Bahagian 21: Pengalaman Rohani
Nas kitab: 12:1-21
[1] Wahyu Penglihatan (12:1-6)
i. Harus bermegah: “Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya”.
Δ Maksud ia harus bermegah ialah Paulus memang tidak pernah memegahkan diri, tetapi disebabkan jemaat pada waktu tersebut mulai berubah, dan demi membuktikan ia diutus dan diamanahkan Tuhan, maka ia terpaksa memperkatakannya.
ii. Melancung ke Sorga: “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau, ia tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga di sorga” (2).
Δ Supaya jangan ada orang yang memandang tinggi akannya, maka Paulus menggunakan ganti nama pihak ketiga: ‘aku tahu tentang seorang …’. Tambahannya selama empat belas tahun ini ia tidak pernah ceritakan hal tersebut dan tidak akan mengungkitkannya lagi.
‘Tingkat yang ketiga dari sorga’ ~ langit yang mengatasi segala langit (II Taw 2:6); ‘langit yang mengatasi segala langit dan air yang di atas langit’ (Mzm 148:4). Terbukti ‘langit’, di mana Tuhan berada adalah tingkat yang ketiga dari sorga.
iii. Perasaan di dalam penglihatan: “Entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya” (2b).
iv. Di Firdaus, mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia (4).
Δ Taman Firdaus ialah di alam rohaniah, di mana bahasa pertuturan alam rohaniah sememangnya tidak difahami manusia dari dunia.
Δ Selama ini Paulus tidak pernah bermegah, selain dari pada memegahkan kelemahan diri sendiri, yang lain-lain sama sekali tidak pernah diungkitkannya; “Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, kerana aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku” (6).
[2] Duri Dan Kasih Karunia
i. Makna utama duri ditambahkan pada diri seseorang.
“Supaya aku jangan meninggikan diri kerana penyataan-penyataan yang luar biasa itu”.
“Maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk mengocohkan aku, supaya aku jangan meninggikan diri”.
Δ ‘Suatu duri’ penderitaan yang Allah benarkan Iblis timpakan pada seseorang.
Δ Mengikut sesetengah cendekiawan Alkitab, duri pada Paulus adalah sejenis penyakit mata (ruj: Gal 4:14-15; 6:11).
ii. Cukuplah kasih karunia Tuhan bagimu (7-9).
À Duri sememangnya sangat menyiksa dan meyakitkan.
“Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan” (8a).
Á Janji kasih Tuhan ~ “Jawab Tuhan kepadaku”.
“Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna” (9).
 Kuasa Kristus menaungi aku.
“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (9).
Δ Tujuan duri pada diri seseorang ialah Allah menginginkan hamba-hambaNya mengenali kelemahan-kelemahan sendiri sepanjang pengalaman itu. Dan dari kelemahan-kelemahan tersebut boleh mengenali kuasaNya. Justeru itu, akan belajar menjadi tidak kuatir akan duri berkenaan, melainkan bersandar kepada naungan kuasa Kristus ~ itulah tujuan Allah menempatkan duri pada hamba-hambaNya.
iii. Dari lemah menjadi kuat (10).
À Bermegah atas kelemahan sendiri.
“Kerana itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh kerana Kristus” (10a).
Δ Sebab merasa senang: “Sebab Dia berjanji padaku: ‘Justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna” (9b).
Á Dari lemah menjadi kuat.
“Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (10b).
[3] Pengalaman Manis-Pahit Menggembala Jemaat (13:11- 21)
i. Menghadapi seiman yang naif kerohanian (11a).
“Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamu yang memaksa aku”.
“Sebenarnya aku harus kamu puji. Kerana meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu” (11b).
Δ “…menjadi bodoh…kamu yang memaksa aku”.
Selama ini Paulus tidak pernah memegahkan diri, tetapi disebabkan seiman-seiman yang naif, maka terpaksa ia bentangkan tanda bukti kerasulannya, katanya: “Meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu”.
ii. Menunjukkan dua tanda bukti kerasulannya (12).
À ‘Telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran’ (12a).
Δ Sabar menderita, melakukan pekerjaan Injil dan menunaikan tugas pelayanan (II Tim 4:5).
Á Oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa membuktikan ia seorang rasul (12b).
Δ Memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh (Rm 15:18-19).
iii. Menunjukkan kasih keibubapaan.
À Tidak pernah menyusahkan jemaat Korintus, tidak menerima sebarang pembekalan mereka, melainkan masih berprihatin akan mereka dalam segala hal (13).
Á “Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri” (14a).
Δ Paulus merancang untuk mengunjungi jemaat Korintus buat kali ketiga, namun dia takut jemaat di situ akan salah faham bahwa, apakah kunjungannya kali ini ialah untuk meminta pembekalan dari mereka. Lalu ia menjelaskan bahwa ia pergi bukan untuk membebani mereka…. ‘Kerana bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Kerana bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya’ (14).
 Jemaat Korintus seperti anak-anak kecil yang naif, yang tidak tahu menghormati Paulus. Sebaliknya Paulus sendiri ‘suka mengorbankan milikku; bahkan mengorbankan diri untuk kamu’ demi menggembalakan mereka sama seperti ibubapa mengasihi anak-anak kecil yang naif (15a).
Δ Keluhannya: “Jadi jika aku sangat mengasihi kami, masakan aku semakin kurang dikasihi?” (15b).
iv. Disalah-fahamkan dan pembelaan.
À Baiklah … kamu katakan: ‘dalam kelicikanku, aku telah menjerat kamu dengan tipu daya’ (16).
Á Penjelasan: menyoal balas mereka.
a) “Jadi pernahkah aku mengambil untung dari pada kamu oleh semua orang dari antara mereka , yang kuutus kepada kamu?” (17).
b) “Adakah Titus dan saudara-saudara yang bersamanya mengambil untung dari pada kamu?” (18a).
Δ “Kami hidup menurut roh yang sama dan berlaku menurut cara yang sama” (18b).
v. Segala-gala adalah untuk membangunkan jemaat.
À Analisa: “Di hadapan Allah dan demi Kristus kami berkata”.
“Semua ini, saudara-saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu” (19).
Á Kuatir akan pemercaya ~ 3 kekuatiran.
a) Kuatir semua orang akan merasa hampa dan kecewa apabila bertemu muka: ‘Aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan’ dan ‘kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan’.
Δ Takut dan kuatir jemaat Korintus tidak benar-benar bertobat seperti yang diharap-harapkan oleh Paulus.
b) Kuatir hal-hal dosa terus berlanjutan dalam jemaat Korintus. Misalnya, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri, fitnah, …kerusuhan (20).
c) Kuatir Allah akan merendahkannya di depan jemaat Korintus (21a).
Δ “Dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari kecemaran, percabulan dan ketidak-sopanan yang mereka lakukan” (21b).