidup di bawah kerangkeng maut; suatu saat nanti kita harus menerima kematian, jasmani dan rohani. Jenis kedua hidup melalui Yesus Kristus di dalam gerejaNya. Hanya apabila kita dilahirkan kembali dalam Kristus, barulah kita dapat menerima kehidupan kekal (Yoh. 3:5; 3:16; I Kor. 15:22).
Hari ini ada banyak denominasi dan aliran gereja. Namun di mata Allah hanya ada dua jenis gereja dan orang: mereka yang hidup dalam maut, dan mereka yang mempunyai kehidupan. Satu berasal dari daging, satu lagi dari Roh (Rm. 8:5-11).
4.8.8 Satu kawanan domba yang dipimpin oleh satu gembala
Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik” (Yoh. 10:11, 14). Perkataan ini menunjukkan bahawa orang –orang percaya adalah domba-dombaNya (ref. Yoh. 10:26). Domba-domba banyak, tetapi Yesus menggembalai satu kawanan dari satu kandang (Yoh. 10:16). Yesus juga berkata,”Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh. 10:16). Dari perkataanNya ini, kita mendapatkan:
• “kandang ini” menunjukkan satu gereja benar; dan Yesus adalah “gembala”nya.
• “domba-domba lain” menunjukkan orang-orang yang belum percaya kepada Yesus. Sebagai gembala mereka, Yesus akan menuntun mereka ke dalam kandangNya. Ia akan menggunakan kebenaran untuk menuntun mereka ke gerejaNya.
• Domba-domba akan mendengar suara Tuhan Yesus (Yoh. 10:27) dan akan berkumpul bersama dengan Gembala mereka yang sejati. Mereka yang bukan milik Yesus entah tidak mendengarNya, atau tidak datang ke kandangNya (Yoh. 8:47; 10:26).
• “suaraKu” menunjukkan suara Yesus dan Roh Kudus, kerana Roh Kudus adalah Roh Kudus. Kita harus belajar mendengar suara Yesus, yaitu Roh Kudus, bila kita mencari kandangNya, yaitu gereja benar.
4.9 Bagaimana kita dapat mengenali gereja benar?
Saat ini ada banyak sekali gereja, dan masing-masing menyatakan pesan yang berbeda, atau setidaknya sebuah variasi dari injil yang diberitakan para rasul. Keadaan ini dapat menjadi sangat membingungkan bagi orang-orang yang mencari gereja yang sungguh-sungguh adalah milik Allah dan mendapatkan keselamatan. Namun bersyukur kepadaNya. Alkitab menjelaskan kepada kita bagaimana mengenali karakter dan ciri-ciri gereja benar.
4.9.1 Menjunjung nama Tuhan
Banyak gereja mengabaikan pentingnya nama Yesus, dan sebaliknya menegaskan doktrin-doktrin secara khusus, seperti baptisan, hari Sabat, sebagai namanya. Namun pilihan nama ini penting kerana nama memberikan pesan kepada orang-orang akan apa yang dikedepankan oleh gereja ini.
Misi gereja benar adalah untuk menyatakan kebenaran melalui injil. Keselamatan ini hanya datang dari Yesus, seperti yang dinyatakan oleh Alkitab, tidak ada nama lain yang oleh kerananya orang dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Maka salah satu ciri gereja benar, adalah menyatakan dan menjunjung nama Yesus.
Dalam doa perpisahanNya, Tuhan Yesus meminta, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka namaMu, yaitu namaMu yang telah Engaku berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita“ (Yoh. 17:11). Gereja adalah tubuh Kristus,; kerana itu, gereja harus membawa nama Yesus. Dengan cara ini, orang percaya dapat dikenali dan dipelihara dengan nama itu.
4.9.2 Disertai Roh Kudus
Penyertaan Roh Kudus adalah ciri gereja penting yang sangat penting, dan berfungsi untuk membedakan gereja dari kumpulan gereja lain. Alkitab menyatakan bahawa gereja adalah tubuh Kristus (Ef. 1:23; 4:12; Kol. 1:24). Kerana itu, keberadaan Roh Kudus membuktikan bahawa gereja mempunyai hidup Kristus (ref. Yak. 2:26). Tanpa penyertaan Roh Kudus, sebuah organisasi hanya akan didasarkan pada kehendak manusia. Hanya penyertaan Roh Kudus yang dapat mengubah umat percaya menjadi “bait Roh Kudus”(I Kor. 6:19). Gereja Kristus (I Kor. 3:16-17). Roma. 8:9 menyatakan,”tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kudus, ia bukan milik Kristus.”
Roh Kudus memberikan kesaksian bagi Tuhan (Yoh. 15:26).Tanpa kehadiranNya, baptisan air contohnya, tidak akan berkhasiat mengampuni dosa (Kis. 22:16; I Yoh. 5:6-8). Kuasa dan wewenang untuk mengampuni dosa pada Roh Allah, dan kerana itu, penting dalam memenuhi tugas Allah (ref. Yoh. 20:22-23). Semua sakramen Kudus yang dilakukan gereja seperti baptisan air, basuh kaki, dan perjamuan kudus, harus disertai oleh Roh Kudus agar dapat berkhasiat sebagai sakreman.
4.9.3 Dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi
“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu.”
Matius. 16:18
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”
Efesus. 2:19-22
Efesus. 2:19-22 membicarakan tentang dasar para rasul dan nabi, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru. Ayat ini menunjukkan bahawa gereja benar harus didirikan di atas dasar kebenaran. Paulus memperingatkan bahawa siapa pun yang mengubah kebenaran yang telah diberitakan oleh para rasul, nabi-nabi, dan Yesus (II Yoh. 9-11), dan dihukum (Gal. 1:6-9).
Yesus berbicara tentang “Roh Kebenaran” (Yoh. 16:13), sementara Yohanes menulis “Roh adalah kebenaran” (I Yoh. 5:6). Jadi kita sekarang menyedari bahawa Roh Kudus dan kebenaran adalah dua hal yang tak terpisahkan. Kerana Roh Kudus tinggal di dalam gereja benar, maka gereja benar dapat memegang kebenaran.
Paulus menjelaskan sifat ke-satu-an iman Kristian, dan gereja benar yang memegangnya. Ia berkata,”Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” (Ef. 4:4-6).
4.9.4 Kesakisian dari tanda-tanda dan mujizat
Tanda dan mujizat menyatakan kebenaran injil yang dinyatakan oleh gereja benar. Yesus berkata,”Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Mrk. 16:17-18). Kuasa untuk melakukan tanda dan mujizat berasal dari Roh Kudus (Rm. 15:19). Ini membuktikan bahawa gereja benar disertai oleh Roh Kudus, dan orang-orang yang melakukannya adalah utusan-utusan Allah (ref. Mat. 11:2-6; II Kor. 12:12).
4.10 Mencari gereja benar
Sebelum kita masuk ke gereja apa pun, kita harus menanyakan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri: Apakah gereja itu menyatakan nama Yesus? Apakah gereja itu mempunyai bukti-bukti penyertaan Roh Kudus? Apakah gereja itu mengabarkan injil keselamatan dengan sepenuhnya, sesuai dengan ajaran Yesus, para rasul, dan para nabi? Apakah gereja itu disertai dengan tanda dan mujizat?
Tuhan Yesus memanggil orang-orang untuk masuk ke dalam kandangNya, yaitu gereja benar. Tetapi kita perlu berdoa agar Roh Kudus menuntun kita, agar kita dapat mendengar suara Gembala (Yoh. 10:16). Yesus memanggil kita dengan sebuah janji: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yoh. 7:37-38). Penatua Yohanes juga berkata:”Marilah” Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata:”Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang dan barangsiapa yang mahu, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! (Why. 22:17).
4.11 Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, Roh Kudus mempunyai peran penting dalam gereja benar. Roh Kudus memerintah gereja (Kis. 15:28; 16:4-5); mengutus pekerja (Kis. 6:2-6; 20:28); memberikan karunia-karunia rohani seturut kehendakNya (I Kor. 12:8-11); dan menyatukan gereja (I Kor. 12:13; Ef. 4:3-4; Yeh. 11:19).
Pertanyaan Tinjauan
1. Apakah definisi gereja?
2. Apakah perbedaan gereja dengan perkumpulan sekular?
3. Bagaimana gereja berdiri?
4. Berkaitan dengan gereja, apakah pekerjaan Roh Kudus?
5. Sebutkan karunia-karunia rohani dalam I Korintus 12. Bagaiman mereka dikelompokkan?
6. Apakah dasar untuk menggunakan karunia rohani dengan efektid di gereja? Mengapa?
7. Apakah bukti-bukti yang dapat kita temukan dari Alkitab untuk mendukung keberadaan satu gereja benar?
8. Apakah ciri-ciri gereja benar?
_________________________________________________________________________
1. The Complete Word Study Dictionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee: AMG International, 1992). G1577.
2. Ibid. G4152.
3. Bentuk jamak dalam bahasa Yunani charisma: G5486.
4. Ibid. G5368.
5. Ibid. G26.