Pengemis Yang Bangun Dari Duduknya
Seorang wanita sedang mengendarai mobil ke kantornya ketika ia melihat 2 orang pengemis duduk di trotoar pinggir jalan. Ia berhenti di dekat 2 orang pengemis itu. Saat wanita itu membuka jendela, salah satu pengemis bangun dari duduknya dan menghampiri mobil. Satu lagi hanya duduk diam dan memandangi wanita itu.
“Bapa mahu roti?” tanya wanita itu, tersenyum dan menyodorkan sebungkus roti kepada pak pengemis. Warna muka pengemis itu menjadi cerah, “terima kasih, terima kasih, terima kasih!”g umannya dengan gembira saat ia meraih roti itu, “Tuhan memberkati,” kata wanita itu sembari ia menutup jendela mobil dan pergi.
Wanita itu sebenarnya hendak menawarkan roti kepada kedua pengemis itu, tanpa bermaksud menbeda-bedakan. Begitu juga, kasih dan berkat Allah diberikan kepada kita tanpa diskriminasi atau sentimen apa-apa, kerana kasihNya adalah untuk semua orang. Tetapi satu pengemis menerima roti, satu lagi tidak. Apakah yang berbeda?
Satupengemis bangun dari duduknya.
Ketika Elisa melarikan diri dari Izebel, ia kelelahan dan menjatuhkan diri di sebuah pohon. Seorang malaikat membawanya makanan, menyuruhnya: “bangunlah, makanlah!” (I Raj.19:5) Ketika Yunus ada di sebuah kapal dalam badai yang hebat, si kapten menyuruhnya, “bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa” (Yun.1:6) Saat Yesus, menyembuhkan orang lumpuh,I a berkata, “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulang ke rumahmu!” (Mrk.2:11) Ketika 3 orang muridNya tertidur di Taman Getsemani, Yesus menegur mereka, “bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Luk.22:46) Paulus memotivasi kerumunan orang saat ia bersaksi di Yerusalem, “bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kis.22:16)
Kita harus bangun. Kita harus menunjukkan keinginan unutk belajar dari Allah dan menunjukkan hasrat kita untuk menerima berkat-berkatNya, dengan bertindak.
Tindakan-tindakan ini dapat berupa perbaikan-perbaikan kecil dalam kehidupan sehari-hari, atau perubahan yang bererti dalam gaya hidup kita. Kita dapat bangun dan berdoa dengan hati yang tulus. Kita dapat bangun dan berdoa dengan hati yang tulus. Kita dapat bangun untuk ikut persekutuan dengan saudara-saudari seiman, dalam pertemuan-pertemuan ibadah, seperti hari Sabat, Kebaktian Kebangunan Rohani, Kursus Alkitab Dasar atau Kursus Alkitab Lanjutan. Kita dapat bangun dan menjawab kesempatan untuk berbagi, bersaksi, mengajar, menyanyi, menasihati, menghibur.
Bagaimana anda akan bangun hari ini?
Renungan:
Apakah hal yang membuat anda malas membangunkan rohani anda?
Apakah hal yang dapat anda lakukan untuk menolong teman anda bangun dari tidur rohaninya?