Gereja Peringkat awal
Gereja yang diasaskan oleh Yesus melalui murid-muridNya dipanggil Gereja peringkat awal. Kita maklum bahawa para rasul telah dipilih oleh Tuhan – mereka mendengarkan ajaran-ajaranNya serta bersaksi tentang perbuatan-perbuatanNya (1 Yohanes 1:1-2). Oleh itu, Gereja pada peringkat awal adalah Gereja benar. Begitu juga dengan gereja-gereja pada hari ini. Seandainya gereja-gereja mempunyai ciri-ciri yang sama seperti Gereja pada peringkat awal, mereka juga adalah Gereja yang benar. Akan tetapi, kita mungkin akan bertanya pada diri sendiri: “Apakah sifat-sifat Gereja pada peringkat awal?” Dengan kata lain, apakah kriteria untuk sesebuah Gereja benar? Marilah kita meninjau dari ayat-ayat Alkitab untuk mencarikan kriteria sesebuah Gereja benar:
A) Diasaskan berdasarkan Kebenaran
1. Gereja benar mesti didirikan di atas dasar para rasul dan para nabi.
Tuhan Yesus Kristus berkata kepada Petrus, muridNya: “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu” (Matius 16:18). Oleh itu, Petrus telah mewakili para murid menjadi dasar penubuhan Gereja. Paulus berkata, “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Tuhan, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru” (Efesus 2:19-20). “Kerana tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Korintus 3:11). Dari ayat-ayat Alkitab ini, kita ketahui yang Gereja benar merupakan hak kepunyaan Yesus dan ia adalah Kerajaan serta keluarga Tuhan. Ia mesti didirikan di atas dasar Tuhan dan juga murid-muridNya – yang hanya menurutkan perintah-perintah mereka.
2. Doktrin-doktrin Gereja benar mesti bertepatan dengan Kebenaran
Rasul Paulus menasihatkan Timotius, “Sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Tuhan, yakni jemaat dari Tuhan yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Timotius 3:15). Ayat Alkitab ini menunjukkan suatu perhubungan yang akrab di antara Gereja dengan Kebenaran. Rangkap “Gereja mesti diasaskan di atas dasar Kebenaran” membawa erti doktrin-doktrin gereja mesti bertepatan dengan Kebenaran. Juga, Gereja adalah “tiang penopang dan dasar Kebenaran”. Ini bererti Gereja mesti menyokong serta mempertahankan Kebenaran. Adalah suatu keperluan yang doktrin-doktrin Gereja benar tidak boleh bertentangan dengan ajaran-ajaran Tuhan.
3. Apakah perintah-perintah yang telah disampaikan oleh Tuhan dan juga para rasulNya?
Perintah-perintah yang telah disampaikan oleh Tuhan serta para rasulNya demi keselamatan kita adalah seperti berikutan:
Baptisan Air
Baptisan air mempunyai kesan-kesan rohani seperti yang berikut:
- Untuk dibaptis ke dalam Kristus (Galatia 3:27).
- Untuk dilahirkan kembali (Titus 3:5; Roma 6:4).
- Untuk pengampunan dosa (Kisah Para Rasul 2:38; 22:16).
- Untuk dikuduskan dan dibenarkan (1 Korintus 6:11).
- Untuk diselamatkan (1 Petrus 3:21; Markus 16:16).
- Untuk memasuki Kerajaan Tuhan (Yohanes 3:5).
Baptisan air mengandungi kesan-kesan rohani ini disebabkan dari Yesuslah datangnya darah dan air, yang telah menjadi sumber keselamatan kita (Yohanes 19:34-35; 1 Yohanes 5:6-8). Cara baptisan air yang bertepatan dengan Kitab Suci adalah seperti yang berikut:
1. Pembaptis haruslah terdiri dari seorang yang diutus oleh Roh Kudus, dan yang telah dibaptiskan serta menerima Roh Kudus (Yohanes 20:21-23).
2. Calon yang dibaptiskan itu seharusnya bertobat dari segala dosa-dosanya (Kisah Para Rasul 2:38), memahami Kebenaran dan mempunyai iman dalam Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 8:36-37; Markus 16:16).
3. Calon yang dibaptiskan itu seharusnya menundukkan kepala, selaku untuk menandakan mati bersama Yesus Kristus (Yohanes 19:30). Ia mesti dengan segenapnya diselamkan ke dalam air yang hidup, yang menandakan penguburan bersama Tuhan Yesus dan kemudian keluar dari air, menandakan kebangkitan bersama Tuhan (Matius 3:16; Yohanes 3:23; Kisah Para Rasul 8:38-39; Kolose 2:12).
4. Baptisan air mesti dilaksanakan di dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 2:38; 8:16; 10:48; 19:5). Matius 28:19 mencatatkan: “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” yang bererti “membaptiskan mereka dalam nama Tuhan Yesus”. Di sini, kita harus sedar bahwa “nama” menunjukkan satu-satunya nama: Yesus (Yohanes 17:11).
Kebanyakan gereja berganggapan sakramen baptisan sebagai satu adat untuk menyertai gereja tersebut. Mereka tidak percaya yang ia mengandungi kesan-kesan rohani. Pandangan sedemikian menjadikan baptisan air tidak diperlukan untuk keselamatan seseorang. Berkenaan cara-cara baptisan pula, terdapat mereka mengamalkan cara pemercikan air dan penyelaman di mana muka menghadap ke atas. Tambahan pula, kebanyakan baptisan mengikutkan “dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Triniti yang Kudus), tanpa menyebutkan nama “Yesus” dengan jelas. Ini merupakan butir-butir yang harus diambil perhatian.
Sabat yang Kudus
1. Mengingati Sabat adalah salah satu firman dalam Kesepuluh Firman (Matius 19:17-19; 1 Korintus 7:19). Perjanjian Baru tidak ada merekodkan tentang pembubaran pemegangan Sabat.
2. “Memegang Sabat” adalah suatu perintah yang tidak dihadkan oleh masa; ia telah dipegangkan dari zaman Perjanjian Lama hinggalah ke zaman Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul 15:21).
3. Tuhan Yesus juga mengingati Sabat (Lukas 4:16) begitu juga dengan rasul Paulus (Kisah Para Rasul 17:1-2).
Hari Sabat adalah suatu hari yang kudus – suatu hari yang diberkati Tuhan dan berbahagialah mereka yang memegangnya (Kejadian 2:1-3; Yesaya 56:2). Kebanyakan gereja menganggapkan perintah tentang Sabat ini sebagai suatu hukum Taurat Musa yang dipegangi oleh orang-orang di era Perjanjian Lama. Mereka mempertikaikan bahawa manusia tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia semasa zaman Perjanjian Baru (Roma 6:14). Dengan itu, para Kristian tidak perlu lagi memegang hari Sabat. Akan tetapi, berikutan merupakan butir-butir yang kita perlu ambil perhatian.
Tuhan Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Matius 2:27).
Tuhan Yesus telah diserang oleh orang-orang Yahudi dengan kerasnya apabila Dia menyembuhkan orang buta dan pesakit pada hari Sabat (Matius 12:9-13; Yohanes (9:13-16). Paulus telah dianiaya oleh orang-orang Yahudi apabila dia menggantikan penyunatan dengan baptisan (Kolose 2:11-12; Galatia 5:11; 6:12). Jikalau Yesus ataupun murid-muridNya telah membasmikan pemegangan hari Sabat, mengapakah mereka tidak dianiaya untuk perkara ini?
Perjamuan Kudus
1. Elemen-elemen untuk Perjamuan Kudus adalah roti dan cawan (jus anggur). Roti ini mestilah terdiri dari roti yang tidak beragi kerana ragi menyimbolkan dosa (1 Korintus 5:7-8). Cawan mesti diisi dengan “buah dari tanaman anggur” yang ditujukan kepada jus anggur dan bukannya arak, kerana terdapat ragi di dalam arak (Matius 26:29). Hanya satu roti sahaja yang boleh digunakan, yang melambangkan kesatuan gereja di dalam Kristus (1 Korintus 10:16-17).
2. Setelah ucapan syukur dipanjatkan, roti dan jus anggur akan menjadi daging dan darah rohani Kristus (Matisu 26:26-28;Yohanes 6:63).
3. Roti mesti dipecah-pecahkan dengan menggunakan tangan dan bukan memotong-motongnya dengan menggunakan pisau (Matius 26:26; 1 Korintus 11:23-24).
4. Menerima Perjamuan Kudus mengandungi kesan rohani iaitu menjadi satu dengan Tuhan, memperolehi keselamatan dan dibangkitkan pada akhir zaman (Yohanes 6:53-56).
5. Perjamuan Kudus diadakan untuk memperingati kematian Kristus (Lukas 22:19-20; 1 Korintus 11:23-25).
4. Gereja yang memberitakan Firman Tuhan dengan sepenuhnya adalah Gereja Benar.
Isi-isi kandungan Injil mesti mengikut standard yang dipegangkan oleh murid-murid Tuhan. Jikalau tidak, ia akan menjadi firman palsu. Injil-injil palsu menyebabkan kemusnahan rohani manusia dan bagi mereka yang memberitakan injil-injil murtad mesti menanggung segala tanggungjawab. Yudas mengatakan, “Supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 3). Paulus mengatakan bahawa kita mesti “meneruskan firman Tuhan dengan sepenuhnya” (Kolose 1:25), dan dia mengajar Timotius supaya mempersembahkan dirinya kepada Tuhan sebagai seorang yang tidak usah malu (2 Timotius 2:15), agar “kita dapat memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus” (Kolose 1:28). Ini merupakan tonggak pemberitaan Injil.
5. Sesebuah gereja yang mempertahankan doktrin-doktrin Gereja pada peringkat awal adalah sebuah Gereja benar.
Kebenaran selalunya “Ya” dan bukannya “Tidak” (2 Korintus 1:18-19). Dengan kata yang lain, kebenaran adalah yang mutlak. Selagi sesebuah gereja mempertahankan doktrin-doktin Gereja pada peringkat awal, dia adalah sebuah Gereja benar. Doktrin-doktrin untuk Gereja pada peringkat awal seperti yang dinyatakan di atas adalah doktrin-doktrin yang persis dengan doktrin-doktrin Gereja Yesus Benar. Gereja Yesus Benar adalah Gereja benar yang bangun kembali oleh Tuhan melalui Roh Kudus Hujan Akhir. Dia adalah penghidupan kembali Gereja Rasul pada akhir zaman.
B) Penyertaan Roh Kudus
1. Gereja Benar telah diasaskan oleh Roh Kudus
Selepas kebangkitanNya, Tuhan Yesus berfirman kepada murid-muridNya: “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Lukas 24:49). Dia juga “melarang mereka meninggalkan Yerusalem, tetapi menantikan janji Bapa, yang telah kamu dengar daripadaKu. Sebab Yohanespun membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kisah Para Rasul 1:4-5). Para murid menuruti perintahNya, dan lebih kurang seratus dua puluh orang berkumpul bersama-sama di Yerusalem di mana mereka bertekun dengan sehati dalam doa pada setiap hari (Kisah Para Rasul 1:12-15). Pada hari Pentakosta, turunlah Roh Kudus ke atas mereka dan mereka telah dipenuhi dengan Roh Kudus. Pada hari tersebut, kira-kira 3,000 orang dibaptiskan dalam Kristus setelah mereka mendengarkan saksian murid-murid. Dengan demikian, terbangunlah Gereja pada peringkat awal (Kisah Para Rasul 2:1-4, 37-41). Seterusnya, ke mana murid-murid pergi memberitakan Injil, Roh Kudus pasti akan turun ke atas para jemaat (Kisah Para Rasul 8:17; 9:17; 10:44-46; 19:6). Ini menyaksikan yang mereka adalah anak-anak Tuhan (Roma 8:16; Galatia 4:6).
Sejarah Gereja pada peringkat awal memberitahu kita bahawa Gereja telah diasaskan setelah Roh Kudus diturunkan. Tanpa Roh Kudus, maka tidak terdapatnya Gereja pada peringkat awal. Oleh itu, Gereja benar pada hari ini mesti juga diasaskan oleh Roh Kudus.
2.Gereja benar mesti mempunyai penyertaan Roh Kudus
Alkitab mengatakan bahawa Gereja adalah tubuh Kristus (Kolose 1:24). Ia juga mengatakan “satu tubuh” (Efesus 4:4). Dengan kata lain, hanya terdapat satu Gereja yang adalah tubuh Kristus. Yang mana satukah daripada denominasi-denominasi Kristian yang begitu banyak merupakan tubuh Kristus yang sebenarnya? Hanya adanya satu jawapan: gereja yang besertakan penyertaan Roh Kudus adalah tubuh Kristus. Analoginya adalah bahawa tubuh seseorang itu betul-betul milik seseorang hanya jika rohnya diam di dalam tubuhnya. Menurut Paulus, Gereja yang adalah tubuh Kristus, iaitu kepenuhan Dia, “yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Efesus 1:23).
Alkitab juga mengatakan bahawa Gereja adalah tubuh Tuhan, di mana Roh Tuhan tinggal (1 Korintus 3:16). Ini bererti hanya gereja yang mempunyai penyertaan Roh Tuhan adalah bait Tuhan yang sebenarnya. Paulus berkata, “Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Roma 8:9). “Bukan milik Kristus” bermakna ia bukan lagi tubuh Kristus, ataupun ia bukan bait Tuhan. Ini adalah sama dengan para jemaat dan gereja-gereja. Oleh itu, dalam hal ini, Gereja mesti mempunyai penyertaan Roh Kudus.
Apakah buktinya penerimaan Roh Kudus? Dalam tindak balas terhadap perkara ini, marilah kita tinjaukan perdebatan yang berikutan:-
Soalan :
“Adakah kesemua pemercaya menerima Roh Kudus sebagai suatu meterai oleh kerana percayakan Kristus?”
“Di dalam Dia kamu juga – kerana kamu telah mendengar firman Kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu” (Efesus 1:13). Oleh yang demikian, ada orang yang mengatakan bahawa kesemua Kristian, oleh kerana percaya dalam Kristus, telah menerima Roh Kudus sebagai suatu meterai.
Jawapan :
Percaya kepada Kristus adalah satu kriteria untuk menerima Roh Kudus, dan selagi kita mempunyai iman di dalam Tuhan, Dia pasti akan mengarunikan Roh Kudus kepada kita mengikut waktuNya. Akan tetapi, ini tidak bermakna kita secara otomatik akan menerima Roh Kudus dengan segera sesudah kita percaya. Itulah sebabnya mengapa Petrus dan Yohanes pergi ke Samaria untuk menumpangkan tangan di atas para jemaat agar mereka seboleh-bolehnya beroleh Roh Kudus. Kerana mereka telah menerima Firman Tuhan serta telah dibaptiskan ke dalam nama Tuhan Yesus, namun Roh Kudus belum diturunkan ke atas seorangpun di antara mereka (Kisah Para Rasul 8:14-17). Begitu juga dengan Paulus yang telah menumpangkan tangan di atas para pemercaya di Efesus sebab mereka tidak menerima Roh Kudus walaupun mereka telah dibaptiskan (Kisah Para Rasul 19:1-7).
Soalan :
“Adakah kesemua pemercaya mempunyai Roh Kudus di dalam mereka sejurus mengakui Yesus sebagai Tuhan mereka?”
“Kerana itu aku mahu meyakinkan kamu, bahawa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Tuhan, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus” (1 Korintus 12:3). Sebahagian orang mengatakan bahawa dengan berdasarkan ayat-ayat Alkitab, kesemua Kristian mempunyai Roh Kudus di dalam diri mereka. Jikalau tidak, bagaimanakah mereka dapat mengaku Kristus Yesus sebagai Tuhan mereka?
Jawapan :
Berkenaan “digerakkan oleh roh”, ianya tidak sedarjat dengan apa yang dijanjikan Kristus – “supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yohanes 14:16-17). Mereka semua yang telah menerima Roh Kudus telah digerakkan oleh Roh Kudus, tetapi bukan semua yang telah digerakkan oleh Roh Kudus menerimanya. Sekurang-kurangnya terdapat dua contoh di dalam Perjanjian Baru yang menyokong pandangan ini:
1. Orang-orang di Samaria yang telah mendengarkan Injil yang diberitakan oleh Filipus telah dibaptiskan dan mengakui Kristus Yesus sebagai Tuhan mereka. Sama sekali tidak ada seorang dari mereka yang berkata “Terkutuklah Yesus” tetapi Alkitab berkata dengan jelas sekali bahawa mereka hanya dibaptiskan ke dalam nama Yesus. Tidak ada seorangpun yang menerima Roh Kudus sehinggalah murid-murid menumpangkan tangan di atas mereka (Kisah Para Rasul 8:12-17).
2. Ketika para pemercaya di Efesus menjadi percaya di dalam Tuhan, tidak ada seorangpun dari mereka yang telah menerima Roh Kudus. Apabila Paulus membaptiskan mereka di dalam nama Tuhan Yesus, mereka masih belum memperolehi Roh Kudus. Hanya apabila Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, barulah Roh Kudus turun ke atas mereka, dan bermulalah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat (Kisah Para Rasul 19:1-6).
Nescaya, seperti para pemercaya di Samaria, kebanyakan Kristian pada hari ini mengakui Krsitus sebagai Tuhan mereka sebelum mereka menerima Roh Kudus. Tidak ada seorangpun yang berani mengatakan terkutuklah Yesus. Jika kita menyimpulkan bahawa barangsiapa memanggil Yesus sebagai Tuhan telah menerima Roh Kudus, bagaimanakah kita mentakrifkan pengalaman para pemercaya di Samaria serta di Efesus?
3. Apakah buktinya menerima Roh Kudus?
(a) Berkata-kata dengan bahasa roh yang tidak difahami.
Alkitab mencatatkan bahawa ketika rasul Petrus sedang memberitakan injil di rumah Kornelius, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Para pemercaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, kerana melihat bahawa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu “berkata-kata dalam bahasa roh”. Malah Petrus mengisytiharkan dengan penuh keyakinan bahawa cara mereka menerima Roh Kudus adalah persis dengan yang mereka terima pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 10:44-47). Dari sini kita ketahui bahawa berkata-kata dalam bahasa roh merupakan bukti mutlak penerimaan Roh Kudus. Seseorang yang tidak berkata-kata dalam bahasa roh tidak dapat membuktikan yang Roh Kudus diam di dalam dirinya.
(b) Pergerakan badan
Menurut pengalaman Gereja Yesus Benar pada beberapa dekad yang lalu, ketika orang menerima Roh Kudus, mereka bukan setakat berkata-kata dalam bahasa roh sahaja malah terdapat juga pergerakan-pergerakan badan. Tuhan Yesus menggunakan analogi angin, “Angin bertiup ke mana ia mahu, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yohanes 3:8). Sememangnya ia adalah satu analogi yang wajar di mana:
1) Perkataan “angin” adalah “pneuma” dalam bahasa Yunani, di mana ia juga bererti “roh”.
2) Mata kita tidak dapat melihatkan angin, mahupun kita ketahui dari mana ia datang atau ke mana ia pergi – dalam cara yang sama, kita tidak dapat melihatkan kesan jejak Roh Kudus.
3) Apabila angin sedang bertiup, kita cuma dapat mendengar bunyinya dan juga benda-benda berhamburan di udara apabila dihembus angin. Apabila Roh Kudus turun ke atas seseorang, suara berkata-kata dalam bahasa roh boleh didengari dan pergerakan tubuhnya boleh dilihatkan.
Pada hari Pentaskosta, ketika Roh Kudus diturunkan, sebahagian orang-orang Yahudi mentertawakan murid-murid dan berkata: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis” (Kisah Para Rasul 2:13). Akan tetapi, rasul Petrus mengungkapkan nubuat yang dinubuatkan oleh nabi Yoel dan berkata bahawa Roh Kudus yang dijanjikan oleh Tuhan telah dicurahkan ke atas mereka. Murid-murid Tuhan telah disalah sangkakan bahawa mereka terlalu banyak meminum anggur manis padahal mereka telah kepenuhan dengan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:16-18). Berkenaan dengan Yesus, Petrus juga berkata, “Menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini” (Kisah Para Rasul 2:33). Apakah yang mereka lihat? Mereka melihat pergerakan-pergerakan badan para pemercaya. Apa yang mereka dengar? Mereka mendengarkan pertuturan dalam bahasa roh yang tidak dapat difahami.
Soalan :
“Adakah berkata-kata dalam bahasa roh suatu bukti mutlak untuk menerima Roh Kudus?”
“Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan … kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya” (1 Korintus 12:8-11). “Atau untuk berkata-kata dalam roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh” (1 Korintus 12:30). Merujuk kepada ayat-ayat Alkitab ini, terdapat orang yang mengatakan bahawa Roh Kudus membahagi-bahagikan karunia menurut kehendakNya, dan karunia-karunia untuk orang yang berlainan adalah tidak sama. “Berkata-kata dalam bahasa roh” cumalah satu karunia Roh Kudus, dan dengan demikian, ia bukanlah suatu keperluan. Akan tetapi, apakah yang dikatakan oleh Alkitab?
Jawapan :
Terdapat dua jenis berkata-kata dalam bahasa roh:
Jenis yang pertama adalah doa dalam bahasa roh manakala yang satu lagi adalah bernubuat dalam bahasa roh. Berdoa dalam bahasa roh adalah bukti mutlak untuk menerima Roh Kudus (Kisah Para Rasul 10:44-46). Sesiapa yang berkata-kata dalam bahasa roh semasa ia berdoa telahpun menerima Roh Kudus; manakala bernubuat dalam bahasa roh adalah suatu karunia istimewa di mana Roh Kudus memberi dengan kehendakNya (1 Korintus 12:10-11). Matlamat berdoa dalam bahasa roh adalah untuk membangunkan diri seseorang (1 Korintus 14:4) manakala matlamat bernubuat dalam bahasa roh adalah untuk membangunkan Jemaat (1 Korintus 14:26-27). Seseorang yang berdoa kepada Tuhan dengan berkata-kata dalam bahasa roh dan walaupun tidak seorangpun yang mengertinya, doa tersebut tidak perlu penafsiran (1 Korintus 14:2), disebabkan Tuhan mengetahui maksud Roh Kudus itu (Roma 8:26-27). Seseorang yang bernubuat dalam bahasa roh memberita kepada manusia, dan pemberitaan tersebut tidak akan membangun jemaat kecuali ia ditafsirkan (1 Korintus 14:13, 27-28).
“Berkata-kata dalam bahasa roh” seperti yang ternyata di dalam 1 Korintus 12 menunjukkan karunia istimewa untuk “bernubuat dalam bahasa roh”, di mana ia tidak diterima oleh kesemua yang menerima Roh Kudus. Berikutan merupakan bukti yang menyokongnya:
1. Karunia-karunia roh yang disenaraikan dalam 1 Korintus fasal 12 adalah karunia-karunia yang membangunkan jemaat (ayat 8-11); tetapi siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri (1 Korintus 14:4). Oleh itu, berkata-kata dalam bahasa roh, seperti yang dinyatakan dalam 1 Korintus 12, merujuk kepada bernubuat dalam bahasa roh yang membangunkan jemaat.
2. “Bernubuat dalam bahasa roh” seharusnya ditafsirkan. Dengan demikian, “berkata-kata dalam bahasa roh” iaitu yang dinyatakan dalam 1 Korintus fasal 12 adalah dirujukkan sebagai “penafsiran bahasa roh” (ayat 10, 30). Ia juga sama dalam 1 Korintus fasal 14 (ayat 13, 27). Kita harus membezakan di antara kedua-dua jenis berkata-kata dalam bahasa roh ini.
Berbahasa roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman?
“Karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman” (1 Korintus 14:22). Perkataan “tanda” ini juga membawa erti “mujizat”. Dalam bahasa asal, ia adalah sama seperti “tanda-tanda” di Markus 16:17, yang merujuk kepada mujizat-mujizat. Untuk orang yang tidak beriman, berbahasa roh ini sememangnya adalah suatu mujizat, sebab ia memaksa mereka mengakui bahawa Roh Tuhan berada bersama-sama dengan manusia. Ini adalah kerana Tuhan tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (1 Yohanes 3:24). Dalam Markus 16:17, suatu janji bahawa tanda-tanda yang tertentu akan menyertai orang-orang yang percaya termasuklah “berbahasa roh”. Ini juga menyokong bahawa berkata-kata dalam bahasa roh adalah suatu tanda untuk orang yang tidak beriman.
Soalan-soalan penting untuk dipertimbangkan:
Wahai kawan-kawan yang mencari kebenaran: seandainya anda tidak berdoa dalam bahasa roh, apakah bukti yang anda punyai untuk membuktikan bahawa anda telah menerima Roh Kudus? Seandainya anda tidak menerima Roh Kudus, apakah bukti yang anda keluarkan bahawa Tuhan tinggal di dalam anda? Seandainya gereja yang anda pergi itu tidak membolehkan anda menerima Roh Kudus serta berdoa dalam bahasa roh, bukankah ia telahpun berbeza dari Gereja pada peringkat awal? Bolehkah gereja anda itu dipanggil sebagai tubuh Kristus yang sebenarnya? Adakah ianya Gereja benar yang bersesuaian dengan Alkitab? Sila renungkanlah isu-isu ini! Semoga Roh Kudus menjelaskan serta memimpin anda untuk mendapatkan jawapan-jawapan yang tepat.
C. Penyataan tanda-tanda dan mujizat-mujizat
1. Yesus melakukan banyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat.
Semasa tugasNya di dunia, Tuhan Yesus memberitakan Injil, melakukan mujizat-mujizat yang tidak terhitungkan dan menyembuhkan segala jenis penyakit (Markus 4:23-25). Sejurusnya itu, apabila Dia mengutus murid-muridNya keluar, Dia memberikan mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Dia berkata kepada mereka, “Pergilah dan beritakanlah : Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan” (Matius 10:1, 78).
Matlamat Yesus melakukan mujizat-mujizat, mengusir syaitan-syaitan dan menyembuhkan penyakit-penyakit adalah untuk memuliakan nama Bapa yang di Sorga (Yohanes 9:1-3; 11:1-4, 40); dan juga kerana belas kasihanNya terhadap mereka yang sakit (Markus 1:40-42; Matius 20:32-34). Apa yang lebih penting lagi adalah untuk bersaksi bahawa Dialah Kristus (Matius 11:1-6; Yohanes 10:24-25).
2. Mujizat-mujizat adalah bukti kewujudan Tuhan.
Mujizat-mujizat merupakan penyataan kuasa Tuhan, iaitu, mereka menyaksikan bukti kewujudan Tuhan yang Esa. Seperti sesuatu pepatah yang berbunyi: “Perbuatan bersuara lebih kuat daripada perkataan”. Seorang ateis akan mengakui kewujudan Tuhan melalui mujizat-mujizat yang dilihatnya, sama seperti kita berkata-kata dalam bahasa roh dan membuatkan orang-orang yang belum percaya ketahui bahawa Roh Tuhan tinggal di dalam kita (1 Korintus 14:22; 1 Yohanes 3:24).
Barangsiapa yang melakukan mujizat-mujizat mempunyai bukti yang Tuhan bersertakannya. Apabila Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi datang berjumpa Yesus, dia berkata, “Rabi, kami tahu, bahawa Engkau datang sebagai guru yang diutus Tuhan; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Tuhan tidak menyertainya” (Yohanes 3:1-2). Apabila rasul Petrus telah dijemput ke rumah Kornelius, dia juga mengatakan bahawa Yesus dapat menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis disebabkan Tuhan menyertai Dia (Kisah Para Rasul 10:38).
3. Yesus melakukan mujizat-mujizat untuk memimpin orang percaya kepadaNya sebagai Juruselamat.
Mujizat-mujizat dapat memimpin orang untuk percaya Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang tunggal. Suatu kali, semasa Yesus melawat Kana, di Galilea, terdapat seorang pegawai istana yang berjumpa denganNya serta memintaNya datang untuk menyembuhkan anaknya, yang hampir mati.
Maka Yesus berkata kepadanya, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya”. Pegawai Istana itu berkata kepadaNya, “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan, hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahawa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kelmarin siang pukul satu demamnya hilang”. Maka teringatlah ayah itu, bahawa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup”. Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya (Yohanes 4:48-53).
Di suatu kisah yang lain, Yesus telah membangkitkan Lazarus yang telah empat hari mati. Tuhan Yesus mengarahnya berjalan keluar dari kubur tersebut. Banyak orang-orang Yahudi telah percaya selepas mereka menyaksikan mujizat ini (Yohanes 11:38-45; 12:11).
4. Yesus melakukan mujizat-mujizat melalui murid-muridNya.
Yesus berjanji kepada murid-muridNya: “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga perbuatan-perbuatan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa” (Yohanes 14:12). Setelah Yesus terangkat naik ke Sorga, pergilah murid-muridNya memberitakan Injil ke segala penjuru. Tuhan turut bekerja dengan mereka dan meneguhkan firmanNya dengan tanda-tanda yang menyertainya (Markus 16:15, 19-20; Kisah Para Rasul 14:3; Ibrani 2:4). Marilah kita lihatkan beberapa mujizat yang direkodkan dalam buku Kisah Para Rasul:
Di pintu gerbang Bait Tuhan yang bernama Gerbang Indah, Petrus menyuruh seorang lumpuh sejak lahirnya berdiri dan berjalan. Disebabkan mujizat ini, banyak orang telah menerima Injil. Bilangan mereka bertambah menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki (Kisah Para Rasul 2:1-26; 4:1-4).
Melalui murid-muridNya, Yesus mengadakan banyak tanda dan mujizat yang menghairankan di antara manusia. “Bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan”. Hasilnya, semakin banyak laki-laki dan perempuan percaya kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 5:15, 16).
“Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakanNya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu” (Kisah Para Rasul 8:5-8).
Di Yope, ada seorang murid perempuan yang bernama Tabita di mana ia telah jatuh sakit lalu meninggal. Petrus “berlutut dan berdoa; lalu berpaling ke mayat itu dan berkata: “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian memanggil orang-orang kudus berserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka bahawa perempuan itu hidup. Maka tersiarlah peristiwa itu ke seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 9:40-42).
Di Listra ada seorang yang duduk sahaja, kerana lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Dia mendengarkan ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahawa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: “Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia” (Kisah Para Rasul 14:8-11).
Oleh Paulus, Tuhan mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa sapu tangan ataupun kain yang dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat” (Kisah Para Rasul 19:11-12).
5. Adakah benar bahawa mujizat-mujizat tidak sepenting pada hari ini?
Anda mungkin berfikir bahawa mujizat-mujizat sudah tidak sepenting pada hari ini jika dibandingkan pada zaman rasul, kerana ubat-ubat moden pada masa kini adalah jauh lebih maju dan penyembuhan tidak lagi memerlukan mujizat-mujizat. Tambahan pula terdapat banyak cara yang lain untuk meyakinkan manusia menerima Kristus dan pemberitaan Injil tidak semestinya bergantung pada mujizat-mujizat. Akan tetapi, pernahkah anda terfikir bahawa pada masa kini walaupun ubat sememangnya adalah lebih canggih, namun masih terdapat penyakit-penyakit yang melampaui batas skop ubatan moden? Penyakit-penyakit sedemikian boleh disembuhkan oleh Yesus Kristus hanya melalui mujizat-mujizatNya. Sebetulnya, kita tidak semestinya bergantung kepada tanda-tanda mujizat untuk memimpin manusia percaya kepada Kristus, namun demikian, tanda-tanda mujizat selalunya yang paling menyakinkan. Alkitab mengatakan: “Yesus Kristus tetap sama, baik kelmarin mahupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13:8). Kesetiaan, belas kasihan serta kekuasaan Yesus Kristus yang berlipat ganda ini tidak akan berubah. Pada hari ini, Dia masih rela dan mampu melakukan apa yang anda mintakan. Masa mengadakan mujizat-mujizat belum berlalu. Seandainya anda meminta dengan iman, maka Tuhan pasti akan mengabulkan doa-doa anda.
Gereja peringkat awal mempunyai banyak mujizat-mujizat yang mengesahkan Kebenaran yang ia beritakan (Markus 16:20) dan bersaksi bahawa Tuhan menyertainya (Yohanes 3:2; Ibrani 2:4). Sejak pengasasan Gereja Yesus Benar melalui Roh Kudus, di Negara China pada tahun 1917, ia cuma bergantung kepada Roh Kudus dan kekuasaan mujizat-mujizat seperti di Gereja peringkat awal. Ia telah diasaskan ke segala penjuru dunia, termasuklah Afrika, Australia, Eropah, India, New Zealand, Amerika Utara dan Selatan, Asia Tenggara dan Asia Tenggara Barat, Rusia dan sebagainya. Banyak pemercaya Gereja ini menerima keimanan mereka setelah menyaksikan tanda-tanda mujizat.
“Sewajarnya, dua kota raya telah dibentuk dari dua jenis kasih sayang : kasih keduniaan yang lahir dari kasih sayang kendiri sehinggakan membenci akan Tuhan. Kasih yang kedua ialah kasih kesyurgaan yang lahir dari kasih sayang Tuhan dan kasih ini akan menyebabkan pembencian akan sendiri. Dalam kasih yang pertama hanya ada kemuliaan diri manakala yang kemudian ialah kemuliaan Tuhan, kerana satu mencari kemuliaan dari manusia tetapi kemuliaan yang terbesar ialah Tuhan; kesaksian hati nurani. Yang satu mengangkat kepalanya dalam kemuliaan sendiri dan yang lain pula berkata kepada Tuhannya: “ Engkau adalah kemuliaanku dan penjunjung kepalaku.” Marilah kita kembali ke “Kota Tuhan” yang sebenarnya pada hari ini – Gereja Yesus Benar.
Bibliografi
Dods, Marcsu, trans. THE CITY OF GOD. By Saint Augustine. New York : The Modern Library, 1950.