3. Tiga Tingkatan Rohani
|

3. Tiga Tingkatan Rohani

Tingkatan Rohani umat Kristian dapat dibagi menjadi 3 bagian, Tingkat pertama dan kedua belum mencukupi syarat berohani, hanya setelah sampai pada tingkat ketiga baru dapat disebut berohani dan berkenan kepada Allah.

I.       MEMBALAS KEBAIKAN DENGAN KEJAHATAN – TINGKAT PERTAMA

  • Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, maka kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya (Ams 17 : 13).

1.      Kerana Nabel membalas kebaikan dengan kejahatan terhadap Daud, maka dipukul Allah sehingga mati (1 Sam 25 : 21, 36-38).

2.      Kerana Saul membalas kebaikan dengan kejahatan terhadap Daud, maka bapa dan anak, empat orang mengalami kebinasaan (1 Sam 24 : 16-18;  31 : 2-6).

II.     GIGI GANTI GIGI – TINGKAT KEDUA

  • Saling gigit dan saling menelan, maka dapat saling membinasakan (Gal 5 : 15).

1.      Kerana suku Benyamin dan orang Israel tidak mahu saling mengalah, sehingga terjadi peperangan (Hak 20 : 12-17), akhirnya terbunuh 50,100 orang dari suku Benyamin (Hak 20 : 35, 44-46), dan orang Israel telah mati sebanyak 4,000 orang (Hak 20 : 21, 25, 31).

2.      Kerana Abner dan Yoab ingin adu kekuatan, sehingga membinasakan sebanyak 360 orang pasukan Abner, dan Yoab kehilangan 19 orangnya dan juga Asael adiknya (2 Sam 2 : 14-17, 23, 30-31).

III.    MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN (Rm 12 : 21)

1.      Yusuf melayani dengan kebaikan terhadap para abangnya yang mencelakai dia (Kej 50 : 15-21).

2.      Tuhan melayani dengan kebaikan terhadap orang yang menyalibkan Dia,  memohon pengampunan kepada Allah Bapa bagi mereka, serta meninggalkan teladan yang baik bagi kita (Luk 23 : 34).

  • Kita sebagai anak-anak Bapa, hendaklah menghargai nasihat/petuah “membalas kejahatan dengan kebaikan” tersebut.

Saudara-saudara, engkau termasuk tingkat yang mana?

14. Nasihat Rohani Tentang Tuhan Memecahkan Roti
|

14. Nasihat Rohani Tentang Tuhan Memecahkan Roti

Mat 14 : 14-21;  Mrk 6 : 34-40 :

Tanda mujizat tersebut mengandung erti yang sangat penting di dalamnya, keempat Injil mencantumkan dengan jelas dan teliti.

I.       MENUNJUKKAN KASIH KEMURAHAN TUHAN

(Mat 15 : 32 – pada kesempatan lain, ketika membagikan roti dicantumkan dengan jelas).

Segala perkara yang dilakukan Tuhan, semuanya berdasarkan kerana belas kasihan, pemberitaan Injil, penyembuhan dan lain-lain (Mat 9 : 12-13;  Mrk 1 : 40-41).

II.     PARA MURID TIDAK MEMPUNYAI KASIH, INGIN MENYURUH SEMUA ORANG PULANG (Mat 14 : 15)

Pada hal tugas murid Tuhan adalah harus memberi kepada yang lapar untuk memperoleh makanan (Yak 2 : 13).

III.    KELAPARAN ORANG BANYAK PERTANDA LAPAR KEROHANIAN (Am 8 : 11;  Yes 55 : 2)

Kehausan rohani, tidak dapat dipenuhi oleh makanan (Yoh 4 : 13).

IV.    YANG ADA PARA MURID TIDAK BANYAK, HANYA 5 KETUL ROTI DAN 2 EKOR IKAN (Mrk 5 : 38)

Sekalipun yang ada hanya sedikit, namun dapat digunakan untuk mengasihi orang lain.

V.     ROTI ITU DIPERSEMBAHKAN DARI SEORANG ANAK KECIL (Yoh 6 : 9)

Yang patut diperhatikan adalah hal ini, sebab justru orang dewasa kurang kasih, hanya kasih dari anak itu dapat menggerakkan hati orang.

VI.    DISERAHKAN KEPADA TUHAN UNTUK DIBERKATI BERGUNA BESAR (Mat 14 : 18)

Janganlah kita mengandalkan segala kemampuan sendiri, serahkan segala yang ada pada tangan Tuhan untuk dipakai, harta benda, bakat, hikmat, kepandaian dan lain-lain.  Terutama Firman Kebenaran Rohani, sekalipun yang ada tidak banyak, apabila bagi Tuhan, setelah Tuhan memberkati dan menolong, maka akan mendapat pertolongan yang berguna untuk menolong orang lain.

VII.  TUHAN PERINTAHKAN SEMUA ORANG UNTUK MENERIMA DENGAN TERTIB (Mrk 6 : 39-40)

Melakukan sesuatu di dalam Tuhan, tidak boleh gaduh tanpa ketertiban (1 Kor 14 : 40).

Penghidupan dan tingkah laku bangsa Israel di padang gurun mempunyai peraturan yang sangat ketat (Bil 2).

Ketika menyerang kota Yerikho (Yos 6).

Cara Gidion memilih tentera (Hak 7).

  • Di samping Tuhan perintahkan semua orang untuk duduk di atas rumput secara tertib, juga suatu pelajaran kasih dari Tuhan.  Sebab orang terlau banyak, maka dengan ketertiban, baru semuanya mendapat bagian.  Pada saat itu, semua orang sudah lelah, membiarkan semua orang duduk beristirehat, dan makan dengan senang.

VIII. TUHAN MENENGADAH KE LANGIT DAN MENGUCAP BERKAT (Mrk 6 : 41)

Semua makanan diberikan oleh Allah, maka sebelum menerima, terlebih dahulu harus mengucap syukur dan mohon berkat, lalu boleh diberikan kepada orang dengan sepuasnya.

IX.    MEMECAHKAN (Di dalam ayat bagian depan)

Yakni adalah kehancuran yang berguna bagi orang;  Apabila tidak dipecahkan, maka hanya satu orang yang memperoleh makanan, hal ini menunjukkan kepada jemaat, agar mengasihi orang lain dengan mengorbankan diri, pemecahan yang semakin hancur, dapat dibagikan kepada orang semakin banyak.

Menunjukkan bahawa semakin berkorban menghancurkan diri, memusnahkan diri, akan banyak menolong dan berguna bagi orang lain.  Seperti gandum yang digiling halus menjadi tepung, baru dapat dibuat menjadi roti bagi kehidupan orang.

Bahagian 21: Pengalaman Rohani
| | | |

Bahagian 21: Pengalaman Rohani

Bahagian 21: Pengalaman Rohani

Nas kitab: 12:1-21

[1]      Wahyu Penglihatan (12:1-6)

i. Harus bermegah: “Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya”.

Δ Maksud ia harus bermegah ialah Paulus memang tidak pernah memegahkan diri, tetapi disebabkan jemaat pada waktu tersebut mulai berubah, dan demi membuktikan ia diutus dan diamanahkan Tuhan, maka ia terpaksa memperkatakannya.

ii. Melancung ke Sorga: “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau, ia tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga di sorga” (2).

Δ Supaya jangan ada orang yang memandang tinggi akannya, maka Paulus menggunakan ganti nama pihak ketiga: ‘aku tahu tentang seorang …’. Tambahannya selama empat belas tahun ini ia tidak  pernah ceritakan hal tersebut dan tidak akan mengungkitkannya lagi.

‘Tingkat yang ketiga dari sorga’ ~ langit yang mengatasi segala langit (II Taw 2:6); ‘langit yang mengatasi segala langit dan air yang di atas langit’ (Mzm 148:4). Terbukti ‘langit’, di mana Tuhan    berada adalah tingkat yang ketiga dari sorga.

iii. Perasaan di dalam penglihatan: “Entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya” (2b).

iv. Di Firdaus, mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia (4).

Δ Taman Firdaus ialah di alam rohaniah, di mana bahasa pertuturan alam rohaniah sememangnya tidak difahami manusia dari dunia.

Δ Selama ini Paulus tidak pernah bermegah, selain dari pada memegahkan kelemahan diri sendiri, yang lain-lain sama sekali tidak pernah diungkitkannya; “Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, kerana aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku” (6).

[2]      Duri Dan Kasih Karunia

i. Makna utama duri ditambahkan pada diri seseorang.

“Supaya aku jangan meninggikan diri kerana penyataan-penyataan yang luar biasa itu”.

“Maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk mengocohkan aku, supaya aku jangan meninggikan diri”.

Δ ‘Suatu duri’ penderitaan yang Allah benarkan Iblis timpakan pada seseorang.

Δ Mengikut sesetengah cendekiawan Alkitab, duri pada Paulus adalah sejenis penyakit mata (ruj: Gal 4:14-15; 6:11).

ii. Cukuplah kasih karunia Tuhan bagimu (7-9).

À Duri sememangnya sangat menyiksa dan meyakitkan.

“Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan” (8a).

Á Janji kasih Tuhan ~ “Jawab Tuhan kepadaku”.

“Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna”   (9).

 Kuasa Kristus menaungi aku.

“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (9).

Δ Tujuan duri pada diri seseorang ialah Allah menginginkan hamba-hambaNya mengenali kelemahan-kelemahan sendiri sepanjang pengalaman itu. Dan dari kelemahan-kelemahan tersebut boleh mengenali kuasaNya. Justeru itu, akan belajar menjadi tidak kuatir akan duri berkenaan, melainkan bersandar kepada naungan kuasa Kristus ~ itulah tujuan Allah menempatkan duri pada hamba-hambaNya.

iii. Dari lemah menjadi kuat (10).

À Bermegah atas kelemahan sendiri.

“Kerana itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh kerana Kristus” (10a).

Δ Sebab merasa senang:  “Sebab Dia berjanji padaku: ‘Justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna” (9b).

Á Dari lemah menjadi kuat.

“Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (10b).

 [3]     Pengalaman Manis-Pahit Menggembala Jemaat (13:11- 21)

i. Menghadapi seiman yang naif  kerohanian (11a).

“Sungguh aku telah menjadi bodoh, tetapi kamu yang memaksa aku”.

“Sebenarnya aku harus kamu puji. Kerana meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu” (11b).

Δ “…menjadi bodoh…kamu yang memaksa aku”.

Selama ini Paulus tidak pernah memegahkan diri, tetapi disebabkan seiman-seiman yang naif, maka terpaksa ia bentangkan tanda bukti kerasulannya, katanya: “Meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu”.

 ii. Menunjukkan dua tanda bukti kerasulannya (12).

À ‘Telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran’ (12a).

Δ Sabar menderita, melakukan pekerjaan Injil dan menunaikan tugas pelayanan (II Tim 4:5).

Á Oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa membuktikan ia seorang rasul (12b).

Δ Memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh (Rm 15:18-19).

iii. Menunjukkan kasih keibubapaan.

À Tidak pernah menyusahkan jemaat Korintus, tidak menerima sebarang pembekalan mereka, melainkan masih berprihatin akan mereka dalam segala hal (13).

Á “Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri” (14a).

Δ Paulus merancang untuk mengunjungi jemaat Korintus buat kali ketiga, namun dia takut jemaat di situ akan salah faham bahwa, apakah kunjungannya kali ini ialah untuk meminta pembekalan dari mereka. Lalu ia menjelaskan bahwa ia pergi bukan untuk membebani mereka…. ‘Kerana bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Kerana bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya’ (14).

 Jemaat Korintus seperti anak-anak kecil yang naif, yang tidak tahu menghormati Paulus. Sebaliknya Paulus sendiri ‘suka mengorbankan milikku; bahkan mengorbankan diri untuk kamu’ demi menggembalakan mereka sama seperti ibubapa mengasihi anak-anak kecil yang naif (15a).

Δ Keluhannya: “Jadi jika aku sangat mengasihi kami, masakan aku  semakin kurang dikasihi?” (15b).

iv.  Disalah-fahamkan dan pembelaan.

À Baiklah … kamu katakan: ‘dalam kelicikanku, aku telah menjerat kamu dengan tipu daya’ (16).

Á Penjelasan: menyoal balas mereka.

a) “Jadi pernahkah aku mengambil untung dari pada kamu oleh semua orang dari antara mereka , yang kuutus kepada kamu?” (17).

b) “Adakah Titus dan saudara-saudara yang bersamanya mengambil untung dari pada kamu?” (18a).

Δ “Kami hidup menurut roh yang sama dan berlaku menurut cara yang sama” (18b).

v. Segala-gala adalah untuk membangunkan jemaat.

À Analisa: “Di hadapan Allah dan demi Kristus kami berkata”.

“Semua ini, saudara-saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu” (19).

Á Kuatir akan pemercaya ~ 3 kekuatiran.

a) Kuatir semua orang akan merasa hampa dan kecewa apabila bertemu muka: ‘Aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan’ dan ‘kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan’.

Δ Takut dan kuatir jemaat Korintus tidak benar-benar bertobat seperti yang diharap-harapkan oleh  Paulus.

b) Kuatir hal-hal dosa terus berlanjutan dalam jemaat Korintus. Misalnya, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri, fitnah, …kerusuhan (20).

c) Kuatir Allah akan merendahkannya di depan jemaat Korintus (21a).

Δ “Dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari kecemaran, percabulan dan ketidak-sopanan yang mereka lakukan” (21b).

Bahagian 10: Kelakuan Dan Rupa Diaken Rohani ~ Pelayan Allah
| | | | | |

Bahagian 10: Kelakuan Dan Rupa Diaken Rohani ~ Pelayan Allah

Bahagian 10: Kelakuan Dan Rupa Diaken Rohani ~ Pelayan Allah

Nas kitab: 6:1-13

[1]      Pergunakan Kesempatan Yang Ada Untuk Membalas Kasih Karunia Tuhan (6:1-2)

i. Nasihat rasul.

‘Sebagai temat-teman sekerja, kami menasihatkan kamu’ (1a).

‘Jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima’ (1b).

Δ Memperolehnya dengan cuma-cuma, berikanlah juga dengan cuma-cuma.

ii. Allah sendiri menasihati.

Sebab Allah berfirman:

¬    “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan,  Aku akan menolong engkau” (2a).

Δ Kalimat ini adalah peringatan dari Allah sendiri kepada manusia: ‘Bagaimana Aku menyelamatkan kamu ~ ingatlah bagaimana kamu menerimakan kasih karuniaKu’ (Why 3:3a).

­“Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari  penyelamatan itu” (2b).

Δ Mengingatkan para pemercaya agar pergunakan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil.

Δ Allah berfirman: “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu” (Why 3:8).

Δ Kehendak Allah ialah supaya semua orang diselamatkan (II Ptr 3:9; I Tim 2:4).

[2]      Setia Menjadi Pelayan Tuhan (6:3-7)

i. Aspek negatif.

– “Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung” (3a).

‘Tersandung’ maksud menyebabkan orang menentang disebabkan kita melakukan yang tidak sopan ataupun merugikan orang.

“Supaya pelayanan kami jangan sampai dicela” (3b).

Δ Terjemahan Li Zhen Zhong: Dalam hal apapun, terhadap sesiapapun…..supaya jangan kami dianggap cerewet.

Δ Awasi diri dan berjaga-jaga supaya jangan orang lain mempunyai alasan memfitnah kita dan supaya jangan kita menjadi rintangan menghalangai orang lain percaya kepada Injil.

ii. Aspek positif.

“Kami tunjukkan bahawa kami adalah pelayan Allah” (4).

Δ Tidak berlagak, tidak berpurua-pura, tidak memegah-megahkan diri  “Menjadi hambamu oleh kerana kehendak Yesus” (4:5).

iii. Demi Tuhan, bertahan dalam penderitaan (4-5).

– Dari segi jiwa: menahan dengan penuh kesabaran, dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran.

­Dari segi jasmani: dera, penjara, kerusuhan.

– Dari segi ekonomi: berjerih payah, berjaga-jaga, berpuasa.

Δ Versi Li Zhen Zhong: bekerja keras, kurang tidur, kurang makanan.

iv. Perlakuan akhlak (6).

– Aspek kenikmatan material: kemurnian hati (6a).

Pengkayaan dan amalan pengetahuan kebenaran: pengetahuan kesabaran (6b).

– Terhadap orang lain: kemurahan hati, dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik (6c).

– Aspek perjuangan rohani: pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah, dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang atau mempertahankan (7).

Terjemahan bahasa Cina: pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan di sebelah kiri dan kananmu.

‘Senjata-senjata keadilan di sebelah kiri dan kanamu’    Terjemahan En Gao: Dengan senjata keadilan di kedua-dua tangan kanan dan kirimu (6:7).

Δ Tuhan membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan  kesucian tanganku di depan mataNya (Mzm 18:21-25).

– Aspek mulia dan hina: dihormati, dihina, diumpat, dipuji (6:8).

[3]     Kasih Karunia Yang Ajaib (6:8-10)

i. Ketika dianggap penipu, namun dipercayai.

Δ Kekadangnya kita memimpin kawan-kawan simbaptisan selangkah demi selangkah seolah-olah menggodainya, namun itu adalah berdasarkan motif yang murni, ikhlas, yakni mengarahkannya kepada Tuhan.

ii. Sebagai orang tidak dikenal namun terkenal (9a).

iii. Sebagai orang nyaris mati dan sungguh kami hidup (9b).

Δ Terjemahan baru: Dikatakan bahawa kami telah mati, pada hakikatnya kami masih hidup.

iv. Sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati (9c).

v. Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita (10a).

Δ Sebab aku yakin bahawa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Rm 8:18).

vi. Sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang (10b).

vii. Sebagai orang yang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu (10c).

Δ Sewaktu di dunia, Paulus tidak memiliki suatu apapun. Namun di dalam Tuhan ia memiliki segala-galanya, di mana Allah membekalinya tepat waktunya berdasarkan iman orang-orang tertentu.

[4]     Berkomunikasi Dengan Hati Terbuka Dan Jujur Ikhlas (6:11-13)

i. Secara mesra: “Hai orang Korintus!” (11a).

  1. Berkata benar di dalam kasih: “Kami telah berbicara terus terang kepada kamu” (11b).
  2. Menerimakan orang dengan hati terbuka: “Hati kami terbuka lebar-lebar” (11c).
  3. Dan bagi kamu ada tempat yang luas di dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya  tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu (12).

“Maka sekarang, supaya timbal balik…” (13a).

“Aku berkata seperti kepada anak-anakku” (13b).

Pengajaran Rohani 153 Ekor Ikan Besar
|

Pengajaran Rohani 153 Ekor Ikan Besar

Nas Alkitab : Yoh 21:1-14

A. Kelemahan Manusia dan Kasih Tuhan

1. Kelemahan Petrus dan rakannya. (21:1-3)

a. Yesus meninggalkan mereka sementara waktu.

b. Memikirkan kepentingan jasmani sendiri.

c. Kelemahan Petrus telah mempengaruhi rakannya.

Akibatnya: semalam-malaman tidak mendapat apa-apa, bukan kerana tiada kemahiran menangkap ikan, melainkan kerana tiada penyertaan Yesus. ( Yoh 15:5)

2. Kasih Tuhan (21:4-6)

a. Hari hampir siang, Yesus datang melihat mereka.

Tuhan dapat merasakan kelemahan manusia. (Ibr 4:15-16)

b. Tuhan bertanya kepada mereka dengan mesra, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?”

Tuhan tahu akan kelemahan kita. (Mat 6:31-32)

c. “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”

Firman Tuhan membawa kuasa. (Luk 1:37)

B. 153 Ekor Ikan Besar – Tuhanlah yang memberi (21:6, 11)

1. Tuhan yang Mahakuasa membuat tiada menjadi ada.

a. Ada ikan di sebelah kanan perahu adalah perbuatan Tuhan.

b. Tuhan tahu di mana ikan besar, cuma murid tidak menemukannya.

2. Segala pemberian ada pada Tuhan, malah anugerah Tuhan melebihi permintaan manusia.

a. Segala sesuatu milik Tuhan. (I Twk 29:11-14)

b. Tuhan membuat orang miskin, juga membuat orang kaya. (I Sam 2:7)

c. Kekuatan memperoleh harta adalah pemberian Tuhan. (Ul 8:17-18)

C. Bawalah beberapa ekor Ikan (21:10)

1. Tuhan mahu murid menyedari anugerah.

a. Anugerah besar penebusan. (Mzm 86:13)

b. Anugerah makanan dan pakaian yang mencukupi. (Mat 6:31-33)

c. Anugerah damai sejahtera di luar sangkaan. (Yoh 16:33)

d. Anugerah seisi keluarga percaya kepada Tuhan. (Kis 16:34)

2. Tuhan mau murid rela memberi persembahan.

a. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (II Kor 9:6-7, 8:12)

b. Sewaktu umat Israel membina khemah pertemuan, baik lelaki mahupun perempuan semuanya memberi persembahan dengan rela hati. (Kel 35:20-23, 29)

c. Anak kecil rela mempersembahkan 5 roti dan 2 ikan. (Yoh 6:9)

d. Dua peser dari janda. (Mrk 12:42-44)

3. Serahkan ke dalam tangan Tuhan.

a. Mengumpulkan harta di Syurga. (Mat 6:19-20)

b. Membuat persediaan untuk mancari hidup yang sebenarnya. (I Tim 6:17-18)

4. Tuhan memberi banyak, menuntut sedikit sahaja. (II Kor 8:1-4)

Ibu bapa memberikan banyak kepada anak-anaknya, tapi menuntut sedikit daripada anak-anaknya. (Mlk 3:8-11)

D. Lalu pergilah Petrus

1. Mendengar dan menuruti perintah. (I Sam 15:22-23)

2. Petrus merebut peluang. (Pkh 9:11)

a. Maria Magdalena kehilangan peluang untuk meminyaki Tuhan. (Luk 24:1-3)

b. Maria Betania merebut peluang untuk meminyaki Tuhan. (Mat 26:6-13)

Konsep Perkahwinan Milik Rohani
|

Konsep Perkahwinan Milik Rohani

“Laki-laki dan perempuan seharusnya berkahwin setelah menjadi dewasa.”  Setiap belia akan menghadapi masalah perkahwinan, hal sedemikian juga tidak terkecuali bagi saudara-saudari yang muda di dalam gereja. Perkahwinan umat Kristian bukan sahaja berkaitan dengan kebahagiaan kehidupan seseorang, juga berkaitan dengan keselamatan iman kepercayaan seseorang, malah berkaitan juga dengan anugerah keselamatan Tuhan dan kemajuan serta kemunduran gereja.

A. Maksud Perkahwinan

Setelah Allah mencipta moyang, yakni Adam, didapati bahawa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, maka telah menjadikan seorang teman/pasangan baginya – Hawa, ini boleh dikatakan bahawa Tuhan merupakan telangkai, saksi perkahwinan dan yang memimpin upacara perkahwinan bagi pasangan suami isteri yang pertama untuk manusia (Kej 2:18-25). Perkahwinan yang kudus dan ilahi sekurang-kurangnya harus mempunyai tiga maksud seperti yang berikutnya:

1. Melahirkan keturunan ilahi bagi mewarisi iman kepercayaan (Mal 2:15).

2. Saling menghiburkan, menasihati dan membantu (Kej 2:18).

(a)    Dalam aspek semangat: Saling menghiburkan, memiliki rasa kesuaman/kehangatan (Pkh 4:9-12).

(b)   Dalam aspek kerja: Saling membantu dalam menjalani kehidupan (Kej 2:15, 20).

(c)    Dalam aspek iman kepercayaan: Sehati dalam menerima kasih karunia Tuhan (1 Ptr 3:7).

3.Dapat mengenali misteri mengenai Kristus dan gereja (Ef 5:22-23).

Dalam kasih sesama suami isteri, kita dapat menerima firman kebenaran mengenai hubungan yang rapat antara Kristus dan gereja serta Kristus dan jemaat.

B. Perkaitan Rapat Antara Perkahwinan dan Anugerah Keselamatan Tuhan

1. Tuhan menggenapkan rancangan anugerah keselamatan menerusi perkahwinan.

(a)   Kelahiran Daud menerusi perkahwinan antara Rut dan Boas (Luk 4:22).

(b) Tanda mujizat Kana “air menjadi anggur”, menunjukkan Tuhan campur tangan dan mengambil berat akan perkahwinan manusia (Yoh 2:1-11).

(c)    Perkahwinan melambangkan hubungan antara Kristus dan jemaat (Kid 8:6-7, Why 19:7-9).

(d)   Perkahwinan menyatakan/mendedahkan misteri anugerah keselamatan Tuhan (Ef 5:31-32).

2. Syaitan menggagalkan anugerah keselamatan dengan cara membinasakan perkahwinan manusia.

(a)  Merosakkan sistem perkahwinan “satu suami satu isteri/monogami” yang ditetapkan oleh Tuhan (Kej 4:19).

(b)   Menggoda keturunan ilahi untuk berbuat dosa melalui cara perkahwinan (Kej 6:2-3).

(c)  Menggoda umat pilihan untuk berbuat dosa oleh perempuan yang tidak percaya/kafir (Bil 25:1-9).

(d)   Menjadikan manusia gagal dalam perkahwinan, dan seterusnya kehilangan anugerah keselamatan (Mat 19:9, 1 Kor 5:1-5).

3. Perkahwinan berkait rapat dengan kemajuan dan kemunduran gereja.

(a)  Gereja merupakan rumah Allah, pemercaya merupakan ahli dalam keluarga ini (1 Tim 3:15).

(b)   Boleh menjadikan keluarga bercorak iman kepercayaan dan gereja (Kis 18:2-3).

(c)  Membina jemaat dalam keluarga, boleh memimpin orang percaya kepada Tuhan (Rm 16:15).

C. Jenis Perkahwinan

  1. Jenis Asli: Adam dan Hawa –  Taat kepada pengaturan Tuhan (Kej 2:21-23).
  2. Jenis Tradisional: Ishak dan Ribka – Setelah diperkenalkan oleh hamba setia, berkahwin dahulu dan kemudian barulah jatuh cinta antara satu sama lain (Kej 24:3-4, 63-67).
  3. Jenis Bebas: Yakub dan Rahel – Jatuh cinta dalam pandangan pertama, jatuh cinta terlebih dahulu dan kemudiannya berkahwin (Kej 31:38-41).
  4. Jenis Memuaskan Keinginan Daging: Simson – Memilih pasangan berdasarkan kehendak sendiri, memuaskan keinginan daging (Hak 16:1-31).
  5. Jenis Paksaan: Amnon dan Sikhem – Memperkosa pihak lain dengan berdasarkan keberanian (2 Sam 13:1-28, Kej 34:1-3).
  • Gereja seharusnya menggalakkan cara perkahwinan jenis asli dan tradisional, namun kebanyakan belia kini lebih suka memilih cara perkahwinan bebas. Gereja dan ibu bapa haruslah memberikan bimbingan yang betul kepada mereka, mengingati mereka agar menjaga kekudusan, dan tidak menjejaskan pembelajaran dan pekerjaan masing-masing. Sesudah tibanya masa yang sesuai, haruslah membiarkan mereka berkahwin dengan secepat mungkin.

D. Konsep Perkahwinan Umat Kristian

Setiap orang berharap diri sendiri memiliki perkahwinan yang bahagia, untuk mencapai hasrat ini, syarat yang utama adalah perlu mematuhi ketetapan perkahwinan yang ditetapkan/diasaskan oleh Tuhan. Ketetapan adalah seperti yang berikutnya:

  1. Perkahwinan diasaskan oleh Tuhan, merupakan satu perjanjian yang kudus, dan tidak boleh dipandang rendah dengan sewenang-wenangnya (Kej 2:22-24, Mrk 10:9).
  2. Tidak boleh berkahwin dengan orang yang tidak percaya/kafir (Ul 7:3-4, 2 Kor 6:14).
  3. Tidak boleh menceraikan suami/isteri, dan berlaku kasar terhadap suami/isteri (Mal 2:16).
  4. Ibu bapa seharusnya mengajar anak-anak melakukan prinsip berkahwin di dalam Tuhan (Kej 28:1-4).

E. Konsep Salah Yang Menjejaskan Perkahwinan

1. Mengejar romatis secara berlebih-lebihan.

Berharap perkahwinan sendiri boleh menjadi sama seperti yang ditulis dalam novel dan televisyen, yang penuh dengan romantis, boleh mendapat “putera atau puteri idaman” yang sesuai dengan kehendak kita. Jelas kelihatan, sesungguhnya “harapan” sedemikian adalah tidak realistik.

2. Permintaan/Syarat yang Terlalu Tinggi.

Belia-belia masa kini sangat menekankan empat aspek ketika memilih pasangan mereka, iaitu “wajah yang serupa pelakon, tubuh yang serupa olahragawan, adanya taman di dalam rumah, dan adanya dolar Amerika Syarikat di dalam bank”. Standard/Piawaian sedemikian adalah sukar untuk dicapai dalam kehidupan realiti kini.

3. Ikut Perasaan.

Sama seperti lirik yang dinyanyikan – “ikut perasaan”, setiap hari bertukar pasangan yang baru, dan akan melepaskan/meninggalkan orang yang dipikat sebelum ini. Mereka mendukung pemikiran “Mencari pemilikan untuk seketika waktu, dan tidak mencari hidup bersama-sama untuk selama-lamanya”. Amat tidak bertanggungjawab terhadap soal percintaan dan perkahwinan.

4. Terlalu Berhati-Hati.

Alkitab mencatatkan: “tiada ketakutan dalam kasih”. Sesudah menyerahkan soal perkahwinan kepada Tuhan, bersandar kepada iman dan doa, bergaul dan memilih dengan beraninya, janganlah berasa terlalu takut, sehingga kehilangan banyak peluang, dan akhirnya menjadi menyesal.

 5. Sukar mencari jodoh/pasangan yang sesuai di dalam gereja.

Saudara-saudari yang muda sering berkata bahawa “sukar mencari jodoh/pasangan yang sesuai di dalam gereja”. Adakah hakikatnya sedemikian? Sesungguhnya tidak. Belia yang berkata sedemikian hanya mementingkan rupa wajah, tahap pendidikan atau kekayaan pihak lain, dan mengabaikan kualiti dalam iman kepercayaan. Bagi umat kristian, “kesesuaian” yang paling besar adalah memiliki iman kepercayaan yang sama – ini merupakan unsur yang utama dalam perkahwinan umat kristian.

6. Nasihat dan peringatan golongan senior di gereja sudah ketinggalan zaman

Kini, ramai belia yang berpendapat bahawa nasihat mengenai perkahwinan yang dikemukakan oleh golongan senior di gereja kepada mereka sudah ketinggalan zaman, tidak bersesuaian dengan trend dunia. Sebenarnya, golongan senior merupakan seorang yang berpengalaman dalam perkahwinan, mempunyai pengenalan dan pengalaman yang banyak terhadap perkahwinan. Jika belia dapat merujuk kepada peringatan yang diberi oleh mereka, maka dipercayai bahawa sudah tentu adanya manfaat bagi mereka. Jika tidak mendengar nasihat dan berkeras untuk melakukannya, maka akan menerima balasan dalam darah dan air mata.

F. Cara Pemilihan Pasangan/Jodoh Di Dalam Tuhan

  1. Serahkannya ke dalam tangan Tuhan, banyak berdoa dan bersandar kepada Tuhan, memohon Tuhan untuk memimpin dengan tumpukan  perhatian yang sepenuhnya.
  2. Banyak menyertai kerja suci, meningkatkan peluang untuk berkenalan dan bergaul sesama saudara-saudari.
  • Mematuhi pengaturan Tuhan, rela menerima “Adam” atau “Hawa” yang diaturkan/dipadankan oleh Tuhan.