Huraian Singkat Dari Kitab Pengkhotbah:Pasal 10 – 12
38) Janganlah menjadi orang bodoh (10:1-4)
10:2 “Kanan”: Yang dimaksud kebaikan (Mat 25:34), “kiri” menunjukkan yang jahat (Mat 25:41).
10:3 Kebodohan daripada orang yang tidak berhikmat dapat dilihat/diketahui melalui suatu tingkah perangai kecil yang biasa ia lakukan.
10:4 Di hadapan sang penguasa, jangalah menunjukkan suatu gaya/sikap yang melawan (8:3).
39) Suatu kemalangan atas tunggang baliknya tatatertib (10:5-7)
10:5, 7 Ketunggang balikkan tata tertib akan mendatangkan bencana. Tanpa ketertiban serta membalikkan tata tertib merupakan keadaan yang kacau, yang akan mengakibatkan ketidak tenteraman.
40) Hati-hatilah dalam melakukan sesuatu (10:8-11)
10:8,9 Jangan lakukan suatu yang membahayakan.
10:10 Harus ada persiapan penuh. Janganlah sampai terjadi setelah tiba di medan/garis depan baru mengasah pedangnya, setelah dahaga baru menggali perigi, “mata pedang” (keterangan: Tidak terdapat dalam kitab terjemahan bahasa Inggeris) yang menunjukkan hikmat, pandai.
10:11 Senantiasa berwaspada dalam melakukan sesuatu, Bagi pelaku mantera sebelum menguasai ular dan melakukan manteranya, berjaga-jaga agar tidak digigit oleh ular (Ruj Mzm 5(l4-5; Yer 8:17).
41) Tingkah dan tutur orang bodoh menunjukkan kebodohannya (10:12-15)
10:12 “Menelaah orang itu sendiri”: Perkataan-perkataan orang bodoh akan mencelakan orang itu sendiri.
10:13 “Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan”: “Tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan” (Ams 15:2).
- “Kebebalan yang mencelakakan”: Pembicaraan orang bodoh yang akan mencelakakan.
10:14 “Orang yang bodoh banyak bicaranya”: Ruj 5:3; Ams 10:19.
- “Meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi”: Keterbatasan akal manusia, namun bagi orang yang bodoh menganggap bahawa bagi dirinya tahu atas segala sesuatu a.l. sok tahu (Ams 26:12; Rm 12:16; I Kor 8:2; 13:9-12).
10:15 “Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri”: Segala jerih lelahnya sia-sia belaka, namun tidak berhasil.
“Kerana ia tidak mengetahui jalan ke kota”: Menggambarkan bahawa kebodohannya tidak tertolong lagi.
- Oleh sebab itu kita harus menjauhi orang yang bebal, agar tidak dirugikan (Ams 13:20; 14:7; 17:12; 26:6).
42) Mengenai malapetaka serta keberuntungan bagi suatu negara (10:16-20)
10:16 Apabila seorang raja kanak-kanak yang tidak berpengetahuan, dan para pemimpinnya hanya berpesta pora tidak pedulikan negaranya, nescaya malanglah bagi negara tersebut.
10:17 Jika seorang raja yang gagah perkasa, lagi pula dapat mengekang diri bagi para pemimpin dalam hal makan dan minum, niscaya berbahagialah negara itu.
10:18 Demikianlah bagi suatu rumah, bagi suatu negara pun sama halnya.
10:19 Pesta/perjamuan anggur dapat menambah kekuatan, meriangkan hidup, wang memungkinkan segala sesuatu, namun harus mempergunakan sebaik-baiknya.
10:20 Berjagalah dalam mengucapkan sesuatu, jangan mengutuk raja, lagi pula jangan mengutuk siapapun juga (Ruj Mat 7:1-5; I Ptr 3:9-10; Yak 3:9-12). Kerana siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan (Ams 13:3; 18:21; 21:23).
43) Mengenai melakukan kebajikan, memenuhi kewajipan, bersukacita (11:1-8)
11:1-2 Berbuatlah amal serta memberi sedekah.
11:1 “Lemparkanlah rotimu ke air”: Yang bererti yakni tidak menunggu pembalasan atas kebajikannya (Ruj Mat 6:3-4; Luk 14:12-13; Ams 19:17). Lemparkan rotimu ke dalam air, mengumpamakan bagi sesuatu yang telah pergi tidak akan kembali lagi.
11:3 Bahawa perbuatan Allah terdapat suatu kepastian, namun manusia tidak dapat menerkanya.
11:4-6 Bagi manusia tidak dapat menerka perbuatan Allah, oleh kerana itu tidak perlu difikirkan tentang yang dilakukan sudah mencapai sudah seberapa jauh dan apakah akan berhasil atau sebaliknya. Bagi yang perlu dikerjakan lakukanlah dengan sekuat tenaga. Begitu pula mengenai pekerjaan pemberitaan Firman, baik atau tidak baik waktunya, lakukanlah dengan sepenuh hati (II Tim 4:2; I Kor 3:6).
11:7 “Melihat matahari”: Yakni selama masih hidup.
11:8 Suatu sikap periang dari pada penulis (Ruj 9:7-9).
- Fasal 11 dan fasal 12 adalah suatu kesimpulan daripada kitab yang bersangkutan, juga merupakan bahagian yang paling menarik. Melakukan kebajikan lebih baik daripada keriangan hidup dan kebahagiaan (11:1-2), kewajiban (11:3-6), sukacita (11:7-8).
44) Bersuskarialah selagi masih muda (11:9-10).
11:9-10 Bersukacitalah selagi masih muda, akan tetapi jangan turuti segala keinginan daging/nafsu.
45) Peringatilah sang Pencipta pada masa muda (12:1-8).
12:2-5 Mengeumpamakan keadaan yang demikian sunyi/sepinya pada masa tua.
12:2 “Matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap”: Yang dimaksud masa depan yang suram.
- “Awan-awan datang kembali sesudah hujan”: Yakni cuaca di musim dingin di Palestina (musim hujan). Yang menunjukkan suatu masa depan yang suram.
12:3 “Penjaga-penjaga rumah gementar”: Rumah mengumpamakan tubuh orang, penjaga-penjaga rumah menunjukkan kedua tangan, mengumpamakan tangan orang tua yang tidak bertenaga dan gementar.
- “Orang-orang kuat membungkuk”: Mengumpamakan bengkok/lengkungnya pinggang (atau dikatakan dada).
- “Penggiling berhenti kerana berkurang jumlahnya”: Mengumpamakan kerontokan gigi.
- “Jendela”: Menunjukkan jendela roh – mata.
12:4 “Pintu-pintu di tepi jalan”: Mengumpamakan kedua telinga yang mendengar berita-berita dari luar.
- “Bunyi penggilingan menjadi lemah”: Kerana gugurnya gigi, suara bicara menjadi tidak jelas.
- “Burung berkicau, orang menjadi bangun”: (Keterangan: terdapat sedikit kelainan dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia), yakni mengumpamakan orang tua tidak dapat tidur lelap/tidur ayam.
- “Semua penyanyi perempuan tunduk”: Mengumpamakan merendahnya suara orang tua.
12:5 “Orang menjadi takut tinggi, dan ketakuatan ada di jalan”: Kerana bagi gerak-gerinya merasa tidak leluasa, sehingga takut ke tempat yang tinggi, dan waktu berjalan, takut akan kenderaan yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
- “Pohon badam berbunga”: Mengumpamakan bahawa rambutnya telah menjadi uban (bahagian pangkal/puncak bunga badam berwarna putih, dan bahagian bawah bunga dekat tangkai kemerah-merahan, lagi pula berbunga sekian banyaknya, hingga dapat membayangkan uban daripada orang tua itu. Dan pula pohon badam dalam bahasa Ibrani yang mempunyai erti kesedaran, sebab bagi pohon badam di Palestina yang lebih cepat/lebih dulu bertunas dan berkembang dari pepohonan lainnya di akhir musim dingin).
- “Belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tidak dapat dibangkitkan lagi”: Semangat/keghairahanya menurun dan hilangnya nafsu berahi.
- “Rumahnya yang kekal”: Yakni tubuh kembali ke debu dan roh naik ke Sorga.
- “Peratap-peratap berkeliaran di jalan”: Kesibukan di jalan bagi orang-orang yang mempersiapkan perkabungan.
12:6 “Rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan”: Pelita emas adalah guci untuk menampung minyak, rantai perak adalah untuk menggantung pelita emas. Padamnya api pelita mengumpamakan hilangnya nyawa.
- “Tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda tima dirosakkan di atas sumur”: Air diumpamakan hidup/nyawa, kerana sumber kehidupannya telah menjadi kering-kontang, maka tempayan dan roda timba semuanya ditinggalkan hingga rosak.
12:7 “Roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”: Pada zaman Perjanjian Lama, mengenai ke mana roh manusia akan pergi, masih samar-samar (Ruj 3:21; Kej 37:35; 44:29; Ayb 7:9; 14:10-12). Sebab itu kalimat tersebut seolah-olah bagaikan menyambut suatu titik terang daripada fajar siddik pada zaman Perjanjian Baru, adalah suatu penemuan yang menakjubkan. Bagi Ayub di tengah-tengah keraguan (Ayb 16:18-22; 23:1-9), pula pernah mendapat suatu ilham, mengetahui suatu rahsia tentang sang penebus akan datang kembali pada hari kiamat, kemudian melakukan penghakimannya (Ayb 19:25-27).
12:8 Mengenai kalimat yang terakhir daripada kitab ini, dibandingkan dengan 1:2, membuktikan kesia-siaan dalam hidup.
- Kalimat yang pertama dari permulaan kitab ini ialah kesia-siaan (1:2), begitu pula pada kalimat yang terakhir.
46) Akhir kata (12:9-14).
12:9-10 Penjelasan tentang semangat dalam mengarang.
12:11 Penjelasan mengenai adanya kitab ini pun berkat pengilhaman Allah (II Ptr 1:20-21).
- “Kusa”: Suatu tongkat penghalau lembu (Hak 3:31). Firman Allah bagaikan kuasa, yang bermafaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (II Tim 3:15-17).
- “Paku-paku yang tertancap”: Yang bermakna memiliki suatu ketetapan/ketentuan dengan kekuasaan (Mzm 19:7; 119:89).
12:12-14 Suatu akhir kata yang paling penting dalam kitab ini, dan juga merupakan suatu ajaran yang perlu dipatuhi oleh manusia di bumi (Ruj Ayb 28:28; Mzm 111:10).
12:12 “Anakku”: Menunjukkan bahawa Salomo dengan suatu sikap citra rasa perlakuan anak, yang berulang-ulang berikan pengajaran bagi kaum muda.
- Lagi pula dari pada kedua kalimat 11:9 “Hai pemuda” serta 12:1 “pada masa mudamu” dapat diketahui, bahwa ditulisnya kitab ini bukanlah untuk kaum tua/yang berusia lanjut, adalah yang ditulis untuk kaum muda; Maka mengenai kitab ini dapat dikatakan adalah sebuah kitab yang penuh hikmat yang beri bimbingan dalam hidup kita di dunia, juga merupakan suatu nasihat yang sangat berguna bagi kaum muda.