Bab 1 Siapakah Roh Kudus
|

Bab 1 Siapakah Roh Kudus

1.1 Pendahuluan

​Alkitab nampaknya memberikan pesan yang bertentangan mengenai sifat Roh Kudus. Di satu sisi, Alkitab mengajarkan kita untuk menyembahkan Allah dalam roh dan kebenaran, kerana Dia adalah Roh( Yoh. 4: 24). Di sisi lain, Alkitab berkata bahawa manusia biasa tidak dapat menerima apa yang berasal dari Roh Allah( II Kor. 2: 14). Berusaha memahami perkara-perkara dunia roh sama seperti melihat ke dalam cermin di ruangan temaram- beberapa hal sudah pasti akan terlewatkan oleh kita.

​Tetapi Tuhan telah memberikan pengertian kepada orang-orang yang mengasihi Dia, dan yang telah menerima Roh Kudus( Rm. 8: 5; I Kor. 2: 12). Dan kita dapat merasa yakin kerana mengetahui bahawa pada suatu hari, kita akan melihat gambaran yang lengkap dan sempurna ketika kita bertemu dengan Allah sendiri( I Kor. 13: 12)

1.2 Kepribadian Roh Kudus

​Sebagian orang Kristian percaya bahawa Roh Kudus adalah kekuatan yang bukan berasal dari diri manusia, namun lebih serupa dengan kuasa Tuhan yang memotivasi atau kekuatan kehidupan. Dalam Alkitab asal berbahasa Yunani, kata “Roh”,pneuma1, mempunyai erti yang sama dengan “nafas” atau “angin”. Jadi, secara hurufiah kita dapat menerjemahkan “Roh Kudus” sebagai “Nafas Kudus” atau “Angin Kudus”, tetapi itu tidak akan sesuai dengan seluruh kepribadian Roh Kudus . Tuhan Yesus pernah berkata bahawa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang jauh lebih serius daripada menghujat Anak Allah(Mat. 12: 31-32). Kerasnya peringatan ini membuat kita sulit menerima bahawa Roh Kudus hanya sekadar kekuatan dari luar diri manusia yang dikendalikan Allah sebagai alat ilahi. Mengenai hal ini, dalam kitab Yohanes. 4: 24 Yesus menyamakan Allah dengan Roh, dan kerana itu Roh Kudus pastilah merupakan peribadi yang sama dengan Allah sendiri.

​Dalam Yohanes 14-16, Yesus menggunakan kata ganti orang “Dia”(“He” dalam Alkitab Bahasa Inggeris New King James Versioned) sebanyak lima kali untuk menyebutkan Roh Kudus(Yoh. 14: 26; 15: 26; 16: 8; 13-14). Dengan demikian Yesus menjelaskan keperibadian Roh Kudus. Paulus juga menjelaskan keperibadian Roh Kudus . Paulus juga menjelaskan keperibadian Roh Kudus dengan berkata,”Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, sama seperti yang dikehendakiNya”(I Kor. 12: 11)

Dari Alkitab, kita melihat bahawa Roh Kudus secara peribadi mewujudkan diriNya melalui tiga hal: hikmat, perasaan dan kehendak. Melalui hikmatNya, Roh Kudus: menciptakan seluruh alam semesta dan semua mahluk hidup(Kej. 1: 1-2; Mzm. 104: 30); membedakan yang baik dan jahat(Ef. 4: 30); memberi kesaksian tentang kebenaran dan Yesus Kristus(Yoh. 14: 6; 15: 26); menyelidiki hal-hal terdalam dari Allah(I Kor. 2: 10); mengajar dan melatih umat Allah(Neh. 9: 20; Yoh. 14: 26); Memimpin orang percaya kepada seluruh kebenaran(Yoh. 16: 13); dan menyatakan rahasia-rahasia Kristus(Ef. 3: 5). Dalam hal perasaan, Roh Kudus mengasihi(Rm. 15: 30), memberikan anugerah(Ibr. 10: 29),berduka(Yes. 63: 10; Ef. 4: 30), menghibur(Kis. 9: 31) dan menjadi perantara bagi orang-orang percaya (Rm. 8: 27). Dalam hal kehendakNya, Roh Kudus mempunyai “maksud”(Rm. 8: 27), membuat keputusan (Kis. 15: 28), memberi perintah (Kis.8: 29),menugaskan pekerja kudus(Kis. 13: 1-4), mengarahkan pekerjaan gereja(Kis. 16: 6), mengurapi pekerja kudus(Kis. 20: 28), membagi-bagikan karunia kepada jemaat(I Kor. 12: 11), menginjil dan mengembalakan(Why. 2: 7; 11, 17, 29; 3: 6, 13, 22; 22: 17).

1.3 Siapakah Roh Kudus?

​Kerana Roh Kudus merupakan sebuah keperibadian, jadi siapakah Dia? Rahasia tentang ke- Allah- an tidak dapat sepenuhnya dijelaskan, kerana sebagai manusia, kita mempunyai pengertian yang terbatas tentang alam roh. Allah adalah roh, tetapi kita adalah daging. Dia melampaui kemampuan kita untuk mengetahui dan menggambarkanNya secara memadai. Jadi jangan terkejut jika kita melihat banyak orang Kristian telah lama dibuat bingung oleh sifat ke- Allah-an. Tetapi beberapa orang masih saja berusaha memahami Dia melalui doktrin-doktrin buatan manusia, seperti Tritunggal dan modalisme. Seringkali doktrin-doktrin ini bertentangan satu sama lain. Contohnya, Dekrit Nicea, yang ditetapkan dalam Sidang Nicea pada tahun 325, menggambarkan bagaimana doktrin Tritunggal ditetapkan untuk menengahi perdebatan mengenai kelahiran Kristus dan sifat Ke- Allah-an.

​Sejak abad ke- 4 Masehi, baik Gereja Katolik Roma mahupun Protesran, telah berpegang pada konsep Allah Tritunggal sebagai dasar iman Kristian. Memang tak dapat disangkal, mencoba memahami Ke- Allah- an sepenuhnya berkaitan dengan misteri yang sangat dalam. Namun menggunakan doktrin dari hikmat manusia seperti itu tidaklah bijaksana, mengingat apa yang telah dinyatakan dalam kanon Perjanjian Baru kepada kita. Doktrin Tritunggal adalah pengajaran hikmat dan filsafat manusia berusaha merasionalisasikan misteri ke- Allah- an, dan akhirnya menyebabkan penyimpangan dari iman para rasul mula-mula yang sangat disayangkan.

​Mengenai usaha memahami perkara-perkara rohani, Rasul Paulus berkata,”Siapa gerangan di antara manusia yang tahu apa yang terdapat dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah sebagai Roh Allah”(I Kor. 2: 11). Jadi, untuk memahami sifat Ke- Allah- an membutuhkan hikmat dan wahyu rohani melalui Roh Kudus Allah. Kerana itu, kita harus bersandar pada Roh Kudus, dan bukan pada hikmat duniawi, untuk mendapat pengetahuan yang benar tentang Dia(Yoh. 14: 26; 16: 13; Ef. 1: 17)
​Alkitab seringkali memakai istilah “Roh Kudus” dan “Roh Allah” secara bergantian, untuk menjelaskan bahawa Roh Kudus adalah Roh Allah. Dari petunjuk ini, kita mengetahui bahawa Roh Kudus tidak terpisahkan dari Allah; kerana Roh Kudus adalah Allah sendiri. Dekrit Nicea menyatakan bahawa Kristus adalah “Allah atas Allah”, maksudnya adalah bahawa Kristus adalah Allah sendiri. Tetapi ketika membahas mengenai Roh Kudus, penulis-penulis Dekrit Nicene sepertinya ragu-ragu mengenai hubungan Roh Kudus dengan Allah, dan tidak sampai pada keputusan bahawa Roh Kudus adalah “ Allah dari Allah”.

​Dalam Alkitab, kita dapat melihat bahawa Roh Kudus mempunyai berbagai macam sebutan:
• “Roh Tuhan” (Hak. 3: 10; Luk. 4: 18)
• “Roh Allah”(Mat. 3: 16)
• “Roh Bapa”(Mat. 10: 20)
• “Roh Kristus”(Rm.8: 9)
• “Roh AnakNya( Anak Allah)” (Gal. 4: 6)

Ayat-ayat ini menunjukkan bahawa Roh Kudus adalah Roh Bapa Syurgawi dan Roh Yesus.

1.3.1 Roh Kudus adalah Roh Bapa Syurgawi

​Dalam Kejadian. 1: 1 tertulis bahawa “ Allah menciptakan langit dan bumi”, sementara pada Kejadian. 1: 2 tertulis, “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air“ sebelum segala sesuatu diciptakan. Jadi Allah dan Roh Allah(Roh Kudus) adalah satu Roh yang sama.

​Di Perjanjian Lama, Allah berjanji untuk mencurahkan Roh Kudus kepada umatNya. Dengan demikian Allah menyatakan lagi bahawa Roh Kudus adalah RohNya(Yeh. 36: 27; 37: 14; Yoel. 2: 28-29). Ketika kita merenungkan pesan-pesan dalam nubuat Perjanjian Lama, kita hanya dapat merasa takjub kerana Allah sampai berfikir untuk tinggal di dalam diri manusia. Tetapi dengan membaca Alkitab kita tahu itu benar: Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, yang menyebabkan Rasul Petrus mengumumkan bahawa janji Allah ini masih terus digenapi(Kis. 2: 16-18). Sekarang kita tahu bahawa janji Allah ini masih terus digenapi, kerana I Yohanes. 3: 24 memberitahukan kita:”Dan demikianlah kita ketahui, bahawa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.” Di Yohanes. 4: 13 juga tertulis,” demikianlah kita ketahui, bahawa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam RohNya”.

​Yesus pernah berkata,”Bapa ada di dalam Aku”(Yoh. 10: 38). Allah adalah Roh(Yoh. 4: 24); jadi kerana Bapa ada di dalam Yesus, Roh Bapa tentu harus ada di dalam Yesus. Dengan demikian, Roh yang diterima Yesus setelah Dia dibaptis adalah Roh Bapa.(Mat. 3: 16; Luk. 4: 18)​

​Tulisan-tulisan Rasul Petrus juga menunjukkan bahawa Roh Kudus adalah Roh Allah. Petrus menulis:
a) “Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang”(I Kor. 12: 6).
b) “Kerana Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan mahupun pekerjaan menurut kerelaanNya”(Flp. 2: 13)
c) “Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang… dan di dalam semua”(Ef. 4: 6)
d) “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu”(I Kor. 6: 19)

Paulus juga berbicara tentang karunia-karunia rohani dari Roh Kudus dengan cara ini:” Tetapi semua ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”(I Kor. 12: 11). Penatua Yakobus menambahkan,”Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang”(Yak. 1: 17)

Seluruh ayat Alkitab di atas menunjukkan satu hal mendasar: Roh Kudus adalah Roh Bapa Syurgawi sendiri. Di samping itu kita harus menambahkan bahawa Roh Kudus bukan pribadi ketiga, yang berbeda dan terpisah dari Allah Tritunggal, seperti yang dipercaya oleh orang-orang yang menganut doktrin Tritunggal.

1.3.2 Roh Kudus adalah Roh Yesus

​Dalam Kisah Para Rasul. 8: 26-39, kita membaca tentang Filipus yang diutus untuk memberitakan injil kepada seorang sida-sida dari Etiopia dan kemudian membaptisnya. Penulis kitab Lukas menggambarkan cara “Roh itu berbicara kepada Filipus,’Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’”(ayat 29), dan kemudian “Roh Tuhan melarikan Filipus”(ayat 39). Tentang ke-Allah-an, Lukas menganggap bahawa Roh Kudus sama dengan Roh Tuhan Yesus. Pernyataan yang sama dapat dikumpulkan dari Kisah Para Rasul. 16: 6-7 yang berbunyi, “Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.”(ayat 6), dan “setibanya mereka di Misia mereka mencuba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus2 tidak mengizinkan mereka.”(ayat 7)

​Pada Galatia. 4: 6, Rasul Paulus juga menyamakan Roh Kudus dengan Roh Yesus, yang berbicara tentang bagaimana Allah mengutus Roh AnakNya masik ke dalam hati kita. Untuk mengilustrasikan hal itu lebih lanjut, II Korintus. 3: 17 berkata bahawa “Roh Tuhan” memberikan kita kemerdekaan, sementara Roma. 8: 2 berkata bahawa “Roh yang memberi hidup dalam Kristus Yesus” telah memerdekakan kita.

​Mengenai penciptaan, Kejadian. 1: 2 berkata,”Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” sebelum segala sesuatu diciptakan. Para Rasul juga memberi kesaksian bahawa segala sesuatu diciptakan melalui Tuhan Yesus(Yoh. 1: 3, 14; I Kor. 8: 6; Kol. 1: 16-17; Ibr. 1: 2). Ini menunjukkan bahawa Roh Allah, yaitu Roh Kudus, juga adalah Roh Yesus.

​Dalam suratnya yang pertama , Yohanes menulis,”Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripadaNya. Kerana itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi bagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu”(I Yoh. 2: 27). Di sini, “pengurapan”, yang ada di dalam hati kita dan mengajarkan kita segala sesuatu, adalah Roh Kudus. Ini mengingatkan kita tentang janji yang diucapkan Yesus,”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain… yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu”(Yoh. 14:16-18). Yesus menunjukkan bahawa Dia akan segera datang kepada murid-muridNya – sebagai Roh Kebenaran- untuk tinggal bersama mereka selamanya.

​ Dari referensi Alkitab di atas, sudah jelas bahawa Roh Kudus adalah Roh Tuhan Yesus. Dan harus dikatakan bahawa Roh Kudus tidak seharusnya dipandang sebagai peribadi ketiga dan terpisah dari ke- Allah- an.

1.4 Menyelidiki konsep tentang ke-Allah-an

​Setelah Sidang Nicea, Uskup Aleksandria, Athanasius, meletakkan dasar doktrin Tritunggal modern, yang sekarang diterima oleh mayoritas gereja dan denominasi Kristian sebagai doktrin dasar. Di samping itu, Gereja Katolik mengumumkan barangsiapa yang tidak menerima Dekrit Nicea yang dihasilkan dalam sidang itu dianggap sebagai bidat.

​Dektrit ini merupakan jawaban dari penyesatan yang dilakukan oleh Arius, yang bersikeras bahawa kemahakuasaan mutlak dan kesatuan Allah Nampak bertentangan dengan sifat ke- Tuhan- an Yesus. Arius berpendapat bahawa Yesus diciptakan oleh Allah Bapa, sehingga tidak mungkin setara dengan Bapa. Tak pelak lagi terdapat masalah besar pada pemikiran Arius tentang ke- Allah- an, namun kita dapat bersimpati pada keinginannya untuk memegang teguh ke- satuan- an Allah. Kenyataannya, masalah yang muncul dalam masa pasca para rasul dalam hal ke- Allah- an umumnya adalah hasik dari ketegangan antara ke- satu-an Yesus dengan Allah(ke- Tuhan-an Yesus) dan perbedaanNya dengan Allah(sebagai Anak manusia). Pada akhirnya perbedatan itu melebar ke masalah-masalah mengenai Roh Kudus.

​Jadi doktrin Tritunggal adalah iman pada satu Allah yang terdiri dari tiga peribadi yang merupakan satu hekekat3. Orang Kristian yang menganut konsep ini tidak percaya pada tiga Allah(Triteisme), sebagaimana yang dimengerti secara keliru oleh sebagian orang. Sebaliknya, mereka percaya pada ke- Allah-an yang terdiri dari Bapa, Anak dan Roh Kudus: tiga pribadi berbeda pada satu peribadi. Mereka berpendapat bahawa tiap”pribadi”, merupakan keperibadian yang kemuliaan dan dapat hadir secara terpisah; mempunyai kedudukan, kemuliaan dan otoritas yang sama; sama-sama bersifat kekal, yaitu mereka hadir secara terpisah sejak permulaan zaman dan akan terus hadir secara terpisah sampai pada kekekalan.

Penganut Tritunggal sering mengutip Matius. 28: 19 sebagai bukti kepercayaan mereka. Mereka berpendapat bahawa satu “nama” yang disebutkan dalam ayat ini menunjukkan keesaan Allah, sementara referensi tentang Bapa, Anak dan Roh Kudus menunjukkan adanya tiga pribadi yang berbeda.

​Penganut Tritunggal juga menggunkan sejumlah ayat Alkitab lain untuk mendukung pandangan mereka:
• Ketika Yesus dibaptis, Roh Kudus ke atasNya, dan suara Bapa Syurgawi berkata,”Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan”(Mat. 3: 17). Mereka berpendapat bahawa peristiwa ini menunjukkan adanya tiga pribadi dalam ke- Allah-an.
• Yesus sering berdoa kepada Bapa di Syurga selama pelayanaNya di bumi(Mat. 11: 25-26; 14: 23; 26: 39, 42, 44) dan menjadi perantara bagi murid-muridNya (Luk. 22: 32; Yoh. 17: 9-11, 20-23). Mereka berpendapat, bahawa jika Yesus sama dengan Allah, lalu Dia berdoa kepada siapa?
• Yesus berkata,”BapaKu lebih besar daripadaKu”(Yoh. 14: 28). Mereka berpendapat bahawa jika Yesus membuktikan perbedaanNya dengan Allah.
• Alkitab menggambarkan Yesus sebagai Perantara antara Allah dan manusia, yang hidup selama-lamanya dan duduk di sebelah kanan Allah, menjadi perantara bagi orang-orang percaya(Rm. 8: 34; Ibr. 7: 22-25; I Yoh. 2: 1). Mereka berpendapat bahawa gambaran ini menunjukkan bahawa Yesus berbeda dengan Allah Bapa.
• Sebelum dilempari batu, Stefanus memandang ke langit dan melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah(Kis. 7: 55-56). Mereka berpendapat bahawa peristiwa ini sekali lagi menunjukkan bahawa Yesus adalah peribadi yang terpisah dari Allah Bapa.

Para pencetus doktrin Tritunggal dengan cukup bijaksana menghindari perangkap triteisme dan memegang teguh ke-satu-an dan keesaan Allah. Tetapi mereka mengabaikan pendekatan yang lebih baik, yaitu pendekatan para rasul yang tidak berusaha merasionalisasikan misteri ke- Allah-an dengan hikmat dan pemikiran manusia. Doktrin Trintunggal, yang menyatakan bahawa ke-Allah-an sebagai tiga pribadi dalam satu Tuhan, tidak sesuai dengan ajaran Alkitab dan juga bahasa yang digunakannya.

Tetapi apakah ini bererti bahawa kita tidak akan pernah tahu apa pun tentang sifat Allah? Sama sekali tidak. Jika kita menyelidikan Alkitab dengan seksama, kita menemukan bahawa Alkitab memberikan kita pengertian yang kaya dan berlimpah. Terutama ada tiga temapenting, yang ketika kita pelajari. Dapat memberikan kita pengertian yang lebih jelas tentang ke- Allah-an. Yaitu: 1) keesaan Roh Allah; 2) tema Alkitab tentang keselamatan; 3) Roh Kudus yang melampaui ruang dan waktu.

1.4.1 Keesaan Roh Allah

​Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, pesan Alkitab yang menggema adalah bahawa Allah itu esa:
​Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Allah itu esa!
​​​​​​​​Ulangan. 6: 4

​Jawab Yesus:”Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.”
​​​​​​​​Markus. 12: 29

​Tetapi kerana Allah senantiasa melakukan pekerjaan yang berbeda, terutama yang berhubungan dengan keselamatan, maka Ia mewujubkan diriNya kepada manusia sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Memandang perwujudan-perwujudan ini sebagai “tiga pribadi” tidak benar-benar membantu, kerana Alkitab tidak menggunakan istilah ini. Oleh kerana itu kita tidak dapat menerima pandangan orang-orang yang menganut doktrin Tritunggal, yang berpendapat bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu Tuhan yang ada dalam tiga peribadi yang berpisah. Alkitab hanya memberitahukan kita bahawa Allah itu esa: Dia esa sejak permulaan zaman dan esa sampai akhir zaman. Yang terpenting dalam hal ini adalah: Allah itu Roh(Yoh. 4: 24), dan kita tidak dapat menggunakan konsep-konsep fisik dan logika, atau konsep yang kita putuskan sendiri untuk menjelaskan tentang Allah, jika kita melakukannya, kita hanya akan membuat diri kita menjadi semakin tidak mengerti.

​Tentang diriNya sendiri, Yesus pernah berkata,” Tidak seorang pun yang telah naik ke Syurga, selain daripada Dia yang telah turun dari Syurga, yaitu Anak Manusia”4(Yoh. 3: 13). Beberapa tulisan Alkitab memuat bahawa Anak Manusia turun dari Syurga, namun tetap ada di Syurga. Untuk memahami perkataan ini kita memerlukan hikmat rohani. Khususnya, kita harus menyedari bahawa Yesus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu: Dia dapat berada di bumi dan di Syurga pada saat yang sama. Selain itu Alkitab mencatat bahawa Yesus memberitahukan Filipus secara langsung dan terus terang:”Barangsiapa telah melihat Aku, telah melihat Bapa” dan “Tidakkah engkau percaya bahawa Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku?”(Yoh. 14: 9-10). Perkataan Yesus memberitahukan kita bahawa Dia dan Bapa adalah satu dan Roh yang sama.

​Mengenai perwujudan Allah sebagai manusia, hal yang ajaib adalah Yesus sungguh-sungguh manusia, tetapi juga sungguh-sungguh Allah. Kerana itu kita melihat perbedaan dalam hal sifat-sifat mereka:
• Kedudukan Bapa lebih tinggi daripada kedudukan Anak. Yesus berkata,”BapaKu lebih besar daripadaKu.”(Yoh. 14: 28). Sebagai Anak, Yesus tunduk kepada Bapa. Ia juga mempunyai kelemahan dan keterbatasan kerana kemanusiaanNya. Kerana diutus ole Bapa, apapun yang Ia perbuat, termasuk segala yang Ia ucapkan, harus sesuai dengan kehendak Bapa.(Yoh. 7: 6-8; Yoh. 12: 49-50; Mat. 26: 39)
• Kekuatan Bapa lebih besar daripada kekuatan Anak. Sebagai Anak, Yesus harus mempersiapkan pelayananNya di dunia dengan berdoa dan berpuasa selama empat puluh hari. Setelah itu barulah Ia dipenuhi dengan kuasa Roh Kudus untuk mengatasi pencobaan Iblis(Luk. 4: 1-15). Sepanjang pelayananNya, Yesus berdoa memohon kekuatann untuk menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan kepadaNya oleh Bapa(Mrk. 1: 35; Luk. 5: 15-16; Yoh. 17: 4). Setelah Yesus terangkat ke Syurga, Petrus bersaksi bahawa sumber kekuatan Yesus adalah Roh Kudus:”Allah mengurapi Yesus dari Nazaret dengan Roh Kudus dan dengan kuasa”(Kis. 10: 38). Jadi, kita melihat bahawa doa-doa Yesus bukan hanya teladan untuk kepentingan kita; tetapi Ia benar-benar membutuhkannya untuk mengatasi kelemahan kedaginganNya.
• Kekuasaan Bapa lebih besar daripada kekuasaan Anak. Dalam doa perpisahanNya, Yesus berkata bahawa Bapa telah memberikan seluruh kuasa kepadaNya(Yoh. 17: 2). Itu mencakup kuasa untuk menopang seluruh jagat raya (Ibr. 1: 3) dan mengendalikan alam(Mrk. 4: 37- 41). Dari catatan Alkitab tentang penglihatan Daniel(Dan. 7: 13-14), doa Yesus(Yoh. 17: 2), dan tugas yang diberikan Tuhan kepada murid-muridNya(Mat. 28: 18-19), kita mengetahui bahawa kekuasaan Yesus menunjukkan kepada kekuasaan penuhNya atas seluruh jagat raya. Apabila injil telah diberitakan sampai ujung bumi, dan kerajaan-kerajaan dunia menjadi kerajaanTuhan(Mat. 24: 14; Why. 11: 15), yaitu ketika rencana keselamatan Allah telah digenapi seluruhnya, Yesus akan mempunyai seluruh kekuasaan yang sesuai dengan statusNya sebagai Raja atas segala raja(Why. 17: 14; 19: 16). Pada saat itu, seluruh penglihatan Daniel yang berhubungan dengan kerajaan Allah yang kekal akan digenapi.
• Kemuliaan Bapa lebih besar daripada kemuliaan Anak. Dalam dpa perpisahanNya, Yesus berdoa kepada Bapa,”Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya”(Yoh. 17: 4). Perbuatan Anak mencerminkan kemuliaan Bapa(Ibr. 1: 3). Jadi, dalam segala yang Yesus perbuat, seperti menyembuhkan penyakit, mengusir Setan, membangkitkan orang mati, disalibkan di kayu salib dan bangkit dari kematian, Yesus melakukannya untuk memuliakan Bapa(Luk. 17: 15-18; Yoh. 9: 1-3; 11: 3-4, 40; 13: 31-32; 17: 1; Ef. 1: 20). Sesuai dengan kehendak Bapa, mula-mula Yesus harus memakai mahkota duri, mengalami kematian, bangkit dan naik ke Syurga, sebelum dimahkota dengan kemulian dan hormat(Mat. 27: 29; Luk. 24: 26; Yoh. 7: 39; Ibr. 2: 9; Flp. 2: 8-11). Ini menyiratkan bahawa kemuliaan Yesus tidak melampaui kemuliaan Bapa.
• Pengetahuan Bapa lebih besar daripada pengetahuan Anak. Semua yang diucapkan Yesus sesuai dengan perintah(Yoh. 12: 49-50) dan ajaran Bapa(Yoh. 8: 28). Ketika berbicara tentang “zaman akhir”, Yesus berkata,”Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah bahawa waktunya sudah dekat, sudah diambang pintu!”(Mat. 24: 33). Tetapi tentang hari dan waktu kedatanganNya yang kedua kali, Yesus menambahkan,”tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, hanya Bapa sendiri”(Mat. 24: 36). Dari ayat ini, kita melihat bahawa tidak ada yang tahu waktu kedatangan Yesus yang kedua, diriNya sendiri pun tidak, selain Bapa. Demikian juga, selama pelayananNya, Yesus seringkali hars menunggu Bapa Syurgawi mengarahkan ke mana Ia harus pergi(Yoh. 7: 3-10). Dari ayat-ayat Alkitab ini, kita mengerahui bahawa pengetahuan Bapa tidak terbatas, namun pengetahuan Anak terbatas: semua yang diketahui Anak dinyatakan kepadaNya melalui Bapa.
Ayat-ayat yang telah kita baca nampaknya menempatkan Yesus pada kedudukan yang lebih rendah tetapi kita harus ingat bahawa ayat-ayat ini menggambarkan kedudukanNya sebagai Anak manusia. Secara rohani, Dia sungguh-sungguh adalah Allah, Baik saat Ia di bumi, mahupun sekarang di Syurga.

Kesimpulannya, ketika Yesus berkata,”BapaKu lebih besar daripadaKu”(Yoh. 14: 28), Dia sedang menunjukkan bahawa Bapa Syurgawi lebih besar daripada Dia dalam hal kedudukan, kekuatan, kekuasaan, kemuliaan dan pengetahuan. Namun perbedaan ini hanya berlaku sepanjang masa pekerjaan penyelamatanNya. Kerana itu, kita tidak boleh jatuh pada perangkap yang sama seperti yang terjadi pada masa setelah gereja rasul-rasul berlalu, yang menyatakan bahawa Yesus nampaknya lebih rendah daripada Allah(contohnya, kontroversi Arian; Ref. Kol. 2: 9) Bapa, Anak dan Roh Kudus selamanya adalah satu Roh.

1.4.2 Keselamatan sebagai tema Alkitab​

​Tema utama Alkitab adalah keselamatan dari Allah. Perjanjiaan Lama menabur benih tentang rencana Allah dan menunjukkan kedatangan Yesus Kristus, sementara Perjanjiaan Baru menggambarkan penggenapan rencana Allah melalui Yesus Kristus. Perjanjiaan Baru memberitahukan Yesus sebagai Juruselamat, yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia dari belenggu dosa(Mat. 1: 18-25; Luk. 2: 8-11).
​Kerana Roh Kudus adalah Roh Allah(I Yoh. 3: 24), dan Yesus dikandung melalui Roh Kudus, maka Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa dan Bapa Yang Kekal itu sendiri(Yes. 9: 6; Rm. 9: 5). Di dalam Yesus”berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan”(Kol. 2: 9). Dia adalah perwujudan Allah dalam rupa Allah(I Tim. 3: 16; Yoh. 1: 14)
​Untuk menggenapi rencana keselamatan, Allah datang dalam rupa manusia dan mati di kayu salib untuk umat manusia(Mzm. 129: 3; 22: 13-18; Mat. 16: 21; 27: 26-50). Tetapi Yesus bukan hanya mati, tetapi Dia juga bangkit- Dia mati kerana pelanggaran kita, dan bangkit untuk pembenaran kita.(Rm. 4: 25; II Kor. 5: 21). Melalui kematian dan kebangkitanNya, Yesus secara bersamaan memenuhi tuntutan keadilan Allah, namun tetap memelihara kasihNya. Kerana Dia telah membenarkan kita, maka sekarang tidak ada seorang pun yang dapat menghukum kita.(Rm. 5: 6-10; 8: 33-34)
​Tetapi rencana keselamatan Allah belum sepenuhnya digenapi (Rm. 8: 23; Ef. 1: 14; 4: 30). Menurut Alkitab, keselamatan umatNya baru sepenuhnya digenapi pada saat Yesus Kristus datang kedua kali. Pada saat itu, orang mati akan bangkit- beberapa di antaranya bangkit untuk memperoleh hidup kekal, dan yang lain menerima hukuman kekal(Yoh. 5: 28-29; I Tes. 4: 14-17), dan Yesus akan berdiri di sebelah kanan Allah, bertindak sebagai Perantara antara Allah dan manusia. Dia melanjutkan pekerjaan keselamatan, menjadi perantara untuk suatu perjanjian yang lebih baik dan menjadi perantara untuk suatu perjanjian yang lebih baik dan menjadi perantara bagi umat pilihan Allah(Rm. 8: 34; Ibr. 7: 22-24; I Yoh. 2: 1).
​Roh Kudus juga mempunyai peranan penting dalam rencana keselamatan Allah. Kisah Para Rasul memberitahukan kita, bahawa pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun ke atas murid-murid Yesus dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Segera setelah itu, 3000 orang dibaptis, dan gereja para rasul berdiri(Kis. 2: 1-4; 41)
​Sejak saat itu, pencurahan Roh Kudus menggenapi pekerjaan keselamatan dengan: memungkinkan orang-orang percaya mengerti kebenaran(Yoh. 16: 13); mendorong orang-orang untuk mengenal Yesus sebagai Tuhan(Mat.16: 15-17; I Kor. 12: 3); menjadi saksi selama baptisan air sehingga baptisan tersebut berkhasiat untuk menghapus dosa(I Yoh. 5: 6-7; Kis. 22: 16); membenarkan dan memperbaharui orang-orang percaya(I Kor. 6: 11; Tit. 3: 5); dan memeteraikan orang-orang yang diselamatkan Tuhan(II Tes. 2: 13)

​Kita melihat secara garis besar tema keselamatan dalam Alkitab yang mencakup kelahiran, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus, dan kita juga telah melihat bagaimana semua peristiwa itu harus terjadi untuk menggenapi rencana keselamatan Allah. Kita juga telah melihat pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja. Sebagai rangkuman, Alkitab memberitahukan kita bahawa selama-lamanya hanya akan ada, dan terus ada, satu Allah. Contohnya, Perjanjiaan Lama tidak pernah menyebutkan ada lebih dari satu Allah; namun Perjanjiaan Lama penuh dengan nubuat-nubuat tentang kedatangan Yesus Kristus dan penurunan Roh Kudus- sampai waktunya tiba, saat pekerjaan keselamatanNya selesai. Setelah itu, Kristus tidak lagi perlu menengahi dan menjadi perantara umat percaya, dan Roh Kudus tidak lagi perlu bekerja d bumi untuk menyertai gereja. Peran Mereka berakhir(I Kor. 15: 28), dan langit dan bumi akan diperdamaikan(II Kor. 5: 17; Why. 11: 15)

1.4.3 Roh Kudus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu

​Hal penting ketiga yang perlu dimengerti tentang ke- Allah-an adalah bahawa Roh Kudus tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sebagai manusia, kita tahu bahawa benda-benda materi dibatasi oleh kedua hal ini. Contohnya, suatu benda tidak dapat berada di dua tempat pada saat yang sama. Sebaliknya, Roh Kudus dapat melampaui rintangan fisik seperti ini, kerana Dia memenuhi seluruh alam semesta(Mzm. 139: 7-10; Yer. 23: 23-24).

​Ketika Yesus datang ke dunia dalam rupa manusia, Ia dibatasi oleh ruang dan waktu sebagai akibat dari kemanusiaannya. Oleh kerana dalam injil kita melihat bahawa Yesus tidak pernah muncul di dua tempat secara bersamaan, paling tidak sebelum Ia mati di kayu salib. Tetapi setelah Yesus bangkit, Ia mengenakan tubuh rohani dan tidak lagi tunduk pada keterbatasan ini. Kerana itu Yesus dapat menampakkan diri dan hilang dari hadapan murid-muridNya(Luk. 24: 36, 31) dan tiba-tiba masuk ke dalam rumah tempat mereka berkumpul(Yoh. 20: 19-26). Catatan dalam Alkitab ini menunjukkan perbedaan antara keberadaanNya dalam rupa manusia dan keberadaanNya dalam tubuh rohani.

​Dari Alkitab, kita melihat bukti lebih lanjut bahawa Allah adalah Roh yang melampaui ruang dan waktu:
• Roh Kudus turun kepada Maria sehinnga ia mengandung, menungkinkan perwujudan Allah dalam rupa manusia(Mat. 1: 18; Luk. 1: 35; Yoh. 1: 14; I Tim. 3: 16)
• Ketika Yesus dibaptis, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan Bapa berbicara dari Syurga(Mat. 3: 16-17). Jadi Yesus yang turun dari Syurga sebagai Anak Manusia, secara bersamaan dapat berada di bumi dan di Syurga(Yoh. 3: 13)

Kita hanya dapat memahami ayat-ayat ini dalam erti rohaniah, yang bertentangan dengan erti fisik. Hanya dengna menyetarakan Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai satu pribadi yang sama; yang melampaui ruang dan waktu, barulah kita dapat mengerti sedikit dari sifat Allah. Jadi bila penganut Tritunggal lebih suka menggunakan istilah tidak alkitabiah untuk keesaan Allah, seperti istilah metafisika “unsur”(substance, dalam bahasa Yunani homoousios), kita lebih suka menyebut keesaan Allah dengan istilah “ke-satu-an Roh”.

Mari kita ambil contoh praktis dari pengalaman kita untuk menunjukkan bagaimana Roh melampaui ruang dan masa. Jika 100 orang percaya berdoa pada saat yang sama dari tempat yang berbeda, mereka semua dapat menerima dan dipenuhi Roh Kudus kerana Dia tidak dibatasi oleh ruang atau tempat. Kita tidak dapat menyimpulkan bahawa ada 100 Roh Kudus yang bekerja, kerana hanya ada satu Roh. Selain itu, kita tidak dapat berkata bahawa setiap orang percaya hanya menerima seperseratus bagian dari Roh Kudus; sekali lagi, hanya ada satu Roh(I Kor. 12: 13; Ef. 4: 4). Alkitab memberitahukan kita bahawa oleh “satu Roh”, kita semua dibaptis ke dalam satu tubuh dan minum dari “satu Roh”(I Kor. 12: 13). Oleh kerana itu bila kita ingin mengerti sifat Allah, kita harus memegang konsep tentang ke-satu-an Roh Kudus, dan juga memahami kemampuanNya yang melampaui ruang dan waktu. Allah tidak dapat dibatasi secara fisik- satu Roh dapat secara bersamaan tinggal di dalam Anda, saya dan orang lain.

Kelemahan mendasar dalam doktrin Tritunggal terletak pada penggunaan istilah-istilah abstrak. Contohnya, para pendukung yang sederajat, padahal kenyataannya, Alkitab memberitahukan kita bahawa hanya ada satu Allah yang adalah Roh(Yoh. 4: 24). Alkitab tidak menyebutkan”pribadi-pribadi”, atau”Allah Tritunggal”. Pemegang doktrin Tritunggal juga berpendapat bahawa Allah adalah satu hakikat yang kedengarannya cukup logis, tetapi ini masih menempatkan Allah yang tidak terbatas, ke dalam kotak buatan manusia yang terbatas.

Kita tahu bahawa Allah mengaruniakan Roh tanpa batas(Yoh. 3: 34), kerana Dia tidak terbatas. Oleh kerana itu, orang-orang yang mengaku menganut Allah yang esa, tetapi berusaha menjelaskan pekerjaan Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam istilah-istilah yang terbatas, contohnya seperti dengan berkata bahawa Yesus hanyalah “sebagian” dari Roh Kudus yang berwujud manusia, atau berkata bahawa orang-orang percaya hanya menerima “sebagian” dari Roh Kudus, mereka belum meninggalkan asumsi fisik mereka tentang Alah. Jika kita belum dapat menerima kenyataan bahawa “Allah adalah Roh”, kita tidak akan pernah memahami keesaan Allah

1.5 Beberapa pertanyaan sulit

​Pendekatan terbaik untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang berhubung dengan ke-Allah-an adalah dengan melihat apa yang dikatakan Alkitab. Orang Kristian tidak perlu memperdebatkan masalah-masalah yang tidak jelas, yakni masalah-masalah yang menurut para rasul tidak perlu dijelaskan lebih dari beberapa dasar pemahaman. Tetapi kerana sekarang begitu banyak orang Kristian yang menganut doktrin Tritunggal sebagai iman kepercayaan yang benar, kita akan menyelidikan apa yang Alkitab katakan mengenai hal ini.

1.5.1 Bapa, Anak dan Roh Kudus

​Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah sebutan untuk Allah-pembedaan ini hanya berlaku pada rencana keselamatan Allah. Sebutan”Bapa” menjelaskan hubungan bapa-anak antara Allah dan manusia(Luk. 3: 38; Ef. 4: 6). Tetapi hubungan ini berbeda dengan hubungan dengan ayah kita di dunia, kerana Allah adalah “Bapa dari roh”(Ibr. 12: 9). Alkitab juga memberitahukan kita bahawa Tuhan Yesus, Anak Allah, berasal dari Bapa(Yoh. 1: 18; 3: 2, 17; 7: 29); oleh kerana itu, Allah layak disebut Bapa(Yoh. 3: 16; Mat. 11: 25-27; Yoh. 17: 1).

​Walaupun kita biasanya melihat Yesus sebagai Anak, namun secara rohani Yesus dan Bapa adalah satu. Ini disebabkan kerana Yesus adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam rupa manusia(Yoh. 1: 14; Mat. 1: 18-21; I Tim. 3: 16). Oleh kerana itu, Yesus berkata,”Aku dan Bapa adalah satu”(Yoh. 10: 30). Dia juga menambahkan,”Melihat Aku sama dengan melihat Bapa”, kerana tidak ada Bapa lain di alam semesta ini(Yoh. 1: 18; 12: 45; 14: 9-11).

​Walaupun Yesus Kristus lahir sebagai Anak, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi Dia mengosongkan diriNya, mengambil rupa sebagai hamba. Yesus merendahkan diri dan taat kepada Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib. Setelah kebangkitan dan kenaikanNya ke Syurga, Allah meninggalkan Yesus dan memberikan Dia nama di atas segala nama, sehingga dalam nama Yesus, setiap lutut akan bertelut, baik di bumi mahupun di Syurga, atau di bawah bumi(Flp. 2: 6-10).

​Roh Kudus adalah Roh Allah. Roh Kudus sama dengan Bapa dan Anak, bukan pribadi ketiga dari tritunggal Allah. Walaupun sebutan,”Roh Allah”(Mat. 3: 16),”Roh Bapa”(Mat. 10: 20) dan “Roh Anak”(Gal. 4: 6), semua terdapat di dalam Alkitab, tetapi mereka semua menunjukkan satu Allah yang sama.

1.5.2 Allah menyebut diriNya sebagai “Kita”

​Kejadian mencatat:”Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di utara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi’”(Kej. 1: 26). Umat Kristian yang percaya pada Allah Tritunggal berpendapat bahawa ayat Alkitab ini membuktikan bahawa Allah adalah tritunggal, setidaknya ayat ini menyebutkan sifat kejamakanNya. Tetapi terdapat sejumlah alasan mengapa pandangan ini keliru.

​Pertama, kata ganti orang pertama”Kita” atau”kami” biasa digunakan oleh penguasa-penguasa di masa kuno. Bentuk jamak orang pertama digunakan untuk menyatakan kekuasaan muttlak seorang raja atas kerajaannya, dan kekuasaan dan perwakilan kerajaan itu. Zaman dulu, perintah raja adalah hukum yang harus ditaati oleh segala sesuatu di bawah kekuasaannya. Dan kehendak raja dianggap sebagai kehendak rakyat kerana tidak seorang pun boleh menentangnya.

​Mengambil contoh dari sejarah, paus-paus Roma Katolik biasa menggunakan “kami” sebagai ganti orang pertama, untuk menunjukkan otoritas mutlak mereka dan melambangkan gereja Mereka berbuat demikian kerana mereka dipandang sebagai perwakilan Tuhan di dunia, yaitu “Kristus di dunia”. Tetapi, setelah Yohanes XXIII menjadi paus, terjadi reformasidalam konsep dan undang-undang tradisional Gereja Katolik Roma. Di antaranya adalah bentuk sebutan diri sendiri untuk kepuasan. Para paus tidak lagi menggunakan “Kita” untuk menyebut diri mereka, tetapi menggunakan “saya”, yang menandakan bahawa mereka tidak dapat menganggap diri mereka sebagai “Kristus di dunia”, dan tidak memegang otoritas tertinggi. Dengan mendorong reformasi ini, Paus Yohanes XXIII yang masa tugasnya berlangsung dari 28 Oktober 1958 sampai 3 Juni 1963, memperlihatkan dirinya sebagai salah seorang paus yang paling demoktratis dan paling bijaksana sepanjang sejarah Gereja Katolis Roma.

​Dari Alkitab, kita mengetahui bahawa Allah adalah Tuhan atas alam semesta, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan(Kis. 17: 24; I Tim. 6: 15; Why. 19: 16). Keagungan dan kemuliaanNya melampaui semua orang di dunia(Ef. 4: 6). Dengan mencatat sebutan Allah sebagai “Kita” atau “kami”, Alkitab tidak menunjukkan bahawa Dia ada atau hadir sebagai beberapa pribadi dalam DiriNya; sebaliknya, ini menjelaskan kuasa dan pemerintahNya yang mutlak atas kerajaanNya, termasuk ciptaanNya. Hal ini mengingatkan kita bahawa setiap ciptaan harus tunduk pada kekuasaan Allah(Mzm. 103: 19-22)

​Kedua, Alkitab menggunakan orang ketiga tunggal menggantikan kata ganti orang “Dia”(sebagai lawan untuk bentuk jamak”Mereka”) dalam Kejadian. 1: 27, untuk meneruskan penggunaannya yang semua “Kami” dan “Kami punya” dalam Kejadian. 1: 26. Oleh kerana itu, aya terakhir ini, tidak menunjukkan sifat jamak dalam Allah yang esa; sebaliknya, ayat ini mengilustrasikan bentuk sebutan Allah, seperti yang digunakan oleh penguasa zaman dulu.

​Ketiga, konsep orang Yahudi tentang Allah sangat bersifat monoteis(percaya pada Allah esa). Tidak mungkin Musa, penulis kitab Kejadian, mendapatkan pengertian bahawa Allah terdiri dari tiga pribadi dalam satu hakikat. Jika “Kami” dalam Kejadian. 1: 26 menunjukkan Allah tritunggal, mengapa orang-orang Yahudi, yang telah mempelajari Torah(lima kitab pertama dari Perjanjian Lama) sejak berabad-abad lalu, selalu memegang teguh iman kepercayaan bahawa Allah hanya satu?

1.5.3 Perwujudan Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari Syurga yang mengatakan:”inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”
​​​​​​​​​Matius. 3: 16-17

​Ayat Alkitab ini memperlihatkan perwujudan Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan, dan bagi beberapa orang Kristian, ini memberikan kesan adanya tiga pribadi berbeda dalam diri Allah. Sesungguhnya Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu dalam Roh. Kita harus ingat bahawa untuk dapat mengerti tentang ke-Allahan, kita harus mengubah konsep kita tentang Allah yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Allah bersifat kekal dan mutlak, dan Dia mempunyai kuasa untuk menyatakan diriNya dalam rupa manusia sebagai Anak, dalam bentuk burung merpati sebagai Roh Kudus, dan dalam suara dari Bapa Syurgawi- pada waktu yang sama.

​Yesus pernah berkata,”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”(Yoh. 14: 16). PerkataanNya menunjukkan bahawa Roh Kudus mempunyai kemampuan untuk mewujudkan diriNya di dunia: di tempat dan waktu yang berbeda.

1.5.4 Ucapan syukur Paulus

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekitaran Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
​​​​​​​​​II Korintus. 13:14

​Ucapan syukur Paulus tidak membenarkan konsep Tritunggal; namun ia menggambarkan pekerjaan Allah bagi manusia dengan tepat. Alkitab memberitahukan kita bahawa Allah adalah kasih(I Yoh. 4: 8). KasihNya dinyatakan dengan cara mengutus AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus, ke dunia(Yoh. 3: 16; Rm. 5: 8). Dia adalah Firman yang menjadi manusia, yang penuh kasih karunia dan kebenaran, yang menberikan berkat yang berlimpah dari Allah kepada umat manusia(I Ptr. 2: 24) dan menyelamatkan kita dengan Cuma-Cuma(Tit. 3: 5). Roh Kudus bekerja dengan menggerakkan hati manusia untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan(I Kor. 12: 3) dan menguduskan orang-orang percaya untuk diselamatkan(II Tes. 2: 13). Kerana pekerjaan Roh Kudus tinggal di hati kita inilah yang membuat kita dapat bersekutu lebih dalam dengan Tuhan. Jadi ucapan syukur Paulus lebih cocok digambarkan sebagai pencirian pekerjaan keselamatan Allah melalui Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hal itu tidak berkaitan dengan konsep teologis tentang Allah yang hadir dalam tiga pribadi berbeda dalam satu hakikat.

1.5.5 Yesus ada di sebelah kanan Allah

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke Syurga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
​​​​​​​​​Markus. 16: 19

Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya,”Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah”
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 7: 55-56

Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi, yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
​​​​​​​​​Roma. 8: 34

​Semua ayat Alkitab di atas berkata bahawa Yesus duduk, berdiri atau secara sederhana dikatakan, ada di sebelah kanan Allah. Terdapat referensi yang sama pada bagian lain dari Alkitab(Ef. 1: 20; Kol. 3: 1; Ibr. 10: 12; I Ptr. 3: 22)

​Pemegang ajaran Tritunggal berpendapat bahawa ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan adanya dua pribadi yang berbeda dan terpisah pada Tritunggal Allah(Bapa dan Anak) di Syurga, dan satu pribadi yaitu Roh Kudus yang memerintah gereja di dunia. Tetapi, seperti yang telah kita tunjukkan pada bagian tema keselamatan dalam Alkitab, rencana keselamatan Allah belum digenapi; dan kerana itu, Yesus Kristus masih melanjutkan pekerjaanNya sebagai Iman Besar dan Perantara Perjanjian Baru(Ibr. 8: 1; 7: 22-25). Demikian juga, Roh Kudus akan terus melanjutkan pekerjaanNya di dalam gereja sampai umat pilihan Tuhan diselamatkan (Rm. 8: 23; Ef. 1: 14; 4: 20).

1.6 Referensi tentang ke-Allah-an di dalam Alkitab

​Setelah turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, rasul-rasul dipimpin oleh hikmat dan wahyu dari Roh Kudus. Pengertian mereka tentang Roh Kudus memadai dan jelas. Sayangnya, beberapa orang Kristian setelah zaman para rasul merasa perlu melangkah lebih jauh dari apa yang telah dimengerti dan diajarkan oleh para rasul, dengan berusaha untuk menjelaskan ke-Allah-an dengan menggunakan hikmat mereka sendiri. Masalah bertumpuk dalam sebuah kontroversi besar yang dicetuskan oleh Arius dari Aleksandria, hingga gereja merasa perlu untuk menciptakan doktrin ke-Allah-an di Sidang Nicea, sehingga dengan demikian meresmikan doktrin Tritunggal. Sekarang, kita harus menghapus semua anggapan tentang ke-Allah-an dan, sebaliknya melihat ke dalam Alkitab untuk memperoleh pengetahuan dan pengajaran. Sebab Alkitab berbicara lebih keras daripada dekrit sidang gereja mana pun.

1.6.1 Baptisan dalam nama Yesus

​Sebelum naik ke Syurga, Yesus memerintahkan murid-muridNya,”Kerana itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”(Mat. 28: 19). Tetapi, ketika kemudian murid-murid membaptis orang-orang yang bertobat, mereka melakukannya dalam “nama Yesus Kristus”(Kis. 2: 38; 10: 48) atau dalam “nama Tuhan Yesus”(Kis. 8: 16; 19: 5). Penting untuk disebutkan, menurut catatan dalam Kisah Para Rasul, mereka tidak pernah membaptis orang “dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”. Oleh kerana itu, kita dapat menyimpulkan bahawa murid-murid mengerti bahawa”Bapa”,”Anak”, dan “Roh Kudus” bukan sebuah nama atau nama-nama Allah; Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah sebutan untuk Dia. Secara logica, Bapa, Anak dan Roh Kudus tentu mempunyai nama, iaitu nama yang difahami oleh mereka:”Yesus”.

​Kerana “nama” yang terdapat pada Matius. 28: 19 berbentuk tunggal, kita tidak boleh membaptis dengan menggunakan rumusan “dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”(ref. Didache. 7:106). Seperti yang telah kita katakan, rumusan baptisan ini tidak sungguh-sungguh menyebutkan nama yang dapat menyelamatkan kita, yakni Yesus(Kis. 4: 12). Beberapa hal mendasar, yang harus kita pegang tentang ke-Allah-an, adalah bahawa Allah itu esa, dan namaNya hanya satu(Za. 14: 9) dan namaNya adalah “Yesus”.

​Berkaitan dengan nama Bapa, Di Yohanes. 17: 12, Yohanes menulis:”Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu”(ref. 5: 43). Dari tulisan ini, kita dapat menyimpulkan bahawa nama Bapa adalah “Yesus”.

​Berkaitan dengan nama Anak, Matius berkata,”Ia (Maria) akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus”(Mat. 1: 21). Yohanes juga menulis,”Aku(Yesus) datang dalam nama BapaKu”(Yoh. 5: 43). Kerana itu, nama Anak adalah “Yesus”

​Berkaitan dengan nama Roh Kudus, Matius menulis bahawa Roh Kudus adalah: Roh Bapa(Mat. 10: 20) dan Roh Allah(Mat. 3: 16). Roh Kudus juga adalah Roh Anak Allah(Gal. 4: 6), Roh Kristus(Rm. 8: 9) dan Roh Yesus(Kis. 16: 7). Kerana itu, nama Roh Kudus adalah “Yesus”.

​Para rasul melaksanakan perintah Yesus untuk membaptis orang –orang”dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus” dengan sepantasnya melakukan baptisan “dalam nama Yesus Kristus” atau “dalam nama Tuhan Yesus”. Mereka tidak melanggar petunjukNya mengenai baptisan seperti yang telah tercantum dalam Matius. 28: 19; sebaliknya, mereka mengerti maksud petunjukNya dan menaatinya.

1.6.2 Tipu daya Ananias dan Safira

​Pada zaman gereja rasul mula-mula, orang-orang saling berbagi dalam segala yang mereka miliki dengan satu sama lain. Mereka menjual harta benda mereka dan meletakkan hasilnya di depan para rasul untuk dibagi-bagikan. Gereja menjadi seperti satu keluarga besar, dan tidak seorang pun menyatakan suatu sebagai miliknya sendiri(Kis. 4: 32-35). Mengikuti kebiasaan ini, seorang percaya bernama Ananias, menjual sebidang tanahnya, tetapi menahan sebagian hasilnya. Lalu dia membawa sebagian itu ke hadapan para rasul, berkata bahawa itu adalah seluruhnya. Melalui wahyu dari Roh Kudus, Petrus melihat tipu daya Ananias dan menegurnya dengan berkata,”Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah ini?… Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, datang ke hadapan Petrus, mengucapkan dusta yang sama. Lalu Petrus menegurnya,”Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?” Dengan segera Safira menyusul suaminya, rebah dan putus nyawa(Kis. 5: 1-10).

​Jika kita membaca ayat-ayat pada Kisah Para Rasul. 5: 1-10 dengan hati-hati, kita akan menemukan, Petrus menyatakan Ananias dan Safira telah: a) mendustai Roh Kuds(ayat 3); b) mendustai Allah(ayat 4); c) mencobai Roh Tuhan(ayat 9). Petrus mengerti dengan jelas persamaan mendasar antara Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan menggunakan sebutan yang berbeda untuk menunjukkan Allah yang satu dan sama.

​Dari contoh ini, kita mengetahui bahawa Alkitabb tidk membedakan Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai tiga pribadi yang ada dalam satu ke-Allah-an. Sebaliknya, Alkitab menyatakan bahawa Allah adalah esa dengan tiga sebutan: Bapa, Anak dan Roh Kudus.

1.6.3 Pencurahan Roh Kudus

Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalamRoh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memilik Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
​​​​​​​​​Roma. 8: 9

​Pada ayat ini, Paulus menggunakan tiga sebutan berbeda secara bergantian untuk menjelaskan berdiamnya Roh Kudus dalam diri seseorang: 1) “Roh”; 2) “Roh Allah”; 3) “Roh Kristus”. Kerana tidak mungkin ada tiga roh berpisah tinggal di dalam hati kita, maka pesannya jelas: Roh itu satu.

​Di ayat 10, Paulus tidak lagi menggunakan sebutan yang berbeda untuk menggambarkan berdiamnya Roh Allah; dia cukup mengatakan bahawa Kristus tinggal di dalam hati kita. Dengan kata lain, Paulus menyamakan Roh Kudus dengan Roh Kristus dan Roh Allah.

​Meskipun ada peebedaan dalam konteks dan penggunaannya, ketika kita membandingkan perkataan Paulus dalam Roma. 8: 9 dengan perkataan Petrus dalam Kisah Para Rasul. 5: 1-10, kita menemukan satu pengertian tenang ke-Allah-an. Kedua rasul ini mengerti bahawa Allah itu esa. Walaupun para penganut Tritunggal juga mengerti bahawa Allah itu esa, konsep mereka lebih berpusat pada perbedahan antara Bapa, Anak dan Roh Kudus daripada menyetarakan mereka.

1.6.4 Penolong yang penuh kuasa

​Tuhan Yesus memberitahukan murid-muridNya bahawa suatu hari mereka akan berhadapan dengan para penguasa. Pada saat yang sama, Dia menyuruh mereka agar tidak perlu cemas dengan apa yang harus mereka ucapkan pada saat itu. Yesus berkata bahawa mereka tidak perlu kuatir,”Kerana bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu”(Mat. 10: 20)

​Selain ayat ini, ada tiga ayat lain yang mencatat pengajaran yang sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda: 1) “Sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus”(Mrk. 13:11); 2) “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan”(Mrk. 12: 12); 3) “ Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu”(Luk. 21: 15). Mereka semua menunjukkan persamaan antara Roh Bapa, Roh Kudus dan Yesus Kristus. Ketiganya disebutkan secara bergantian untuk menunjukkan satu Penolong yang mahakuasa. Oleh kerana itu kita dapat melihat bahawa Roh Kudus adalah Roh Bapa, dan juga adalah Roh Yesus Kristus.

1.6.5 Tuhan atas langit dan bumi

​Kejadian 1: 1 barkata bahawa Allah adalah Pencipta langit dan bumi. Kejadian. 1: 2 berkata bahawa Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air pada saat penciptaan. Dalam Perjanjian Baru, sejumlah ayat mengatakan bahawa Yesus Kristus adalah Tuhan atas ciptaan, melalui Dia segala sesuatu telah diciptakan dan dibenarkan(Yoh. 1: 1, 3, 14; I Kor. 1: 15-17; Ibr. 1: 2).

​Sebagai tambahan, banyak ahli-ahli Alkitab yakin bahawa Amsal. 8: 22-30 berbicara tentang Yesus Kristus, sebagai perwujudan hikmat, yang terlibat dalam pekerjaan penciptaan:

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala.
Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk. Pada mula pertama, sebelum bumi ada.
Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir…
Aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenanganNya, dan senantiasa bermain-main di hadapanNya;
​​​​​​​​Amsal. 8: 22-24, 30

​Jadi dari Alkitab kita menemukan sebuah persamaan mendasar antara pekerjaan Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam penciptaan. Hanya ada satu Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dan hanya ada satu Allah. Alkitab tidak pernah mencoba membedakan Tuhan menjadi tiga pribadi berbeda.

1.7 Kesimpulan

​Sifat ilahi Allah sungguh misterius. Sebagai manusia yang terbatas, kita tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk sepenuhnya mengerti dan menjelaskan tentang Allah yang tidak terbatas. Tetapi dengan petunjuk Roh Kudus, setidaknya kita dapat memperoleh sebagian pengertian tentang sifat ke-Allah-an. Hal penting yang muncul dari Alkitab adalah, Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus untuk menggenapi rencana keselamatanNya. Namun akan tiba saatnya keselamatan digenapi sepenuhnya, dan Allah tidak perlu lagi menyatakan diriNya kepada kita dengan cara seperti ini.

​Allah itu esa(Ul. 6: 4; Mrk. 12: 29) dan Dia adalah Roh(Yoh. 4: 24). Oleh kerana itu, kita dapat menolak setiap doktrin yang melebihi apa yang dinyatakan dalam Alkitab dan didasarkan pada hikmat manusia. Kita juga dapat meyakini kerana kita tahu, walaupun saat ini kita hanya dapat mengerti sebagian kecil dari sifat Allah, aka nada waktunya saat segalanya tentang Dia akan diungkapkan:

Akan tetapi kita tahu, bahawa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya.
​​​​​​​​​I Yohanes. 3: 2

Pertanyaan Tinjauan

1. Bagaimana kita membuktikan kepribadian Roh Kudus?
2. Bagaimana asal mula doktrin Tritunggal?
3. Apa kekeliruan utama dalam doktrin Tritunggal?
4. Mengapa Allah menyebut diriNya sebagai “Kami”?
5. Bagaimana kita menjelaskan manifestasi Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan pada saat Yesus dibaptis?
6. Menurut anda, mengapa Stefanus melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah sebelum Ia mati sebagai martir?
7. Bagaimana kita membuktikan bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu Allah yang sama?

_________________________________________________________________________

1. Vine,W. E., Unger; Merrill F. and White Jr. William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Tesrament Words(Nashville, Atlanta, London and Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G4151.
2. Teks Yunani pilihan pada edisi 26 dari the Nestle-Aland Greek New Testament(N) dan edisi ke-3 dari the United Bible Societies’ Greek New Testament(U), yaitu NU-Text yang melambangkan teks orang Mesir/ Aleksandria, menambahkan “dari Yesus”.
3. International Standard Bible Encyclopaedia(Database elektonik)(Biblesoft, 1996).
4. Brusher; Joseph, Popes Trough The Ages(S. J. edisi Elektronik, tahun 1996).
5. Knight, Kevin, Ensiklopedi Katolik edisi IV. Edisi Online(Robert Appleton Co. 1999).

Doktrin Roh Kudus
|

Doktrin Roh Kudus

DAFTAR ISI

Kata pengantar

Bab 1: Siapakah Roh Kudus?
​1.1 Pendahuluan
​1.2 Kepribadian Roh Kudus
​1.3 Siapakah Roh Kudus
​1.4 Menyelidiki konsep tentang ke- Allah- an
​1.5 Beberapa pertanyaan sulit
​1.6 Referensi tentang ke- Allah- an di dalam Alkitab
​1.7 Kesimpulan

Bab 2: Sebutan-sebutan Roh Kudus
​2.1 Pendahuluan
​2.2 Roh Kudus
​2.3 Roh Kebenaran
​2.4 Penolong dan Penghibur
​2.5 Roh hikmat dan wahyu
​2.6 Sebutan lain Roh Kudus

Bab 3: Lambang Roh Kudus
​3.1 Pendahuluan
​3.2 Lambang-lambang dalam Alkitab

Bab 4: Roh Kudus dan Gereja
​4.1 Pendahuluan
​4.2 Definisi Gereja
​4.3 Sifat gereja
​4.4 Asal mula gereja
​4.5 Pekerjaan Roh Kudus di gereja
​4.6 Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani
​4.7 Peran Roh Kudus dalam menyatukan gereja benar
​4.8 Satu gereja benar
​4.9 Bagaimana kita dapat mengenali gereja benar?
​4.10 Mencari Gereja Benar
​4.11 Kesimpulan

Bab 5: Roh Kudus dan Umat Percaya
​5.1 Pendahuluan
​5.2 Roh Kudus dan pembenaran
​5.3 Roh Kudus dan pengudusan
​5.4 Roh Kudus dan keselamatanhttp://www.tjcsabah.com/?p=4868
​5.5 Roh Kudus memulihkan status kita sebagai anak-anak Allah
​5.6 Roh Kudus memberi jaminan warisan Syurgawi
​5.7 Roh Kudus memberikan pengharapan yang hidup
​5.8 Roh Kudus menuntun kita kepada seluruh kebenaran
​5.9 Roh Kudus memberi kuasa
​5.10 Roh Kudus menengahi untuk kita
​5.11 Kesimpulan

Bab 6: Pekerjaan Roh Kudus
​6.1 Pendahuluan
​6.2 Roh Kudus menginsafkan dunia akan dosa
​6.3 Roh Kudus membawa orang-orang berdosa kepada Tuhan
​6.4 Roh Kudus mengampuni dosa
​6.5 Roh Kudus menyelamatkan manusia dari dosa
​6.6 Roh Kudus memberikan hidup
​6.7 Roh Kudus menghukum dosa
​6.8 Roh Kudus mengutus para pekerja

Bab 7: Janji akan Roh Kudus
7.1 Pendahuluan
7.2 Janji Roh Kudus dalam nubuat
7.3 Janji-janji dari Tuhan Yesus

Bab 8: Pencurahan Roh Kudus
​8.1 Pendahuluan
​8.2 Turunnya hujan awal
​8.3 Roh Kudus berhenti turun
​8.4 Turunnya hujan akhir
​8.5 Sejarah awal Gereja Yesus Benar

Bab 9: Baptisan Roh Kudus
​9.1 Pendahuluan
​9.2 Kesalahfahaman umum mengenai baptidan Roh Kudus
​9.3 Bukti menerima Roh Kudus
​9.4 Fungsi berbahasa Roh
​9.5 Karunia Roh Kudus yang membangun gereja
​9.6 Penafsiran Alkitab dari 1 Korintus 14
​9.7 Pengalaman Pentakosta
​9.8 Karunia menafsirkan bahasa Roh
​9.9 Kesaksian jemaat Gereja Yesus Benar

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
​10.1 Pendahuluan
​10.2 Beberapa kesalahfahaman umum
​10.3 Penglihatan Roh Kudus pada periode berbeda dalam sejarah
​10.4 Pandangan umum yang dipegang banyak gereja
​10.5 Kesimpulan

Bab 11: Kesalahfahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
​11.1 Pendahuluan
​11.2 Pentakosta tidak akan pernah terulang kembali
​11.3 Semua orang percaya mempunyai Roh Kudus
​11.4 Mencari baptisan Roh Kudus tidaklah perlu
​11.5 Kesimpulan

Bab 12: Menerima Roh Kudus
​12.1 Pendahuluan
​12.2 Menemukan Roh Kudus di Gereja Benar
​12.3 Taat pada kebenaran
​12.4 Memuji Tuhan dengan “Haleluya”
​12.5 Baptisan Air
​12.6 Penumpangan tangan
​12.7 Miskin di hadapan Allah
​12.8 Kekudusan
​12.9 Iman dan ketekunan
​12.10 Ketekunan dalam doa
​12.11 Memegang perintah Allah
​12.12 Kesimpulan

Bab 13: Dipenuhi Roh Kudus
​13.1 Pendahuluan
​13.2 Definisi dipenuhi Roh Kudus
​13.3 Buah dari kepenuhan Roh Kudus
​13.4 Bagaimana kita dapat dipenuhi Roh Kudus?

Bab 14: Membedakan Roh Kudus dan Roh Jahat
​14.1 Pendahuluan
​14.2 Bukti-bukti baptisan Roh Kudus
​14.3 Bukti-bukti menerima Roh Jahat
​14.4 Pengalaman orang-orang yang menerima roh jahat
​14.5 Bagaimana menghindari gangguan roh jahat
​14.6 Kesimpulan

Bab 15: Kesaksian-kesaksian Peribadi
​15.1 Pendahuluan
​15.2 Sukacita yang tak terukur
​15.3 Diilhamkan kerana perubahan suami saya
​15.4 Kuasa Roh Kudus
​15.5 Mendapatkan pengendalian diri melalui Roh Kudus
​15.6 Berdoa dengan ketekunan
​15.7 Cahaya yang bersinar
​15.8 Menerima Roh Kudus mendorong saya untuk dibaptis
​15.9 Menjadi orang yang baru
​15.10 Menutup pintu
​15.11 Disembuhkan melalui baptisan Roh Kudus
​15.12 Belajar bagaimana berdoa dari pamphlet injil

Bab 16: Kesaksian-kesaksian dari seluruh dunia
​16.1 Pulang ke Rumah
​16.2 Aku menerima Roh Kudus
​16.3 Kerana setiap orang yang meminta, menerima
​16.4 Kasih Allah atas Anak Sulung kami
​16.5 Panggilan Tuhan
​16.6 Aku menemukan iman yang sesungguhnya
​16.7 Tuhan menjamahku
​16.8 Dipanggil keluar dari dunia
​16.9 Diubah oleh Roh
​16.10 Aku akan pergi satu kali lagi
​16.11 Tuhan membuka jalan bagiku
​16.12 Yesus menjaga milikNya hingga akhir
​16.13 Dari belenggu Setan kepada Kristus
​16.14 Tidak ada tenungan yang mempan
​16.15 RohNya menuntunku

Bibliografi
​Daftar kutipan
​Referensi

PRAKATA
Maka kata Yesus sekali lagi:”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:” Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”- Yohanes. 20: 21-23

​Mengenai ayat ini, banyak orang Kristian berpendapat, murid-murid telah menerima Roh Kudus pada saat Yesus mengembusi mereka. Pendapat ini merupakan bagian dari keyakinan yang dipegang secara luas dalam dunia Kekristianan pada hari ini- yaitu barangsiapa percaya dan menerima Tuhan Yesus dalam hatinya, telah memilih Roh Kudus yang diam-diam tinggal di dalam dirinya. Dengan kata lain, mereka percaya bahawa semua orang Kristian sedah mempunyai Roh Kudus. Namun ada orang-orang lain yang percaya pada baptisan Roh Kudus, tetapi berpendapat bahawa itu bukan pengalaman yang akan dialami oleh setiap orang percaya.
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang – demikian kataNya- “ telah kamu dengar daripadaKu. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”- Kisah Para Rasul. 1: 4-5
​Sebelum Ia naik ke Syurga dari Bukit Zaitun, Tuhan Yesus memberitahukan murid-muridNya bahawa mereka akan segera dibaptis dengan Roh Kudus. Dan memang benar. Beberapa hari kemudian pada hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan dengan penuh kuasa. Murid-murid menerima Roh Kudus dan mulai berbicara dengan bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka.
​Sayangnya, banyak orang Kristian berfikir bahawa baptisan Roh Kudus, yang membuat para rasul dapat berkata-kata dengan bahasa lain, merupakan kejadian yang bersifat terbatas. Bagi mereka, permasalahannya bukan pada apakah orang percaya menerima Roh Kudus atau tidak, namun lebih kepada apakah ia dibaptis dengan Roh Kudus. Mereka berpendapat bahawa dua hal ini merupakan pengalaman yang berbeda, dan berkata bahawa seorang percaya menerima Roh Kudus pada saat ia percaya kepada Tuhan; tetapi ia belum tentu menerima baptisan Roh Kudus dan berbahasa roh, kecuali apabila Allah memberikan karunia ini.
​Pertanyaannya, apakah kepercayaan ini benar?

Jika kita membaca di dalam Alkitab, kita dapat melihat bahawa sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Ia memberikan sebuah janji kepada murid-muridnya,” Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran”(Yoh. 14: 16-17). Ia juga berkata,” Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu ,”(Yoh. 16:7)
​Saat kita membaca ayat-ayat ini, kita perlu menyedari bahawa ketika Yesus mengembusi murid-muridNya dan berkata,” Terimalah Roh Kudus.” Ia belum naik ke Syurga. FirmanNya menunjukkan bahawa Roh Kudus(Penolong) belum datang kepada manusia dan kata-kataNya dimaksudkan untuk menyakinkan janjiNya kepada murid-murid. Namun akan tiba waktunya janji itu akan digenapi- Roh Kudus akan dicurahkan kepada setiap murid yang percaya kepadaNya, dan bersedia mengikuti Dia hingga akhir.
​Dari Alkitab, kita dapat mengetahui bahawa Roh Kudus datang setelah Yesus terangkat ke Syurga. Roh Kudus turun dengan penuh kuasa pada hari Pentakosta untuk tinggal di dalam diri orang percaya(I Kor. 6: 19-20) dan di dalam gereja Allah( I Kor. 3:16; II Kor. 6: 16)
​Belum kitab Kisah Para Rasul, kita melihat ketika Petrus pergi ke rumah Kornelius dan memberitakan Injil kepada seisi keluarganya, mereka semua menerima Roh Kudus, bahkan ketika Petrus masih berbicara. Petrus dan orang-orang Kristian dari bangsa Yahudi yang menyertainya “ mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah”( Kis. 10: 46) Lalu kata Petrus,” Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?”( Kis. 10: 47)
​Setelah itu, ketika mereka kembali ke Yerusalem, jemaat dari bangsa Yahudi berselisih dengannya kerana dia berkumpul bersama-sama dengan bangsa-bangda bukan Yahudi. Petrus menceritakan kepada mereka apa yang telah terjadi, dan berkata,” dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan:” Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus ””( Kis. 11: 15-16). Dari peristiwa ini, kita mengetahui bahawa ketika Kornelius dan seluruh keluarganya menerima baptisan Roh Kudus, apa yang mereka alami dapat didengar- mereka berkata-kata dalam bahasa roh.
​Alkitab memberitahukan kita bahawa Allah adalah Roh (Yoh. 4: 24). Jadi bagaimana orang dapat sungguh-sungguh mengenal Dia? Kerana Dia adalah Roh, kita menyedari bahawa kecuali Ia membuka mata kita, kita tidak dapat mengetahui perkara tentang Allah. Dari Alkitab kita mengetahui, contohnya, bahawa misteri tentang apalah keselamatan akan diberikan baik kepada orang Yahudi ataupun orang-orang bukan Yahudi melalui penyaliban Yesus tersembunyi selama berabad-abad. Sebelum Yesus mati, tidak ada orang yang memahami perkara Rohani, sehinnga mereka hanya dapat menggunakan hikmat duniawi. Ini keranakan manusia tidak dapat mengetahui perkara-perkara Allah, kecuali apabila Ia memberitahukannya melalui Roh KudusNya.( I Kor. 2: 6-16)

​Beberapa orang Kristian memanfaatkan Firman Allah untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Namun seberapapun menyakinkan dan menyentuh pendapat mereka, kata-kata mereka tetaplah kata-kata manusia dan tidak dapat memungkinkan orang menyentuh kehidupan yang terdapat di dalam Firman Allah( I Tes. 2: 13; I Yoh. 1: 1-4). Apabila kita menerima Roh Kudus dan tunduk pada pimpinanNya, barulah kita dapat dituntun kepada seluruh kebenaran( Yoh. 16: 13). Melalui Roh Kudus, kita dapat menyelidiki hal-hal tersembunyi dari Allah; mendapatkan intisari pesan di dalam Alkitab; menafsirkan makna Alkitab; dan mengajarkan Firman Allah kepada orang lain dengan tepat, untuk memberikan kesempatan kehidupan rohani kepada mereka.
​Segala ajaran yang telah disebutkan berkaitan dengan Roh Kudus dan ajaran-ajaran lain, dibahas secara rinci dalam adaptasi dari buku Risalah Mengenai Roh Kudus yang ditulis oleh Penatua Hsieh Sun Tao. Edisi Bahasa Inggeris dari buku ini diberi nama The Doctrine of the Holy Spirit yang diterbitkan oleh Departemen Literatur Majelis Internasional.
​Doktrin Roh Kudus pertama kali diterbitkan oleh Majelis Pusat Gereja Yesus Benar Taiwan pada tahun 1966. Buku ini kemudian mengalami perbaikan dan diterbitkan kembali tahun 1985. Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Roh Kudus dan menafsirkan ayat-ayat Alkitab, dengan menggunakan Alkitab sebagai refenrensi.
​Majelis Internasional telah menerjemahkan hasil karya Penatua Hsieh ke dalam berbagai bahasa. Tantangan yang besar ada pada sumber-sumber kutipan yang digunakan untuk menjamin keotentikan dan ketepatan kutipannya.
​Buku Doktrin Roh kudus yang merupakan adaptasi dari buku Penatua Hsieh, diterbitkan khusus untuk pembaca berbahasa Malaysia. Untuk edisi Bahasa Malaysia ini, beberapa pekerja terlibat dalam penerjemahan, editing dan pemeriksaan kembali.
​Puji syukur dan kemuliaan bagi Tuhan atas pertolonganNya sehingga pekerjaan ini dapat diselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang terlibat, mulai dari penerjemahan, editor, pemeriksa akhir, perancang grafis, dan yang lainnya. Selain itu, anggota Tim Sensor Majelis Internasional dengan baik hati memberikan masukan pada kerangka-kerangka awal buku ini.
​Kiranya Allah senantiasa mencurahkan berkat-berkatNya, sehingga melalui penerbitan buku ini, jemaat dapat mempunyai pengertian yang lebih mendalam tentang pentingnya doktrin Roh Kudus. Kita juga berdoa agar setiap orang dapat belajar bagaimana mendapatkan kepenuhan Roh Kudus agar kehidupan rohani mereka dapat bertumbuh mengasihi Tuhan, meningkatkan iman mereka dan memegang teguh kebenaran.
​Marilah kita semua menyambut dan menerima Roh Kudus ke dalam hati kita, agar kita dapat mengalami kasih karuniaNya yang berkelimpahan.

Jabatan Kesusasteraan Ibu Gereja Sabah

Bab 1: Apakah itu Roh Kudus?
|

Bab 1: Apakah itu Roh Kudus?

Apakah itu Roh Kudus? Berdasarkan petunjuk Kitab, kewujudan-Nya seolah-olah amat nyata, tetapi juga kelihatan samar-samar sehingga manusia tidak dapat memahaminya (1 Kor. 13: 12). Berdasarkan pandangan teologi pula, sungguhpun terdapat jawapan mengenai-Nya tetapi masih tidak dapat memuaskan hati manusia.

1.1 Keperibadian Roh Kudus

Sesetengah pakar penafsir Alkitab beranggapan bahawa Roh Kudus ialah sejenis tenaga dan nafas hidup Tuhan. Menurut mereka, istilah “roh” dalam bahasa asal bermaksud udara atau angin. Oleh itu, mereka beranggapan unsur asal Roh Kudus ialah udara dan angin, malah menterjemahkan Roh Kudus sebagai “angin kudus”. Mereka telah melalaikan keperibadian yang ada pada Roh Kudus. Tuhan Yesus pernah berkata bahawa dosa menghujat Roh Kudus adalah lebih berat daripada dosa menghujat anak manusia (Mat. 12: 31-32). Jika Roh Kudus hanyalah tenaga dan nafas hidup Tuhan, maka ayat ini susah untuk difahami.

Tuhan Yesus telah menggunakan perkataan ‘Dia’ (He) yang menandakan wujudnya ‘seorang’ apabila menyampaikan sesuatu berkenaan Roh Kudus sebanyak 5 kali dalam Yohanes fasal 14 hingga 16. Ini membuktikan Roh Kudus memang mempunyai keperibadian. Paulus berkata, “Satu Roh. Semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama.” (1 Kor. 12:4,11) Ayat ini membuktikan perkara ini.

​Selain itu, semasa kita meninjau Roh Kudus dari sifat , maka ini membuktikan-Nya mempunyai keperibadian. Pertama, dari segi hikmat, Ia dapat mencipta alam semesta dan segala makhluk (Kej. 10:1-2 ; Mzm. 104:30), dapat membedakan kebaikan dan kejahatan (Ef. 4:30), dapat bersaksi (Yoh. 15:26), dapat menyelidiki segala sesuatu, (1 Kor. 2:10), dapat mendidik orang (Neh. 9:20 ; Yoh. 14:26), dapat memimpin orang untuk memahami kebenaran (Yoh. 16:13), dapat mewahyukan orang untuk memahami rahsia Tuhan. Kedua, dari segi perasaan, Ia berkasih (Rm. 15:30), membelas kasihan (Ibr. 10:29), membimbang (Yes. 63:10, Ef. 4:30), menghiburkan orang (Kis. 9:31), memohon bagi pihak pemercaya (Rm. 8:27).
​Ketiga, dari segi hati, Ia berhasrat (Kis. 13:1-4), melarang murid-murid memberitakan Injil di sesuatu tempat (Kis. 16:6), mengasaskan jabatan kudus (Kis. 20:28), berhak mengagihkan pelbagai karunia (1 Kor. 12:11), memanggil (Why. 2:7,11,17,29; 3:6,13,22).

1.2 Siapakah Roh Kudus?

Roh Kudus ialah orang wujud yang mempunyai keperibadian. Jadi, siapakah Dia? Ini ialah konsep ketuhanan yang rahsia dan kes yang tergendala lebih daripada 1000 tahun dalam sejarah gereja. Walaupun “The Nicene Creed” yang diterbitkan pada tahun 325 S.M. telah mengenalpasti “Konsep Tri-tunggal” tetapi kita tidak boleh mengakuinya. Paulus berkata: “Siapa gerangan di antara manusia yang tahu apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu apa yang terdapat di dalam diri Tuhan selain Roh Tuhan.” (1 Kor. 2:11) Konsep ketuhanan ialah hal Tuhan. Sejak Abad ke-4, Agama Rom dan agama-agama baru yang lain mempunyai konsep yang salah terhadap Tuhan kerana mereka tidak disertai Roh Tuhan. Semoga Roh hikmat dan wahyu memimpin kita supaya kita tidak bersandarkan pengetahuan duniawi tetapi hanya bersandarkan pimpinan Roh Kudus untuk mengenal Dia dengan benar (Yoh. 14:26, 16:13, Ef. 1:17)

Dalam Buku “Kehidupan yang Dipenuhi Roh Kudus”, L.L. Legters berkata: “Roh Kudus ialah orang ketiga dalam Tri-tunggal.” Dalam Buku “Saya Percaya Roh Kudus” pula, F. Wisloff berkata: “Roh Kudus ialah Aku yang ketiga kudus dalam Tuhan yang bersifat tri-tunggal.” Dalam Buku “Apakah Roh Kudus?” pula, Zhuo Zhi Liang berkata: “Roh Kudus ialah orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan.” Jelaslah bahawa mereka memang mengakui kewujudan keperibadian Roh Kudus, cuma mereka masih berkonsep bahawa Tuhan adalah tri-tunggal. Terutamanya, Zhui Zhi Shi menganggap Roh Kudus sebagai orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan. Ini menyebabkan orang lain lebih meragui kepercayaannya. Istilah “Roh Kudus” banyak ditulis sebagai “Roh Tuhan” dalam Kitab. Ini menunjukkan bahawa Ia ialah roh Tuhan sendiri, bagaimana mungkin kita mengatakannya sebagai orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan?

A. Roh Kudus ialah Roh Bapa Syurga

​Dalam projek penciptaan langit dan bumi, (Kej. 1:1) tercatat bahawa Tuhan ialah pencipta. Ayat 2 tercatat Roh Tuhan (Roh Kudus) melayang-layang di atas permukaan air. Kemudian, segala makhluk diciptakan.
​Mengenai janji pencurahan Roh Kudus, banyak kali Tuhan menyatakan bahawa itu ialah Roh-Nya sendiri. (Yeh. 36:27, 37:14 ; Yol. 2:28-29); Semasa Roh Kudus dicurahkan pada Hari Pentakosta, Petrus berkata bahawa roh yang diterima mereka ialah Roh Tuhan, maka nubuat nabi-nabi tergenap. (Kis. 2:16-18).

Mengenai bukti Tuhan diam di dalam kita, (1 Yoh. 4:13) tercatat: “Demikianlah kita ketahui bahawa kita tetap berada di dalam Tuhan dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bahagian dalam Roh-Nya.” Manakala (1 Yoh. 3:24) tercatat: “Demikianlah kita ketahui bahawa Tuhan ada di dalam kita, iaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.”

​Tuhan Yesus berkata: “Bapa di dalam Aku.” (Yoh. 10:38). Tuhan itu Roh (Yoh. 4:24). Bapa di dalam Yesus bermaksud bahawa Roh Bapa di dalam Yesus. Dengan kata lain, Roh Kudus yang diterima-Nya selepas dibaptis ialah Roh Bapa (Mat. 3:16 ; Luk. 4:18)

​Paulus berkata: “Tuhan adalah satu, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” (1 Kor. 12:6) ; “Tuhanlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemahuan mahupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Flp. 2:13) ; “satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef. 4:6). Namun, (1 Kor. 6:19) tercatat yang diam di dalam hati manusia ialah Roh Kudus.

Paulus berkata bahawa Roh Kudus memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya supaya orang lain mendapat manfaat (1 Kor. 12:11,7) ; Yakobus berkata: “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna datang dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang (Yak. 1:17)

​Menurut hujah-hujah di atas, ini membuktikan bahawa Roh Kudus ialah Roh Bapa Syurga sendiri, bukanlah Aku yang ketiga kudus, bukan juga orang yang wujud tetapi mempunyai keperibadian yang berbeza dengan Tuhan.

B. Roh Kudus ialah Roh Yesus

(Kis. 8:16-39) mencatatkan Filipus diutus untuk memberitakan Injil kepada sida-sida Tanah Etiopia dan proses pembaptisan. Semasa Lukas menceritakan peristiwa ini, pada permulaannya, dia berkata: “Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” (Kis. 8:29) manakala pada akhirnya, dia berkata: “Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus……” (Kis. 8:39) Menurut konsep ketuhanan Lukas, Roh Kudus ialah Roh Tuhan Yesus. Konsep yang sama dapat dilihat dalam (Kis. 16:6) bahawa “Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia……” “Mereka mencuba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.” (Kis. 16:7)

Ini sama dengan konsep Paulus yang tercatat dalam (Gal. 4:6) bahawa yang masuk ke dalam hati kita ialah Roh Tuhan Yesus ; (1 Kor. 6:19) tercatat bahawa yang diam di dalam diri kita ialah Roh yang berasal daripada Tuhan. (2 Kor. 3:17) tercatat bahawa yang membolehkan kita menikmati kebebasan ialah Roh Tuhan Yesus. (Rm. 8:2) tercatat bahawa yang membolehkan kita dibebaskan ialah hukum Roh Kudus yang memberi hidup.

Mengenai penciptaan langit, bumi dan segala isinya, (Kej. 1:2) tercatat bahawa Roh Kudus melayang-layang di atas permukaan air. Kemudian, segala makhluk dicipta. Namun, rasul-rasul bersaksi bagi Tuhan Yesus bahawa langit, bumi dan segala isinya adalah diciptakan Tuhan (Yoh. 1:1,3,14 ; 1 Kor. 8:6 ; Kol. 1:16-17 ; Ibr. 1:2)

“Di dalam diri kamu, tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripada-Nya. Karena itu, tidak perlu kamu diajar oleh orang lain, tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu.” (1 Yoh. 2:27). Sini tercatat bahawa pengurapan dapat diam di dalam hati kita dan mengajar kita. Ini ditujukan kepada Roh Kudus. Ini disebabkan Tuhan Yesus pernah berkata bahawa apabila Roh Kebenaran datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Sila ambil perhatian, Yohanes menunjukkan di sini dengan khasnya bahawa pengurapan ini ialah pengurapan Tuhan. Dengan kata lain, Roh Kudus yang dilambangkan pengurapan ialah Roh Tuhan Yesus.

​Menurut sebab-musabab di atas, ini telah membuktikan Roh Kudus ialah Roh Tuhan Yesus. Roh Kudus bukan Aku yang ketiga kudus.

1.3 Menerokai Konsep Ketuhanan

Bagi persoalan konsep ketuhanan, sejak persidangan “Counncil of Nice”, kepercayaan bersama yang diterima oleh Roman Katolik dan aliran-aliran agama kristian yang lain ialah “Tri-tunggal” (Trinity). Bahkan Roman Katolik berkata bahawa sebarang konsep ketuhanan yang melanggar konsep ini ialah ajaran sesat dan patut ditolak.

Yang dimaksudkan tri-tunggal ialah tiga peribadi yang berdikari dan boleh wujud secara berasingan, iaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Konsep ini berasal daripada pesanan Tuhan Yesus kepada murid-murid sebelum terangkat ke syurga bahawa “baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.” (Mat. 28:19). Selain itu, mereka juga berdasarkan beberapa ayat suci berikut: Semasa Yesus dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari syurga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat. 3:16-17). Semasa Yesus di dalam dunia, Dia selalu berdoa kepada Bapa Syurga (Mat. 11:25-26, 14:23, 26:39,42,44) dan selalu mendoakan murid-murid (Luk 22:32, Yoh. 17:9-11, 20-23). Yesus sendiri berkata: “Bapa lebih besar daripada Aku.” (Yoh. 14:28) Semasa Stefanus dianiaya, dia penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Tuhan dan Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan. (Kis. 7:55-56). Yesus ialah pengantara dari suatu perjanjian yang lebih kuat, Ia hidup senantiasa, duduk di sebelah kanan Tuhan, menjadi Pembela bagi kita. (Rm. 8:34 ; Ibr. 7:22-25 ; 1 Yoh. 2:1) Jadi, adakah Tuhan itu tiga? Sememangnya tidak. Pemegang konsep tri-tunggal tidak beranggapan bahawa ada tiga Tuhan, tetapi beranggapan bahawa Tuhan adalah yang tunggal, yang telah disatukan (Yoh. 10:30, 14:9-10, 17:21-22). Mereka memberi penjelasan lagi bahawa Konsep Tri-tunggal yang dipegangi mereka ialah “tiga orang di dalam satu Tuhan” (Three Persons In One God). Tiga orang ini ialah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Namun, ketiga-tiga Bapa, Anak dan Roh Kudus ini mempunyai sifat ilahi, kedudukan, kemuliaan dan kekuasaan yang sama. Selain itu, mereka sama dari segi kewujudan yang kekal, tiada permulaan dan tiada kesudahan. Oleh itu, mereka ialah Tuhan yang satu.

Menurut alasan yang dihuraikan di atas, pemegang konsep tri-tunggal tidak beranggapan bahawa Tuhan terkandung tiga identiti. Mereka juga tidak menafikan bahwa banyak catatan dalam Kitab mengatakan Bapa, Anak dan Roh Kudus, iaitu tiga keperibadian yang wujud serentak. Justru itu, mereka menciptakan kata nama “tri-tunggal” untuk merangkumi keesaan dan tiga keperibadian Tuhan.

Yang menghiburkan ialah, sama ada “tri-tunggal” mahupun “tiga peribadi dalam satu Tuhan”, di dalam kedua-duanya masih ada konsep keesaan Tuhan, cuma “tri” dan “tiga peribadi” ini bermasalah dari segi bahasa dan mudah menyebabkan salah faham. Oleh itu, kami tidak boleh bersetuju.

Kami berpendapat bahawa kita harus memegang tiga prinsip untuk memahami konsep ketuhanan, iaitu tema Kitab, kesatuan dalam Roh dan Roh Kudus yang melampaui waktu dan ruang. Huraiannya adalah seperti berikut:

a. Tema Kitab

​Tema Kitab ialah “Anugerah keselamatan Tuhan”. Perjanjian lama adalah rancangan anugerah keselamatan manakala perjanjian baru adalah penggenapan anugerah keselamatan. Peganglah isi penting ini kerana isi ini memberi pertolongan yang besar kepada kita untuk memahami konsep ketuhanan.

Demi menggenapi rancangan anugerah keselamatan, Roh Kudus menyebabkan anak dara Maria mengandung lalu melahirkan Yesus. Dia adalah juruselamat bagi semua bangsa, Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat. 1:18-25 ; Luk. 2:8-11). Roh Kudus ialah Roh Tuhan (1 Yoh. 3:24). Oleh itu, pada asalnya, Yesus ialah Tuhan yang Perkasa dan Bapa yang Kekal (Yes. 9:6 ; Rm. 9:5). Kelahiran-Nya ialah penyataan Tuhan dalam rupa manusia (1 Tim. 3:16 ; Yoh. 1:1,14).

Demi menggenapi anugerah keselamatan, Tuhan bukan sahaja dilahirkan dalam rupa manusia, tetapi juga mati disalibkan dan menanggung penderitaan yang kuat (Mzm. 129:3, 22:13-18 ; Mat. 27:26-50), malah bangkit dari kematian. Kristus diserahkan kepada manusia untuk dihukum adalah demi pelanggaran kita; Dia bangkit supaya kita dibenarkan (Rm. 4:25 ; 2 Kor. 5:21). Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, Dia telah menggenapi keadilan dan kesetiaan Tuhan. Oleh itu, sesiapa yang dipilih Tuhan tidak boleh didakwa dan ditetapkan dosa (Rm 5:6-10, 8:33-34). Namun, sampai sekarang, anugerah keselamatan Tuhan belum selesai (Rm. 8:23 ; Ef. 1:14, 4:30). Menurut rancangan Tuhan, anugerah keselamatan hanya selesai apabila Kristus datang kembali, orang mati dibangkitkan, orang berdosa dihukum dan orang benar diangkat. (Yoh. 5:28-29 ; 1 Tes. 4:14-17). Oleh itu, Yesus yang diangkat ke syurga masih meneruskan kerja penyelamatan, masih berdiri di sebelah kanan Tuhan untuk menjadi pengantara bagi perjanjian yang lebih indah, malah menjadi pembela bagi umat pilihan. (Rm. 8:34 ; Ibr. 7:22-25, 12:22-24 ; 1 Yoh. 2:1). ​

​Pada Hari Pentakosta, murid-murid dipenuhi Roh Kudus, kira-kira 3000 orang dibaptis, mendirikan gereja (jemaat) (Kis. 2:1-4,41). Ini juga bertujuan untuk menyelesaikan kerja penyelamatan. Disebabkan pimpinan Roh Kudus, kita dapat memahami kebenaran (Yoh. 16:13) ; Disebabkan wahyu Roh Kudus, kita dapat mengenali Yesus sebagai Tuhan (Mat. 16:15-17 ; 1 Kor. 12:3) ; Disebabkan kesaksian Roh Kudus, pembaptisan membawa kesan pengampunan dosa, dibenarkan dan dilahirkan kembali (1 Yoh. 5:6-7 ; Kis. 22:16 ; 1 Kor. 6:11 ; Tit. 3:5) ; Disebabkan gerakan Roh Kudus, kita menjadi Kudus dan mencapai tahap keselamatan (2 Tes. 2:13). Jelaslah, Roh Kudus memainkan peranan yang penting dalam kerja penyelamatan!

​Kesimpulannya, Kristus dilahirkan, mengorbankan nyawa, dibangkitkan lalu terangkat ke syurga dan juga pencurahan Roh Kudus adalah demi anugerah keselamatan. Apabila anugerah keselamatan tergenap: dunia milik kebendaan dibinasakan, tidak lagi menggoda manusia; Iblis dihukum selama-lamanya, tidak lagi mencubai manusia; jemaat terangkat, pemercaya tidak lagi melakukan dosa. Pada masa itu, Kristus tidak perlu lagi menjadi pengantara yang mendoakan pemercaya, Roh Kudus juga tidak perlu berada di dunia untuk mendirikan gereja (jemaat). Daripada ini, kita boleh tahu bahawa sebelum Kristus dilahirkan dan sebelum kerja keselamatan bermula, Tuhan adalah yang esa; Selepas Kristus datang dan selepas kerja keselamatan selesai, Tuhan juga adalah yang esa. Dalam tempoh penyelamatan, demi menyelesaikan kerja keselamatan, Tuhan seakan-akan dibahagikan kepada tiga identiti. Sebenarnya, mereka adalah dari Tuhan yang sama. Tempoh penyelamatan adalah kira-kira 2000 tahun, iaitu bermula dari kelahiran Kristus sampai Kedatangan semula Kristus. Menurut waktu Tuhan yang berkekalan, 2000 tahun ini adalah amat singkat.

II. Kesatuan Roh

“Kesatuan Roh” ialah butir kedua yang harus dipegang untuk memahami konsep ketuhanan.

​Dalam Kitab, Roh Kudus mempunyai banyak nama. Contohnya, Roh TUHAN (Hak. 3:10), Roh Tuhan (Mat. 3:16), Roh Bapa (Mat. 10:20), Roh Tuhan (Luk. 4:18), Roh Kristus (Rm. 8:9), Roh Yesus (Kis. 16:7), Roh Anak Tuhan (Gal. 4:6) dan lain-lain. Walaupun banyak nama tetapi masih dari Roh yang sama. Inilah maksudnya “kesatuan dalam Roh.”

Tuhan Yesus pernah berkata: “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain daripada Dia yang telah turun dari sorga, iaitu Anak Manusia.” (Yoh. 3:13). Ini menunjukkan Roh Yesus dan Roh Bapa ialah Roh yang sama. Oleh itu, Dia berkata kepada Filipus: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (Yoh. 14:9-10). Ini membuktikan kesatuan Roh.

​Walaupun Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah dari Roh yang sama, tetapi bermula daripada kelahiran Tuhan Yesus sebagai anak manusia sehingga sebelum anugerah keselamatan selesai, Bapa dan Anak ada perbezaan yang besar dan kecil. Oleh itu, Tuhan Yesus berkata: “Bapa lebih besar daripada Aku.” (Yoh. 14:28). Dari segi apakah Bapa lebih besar daripada Anak?

1. Kedudukan Bapa lebih besar daripada Anak. Disebabkan Anak diutus oleh Bapa, Firman yang disampaikannya juga menurut pesanan Bapa (Yoh. 12:49-50) ; sehingga tindakan dan doa juga menurut kehendak Bapa (Yoh. 7:6,8 ; Mat. 26:39).

2. Kekuatan Bapa lebih besar daripada Anak. Demi kerja pemberitaan Injil selama 3 tahun, Anak perlu pergi ke padang gurun untuk berpuasa dan berdoa selama 40 hari, dipenuhi Roh Kudus dan mengalahkan pencubaan Setan (Luk. 4:1-15). Dalam kerja, juga perlu selalu berdoa (Mrk. 1:35 ; Luk. 5:15-16), memohon kuasa dari atas, menyelesaikan pesanan Bapa (Yoh. 17:4). Mengenai sumber kekuasaan Anak, Petrus pernah bersaksi: “Tentang Yesus dari Nazaret, bagaimana Tuhan mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kis. 10:38). Doa-Nya bukan sahaja memberi teladan yang baik kepada kita, tetapi yang paling penting adalah demi keperluan-Nya sendiri.

3. Kekuasaan Bapa lebih besar daripada Anak. Oleh itu, Anak berdoa bahawa kuasa yang diperolehi-Nya berasal daripada Bapa (Yoh. 17:2). Kekuasaan ini menopang segala yang ada (Ibr. 1:3), dan kekuasaan yang menyokong segala makhluk dalam alam semesta (Mrk. 4:37-41). Daripada penglihatan Daniel (Dan. 7:13-14), doa Tuhan Yesus(Yoh. 17:2),dan kata-kata yang difirmankan oleh-Nya kepada murid- murid sebelum terangkat ke syurga (Mat. 28:18-19), juga boleh dikatakan kekuasaan Raja yang memerintah segala umat. Apabila injil disebarkan ke seluruh dunia, kerajaan duniawi akan menjadi kerajaan Kristus (Mat. 24:14 ; Why. 11:15), segala umat menjadi murid-murid Tuhan dan dating melayani Dia, agar Kristus mendapatkan masa kekuasaan yang patut ada pada Raja Segala Raja (Why. 17:14,19:16), maka ternyatalah penglihatan Daniel and pengharapan Tuhan Yesus.

4. Kemuliaan Bapa lebih besar daripada Anak. Oleh yang demikian, ketika dalam doa perpisahan, Anak berkata kepada Bapa : “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya (Yoh. 17:4). Anak merupakan cahaya kemuliaan Bapa (Ibr.1:3), segala hal yang dilakukan olehNya, sama ada mengubati orang dan menghalaukan si iblis, membangkitkan orang dari mati, dilantak di atas kayu salib, atau bangkit dari kematian, semuanya adalah demi memuliakan nama Bapa (Luk. 17:15-18;Yoh. 9:1-3,11:3-4&40,13:31-32,17:1;Efs. 1:20). Menurut perintah Bapa, Dia akan memakai mahkota duri, merasai rasa kematian demi semua manusia, bangkit and diangkat ke syurga, maka dengan sedemikian barulah dapat memakai mahkota kemuliaan dan mendapat kemuliaan yang tertinggi (Mat. 27:29;Luk. 24:26; Yoh 7:39;Fil. 2 :8-11).

5.Pengetahuan Bapa lebih besar daripada Anak. Apa saja yang difirmankan oleh Anak adalah yang menurut kehendak Bapa (Yoh 12:49-50); segala yang diketahui-Nya merupakan pengajaran daripada Bapa (Yoh 8:28). Oleh itu, sewaktu Dia mengungkitkan persoalan tentang hari kiamat, hanya dapat mengatakan jika melihat segala tanda-tanda ini berlaku, maka ketahuilah bahawa waktu Anak Manusia sudah dekat dan sudah di ambang pintu. Perihal hari kedatangan kembali-Nya, waktu itu, Dia menyatakan dengan jelas: tidak ada seorang pun yang tahu, malaikat- malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mat 24:33, 36). Rupa-rupanya hari Tuhan datang kembali merupakan rahsia yang sekian besar. Sebelum mendapat perintah Bapa, maka Anak pun tidak mengetahuinya terlebih dahulu. Bukan sekadar itu sahaja, masa dan tempat yang harus Anak pergi juga tidak diketahui-Nya sekiranya tidak ada perintah dari Bapa (Yoh 7:3-10). Dengan demikian, pengetahuan Bapa tidak terhad, tetapi adalah terhad dalam pengetahuan Anak; segala yang diketahui oleh Anak merupakan perintah Bapa.

Kesimpulannya, walaupun kedudukan, kekuatan, kekuasaan, kemuliaan dan pengetahuan Bapa lebih besar daripada Anak, tetapi Roh Bapa dan Roh Anak, adalah satu Roh yang sama, ini merupakan rahsia tentang kesatuan dalam Roh.

III. Roh Kudus melampaui masa dan ruang

‘Roh Kudus melampaui masa dan ruang’ – Roh kudus tidak dihadkan oleh masa and ruang, Ia merupakan butir penting yang ketiga untuk memahami konsep ketuhanan. Sekiranya berpegang pada butir ini dan melepaskan konsep milik kebendaan, maka boleh mempunyai pengenalan yang betul terhadap konsep ketuhanan.

Siapa pun mengetahui bahawa kebendaan dihadkan oleh masa dan ruang, satu benda yang sama tidak mungkin dapat menduduki lebih daripada dua ruang. Tetapi Roh Kudus dapat melampaui masa dan memenuhi alam semesta (Mzm 139:7-10; Yes 23:23-24), ‘alam’ bermaksud ruang yang tak terhad, dan ‘semesta’ merupakan masa yang tak terhad.

Ketika Yesus dilahirkan dalam daging, disebabkan Ia dibatasi oleh masa dan ruang, maka tidak ada buku-buku Injil yang mencatatkan tentang dua tempat dimana Yesus berada pada masa yang sama sebelum Dia mati. Tetapi setelah Dia bangkit dari mati, Yesus yang telah menjadi tubuh rohani tidak lagi dihadkan oleh masa dan ruang, boleh menampakkan diri lalu hilang secara tiba-tiba di depan murid-murid dengan ajaib (Luk 24:36,31); malah Dia juga dapat masuk ke dalam rumah murid-muridNya tanpa perlu mengetuk pintu (Yoh 20:19,26). Yesus yang dilahirkan dalam daging dan Yesus yang menjadi tubuh rohani, oleh kerana terdapat sekian perbezaan yang nyata disebab kebendaan dibatasi oleh masa dan ruang, tetapi Roh Tuhan ataupun tubuh rohaniNya dapat melampaui masa dan ruang.

Disebabkan Roh Kudus tidak sama dengan kebendaan, boleh melampaui masa dan ruang. Tetapi disebabkan Roh Bapa dan Anak serta Roh Kudus, maka mencapai kesatuan di dalam Roh. Oleh itu, Ia boleh mendekati Maria dan menjadikan Maria mengandung lalu dilahirkan menjadi tubuh daging (Mat 1:18;Luk 1:35; Yoh 1:14; 1Tim 3:16). Sewaktu Yesus dibaptis, Roh Kudus dicurahkan ke atasNya dan pada masa yang sama ada suara berkata kepada-Nya dari syurga (Mat 3:16-17). Dengan waktu yang sama, turun dari syurga dan menjadi Anak Manusia di bumi, tetapi masih juga yang berada di syurga seperti sediakala (Yoh 3:13) dan memerintah segala sesuatu (Mzm 103:19).

Pengalaman memberitahu kita, seratus orang pemercaya yang menerima Roh Kudus, sekiranya pada masa yang sama, dibahagikan untuk berdoa di seratus sudut, masih boleh juga dipenuhi dengan Roh Kudus dan berbahasa Roh. Namun, kita tidak boleh membuat kesimpulan bahwa ada seratus Roh Kudus; juga tidak boleh berkata apa yang diterima oleh mereka masing-masing hanyalah 1/100 Roh Kudus. Disebabkan Alkitab mengatakan, hanya terdapat satu Roh Kudus (1Kor 12:4; Efs.4:4); juga berkata, kita dibaptis dalam satu Roh, minum dari satu Roh (1Kor 12:13). Satu Roh yang sama, di dalam aku, dalam kamu, dan dalam dia. Kesimpulan daripada beberapa butir yang dihuraikan di atas, disebabkan Roh Kudus melampaui masa dan ruang, malah oleh kerana Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu, maka dia dapat dilahirkan dalam tubuh daging, dan juga dapat memenuhi langit dan bumi pada masa yang sama. Memandangkan dapat diam di dalam kamu dan aku, pada masa yang sama juga dapat diam di dalam semua orang.

Konsep tri-tunggal adalah salah, ia mengambil konsep kebendaan untuk memahami konsep ketuhanan, menyebabkan sifat kesempurnaan Roh Kudus menjadi kecaian. Orang yang berpegang pada konsep satu Tuhan, sekiranya demi menjelaskan kesatuan Roh Bapa Anak dan Roh Kudus, mengatakan Yesus adalah yang dilahirkan melalui sebahagian daripada Roh Kudus, atau mengatakan apa yang diterima oleh setiap kita adalah sebahagian daripada Roh Kudus, padahal dia masih belum melepaskan konsep kebendaan pengulas tentang tri-tunggal, tidak akan mengerti konsep Tuhan yang esa buat selama-lamanya.

1.4 Beberapa Kemuskilan

Beberapa kemusyikilan yang berikut merupakan pandangan yang senantiasa digunakan oleh pengulas tri-tunggal untuk menyokong pandangan mereka. Namun, terhadap tiga butir penting yang dijelaskan di atas, sekiranya pembaca dapat mengerti, hanya memerlukan sedikit renungan, maka kemuskilan ini akan menjadi lenyap secara semula jadi.

i. Ungkapan Bapa, Anak dan Roh Kudus

‘Bapa’ menunjukkan Tuhan dengan manusia memiliki hubungan bapa dan anak ( Luk 3:38 ; Efs 4:6), Dia merupakan Bapa segala Roh, mempunyai perbezaan dengan bapa tubuh jasmani kita ( Ibr 12:9). Menurut urutan penyataan, Dia merupakan sumber Yesus Kristus (Yoh 3:2, 17, 7:29), boleh digelar sebagai BapaNya (Yoh 3:16; Mat 11:25-27; Yoh 17:1).

Rupa-rupanya ‘Anak’ adalah ‘Bapa’ (Yoh 14:9), Anak dan Bapa adalah satu (Yoh.10:30), menyatakan diri dalam tubuh jasmani demi menyelamatkan manusia (Yoh. 1:14; Mat. 1:18-21;1 Tim. 3:16). Oleh itu, melihat Dia, sudah melihat Bapa, tidak ada kewujudan Bapa yang lain dalam alam semesta ini (Yoh 1:18,12:45,14:9-11). Yesus Kristus dilahirkan dengan identiti sebagai ‘Anak’, maka tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Tuhan sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang di bawah bumi, dan segala lidah mengaku : “ Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan, Allah , Bapa!” (Flp 2:6-10).

‘Roh Kudus’ merupakan Roh Tuhan, adalah satu dengan ‘Bapa’ dan ‘Anak’, dan bukanlah ‘kekudusan aku yang ketiga’ dalam tri-tunggal. Kerana berkenaan dengan Roh Kudus, walaupun adanya gelaran ‘Roh Tuhan’ dalam alkitab (Mat 3:16), ‘Roh Bapa’ ( Mat 10:20), ‘Roh Anak Tuhan’ (Gal 4:6) dan sebagainya, tetapi masih merupakan Tuhan yang sama.

ii. Tuhan menyebut diri-Nya “Kita”

“ Berfirmanlah Allah: “ Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita ,……” ”(Kej 1:26)

Pengusul tri-tunggal berpegang bahwa Tuhan pencipta alam adalah Tuhan yang banyak berdasarkan ayat Alkitab ini, tetapi kita menafikan pandangan ini. Alasannya adalah seperti berikut :

i. ‘Kita’ merupakan gelaran diri bagi raja pada zaman purba, bermakna dia merupakan ‘Tuan negara’, mempunyai kekuasaan yang pasti. Titahnya adalah undang-undang, semua menteri dan umat seluruh negara harus menurutinya; kehendaknya adalah yang adil, tidak ada orang yang boleh bersikap menonjol diri. Contohnya, gelaran diri bagi paus Roman Katolik, secara tradisional ialah “Kita” (We), menunjukkan mereka mempunyai kuasa yang mutlak. Disebabkan agama Roman Katolik menganggap paus adalah ‘Kristus di bumi’, kedudukannya lebih tinggi daripada segala pemercaya Roman Katolik di seluruh dunia. Tetapi selepas paus Rowan yang ke -23 menduduki takhta, maka telah membuat inovasi ke atas beberapa konsep dan sistem dalam tradisi agama Roman Katolik. Salah satu perkara ialah paus tidak lagi menggelar diri sebagai “Kita”, melainkan mengelar dirinya sebagai “Aku”. (Tunggal). Beliau menukarkan gelaran diri kepada “Aku” adalah kerana tidak berani tinggal bersendirian dengan identiti sebagai ‘Kristus di bumi’, ini bermaksud dirinya tidak mempunyai kuasa, kuasa yang tertinggi adalah daripada pendapat orang ramai. Beliau merupakan paus yang paling bersikap optimistik dan mempunyai pemikiran demokratik yang dalam mendalam sejak permulaan sejarah. Tempoh jabatannya adalah pada 11hb Feb 1958 sehingga 4hb Jun 1963. Tuhan merupakan pemerintah langit dan bumi, Raja atas segala Raja, Tuan atas segala Tuan (Kis 17:24; 1 Tim 6:15; Why 19:16), yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua (Efs 4:6). Oleh yang demikian, ketika Tuhan menggelar diriNya sebagai “Kita”, bukanlah bermaksud Dia adalah Tuhan yang berbilang banyak, melainkan bermaksud Dia mempunyai kuasa yang mutlak, segala yang diciptakan olehNya haruslah mentaati pemerintahanNya (Mzm 103:19-22).

ii. Perkara yang sama berkenaan dengan penciptaan manusia, dalam ayat ke-27 mencatatkan ‘Nya’, dan bukannya ‘mereka’. Sekiranya “Kita” dalam ayat ke-26 dijelaskan dengan fahaman banyak bilangan, bagi menyokong teori tri-tunggal, maka mengapakah dalam ayat ke-27 tidak mencatatkan perkataan ‘mereka’? Rupa-rupanya ayat ke-26 adalah yang difirmankan Tuhan dengan diri sendiri, dia boleh menggelar diriNya sebagai “Kita”, untuk menunjukkkan kuasaNya yang mutlak. Tetapi ayat ke-27 adalah yang diucapkan oleh Musa, maka dia tidak boleh mengatakan ‘mereka’ untuk mencegah fahaman yang salah tentang Tuhan adalah Tuhan yang berbilang banyak.

iii. Kosep ketuhanan orang Yahudi ialah ‘Tuhan Yang Esa’, dan bukanlah ‘tri-tunggal’. Sekiranya ‘Kita’ dalam ayat ke-26 adalah yang berbilang banyak, mengapakah orang Yahudi masih gigih terhadap ‘konsep ketuhanan yang esa’, dan tidak mengakui ‘tri-tunggal’? Dengan demikian, ‘Kita’ dalam ayat ke-26, orang Yahudi adalah memahaminya dengan bilangan tunggal.

iii. Bapa, Anak dan Roh Kudus menampakkan diri pada masa yang sama

‘Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”(Mat 3:16-17).

Dalam ayat suci ini, kita dapat melihat Bapa,Anak dan Roh Kudus menampakan diri pada masa yang sama, maka ada orang menganggap seolah-olah ada tiga tuhan. Sebenarnya, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu dalam Roh dan Tuhan merupakan Tuhan Esa yang selama-lamanya. Walaupun Roh Tuhan adalah satu, tetapi Ia boleh dilahirkan sebagai Anak dan dikaruniakan dengan Roh Kudus kepadaNya dari syurga, malah berkata-kata denganNya. Oleh kerana demikian, maka terhadap janji karunia Roh Kudus, “Bapa” yang mengaruniakan Roh Kudus, “Anak” yang memohon daripada “Bapa”, dan Roh Kudus yang diutus dan datang, boleh dikisahkan secara berasingan dalam waktu yang sama. Dia berfirman: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yoh. 14:16).

Ketika Tuhan Yesus mengisah tentang diriNya, Dia pernah berkata sepatah kata yang sangat rahasia; Dia berfirman: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.” (Yoh 3:13).

iv. Ucapan berkat Paulus

“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2 Kor 13:13). Berkat ini, menjelaskan hubungan dan pekerjaan Tuhan dan manusia dengan sesuai sekali. Tuhan adalah kasih (1 Yoh. 4:8), Dia mengutus anak-Nya yang tunggal dan berkorban demi manusia, maka ternyatalah kasih ini (Yoh 3:16, Rom 5:8). Firman itu telah menjadi manusia, Yesus Kristus datang dengan membawa kasih karunia yang berkelimpahan (Yoh 1:14), disebabkan Dia memikul segala dosa manusia (1 Ptr 2:24), menyelamatkan mereka dengan cuma-cuma (Tit 3:5). Ciri keistimewaan pekerjaan Roh Kudus adalah mendorong, Dia bukan sekadar mendorong manusia untuk mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan (1 Kor 12:3), lebih-lebih lagi mendorong manusia menjadi kudus agar dapat diselamatkan (2 Tes 2 :13). Oleh itu, pengajaran tentang berkat merupakan ciri keistimewaan pekerjaan Bapa, Anak dan Roh Kudus, tidak boleh menjadi bukti ulasan tri-tunggal.

v. Yesus berada di sebelah kanan Tuhan
“Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.” (Mrk 16:19).

“Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kis 7:55-56).

“Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang menjadi Pembela bagi kita?” (Rm 8:34).

Ayat suci di atas mencatatkan, Yesus Kristus bangkit ke syurga dan ‘duduk di sebelah kanan Allah’, ‘berdiri di sebelah kanan Allah’ atau ‘di sebelah kanan Allah’, adalah sama dengan catatan dalam ayat suci yang berikut: (Efs 1:20; Kol 3:1; Ibr 10:12; 1 Ptr 3:22). Pengulas tri-tunggal beranggapan bahwa inilah bukti bagi kewujudan bersama “Bapa” dan “Anak” pada masa yang sama; malah dalam keadaan yang sedemikian di bumi masih ada “Roh Kudus” yang memerintah jemaat. Walaupun demikian, ini tidak dapat menjadi bukti bagi tri-tunggal. Oleh sebab anugerah keselamatan belum lagi disempurnakan, jawatan Yesus Kristus sebagai Imam Besar tetap berterusan (Ibr. 8:1; 7:22-25). Kerja Roh Kudus yang memerintah jemaat perlu diteruskan sehingga umat pilihan memperoleh penebusan (Rm 8:23; Efs 1:14, 4:30).

1.5 Konsep Ketuhanan yang menurut Alkitab

Setelah Roh Kudus diturunkan pada hari Pentakosta, para rasul mendapat pimpinan Roh yang penuh hikmat dan wahyu, mereka amat jelas akan persoalan tentang konsep ketuhanan, pandangan antara satu dengan yang lain adalah sama, oleh itu tidak ada pandangan yang kabur dan yang tidak faham, dan tidak pernah ada saling pertentangan. Tetapi pada 325 selepas masihi, demi meneguhkan konsep ketuhanan selepas menetapkan ‘usul tri-tunggal’ ini, sebaliknya telah membawa konsep yang seolah-olah betul masuk ke dalam jemaat. Berikut merupakan huraian konsep ketuhanan yang sesuai dengan Alkitab :

a. Dibaptis dalam nama Yesus
Sebelum terangkat ke syurga, Tuhan Yesus memerintah murid-murid-Nya dan berkata: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19). Tetapi di kemudian hari sewaktu rasul-rasul memberi baptis kepada jemaat, adalah di dalam nama Yesus Kristus (Kis 2:38, 10:48), ataupun di dalam nama Tuhan Yesus (Kis 8:16,19:5), bukannya di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Oleh sebab mereka mengerti bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus bukanlah nama, hanyalah gelaran. Bapa itu sendiri mempunyai nama Bapa, Anak itu sendiri mempunyai nama Anak, Roh Kudus itu sendiri juga mempunyai nama Roh Kudus. Berdasarkan perkataan ‘nama’, dalam bahasa asal adalah suatu kata tunggal, begitu juga dalam kitab terjemahan Bahasa Inggeris. Hal ini menyatakan, Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Tuhan yang Esa, namaNya adalah yang Esa, iaitu ‘Yesus’.

Perihal nama Bapa, “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku” (Yoh 17:12), dalam kitab terjemahan bahasa Jepun menulis “dalam nama yang dikaruniakan kepadaKu, peliharalah mereka”, dalam kitab terjemahan standard Bahasa Inggeris “Aku memelihara mereka dalam nama Engkau yang diberikan oleh Engkau.” Nampaknya nama Tuhan ialah ‘Yesus’. Perihal nama Anak, Dia merupakan Juruselamat yang menjadi manusia melalui firman; firman adalah Tuhan (Yoh 1:14, 1), kelahiran Yesus merupakan Tuhan yang menyatakan diri dalam rupa manusia (1 Tim 3:16). Anak dan Bapa adalah satu pada asalnya (Yoh 10:30), melihat Anak adalah sama dengan melihat Bapa, Roh Bapa ada di dalam Anak (Yoh 14:8-9). Oleh itu, nama Anak ialah ‘Yesus’. Perihal nama Roh Kudus, Roh Kudus merupakan Roh Bapa (Mat 10:20), Roh Tuhan (Mat 3:16), Roh anak Tuhan (Gal 4:6), nama Kristus (Rm 8:9), juga Roh Yesus (Kis 16:7), oleh itu nama Roh Kudus ialah ‘Yesus’. Para rasul mengerti maksud sebenar yang difirmankan oleh Tuhan Yesus tentang ‘nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’, walaupun memberi baptis di dalam nama Yesus Kristus atau nama Tuhan Yesus, bukan saja tidak mengingkari perintahNya, sebaliknya menuruti perintahNya dengan lebih jelas dan betul.

b. Dusta Ananias

Jemaat asal pada zaman awal telah menjalankan kehidupan yang hidup bersama tidak kira kaya atau miskin. Setiap orang meletakkan wang perak daripada penjualan tanah dan rumah itu di depan kaki para rasul, lalu para rasul mengagihkannya kepada semua orang berdasarkan keperluan mereka. Segala sesuatu adalah kepunyaan bersama, tidak ada orang yang berkata kepunyaannya adalah miliknya sendiri (Kis 4:32-35), semua jemaat bagaikan anggota-anggota sekeluarga. Pada masa itu, Ananias juga tidak jauh ketinggalan, dia menjualkan tanahnya, meletakkan hasil penjualannya di depan kaki rasul-rasul; tetapi hatinya tidak baik, menahan sebahagian daripada hasil penjualan itu bagi dirinya sendiri (Kis 5:1-2). Petrus mendapat wahyu daripada Roh Kudus, melihat tembus isi hatinya, maka menegurnya: “Ananias, mengapakah hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebahagian dari hasil penjualan tanah itu?… Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” Tiga jam kemudian, masuklah isteri Ananias, Petrus menegurnya: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?” (Kis. 5: 3-11). Pekara yang sama, dalam ayat ke-3 mengatakan mendustai ‘Roh Kudus’, dan ayat ke-4 mengatakan mendustai ‘Tuhan’, dalam ayat ke-9 mengatakan mencobai ‘Roh Tuhan’. Sangat jelas, Petrus memahami bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus tidak ada perbezaan dari segi kedudukan, oleh itu dia telah menggunakan gelaran yang berlainan.

c. Pencurahan Roh Kudus

“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” (Rm 8:9). Dalam huraian rangkap ini, berserta dengan pendiaman Roh Kudus di dalam, Paulus pula menggunakan tiga jenis gelaran yang berlainan yakni: ‘Roh Tuhan’, ‘Roh Kudus’, ‘Roh Kristus’. Walaupun terkandung gelaran yang tidak sama, tetapi merupakan maksud Roh yang sama, tidak boleh menganggap ada tiga roh yang tinggal di dalam diri kita. Oleh yang demikian, dalam ayat ke-10, Paulus tidak mencampurkan penggunaan gelaran ‘Roh Tuhan’ atau ‘Roh Kudus’ dan sebagainya, dan hanya mengatakan Kristus diam di dalam hati manusia. Ini bermaksud, Roh Kudus merupakan Roh Kristus, juga merupakan Roh Tuhan. Jika membandingkan huraian Paulus dengan huraian Petrus, sesungguhnya mempunyai perlaksanaan pekerjaan bersama yang ajaib.

d. Pembela yang berkuasa 

Tuhan Yesus terlebih dahulu memberitahu murid-muridNya bahawa Dia akan diserahkan kepada penguasa dan raja pada hari kelak, dan menyuruh mereka jangan khuatir bagaimana harus bercakap. Tujuan Tuhan Yesus berpesan sedemikian ada tercatat di dalam (Mat 10:20); “Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” Tetapi dalam tiga ayat suci yang lain mencatatkan: “sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.” (Mrk 13:11); “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.” ( Luk 12:12); “Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.” (Luk 21:15). Pekara yang sama, atau mengatakan ‘Roh Bapa’, ‘Roh Kudus’, atau ‘Aku’ (Kristus), hanya mengelirukan orang. Sebenarnya, pembela yang berkuasa itu hanya ada satu, iaitu ‘Roh Kudus’. Demikianlah catatan Alkitab kerana Roh Kudus adalah Roh Bapa dan juga Roh Yesus Kristus.

e. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi 

Dalam projek mencipta langit, bumi dan segala isinya, (Kej 1:1) mengatakan Tuhan adalah Tuhan pencipta. Dalam ayat ke-2 mengatakan Roh Tuhan (Roh Kudus) melayang-layang di atas permukaan air, lalu diciptakan-Nya segala mahluk. Tetapi ada banyak tempat dalam Kitab Perjanjian Baru yang mencatatkan Yesus Kristus adalah Tuhan Pencipta, Dia sudah ada sebelum segala sesuatu terjadi, segala sesuatu dijadikan olehNya. (Yoh 1:1,3,14; 1 Kor 8:6; Kol 1:15-17; Ibr 1:2). Berkenaan dengan bukti Yesus Kristus adalah Tuhan Pencipta alam semesta, bukan sekadar tercatat dalam Kitab Perjanjian Baru sahaja, tetapi juga ada tercatat dalam (Ams 8:22-30). Dalam ayat tersebut, Solomon menggunakan penulisan secara personifikasi, melalui sumber hikmat untuk menghuraikan kewujudan Kristus yang terdahulu. Dia mengatakan hikmat itu bersaksi dengan sendirinya: “Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada…. aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenanganNya, ….”. Melihat dari projek penciptaan ini, kita boleh memahami bahawa Bapa, Anak dan Roh Kudus sesungguhnya adalah Tuhan yang sama, dan bukan tiga Tuhan. Berkaitan dengan kewujudan Tuhan, Tuhan Yesus berfirman bahawa Dia adalah ‘Allah yang Esa’ (Yoh 5:44), atau ‘satu-satunya Allah yang benar’ (Yoh 17:3), murid-murid Tuhan juga memanggilNya ‘Allah yang Esa’ (1 Tim 1:17), atau ‘satu-satunya Allah yang penuh hikmat’(Rm 16:27), ataupun ‘Allah yang esa’, ‘Juruselamat kita’ (Yud 25), atau ‘tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa’ (1 Kor 8:4) dan sebagainya, terlalu banyak untuk disebut. Berkaitan dengan ‘perbincangan tentang tri-tunggal’, ia bukanlah nama khas dalam Alkitab, melainkan ia ditetapkan oleh manusia menurut hikmat duniawi. Kiranya Roh yang penuh dengan hikmat dan wahyu mempimpin kita, agar kita memahami konsep ketuhanan yang bersesuaian dengan Alkitab.

 

5. Hal Roh Kudus
|

5. Hal Roh Kudus

I.       PENGENALAN TERHADAP ROH KUDUS

  • Roh Kudus adalah Roh Allah (Kis 2 : 17-18).
  • Allah Roh adanya (Yoh 4 : 24;  2 Kor 3 : 17).
  • Roh Kudus adalah Allah.

Roh Kudus (Kis 5 : 3).

Allah (Kis 5 : 4).

Roh Tuhan (Kis 5 : 9).

Roh Kudus adalah Allah, iaitu Roh Tuhan.  Berada di dalam Roh, iaitu di dalam Allah (1 Yoh 3 : 24;  4 : 13).

Bait Roh Kudus, iaitu Bait Allah (1 Kor 3 : 16;  6 : 19).

Aku (Luk 21 : 14-15).

Roh Kudus (Luk 12 : 11-12;  Mrk 13 : 11).

Roh Bapa, Tuhan adalah Roh, iaitu Roh Bapa (Mat 10 : 19-20).

Penolong, Roh Kebenaran (Yoh 14 : 16-17).

Aku (Yoh 14 : 18-21).

Kita (Yoh 14 : 23).

Roh Kudus akan datang, iaitu Tuhan akan datang, yakni Bapa serta Anak akan datang.

Sebab Bapa, Anak, Roh Kudus sebenarnya adalah satu.

  • Roh Kudus hanya ada satu (Ef 4 : 4;  1 Kor 12 : 11, 13).

Rujukan : Macamnya Roh :

1.      Roh Allah.

2.      Roh manusia (1 Kor 2 : 11;  Pkh 3 : 21).

3.      Roh malaikat (Ibr 1 : 14).

4.      Roh Iblis (Why 16 : 14;  Ruj : Yud 6;  2 Ptr 2 : 4).

Kecuali Roh Allah, semuanya adalah roh ciptaan (Za 12 : 1;  Kol 1 : 15-17;  Yoh 1 : 3).

II.     SEBUTAN ROH KUDUS

1.      Roh (Mat 4 : 1;  12 : 31;  Mrk 1 : 10, 12;  Luk 2 : 27;  4 : 1, 14;  Yoh 1 : 32, 33a;  3 : 5-6, 8, 34;  7 : 39a;  Kesemuanya itu dikutip dari 4 Injil, dan bahasa aslinya hanya sebagai Roh).

2.      Roh Kudus (Mat 1 : 8;  3 : 11;  12 : 32;  Mrk 1 : 8;  3 : 29;  13 : 11;  Luk 1 : 35;  2 : 25-26;  3 : 16, 22;  4 : 1a;  11 : 13;  12 : 12;  Yoh 1 : 33b;  7 : 39b;  14 : 26;  Kesemuanya itu dikutip dari 4 Injil).

3.      Roh Kekudusan (Rm 1 : 4).

4.      Roh Allah (Rm 8 : 9, 14;  1 Kor 2 : 11,14;  6 : 11;  2 Kor 3 : 3;  Kej 1 : 2;  Ayb 5 : 14;  33 : 4).

5.      Roh Kristus (Rm 8 : 9;  1 Ptr 1 : 11).

6.      Roh Yesus (Kis 16 : 7).

7.      Roh Yesus Kristus (Flp 1 : 19).

8.      Roh Bapa (Mat 10 : 20).

9.      Roh Anak (Gal 4 : 6).

10.    Roh Tuhan (Kis 5 : 9;  8 : 39;  2 Kor 3 : 17, 18;  Luk 4 : 18).

11.    Roh Tuhan (Roh Jehovah) (Hak 3 : 10;  1 Sam 10 : 6;  2 Sam 23 : 2;  1 Ra 18 : 12;  2 Ra 2 : 16;  2 Taw 18 : 23;  Yes 11 : 2;  Yeh 1 : 3;  Dari setiap bab dikutip satu kata).

12.    Roh para dewa yang kudus (Dan 4 : 8, 9;  5 : 11).

13.    Penolong (Yoh 14 : 16, 26;  15 : 26;  16 : 13;  16 : 7).

14.    Roh Kebenaran (Yoh 14 : 17;  15 : 26;  16 : 13).

15.    Roh Kehidupan (Rm 8 : 2).

16.    Roh yang Kekal (Ibr 9 : 14).

17.    Roh Kemuliaan (1 Ptr 4 : 14).

18.    Roh berkedudukan sebagai Anak (Rm 8 : 15).

19.    Roh Kasih Karunia (Ibr 10 : 29).

20.    Roh pengasihan dan Roh Permohonan (Za 12 : 10).

21.    Roh Hikmat dan Wahyu (Ef 1 : 17).

22.    Roh Hikmat (Kel 28 : 3;  Ul 34 : 9).

23.    Roh Hikmat dan Pengertian (Yes 11 : 2).

24.    Roh Nasihat dan Keperkasaan (Yes 11 : 2).

25.    Roh Pengenalan dan takut akan Tuhan (Yes 11 : 2).

26.    Roh Keadilan (Yes 28 : 6).

27.    Roh Keadilan (Yes 4 : 4).

28.    Roh yang membakar (Yer 4 : 4).

29.    Roh yang baik (Neh 9 : 20).

30.    Roh yang teguh (Mzm 51 : 12).

III.    PENCURAHAN ROH KUDUS

1.      Janji Pencurahan (Ruj : Gal 3 : 14;  Ef 1 : 13).

Disebut Roh Kudus yang dijanjikan.

a.      Perjanjian pada zaman Perjanjian Lama (Ams 1 : 23;  Yes 44 : 3;  Yeh 36 : 27;  37 : 14;  39 : 29;  Yl 2 : 28-29;  Za 12 : 10;  Mat 3 : 11).

b.      Janji Tuhan (Luk 11 : 13;  24 : 49;  Yoh 7 : 37-39;  14 : 16-17, 26;  15 : 26;  16 : 7;  Kis 1 : 4-5;  11 : 16).

Baptisan Roh Kudus (Baptis bahasa aslinya selam) seperti dibaptis dalam air dan dipenuhi oleh Roh Kudus.  Pencurahan Roh Kudus : Seperti hujan besar yang diturunkan dan Roh Kudus yang berkelimpahan.

2.      Bukti Pencurahan.

a.      Pertama-tama turun pada hari Pentakosta (Kis 2 : 1-4;  Yoh 7 : 39;  16 : 7).

b.      Roh Kudus diturunkan pada dua masa, iaitu Roh Kudus Gereja Rasul-rasul dan Roh Kudus Gereja Benar pada akhir zaman.

  • Pemunculan Gereja Benar pada akhir zaman sebelum kedatangan Tuhan, iaitu akan melaksanakan kewajiban Gereja para rasul yang masih belum selesai (Mrk 16 : 15;  Kis 1 : 8).
  • Lambang burung merpati Nuh (Kej 8 : 8-12).

Merpati : Melambangkan Roh Kudus (Mat 3 : 16).

Burung merpati kembali membawa sehelai daun zaitun yang segar, melambangkan penggenapan amanat Gereja Rasul yang diserahkan kepada mereka, dan Roh Kudus kembali ke tempat semula, tujuh hari kemudian dilepaskan pula burung merpati itu, namun tidak kembali lagi, maka melambangkan Roh Kudus Gereja Benar pada akhir zaman, akan dilanjutkan sampai kedatangan Tuhan kembali.

  • Lambang dari hujan awal dan hujan akhir (Ul 11 : 14;  Yer 5 : 24;  Yl 2 : 23;  Yak 5 : 7-8).

Hujan : Melambangkan Roh Kudus (Mzm 72 : 6;  Hos 6 : 3).

Hujan awal : Melambangkan Roh Kudus Gereja Rasul.

Hujan akhir : Melambangkan Roh Kudus Gereja Benar pada akhir zaman.

Hujan awal dan hujan akhir adalah hujan yang sangat diperlukan di dalam pertanian.  Menuai melambangkan akhir zaman (Mat 13 : 39).

  • Lambang Elia (Mal 4 : 5-6).

Hari Tuhan yang besar dan dahsyat : Hari Kedatangan Tuhan kembali.

Elia : Melambangkan pemunculan Gereja Benar yang disertai Roh Kudus sebelum kedatangan Tuhan.

Seperti Allah menurunkan hujan pada zaman Elia, maka pada zaman Gereja Benar akhir zaman Allah pun akan menurunkan Roh Kudus (1 Ra 17 : 1;  18 : 1-45;  Yak 5 : 17-18).

Yohanes Pembaptis dilambangkan sebagai Elia, seperti Yohanes menjadi pelopor Tuhan, demikian pula Gereja Benar akan menjadi pelopor Tuhan (Mat 17 : 10-13;  uk 1 : 15-17).

  • Nubuat Zakharia (Za 10 : 1).

Hujan akhir : Melambangkan Roh Kudus dan Gereja Benar pada akhir zaman.

Kilat : Melambangkan Kebenaran.

Hubungan hujan dan kilat memang seperti hubungan Roh Kudus dengan Kebenaran.  Maka hujan dapat dilambangkan Roh Kudus, dan kilat dapat dilambangkan Kebenaran (Yoh 16 : 13;  1 Yoh 5 : 7;  Mzm 135 : 7;  Yer 10 : 13;  51 : 16).

Menubuatkan bahawa sebelum Kedatangan Tuhan akan menurunkan Roh Kudus hujan akhir;  Menubuatkan bahawa Gereja Benar pada akhir zaman terdapat Kebenaran dan Roh Kudus.

IV.    HUBUNGAN ROH KUDUS DENGAN UMAT KRISTIAN

1.      Roh Kudus memeteraikan kita, yang membuktikan kita sebagai umat kepunyaanNya (Ef 1 : 13;  4 : 30;  2 Kor 1 : 22a;  2 Tim 2 : 19;  1 Kor 6 : 19-20;  Rm 8 : 9).

2.      Roh Kudus dapat memberi kita hidup yang kekal (1 Kor 12 : 13b;  Why 22 : 17;  Yoh 4 : 13-14;  7 : 37-39;  Rm 8 : 6, 13).

3.      Roh Kudus membuktikan kita sebagai anak-anak Allah (Rm 8 : 14-16;  Gal 4 : 6-7;  Mat 3 : 16-17).

4.      Roh Kudus adalah bukti jaminan kita untuk menerima warisan Kerajaan Syurga (Ef 1 : 13-14;  2 Kor 1 : 21-22;  5 : 5).

V.     KHASIAT ROH KUDUS

1.      Supaya orang merasa bersAllah dan bertobat (Yoh 16 : 8-11;  Kis 2 : 37).

2.      Supaya orang mengerti Kebenaran (Yoh 16 : 12-13;  1 Kor 2 : 10-15;  12 : 3;  Ef 1 : 17-19;  Ruj : Yes 29 : 11-12).

3.      Pengajaran (1 Yoh 2 : 27;  Neh 9 : 20;  Flp 2 : 13;  Ef  4 : 30;  Yes 63 : 10).

4.      Supaya manusia diperbaharui (Tit 3 : 5-6;  1 Sam 10 : 6;  Yeh 36 : 26-27).

5.      Supaya manusia mengeluarkan buah-buah Roh Kudus (Gal 5 : 16-25;  Kol 1 : 8).

6.      Memberi sukacita kepada manusia (Rm 14 : 17;  1 Tes 1 : 6;  Yes 61 : 3;  Ibr 1 : 9;  Luk 1 : 15, 41, 44;  10 : 21;  Kis 13 : 52;  2 : 46;  5 : 22).

7.      Menjadi Kudus (Rm 15 : 16;  2 Tes 2 : 13;  1 Ptr 1 : 2).

8.      Membantu orang berdosa (Rm 8 : 26-27;  1 Kor 14 : 15;  Ef 6 : 18;  Flp 3 : 3;  Yud 20;  Za 12 : 10).

9.      Memberi Kekuatan Roh (Luk 24 : 49;  Kis 1 : 8;  Ef 3 : 16;  Yl 3 : 8;  Za 4 : 6;  Ruj : Hak 14 : 6, 19;  15 : 14-15).

10.    Membantu orang memberi kesaksian (Mat 10 : 18-20;  Luk 12 : 11-12;  Kis 6 : 10;  1 Ptr 1 : 12;  Za 7 : 12).

11.    Memberi Karunia Roh Kudus (1 Kor 12 : 4-11;  Kel 35 : 30-35;  Dan 4 : 9).

12.    Supaya orang berkata-kata bahasa roh (Kis 2 : 4;  Mrk 16 : 17;  Ruj : 1 Kor 14 : 21-22).

13.    Supaya orang melihat tanda ajaib dan bermimpi ajaib (Kis 2 : 17;  7 : 35;  9 : 10-16;  10 : 3-16;  16 : 9-10;  18 : 9-10;  23 : 11;  27 : 23-24;  Why 1 : 10;  4 : 2;  21 : 10;  Dan 2 : 28;  4 : 5;  7 : 1-2;  Ayb 33 : 15-16).

14.    Memberi petunjuk pekerjaan (Kis 8 : 29;  10 : 19-20;  13 : 2).

15.    Supaya orang bernubuat (Kis 2 : 17-18;  11 : 27-28;  21 : 10-11).

16.    Membangkitkan atau merubah manusia pada akhir zaman (Rm 8 : 11;  2 Kor 5 : 1-5;  Ruj : 1 Kor 6 : 14;  Flp 3 : 20-21;  1 Kor 15 : 50-54).

VI.    TANDA BUKTI BEROLEH ROH KUDUS (BAPTISAN ROH KUDUS)

A.     Bukti yang paling nyata.

1.      Beroleh Karunia bahasa roh (Kis 2 : 4;  10 : 44-48;  11 : 15-16;  1 Kor 14 : 22a).

  • Sekalipun Roh Kudus tak nampak seperti angin, namun dari kata-kata bahasa roh sudah dapat diketahui keberadaannya (Yoh 3 : 7-8).
  • Bahasa roh biasanya tidak dapat dimengerti (1 Kor 14 : 2;  Mrk 16 : 17) bahasa-bahasa baru.
  • Pada Hari Pentakosta itu, Allah khusus membuka telinga semua orang, sehingga masing-masing mendengar dalam bahasa mereka sendiri (Kis 2 : 5-12).

Diantaranya juga ada orang yang tidak mengerti, sehingga menyindar bahawa mereka sedang mabuk oleh anggur (Kis 2 : 13).

2.      Adakalanya badan dapat bergetar.

Dianggap sedang mabuk oleh anggur adalah kerana mendengar bahasa roh serta melihat badan bergetar (Kis 2 : 13, 33).

Adakalanya juga dikatakan sebagai orang gila (1 Kor 14 : 23).

  • Tenaga Roh Kudus kuat, adakalanya bumi pun dapat bergetar (Kis 4 : 31; 16 : 25-26).
  • Tanda bukti menerima Roh Kudus ditentukan dengan berbahasa roh sebagai standardnya, dan tidak diharuskan dengan tubuh yang bergetar.
  • Ketika banyak orang berhimpun berdoa pada suatu tempat, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat (Why 19 : 6-8).

3.      Adakalanya dapat menyanyikan nyanyian rohani (1 Kor 14 : 15;  Ef 5 : 19;  Kol 3 : 16;  Why 14 : 2-3).  Orang yang menerima Roh Kudus, terdapat Roh Kudus yang diam di dalamnya, dan ketika berdoa dapat mengucapkan dengan bahasa roh (1 Kor 3 : 16;  6 : 19;  Yoh 14 : 16-17;  Rm 8 : 9).

  • Bahasa roh bukanlah bahasa roh kudus atau Roh Allah, ataupun bahasa Syurga, melainkan adalah bahasa roh manusia yang diucapkannya atas gerakan roh kudus, maka Rasul Paulus berkata : “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa” (Ruj : 1 Kor 14 : 14-15).  Di Syurga tidak menggunakan bahasa roh semacam ini (Ruj : 1 Kor 13 : 8).
  • Berdoa dalam bahasa roh, juga disebut berdoa dalam Roh Kudus (1 Kor 14 : 2, 14;  Rm 8 : 26-27, 15;  Gal 4 : 6;  Ruj : Ef 6 : 8;  Yud 20).

B.      Selain bukti tersebut di atas masih terdapat bukti yang lainnya (Kis 8 : 17-19;  9 : 17).

1.      Beroleh Karunia bernubuat (Kis 2 : 17-18;  19 : 6-7;  1 Kor 14 : 22b).

  • Pada zaman para rasul kita dapat melihat orang-orang yang beroleh Karunia Nabi/Karunia bernubuat ini, misalnya nabi Yudas, Silas dan Agabus (Kis 15 : 32;  11 : 27-28;  21 : 10-11).  Juga keempat anak dara (gadis) Filipus, mereka adalah orang-orang yang disebut beroleh Karunia untuk bernubuat (Ruj : Kis 21 : 9).
  • Firman Allah menegaskan bahawa Karunia bernubuat adalah lebih berharga daripada Karunia bahasa roh lainnya (1 Kor 14 : 5, 1).
  • Karunia bernubuat adalah diucapkan dengan bahasa yang dapat dimengerti (Kis 11 : 27-28;  21 : 9-11;  1 Kor 14 : 22b, 24-25;  29 : 33).

2.      Rasul Paulus menggolongkan Karunia bahasa roh dan Karunia bernubuat sebagai pernyataan roh kudus (1 Kor 12 : 4-11, 27-31).

  • Beroleh Roh Kudus harus dimulai dengan adanya tanda/pembuktian Karunia-karunia Roh Kudus pada diri seseorang, yang mana bererti Allah telah memberikan kesaksian langsung kepada mereka (Kis 15 : 8-9;  1 Kor 14 : 22;  Ibr 2 : 4;  1 Kor 12 : 7, 11, 27-31).

VII.  KEGUNAAN KARUNIA BAHASA ROH DAN BERNUBUAT

1.      Kegunaan Karunia bahasa roh dalam berdoa.

Untuk membangun pribadi (1 Kor 14 : 2, 4, 14-15).

  • Berdoa dengan akal budi pun sama perlunya (1 Kor 14 : 15-17).

2.      Kegunaan bahasa roh dalam menyampaikan kesaksian Kebenaran.

Untuk membangun jemaat (1 Kor 14 : 26-28;  5 : 13).

  • Kesaksian dengan bahasa roh dan kemampuan menterjemahkan bahasa roh adalah Karunia yang khusus, tidak setiap orang dapat menerimanya (1 Kor 12 : 10, 28).
  • Bermacam-macam bahasa roh (1 Kor 12 : 10).

Menandakan bahawa kegunaan bahasa roh tidak terbatas pada satu macam saja.

  • Jemaat di Korintus hanya berbahasa roh dan tidak bersaksi dalam Kebenaran, juga tidak teratur (1 Kor 14 : 5-13, 19, 23, 26-28).
  • Janganlah mencegah orang berkata-kata bahasa roh, tapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur (1 Kor 14 : 27-28, 36-40).

Tidak teratur atau tidak ada penguasa diri, keadaan ini adalah tidak baik.

3.      Kegunaan Karunia bernubuat.

Untuk membangun jemaat (1 Kor 14 : 3, 4a, 5, 24-25).

VIII. PERBEZAAN ROH KUDUS DENGAN ROH JAHAT

Kuasa membezakan roh pada umumnya adalah sAllah satu Karunia dari Karunia-karunia Roh Kudus.

1.      Ciri khas roh jahat.

Suaranya berbisik-bisik dan komat-kamit (Yes 8 : 19).

Tiba-tiba berteriak, sehingga orang jatuh, gonceng, berbusa dan tersiksa (Luk 9 : 39, 42).

Sentiasa berteriak, melukai dirinya sendiri (Mrk 5 : 5;  1 Raj 18 : 28-29).

Mengganggu orang (1 Sam 16 : 14-17, 23).

Kerasukan, mencelakai dirinya (1 Sam 18 : 10-11).

  • Apabila Penginjil menjumpai umatnya yang menerima roh jahat, hendaklah ia mencegahnya (1 Sam 19 : 20).

2.      Tanda khusus Roh Kudus.

Mengatakan Haleluya (Why 19 : 6).

Suaranya halus (Why 14 : 2-3;  Ruj : Mzm 33 : 3).

  • Menyanyikan lagu duniawi adalah roh jahat.

Dalam hatinya ada sukacita (Yes 61 : 3;  Rm 14 : 17;  Kis 13 : 52).

Menghasilkan buah-buah Roh Kudus (Gal 5 : 22-23).

IX.    CARA MENERIMA ROH KUDUS

1.      Menerima kepercayaan yang sejati (Kis 10 : 44-48).

2.      Menerima baptisan yang sesuai dengan Alkitab (Kis 19 : 2-6;  2 : 28).

3.      Ditumpangi tangan oleh orang yang membaptis (Kis 8 : 14-17;  19 : 6;  Ruj : Bil 11 : 25).

  • Setelah menerima Roh Kudus harus taat pada Roh Kudus (Gal 5 : 16-25).
  • Barangsiapa yang taat pada Roh Kudus, mempunyai hidup kekal (Gal 6 : 8;  Rm 8 : 6-8, 13).
  • Apabila mendukakan Roh Kudus, maka Roh Kudus akan meninggalkannya (Ef 4 : 30;  1 Tes 5 : 19;  Yes 63 : 10).
  • Apabila berbuat dosa, Roh Kudus akan meninggalkannya, serta kemungkinan akan diganggu oleh roh jahat (1 Sam 16 : 14).

X.     CARA MEMOHON ROH KUDUS

1.      Harus percaya (Gal 3 : 14).

2.      Harus memohon (Luk 11 : 9-13;  Yak 4 : 2).

a.      Harus dengan hati yang murni (2 Tim 2 : 22;  Mat 5 : 8).

b.      Harus memohon dengan sungguh-sungguh (Mat 6 : 5-8).

c.      Harus mengeluarkan suara (Ibr 5 : 7;  Kis 4 : 24;  Why 19 : 1).

d.      Harus memohon dengan tekun (Luk 11 : 5-13;  Yoh 7 : 37-39;  Why 22 : 17;  Yes 44 : 3).

e.      Harus sering memohon (Luk 18 : 1-7).

f.       Harus mentaati perintah Tuhan (1 Yoh 3 : 22-24;  Yoh 14 : 15-16, 21-24).

XI.    SEBUTAN ROH JAHAT

1.      Roh syaitan (Why 16 : 14).

2.      Roh najis (Why 16 : 13;  18 : 2;  Mat 10 : 11;  Ruj : Za 13 : 2).

3.      Roh dusta (1 Raj 22 : 22-23).

4.      Roh tipu daya (1 Tim 4 : 1).

5.      Roh penyesat (1 Yoh 4 : 6).

6.      Roh jahat di udara (Ef 6 : 12).

7.      Roh antikristus (1 Yoh 4 : 3).

8.      Roh dunia (1 Kor 2 : 12).

XII.  PERBEZAAN ROH NABI PALSU

Jangan percaya akan setiap roh (1 Yoh 4 : 1;  2 Kor 11 : 4).

1.      Tidak mengaku Yesus adalah Kristus (1 Yoh 4 : 2-3;  2 : 22-23;  1 Kor 12 : 3).

2.      Tidak mentaati Gereja Benar (1 Yoh 4 : 4-6;  2 : 19).

3.      Memberitakan ajaran sesat (2 Tes 2 : 1-2;  1 Tim 4 : 1-5;  2 Ptr 2 : 1;  Gal 1 : 8-9;  3 Yoh 9-11).

4.      Tidak tinggal di dalam ajaran Kristus (2 Yoh 9).

Memberitakan ajaran cara manusia (2 Kor 11 : 3-6, 13-15).

Dipenuhi Roh Kudus
| | |

Dipenuhi Roh Kudus

Dipenuhi Roh Kudus

[Lin Feng Lai]

¨       Kekuasaan memberitakan Injil: Luk 24:47-49; Kis 1:8.

¨       Pembuka tirai memberitakan Injil: Kis 2:1-4.

[1]      Contoh Stefanus

¨       Disebabkan ia penuh Roh, maka Stefanus penuh juga dengan karunia berkhotbah dan melakukan mujizat.

Kis 6:3 ~ Penuh Roh dan hikmat (full of the Spirit and of wisdom)

Kis 6:5 ~ Penuh iman dan Roh Kudus (full of the faith and of the Holy Spirit)

Kis 6:8 ~  Penuh dengan karunia dan kuasa (full of grace and power) mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda

Kis 6:10 ~ Roh dan hikmat mendorongnya berbicara

¨       Memohonkan agar karunia dan kebenaran maju serentak: Yoh 1:14, 16; Kis 4:29-31; II Ptr 3:18

¨       Pengetahuan akan semakin bertambah di akhir zaman: Dan 12;4; Ef 4:13

Kis 7:2-53 ~ Kesaksian yang penuh kuasa

Kis 7:54-56 ~ Melihat penglihatan

Kis 7:57-60 ~ Mati syahid (penuh dengan iman, pengharapan dan kasih pada hakekatnya adalah manifestasi kepenuhan Roh Kudus)

[2]     Kebangkitan Semula Gereja

Yeh 37:1-10

Yeh 47:1-12; Ruj: Why 22:1-2

¨       Oleh Roh Allah (Za 4:6)

¨       Tekan-utamakan pengetahuan rohani: Hos 4:6; Mat 13:10-16 (Yes 6:9-10; Kis 28:23-28); Mat 13:51-52; Yoh 6:45 (Yes 54:13); I Yoh 2:27; Ibr 8:11; I Kor 2:6-15; Ef 1:17-19. (Ruj: Rasul-rasul tak mempunyai wang – Kis 3:6; tak terpelajar – Kis 4:13; Yesus juga tak terpelajar – Yoh 7:14-16)

Perihal Menerima Roh Kudus
| | |

Perihal Menerima Roh Kudus

Perihal Menerima Roh Kudus

[Lai Yin Fu]

Prakata

Roh Kudus merupakan syarat dan keistimewaan Gereja Benar; namun mengapakah sesetengah pemercaya yang beriman, mempunyai kasih serta mempunyai perbuatan yang baik, tidak-tidak juga menerima Roh Kudus? Sebaliknya, terdapat juga pemercaya yang telah menerima Roh Kudus pula menunjukkan perilaku yang lebih buruk berbanding mereka yang belum menerima Roh Kudus? Mengapakah ada yang awal menerima Roh Kudus manakala yang lain lebih lambat? Marilah kita kaji secara lebih mendalam soal tentang menerima Roh Kudus.

[1]      Janji Menerima Roh Kudus

i. Lebih kurang 800 sebelum masehi, Allah telah bernubuat melalui nabi Yoel: kemudian dari pada itu, Allah akan mencurahkan RohNya ke atas semua manusia (Yl 2:28, 29).

ii. Janji Yesus: Barangsiapa percaya kepadaNya, akan menerima Roh Kudus. Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup (Yoh 7:37-39).

Janji Tuhan: Dia akan minta kepada Bapa untuk memberikan Roh Kebenaran (Penolong, Penghibur), akan menyertai para pemercaya selama-lamanya (Yoh 14:16, 17).

[2]     Sebab-Musabab Awal Menerima Roh Kudus

i. Memohon dengan tekun dan sungguh-sungguh (Luk 11:8, 13).

ii. Allah mahu mengamanatkan kerja-kerja suci penting kepadanya (Ruj: Luk 4:18, 19).

iii. Ia akan mengalami pengujian, maka perlu memberikan Roh Kudus untuk membantunya (Rm 8:13, 26).

iv. Melaluinya Allah mahu memimpinkan seisi rumah percaya pada Tuhan atau menjadi giat semula (Yoh 16:13; Ef 3:14-17).

v. Membolehkan simbaptisan mengenali Gereja Benar, mengecapi penyertaan Allah lalu meninggalkan yang palsu berbalik kepada yang benar (Ef 1:23; I Yoh 3:24b).

[3]     Sebab-Musabab Lambat Menerima Roh Kudus

i. Sebaik saja pejamkan mata untuk berdoa, hati mulai berfikir sebarangan lalu tidak dapat memohon dengan hati yang suci dan secara tekun (Mat 5:8).

ii. Masih tidak cukup beriman mempercayai bahwa Allah akan mengaruniakan Roh Kudus (Ibr 11:6).

iii. Perbuatan sendiri tidak baik, tidak ingin pula bertobat (Ibr 12:14).

iv. Waktu Allah belum genap (Ruj: Yes 55:8, 9); beranggapan menerima Roh Kudus lambat tidak akan mempengaruhi imannya.

v. Waktu-waktu biasa sangat malas berdoa, persekutuan rohani dengan Allah tidak mencukupi (Ruj: Yak 4:8).

[4]     Buah Fikiran Tentang Pemercaya Tua Menerima Roh Kudus

i. Membuktikan janji di dalam Alkitab adalah benar (Kis 1:5; 2:38).

ii. Memohon Roh Kudus di Gereja Benar pasti akan terima (Ef 1:13)

iii. Kehendak Tuhan sememangnya baik, asal saja tidak henti-henti memohon, apabila waktu sudah genap pasti menerima Roh Kudus (Ruj: Kej 50:20).

iv. Sememangnya ada banyak saksi-saksi yang boleh dijadikan dorongan kepada orang-orang tua supaya jangan jemu-jemu berdoa memohon Roh Kudus (Ruj: Ibr 12:1).

v. Roh Kudus ialah jaminan mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga (Ef 1:14), pemercaya tua haruslah beranikan diri untuk memohon Roh Kudus di hadapan mimbar.

Penutup

Setiap yang belum menerima Roh Kudus haruslah memohon dengan sungguh-sungguh manakala setiap yang telah menerima Roh Kudus harus memohon kepenuhan Roh (Ef 5:18).