11.1 Pendahuluan
Baptisan Roh Kudus adalah hal yang penting bagi keselamatan kita. Yesus berkata,”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). Lebih lagi, Roh Kudus mempunyai kepentingan besar dalam perjalanan iman dan pelayanan kita kepada Allah. Baptisan Roh menuju kepada: kehidupan baru di dalam Tuhan (Yeh. 37:14; kuasa dari atas untuk menuruti kebenaran (Kis. 1:8; Ef. 6:17); kekuatan untuk membuang perbuatan-perbuatan kedagingan (Rm. 8:13; Gal. 5:16); pengudusan kita di dalam Kristus (II Tes. 2:13))
Roh kudus juga tidak terpisahkan dengan gereja secara keseluruhan. Roh Kudus memberikan kuasa kepadanya untuk menyatakan kebenaran kepada dunia, untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya (Mat. 24:14; Why. 21:2;9-10)
Sayangnya, banyak gereja-gereja Kristian tidak mengetahui kebenaran mengenai baptisan Roh Kudus. Sebaliknya mereka memegang berbagai macam kesalahfahaman yang dapat dirangkum menjadi seperti di bawah ini:
• Kejadian di hari Pentakosta hanya terjadi satu kali dan tidak akan pernah terulang.
• Roh Kudus turun satu kali untuk selama-lamanya di gereja masa awal, dan sejak itu semua orang percaya telah mempunyai Roh Kudus.
• Roh Kudus adalah sebuah karunia; Roh Kudus tidak didapat melalui doa dan permohonan.
Kepercayaan-kepercayaan yang keliru ini telah mengakibatkan banyak orang Kristian tidak menerima baptisan Roh Kudus.
Pada bab ini kita akan meneliti beberapa kesalahfahaman yang umum terjadi dan melihat apa yang diajarkan Alkitab kepada kita. Semoga kiranya Roh Kudus membuka hati kita untuk menerima firman Allah (Mzm. 119:18; Ef. 1:17-18)
11.2 Pentakosta tidak akan pernah berulang kembali
Kesalahfahaman 1
Pentakosta berdiru sendiri. Baptisan Pentakosta tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi pengalaman yang berulang. Roh Kudus hanya turun satu kali; dan sekarang Ia menyertai anak-anak Allah selamanya.
John H. Pickford (hal. 15)
Baptisan Roh Kudus muncul pada hari Pentakosta satu kali untuk selamanya.
H. G. Randolph (hal. 19)
Apa kata Alkitab?
Kejadian yang meliputi turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta (Kis. 2:1-4) telah menjadi sejarah dan memang tidak akan terjadi lagi secara persis. Namun tidak kalah benarnya, setelah hari itu Allah terus mencurahkan Roh KudusNya kepada umat percaya. Kerana itu, pendapat bahawa “Roh Kudus hanya turun satu kali” tidak alkitabiah.
Kisah Para Rasul mencatat secara rinci tiga kejadian ketika Roh Kudus turun kembali, segera setelah hari Pentakosta:
• Orang-orang di Samaria menerima Kristus dengan sukacita melalui injil yang diberikan oleh Filipus dan kerana tanda-tanda mujizat yang ia lakukan. Kemudian, ketika para rasul pergi mengunjungi mereka untuk berdoa dan menumpangkan tangan kepada mereka, mereka menerima Roh Kudus (Kis. 8:5-8, 14-17). Sejarawan-sejarawan seringkali merujuk peristiwa ini sebagai “Pentakosta Samaria”1
• Petrus diutus untuk mengabarkan injil kepada Kornelius dan keluargannya. Di saat menyampaikan khotbah, Roh Kudus turun ke atas semua orang yang mendengarkan firman Allah, sehingga jemaat dari kalangan orang Yahudi yang menyertai Petrus menjadi terheran-heran kerana karunia Roh Kudus sekarang diberikan juga kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 10:9-23, 44-48). Sejarawan-sejarawan menyebut kejadian ini sebagai “Pentakosta Romawi”
• Paulus bertemu dengan beberapa murid di Efesus yang telah menerima baptisan Yohanes, tetapi belum menerima Roh Kudus. Ia membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus dan menumpangkan tangan ke atas mereka dan kemudian mereka menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7). Sejarawan-sejarawan menyebut kejadian ini sebagai “Pentakosta Efesus”.
Kejadian-kejadian sejarah ini memberitahukan kita bahawa kejadian ini bukanlah kejadian satu kali. Roh Kudus terus dicurahkan kepada umat percaya dan memunculkan Pentakosta-Pentakosta lainnya yang penuh kuasa.
Sebelum ia naik ke Syurga, Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Kerana itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Kata “Aku” yang pertama menunjukkan Tuhan Yesus sendiri, sementara “Aku” yang kedua menunjukkan Roh Kudus, yang akan bersama-sama dengan mereka “senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Ini dikeranakan Roh Kudus adalah “Roh Yesus” (Kis. 16:6-7) dan “Roh Kristus” (Rm. 8:9). Ia adalah “Penolong lain” yang Yesus janjikan (Yoh. 14:16)
Kita melihat di dalam perkataan Yesus, terdapat sebuah syarat yang ditempatkan pada penyertaan Roh Kudus yang kekal: murid-murid harus mengajarkan orang-orang untuk memegang segala perintahNya, dan dengan begitu, memelihara mereka juga. Maka kita dapat menyimpulkan, bahawa ketika sebuah komunitas iman tidak memegang perintah-perintah Yesus, atau mengubah kebenaran, maka Roh Kudus tidak akan turun untuk menyertai mereka. Pesan ini diperkuat oleh ayat Alkitab lain, ketika Yesus dicatat berkata kepada murid-muridNya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh. 14:15-17)
Sejarah gereja menunjukkan, bahawa ketika gereja setelah masa para rasul mengubah injil dan menyimpang dari pengajaran Kristus, Roh Kudus tidak lagi turun. Reformasi Martin Luther pun masih belum berhasil sepenuhnya memulihkan injil yang sempurna. Ini mengakibatkan sebuah masa kekeringan rohani yang berlangsung hingga lebih dari seribu tahun. Walaupun Roh Kudus terus mengilhamkan pekerja-pekerja yang setia di masa ini, tidak ada orang yang mengalami Roh Kudus. Maka pendapat Pickford bahawa, “Roh Kudus hanya turun satu kali; dan sekarang Ia menyertai anak-anak Allah selamanya” tidak tepat.
Kesalahfahaman 2
Setelah hari Pentakosta, karunia Roh Kudus diterima begitu seseorang percaya kepada Kristus. Syarat satu-satunya hanyalah iman. Petrus menyatakan ini dengan jelas pada hari Pentakosta. “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”(Kis. 2:38). Malah, Kristus menekankan kebenaran yang sama sebelum hari Pentakosta. “Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” Yang dimaksudkanNya ialah Roh akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, kerana Yesus belum dimuliakan (Yoh. 7:38-39). Ayat-ayat ini juga memberikan kepastian lebih lanjut keran ayat-ayat ini memperlihatkan setiap orang percaya mendapatkan Roh Kudus dan menyimpulkan. “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus ” (I Kor. 3:16; Rm. 8:9)
John H. Pickford (hal. 16)
Apa kata Alkitab?
Percaya kepada Yesus Kristus tentu saja merupakan sebuah kriteria kunci untuk dapat menerima Roh Kudus, dan kita dapat melihat hal ini dari komunikasi antara Paulus dan gereja-gereja. Contohnya, ia bertanya kepada Gereja Galatia, “Adakah kamu telah menerima Roh kerana melakukan Hukum Taurat atau kerana percaya kepada pemberitaan Injil?” (Gal. 3:2); dan berkata kepada Gereja di Efesus, “Di dalam Dia kamu juga- kerana kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu injil keselamatanmu- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu” (Ef. 1:13). Namun, dari perkataan Paulus kita harus mencatat secara khusus pentingnya percaya dalam kebenaran, yaitu injil keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna, melalui iman. Ini adalah kerana hanya kebenaranlah, yang sesuai dengan Alkitab, yang dapat menuntun kita untuk menerima baptidan Roh Kudus.
Kesalahfahaman 3
Pengajaran Roma. 6:3-4 adalah bahawa seluruh gereja disatukan dengan Kristus dalam kematianNya di kayu salib. Pernyaliban ini tidak perlu diulang bagi tiap individu yang percaya agar dapat berkata, “Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Gal. 2:19). Begitu juga, seluruh Gereja dibaptis di dalam Tubuh Kristus pada hari Pentakosta (I Kor. 12:13). Baptisan itu tidak perlu diulangi agar tiap individu yang percaya menyatakan,”Aku telah dibaptis ke dalam Satu Tubuh”
J. Oswalnd Sanders (hal. 67)
Apa kata alkitab?
Memang benar bahawa penyaliban Kristus tidak perlu diulang, tetapi itu tidak menghilangkan kenyataan bahawa setiap orang percaya harus menerima baptisan air di dalam nama Yesus, dan juga baptisan Roh Kudus (Yoh. 3:5)
Mengenai baptisan air, Roma. 6:3-4 menyatakan bahawa kita disatukan dengan Kristus dalam kematianNya pada saat kita dibaptis. Dengan begitu, maka orang yang belum dibaptis, belum mati dengan Kristus, sehingga tidak akan dapat bangkit bersamaNya (Rm. 6:5). Paulus sendiri dengan percaya diri menyatakan, “Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Gal. 2:19) kerana ia telah menjalani sakreman ini.
Pentingnya baptisan air dapat dilihat dalam pesan yang disampaikan oleh Paulus dan Silas kepada kepala penjara, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kis. 16:31). Sekilas pandang, nampaknya mereka hanya berkata kepada kepala penjara dan keluarganya untuk percaya, agar dapat diselamatkan. Namun kita tahu bahawa yang mereka maksud tidaklah sesederhana itu, kerana apabila kita terus membaca, kita mengetahui bahawa keluarga kepala penjara itu tidak hanya percaya kepada injil (Kis. 16:32, 34), tetapi mereka juga menerima baptisan air (Kis. 16:33)
Baptisan Roh Kudus tidak kalah pentingnya. Setiap orang percaya harus dibaptis dengan Roh Kudus. Namun pengalaman ini terpisah dengan apa yang dialami oleh Jemaat-jemaat Samaria, Kornelius dan keluarganya, dan murid-murid di Efesus; mereka semua menerima Roh Kudus setelah Pentakosta berlalu, di waktu yang berbeda, dan di tempat yang berbeda. Maka kita dapat menyimpulkan, bahawa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, bukanlah satu kali untuk selamanya.
Paulus berkata,”Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, mahupun orang Yahudi, baik budak, mahupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (I Kor. 12:13). Pualus menyampaikan hal ini kepada Gereja Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus; ini tidak berlaku kepada gereja-gereja yang tidak mempunyai ROh Kudus. Kita perlu memahami bahawa gereja yang tidak mempunyai Roh Kristus, bukanlah milikNya (Rm. 8:9). I Korintus. 12:13 tidak dapat digunakan untuk menjelaskan bahawa seluruh gereja telah dibaptis ke dalam tubuh Kristus oleh Roh Kudus pada hari Pentakosta.
Kesalahfahaman 4
Tetapi ada tujuh ayat yang berhubungan langsung dengan baptisan ini (yaitu baptisan Roh Kudus): Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5, 6:16; I Kor. 12:13
J. Oswald Sanders (hal. 67)
Dr W. Graham Scroggir mengelompokkan ketujuh ayat yang dikutip Sander menjadi tiga kelompok:
Ayat yang memandang baptisan secara nubuatan, yang belum terjadi (Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:22; Kis. 1:5). Di setiap ayat ini terlihat sebuah titik waktu. Perkiraan-perkiraan ini merupakan nubuat dan kerana itu dapat segera diterapkan hanya kepada para murid dan mereka terbatas pada sebuah titik waktu “tidak lama sejak ini” Agar nubuat-nubuat ini dapat diterapkan pada umat percaya hari ini, maka ia harus disalibkan lagi di kayu salib dan membuat Pentakosta sebagai sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang seringkali terulang.
Ayat yang memandang baptisan sebagai doktrin, bila melihat peristiwa lalu (I Kor. 12:13)
Ayat yang memandang baptisan secara sejarah, dalam penggenapan pada saat ini (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Secara sejarah diperlukan untuk memberikan dasar factual bagi iman kita.
Ayat-ayat ini nubuatan menunjuk ke depan. Ke mana? Ayat-ayat doctrinal menunjuk ke belakang. Ke mana? Menunjuk kepada kejadian bersejarah yaitu hari Pentakosta. Patut dicatat bahawa Petrus menemukan Pentakosta dan pengalaman di rumah Konelius sebagai penggenapan janji Tuhan, yaitu baptisan Roh (Kis. 11:15-17)
W. Graham Scraggy
Apa kata Alkitab?
Singkatnya, Scroggie mengelompokkan ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan baptisan Roh Kudus sebagai: 1) nubuatan (Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5); 2) doktrin (I Kor. 12:13); 3) sejarah (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Namun kita harus mengenali bahawa kategori-ketegori ini dibentuk oleh fikiran Scroggie sendiri, sementara Alkitab tidak membuat perbedaan seperti itu.
Mengenai kategori pertaman, yaitu “nubuat”, kita harus mengerti apakah yang dibahas dalam ayat-ayat ini. Tiga ayat Alkitab yang pertama: Matius. 3:11, Markus. 1:8, dan Lukas. 3:16, berhubungan dengan catatan Yohanes Pembaptis membaptis orang-orang dengan air dan nubuatnya bahawa Kristus akan membaptis dengan Roh Kudus. Yohanes. 1:33 mencatat Yohanes Pembaptis melihat Roh Kudus turun kepada Yesus seperti burung merpati dan menyedari bahawa Ia adalah Yesus yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Kisah Para Rasul. 1:5 mencatat Yesus berkata bahawa murid-murid akan segera dibaptis dengan Roh Kudus. Menurut Scroggie, kelima ayat Alkitab ini menubuatkan kejadian-kejadian yang akan digenapi hanya kepada murid-murid saja, dan pada waktu tertentu di masa depan, yaitu hari Pentakosta.
Namun kita melihat bahawa pendapat Scroggie tidak dapat dipertahankan apabila kita memikirkan: walaupun misalnya nubuat-nubuat Yesus digenapi pada hari Pentakosta, nubuat-nubuat ini tetap digenapi setelah hari itu lewat. Roh Kudus terus dicurahkan kepada umat percaya, pada waktu yang berbeda-beda dan di tempat yang berbeda, seperti jemaat Samaria, Kornelius sekeluarga dan murid-murid di Efesus. Kelima ayat Alkitab yang disebutkan Scroggie masih berlaku pada kejadian-kejadian ini dan tidak hanya menunjukkan hari Pentakosta saja. Kenyataan ini dipertegas oleh laporan Petrus kepada gereja di Yerusalem, ketika ia bersaksi bahawa Roh Kudus telah turun kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan ia menyebutkan nubuat Yesus:”Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 11:15-16; ref. 1:5). Dari laporan Petrus, kita dapat dengan yakin berkata bahawa Pentakosta benar-benar merupakan “sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang seringkali terulang”. Lebih lagi, tentu saja tidak ada tanda-tanda dari Alkitab yang memperlihatkan bahawa pencurahan Roh Kudus kepada Kornelius sekeluarga (atau umat percaya mana pun) melibatkan penyaliban kembali.
Tidak kalah pentingnya, kita tahu bahawa Roh Kudus terus dicurahkan kepada umat percaya di masa hujan akhir hari ini. Kerana itu kategori Scroggie yang pertama ini masih berlaku pada keadaan orang-orang Kristian sekarang.
Berikutnya, kita sampai pada I Korintus. 12:13, yang masuk ke dalam kategori Scroggie yang kedua, yaitu “doktrin”. Di dalam ayat ini tertulis:”Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, mahupun orang Yunani, baik budak, mahupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” Scroggie berpendapat bahawa ayat ini mengajarkan bahawa semua oranf percaya telah dibaptis oleh Roh Kudus ke dalam satu tubuh menyampaikan pesan ini kepada Gereja Korintus, yaitu gereja yang didirikan oleh Roh Kudus. Tambah lagi, pesan ini dimaksudkan untuk membahas masalah khusus mengenai ketidak bersatuan di antara jemaatnya: antara jemaat dari kalangan Yahudi dan jemaat orang Yunani, antara hamba dan orang merdeka. Paulus berpesan kepada gereja bahawa seluruh jemaat adalah satu tubuh Kristus (ref. Ef. 2:12-19; Gal. 3:27-29), dan tidak boleh ada perbedaan di antara jemaat dan semua harus saling mengasihi dan memperhatikan (I Kor. 12:12-25). Kerana itu ayat-ayat ini tidak membuktikan bahawa semua orang Kristian pada hari ini telah menerima Roh Kudus. Malah Paulus mengajarkan kepada kita bahawa sebuah komunitas iman yang tidak mempunyai Roh Kudus, tidak dapat mengaku sebagai milik Kristus (Rm. 8:9); dan lebih lanjut, komunitas-komunitas seperti ini tidak mempunyai kesamaan apa-apa dengan gereja mula-mua yang dimaksudkan Paulus dalam surat-suratnya.
Terakhir, kita sampai pada kategori Scroggie ketiga, yaitu “sejarah”. Kisah Para Rasul. 2:1-4 mencatat pertama kalinya Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta, sementara Kisah Para Rasul. 11:15-17 mencatat laporan Petrus kepada gereja di Yerusalem, ketika ia menceritakan mengenai pencurahan Roh Kudus kepada Kornelius dan keluarganya; Ia menjelaskannya sebagai pengalaman yang sama seperti dialami murid-murid pada hari Pentakosta. Seperti yang dinyatakan Scroggie, ayat-ayat ini memang membicarakan kejadian-kejadian sejarah yang telah lewat, tetapi kita perlu mencatat bahawa kedua ayat ini menceritakan dua kejadian yang berbeda, membuktikan bahawa pengalaman Pentakosta terulang.
Kesalahfahaman 5
Menulis tentang Dr. F. B. Meyer, Sanders berkata:
Dr. F. B. Meyer menyatakan bahawa beberapa tahun yang lalu, setelah membahas masalah baptisan dan kepenuhan Roh Kudus dengan seksama, pemimpin-pemimpin Gerakan Keswick memutuskan bahawa istilah “baptisan” harus dikhususkan pada kejadian luar biasa dalam Kisah Para Rasul 2 dan 10, sementara memisahkan istilah “penuh” atau “diurapi” untuk menyebutkan pengalaman orang-orang percaya secara indivudul. Alasannya adalah kerana Roh Kudus telah diturunkan kepada Gereja di masa ini, dan diberikan satu kali untuk selamanya, sehingga setiap jemaat dari Tubuh Kristus dapat menyatakan bagiannya dalam pencurahanNya yang penuh kasih karunia.
J. Oswald Sanders (hal. 66)
Apa kata Alkitab?
Hal pertama yang ingin disampaikan mengenai pendapat Sanders adalah adanya masalah erti kata. Kita tidak perlu membedakan istilah “baptisan”, “mempunyai” atau “menerima” Roh Kudus, kerana itu semua adalah hal yang sama. Malah sebenarnya kita melihat Alkitab menggunakan berbagai macam kata uraian untuk menjelaskan pengalaman Roh Kudus ini:
• “dilahirkan dari air dan Roh” (Yoh. 3:5)
• “ketika Roh Kudus turun atasmu” (Kis. 1:8; ref. Kis. 19:6; Luk. 24:49)
• “Roh Kudus turun atas mereka” (Kis. 11:15; ref. Kis. 8:16)
• “dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 11:16)
• “karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38; ref. 11:17)
• “menerima Roh Kudus” (Kis. 8:15; ref Kis. 8:17; 10:47; Gal. 3:14)
• “dimeteraikan dengan Roh Kudus” (Ef. 1:13)
• “pembaharuan oleh Roh Kudus, terhadap orang yang dicurahkanNya” (Tit. 3:5; ref Kis. 2:33)
Alkitab juga menggunakan kata “pengurapan” untuk menyebutkan baptisan Roh Kudus. Kita melihat istilah ini digunakan oleh:
• Penatua Yohanes, ketika berbicara mengenai peran Roh Kudus dalam mengajarkan kebenaran kepada orang-orang percaya:”Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripadaNya. Kerana itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain” (I Yoh. 2:27)
• Yesus, saat mengutip nubuat Nabi Yesaya:”Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin” (Luk. 4:18)
• Penulis Kitab Ibrani, yang juga menyebutkan nubuat Yesaya saat menulis tentang Yesus:”sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan” (Ibr. 1:9)
Seperti yang kita lihat dari ayat-ayat ini, kata “pengurapan” menunjukkan Roh Kudus, sedangkan kata kerja “mengurapi” digunakan dalam konteks baptisan Roh Kudus. Dengan demikian kata “diurapi” yang disebutkan Sanders, mempunyai erti yang sama dengan “Baptisan” Roh Kudus.
Sanders dengan tepat membawa perhatian kita pada kenyataan bahawa baik Kisah Para Rasul 2 (yang mencatat kejadian di hari Pentakosta) dan Kisah Para Rasul 10 (yang mencatat kejadian mengenai Kornelius dan keluarganya), keduanya adalah pengalaman jemaat mula-mula dalam baptisan Roh Kudus. Ini dipastikan oleh sebutan Yesus secara khusus mengenai hal ini sebagai pengalaman “baptisan”: “kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 1:5; 11:16)
Namun juga patut kita perhatikan adalah Lukas, yang menulis Kisah Para Rasul, menggunakan berbagai macam istilah untuk menjelaskan dua kejadian ini:
• “Dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus” (Kis. 2:4)
• “Kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38)
• “Roh Kudus turun atas mereka, sama seperti dahulu atas kita” (Kis. 11:15; ref. Kis. 10:44)
• “Karunia Roh Kudus telah dicurahkan” (Kis. 10:45)
• “… mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” (Kis. 10:47)
Pertanyaannya, apakah Lukas sedang menyebutkan masalah yang berbeda? Secara kategori tidak. Di semua ayat-ayat yang telah disebutkan, dengan jelas ia menuliskan mengenai “baptisan” Roh Kudus.
Terdapat kelemahan yang tak dapat dikesampingkan dalam pendapat bahawa kata “baptisan” harus dibatasi pada “kejadian-kejadian luar biasa” dalam Kisah Para Rasul 2 dan 10. Pada kenyataannya, kita melihat bahawa kedua kejadian dramatis ini dialami oleh orang-orang Samaria dalam Kisah Para Rasul 8, dan oleh murid-murid di Efesus di fasal 19. Lebih lagi, seperti dalam kejadian murid-murid di hari Pentakosta dan apa yang dialami Kornelius, orang-orang di sekitar mereka melihat fenomena ini (Kis. 8:17-19; Kis. 19:1-7). Kerana itu tidak ada alasan untuk membedakan satu jenis kejadian ini sebagai “baptisan” dan lainnya tidak.
Catatan-catatan Alkitab mengenai baptisan Roh Kudus ini juga bertolak belakang dengan kepercayaan Gerakan Keswick bahawa “Roh Kudus telah diturunkan kepada Gereja di masa ini, dan diberikan satu kali untuk selamanya” pada kejadian-kejadian yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 2 dan 10.
Masalah kedua dalam pendapat Sanders adalah mengenai kata “penuh dengan Roh Kudus” . Ini adalah istilah yang digunakan Alkitab untuk menyampaikan sebuah erti tertentu. Istilah ini menunjukkan sebuah keadaan orang percaya yang sepenuhnya dituntun oleh Roh Kudus. Kebalikan dari keputusan Gerakan Keswick, Alkitab menggunakan istilah ini dalam konteks baik individual (Kis. 6:5; 9:17) mahupun sekelompok orang percaya.
• Pemenuhan umat Allah, sebelum pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Luk. 1:15,67)
• Baptisan dan pemenuhan Roh Kudus secara langsung pada murid-murid dan Paulus (Kis. 2:4; 9:17)
• Pemberian kuasa kepada Yesus dan para rasul oleh Roh Kudus (Luk. 4:1, 14; Kis. 4:8-13, 31; 13:9-11)
• Penuh dengan sukacita yang berasal dari kepenuhan Roh Kudus (Kis. 13:50-52)
• Pemberian karunia-karunia luar biasa pada pekerja-pekerja Allah oleh Roh Kudus (Kis. 6:3, 5; 7:55, 59-60; 11:24)
Dari contoh-contoh di atas, kita melihat bahawa Roh Kudus memenuhi orang-orang, bahkan sebelum hari Pentakosta (Luk. 1:15. 67). Namun pengalaman-pengalaman seperti itu serupa dengan apa yang dialami nabi-nabi Perjanjian Lama, ketika Roh Kudus turun kepada mereka, tetapi tidak “menyertai kamu [mereka] selama-lamanya” (Yoh. 14:16). Ini dikeranakan saat itu belum genap waktunya Roh Kudus dicurahkan (Yoh. 7:37-39). Namun sejak hari Pentakosta, kita melihat bahawa pemenuhan Roh Kudus selalu dihubungkan dengan mereka yang telah menerima baptisan Roh Kudus (lihat bab 13 untuk informasi mengenai pemenuhan Roh Kudus).
Kesalahfahaman 6
Pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun ke atas murid-murid dan mereka menerima kuasa. Dengan segera kita mengarahkan mata kepada hal-hal menakjubkan, seperti deru-deru angin, rumah bergoncangan, dan lidah-lidah api bergelora, suara-suara bahasa roh, kerumunan banyak orang, dan kita seringkali mengharapkan hal luar biasa yang sama… Pentakosta tidak dapat berulang. Hanya ada satu Pentakosta.
L.L. Legters (hal. 48)
Apa kata Alkitab?
Baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang disertai dengan bukti berbahasa roh, sungguh layak disebut “menakjubkan”. Ini mengingatkan kita dengan perkataan Paulus:”Kerana itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman” (I Kor. 14:22). Di sini ia menggunakan kata bahasa Yunani semeion, yang bererti “tanda”, menunjukkan sesuatu yang ajaib2. Yesus menggunakan istilah yang sama untuk menunjukkan tanda-tanda yang akan menyertai mereka yang percaya, termasuk berbahasa roh (Mrk. 16:17-18). Melalui tanda-tanda ini, orang-orang tidak percaya akan mengetahui bahawa Allah hidup di antara umatNya. (I Yoh. 3:24)
Mengenai pendapat Legters bahawa “Pentakosta tidak dapat terulang. Hanya ada satu Pentakosta”, kita melihat bahawa Alkitab menyediakan bukti yang sebaliknya. Tercatat: Kornelius dan keluarganya menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46); murid-murid di Efesus menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7); Paulus mengaku berbahasa roh lebih daripada semua jemaat di Korintus, dan berkata kepada mereka untuk tidak melarang jemaat berbahasa roh (I Kor. 14:18, 39). Kerana itu jemaat dalam gereja mula-mula yang telah dibaptis dengan Roh Kudus, mereka semua mengalami mujizat berbahasa roh. Maka kita melihat dengan jelas bahawa berbahasa roh bukanlah fenomena yang hanya terjadi pada hari Pentakosta.
11.3 Semua orang percaya mempunyai Roh Kudus
Kesalahfahaman 7
Dia (Paulus) memastikan bahawa setiap orang percaya telah dibaptis dalam Roh, entah dia orang Yahudi atau Yunani, budak atau orang merdeka. Dan tujuan baptisan ini adalah untuk menunjukkan kesatuan tubuh Kristus. “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, mahupun orang Yunani, baik budak, mahupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (I Kor. 12:13). Perhatikanlah kata “telah” dan golongan masyarakat yang disebutkan. Baptisan Roh Kudus telah terjadi dan melibatkan semua orang percaya, apa pun agama, suku atau golongannya. Kapankah baptisan Roh ini terjadi? Semua orang percaya menerima baptisan ini secara simbolis. Ini terlihat dalam perwujudan Roh yang bersejarah dalam apa yang dialami orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta dan dalam pengalaman dari bangsa-bangsa bukan Yahudi. Injil tidak menunjukkan baptisan Roh lainnya. Tentu saja, seperti yang selanjutnya ditunjukkan Paulus, berdasarkan kedudukan kita menjadi anggota atau tubuh ketika kita “diberi minum dari satu Roh” pada saat kita menjadi percaya. Ini sudah pasti. Semua orang telah dibaptis dalam Roh. Bersikeras bahawa pengalaman baptisan adalah syarat keselamatan dan melawan kebenaran ini adalah sebuah penghinaan langsung terhadap Allah dan sebuah awal pengalaman pura-pura dalam iman kekristianan.
John H. Puckford (hal. 19)
Apa kata Alkitab?
Pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, kita perlu memahami bahawa kata-kata Paulus dalam I Korintus. 12:13 ditujukan kepada Gereja Korintus, sebuah gereja yang didirikan dan disertai oleh Roh Kudus. Pesan ini bukan ditujukan kepada orang-orang percaya atau gereja-gereja yang tidak mempunyai Roh Kudus. Kedua, apabila seperti yang dikatakan Pickford, bahawa “semua orang telah dibaptis dalam Roh”, lalu mengapa orang-orang Samaria tidak menerima Roh Kudus setelah mereka menerima baptisan air? Alkitab mencatat bahawa mereka baru menerima Roh Kudus setelah para rasul pergi kepada mereka dan menumpangkan tangan (Kis. 8:14-17). Kita juga melihat murid-murid di Efesus mengalami proses yang sama (Kis. 19:1-7). Ini menuai pertanyaan: apakah Pickford tidak menganggap orang-orang Samaria dan Efesus sebagai “orang-orang percaya”?
Kita perlu memahami bahawa percaya kepada Kristus, dibaptis dalam air, dan menerima Roh Kudus adalah tiga urusan yang berbeda dalam perjalanan iman seseorang. Ketiga hal ini tidak dapat dicampuradukkan sebagai satu pengalaman yang sama. Kita melihat hal ini digambarkan dengan baik dalam Kisah Para Rasul, melalui catatan-catatan bagaimana jemaat mula-mula datang keapada Kristus: sebagian menerima baptisan air sebelum menerima baptisan Roh Kudus (seperti orang-orang di Samaria, 8:14-17); yang lain dibaptis dengan Roh Kudus sebelum mereka menerima baptisan air (seperti Kornelius dan keluargannya, 10: 44-48)
Ketiga, keyakinan bahawa “semua orang percaya menerima baptisan ini secara simbolis” secara doktrin tidak kuat. Baptisan Roh Kudus adalah sebuah proses yang harus dilalui setiap orang percaya secara individu dan pribadi. Pengalaman orang-orang Samaria (Kis. 8:14-17), Paulus (Kis. 9:17), Kornelius sekeluarga (Kis. 10:44-46),dan murid-murid di Efesus (Kis. 19:1-7), semuanya memperlihatkan kebenaran ini. Mereka menerima Roh Kudus secara terpisah, di waktu yang berbeda, dan di tempat yang berlainan. Apabila mereka telah menerima baptisan secara simbolis pada hari Pentakosta seperti yang dikatakan Pickford, maka pengalaman mereka adalah pengalaman palsu.
Keempat, “minum dari satu Roh” tidak terjadi pada saat seseorang percaya kepada Kristus. Dari Alkitab, kita membaca bahawa minum dari Roh yang merupakan penjelasan simbolis baptisan Roh Kudus (Yoh. 4:14; 7:37-39), selalu terjadi setelah menjadi percaya. Ini dengan jelas digambarkan oleh catatan-catatan tentang orang-orang percaya di Samaria dan murid-murid di Efesus.
Terakhir, berbeda jauh dengan mengenalkan “sebuah awal pengalaman pura-pura dalam iman Kekristianan” yang merupakan “penghinaan langsung terhadap Allah”, para rasul sendiri mengabarkan baptisan Roh Kudus yang merupakan kelanjutan dari keyakinan dalam Kristus. Mereka memberi kesaksian tentang sebuah baptisan yang dibuktikan dengan berbahasa roh, dan cukup nyata sehingga dapat dilihat dan didengar oleh semua orang di sekitarnya (Kis. 8:16-19; 10:44-46; 19:2-7)
Kesalahfahaman 8
Kita tidak melihat adanya perintah dalam injil untuk dibaptis dengan Roh Kudus. Perintah seperti itu tidak ada ertinya kerana I Korintus. 12:13, “Sebab dalam satu ROh kita semua, baik orang Yahudi, mahupun orang Yunani, baik budak, mahupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. Kita semua telah dibaptis dalam Roh.
John H. Pickford (hal. 32)
Pada hari Pentakosta, Tuhan mengutusNya (Roh Kudus) sebagai karunia yang dijanjikan dari Bapa… Sejak hari itu Roh telah menetap selamanya di bumi di dalam umat percaya, dimulai dari 120 murid-murid yang menerima Dia pada hari Pentakosta, hingga saat ini… Sejak saat itu, saat seseorang yang berdosa menjadi anggota umat yang percaya, dengan segera mendapatkan bagian dalam Roh, bersama dengan seluruh anggotanya.
H. G. Randolph (hal. 12)
Sesudah itu maka setiap anak Allah telah dibaptis dengan Roh… Ini disimpulkan kerana tidak ada perintah di dalam Alkitab yang mendesak atau memerintahkan orang percaya dibaptis dengan Roh.
H.G. Randolph (hal. 17 dan 18)
Apa kata Alkitab?
Keyakinan Randolph bahawa Roh Kudus telah hidup di antara orang-orang percaya sejak hari Pentakosta tidak mempunyai dasar alkitabiah. Sebaliknya, orang-orang percaya di Samaria dan Efesus, yang dicatat setelah hari Pentakosta, tidak menerima Roh Kudus “segera” setelah mereka percaya (Kis. 8:14-17; 19:1-7). Selanjutnya, pada masa para rasul, berbahasa roh merupakan bukti utama seseorang telah menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46). Dengan begitu, apabila semua orang percaya pada hari ini telah menerima Roh Kudus, maka mereka semua harus berbahasa roh. Namun mengapa ada begitu banyak orang-orang Kristian dan gereja-gereja tidak memperlihatkan bukti ini?
Mengenai pendapat Pickford bahawa tidak terdapat perintah di dalam Alkitab yang mengatakan bahawa orang-orang Kristian harus dibaptis dengan Roh Kudus, sekali lagi kita menemukan bukti yang mengatakan sebaliknya. Yohanes Pembaptis mengajarkan, bahawa ia membaptis orang dengan air, tetapi Kristus akan membaptis dengan Roh Kudus (Mat. 3:11). Lebih lanjut, Yesus mengulangi apa yang diajarkan Yohanes (Kis. 1:5) dan memyertakan sebuah perintah kepada murid-murid untuk menantikan Roh Kudus yang Ia janjikan (Luk. 24:49; Kis. 1:4-5)
Kita juga melihat penekaan besar pada baptisan Roh Kudus di dalam pelayanan para rasul. Contohnya, ketika Petrus dan Yohanes mengetahui bahawa orang-orang percaya di Samaria belum menerima Roh Kudus, mereka menumpangkan tangan ke atas orang-orang itu untuk mendoakan mereka (Kis. 8:14-17). Begitu juga Paulus ketika mengetahui bahawa murid-murid di Efesus belum menerima Roh Kudus, ia membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus dan menumpangkan tangan ke atas mereka (Kis. 19:1-7)
Patut kita perhatikan bahawa Alkitab mendorong orang-orang percaya untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus. Kita melihat dorongan ini dalam pengajaran-pengajaran Yesus dan dalam pesan-pesan dan pelayanan para rasul. Alkitan mengajarkan kepada kita, bahawa tanpa Roh Kudus, seseorang tidak dapat diselamatkan (Yoh. 3:5), atau menerima kuasa (Luk. 24:49; Kis. 1:8). Jadi, perintah untuk “menerima Roh Kudus” ditujukan kepada setiap orang percaya yang belum menerima RohNya. Sebaliknya, I Korintus. 12:13 yang dikutip oleh Pickford ditujukan kepada Gereja Korintus yang telah menerima Roh Kudus.
Kesalahfahaman 9
Hari ini ada banyak orang yang berdoa memohon Roh Kudus mengabaikan fakta akan diamnya Roh Kudus di dalam dirinya. Tidak aka nada kepenuhan dalam Roh apabila kenyataan utama akan kehadiranNya tidak diyakini atau diabaikan… Anda diselamatkan ketika anda menjadi percaya, dan anda menerima Roh Kudus… yang hidup di dalam diri anda pada saat anda percaya dengan firman Allah tentang AnakNya.
L. L. Legters (hal. 9-10)
Apa kata Alkitab?
Seperti banyak penulis-penulis Kristian lainnya, Legters menyakini bahawa semua otang Kristian menerima Roh Kudus pada saat mereka percaya kepada Yesus. Tetapi catatan-catatan Alkitab hanya mencatat satu kejadian seperti ini, yaitu ketika Kornelius dan keluarganya menerima khabar injil (Kis. 11:15-17) Namun seperti yang kita lihat dari Alkitab, ini bukanlah pola umum, seperti yang kita lihat pada orang-orang percaya di Samaria dan Efesus (Kis. 8:14-17; 19:1-7)
Jadi, walaupun percaya kepada Yesus adalah sebuah prasyarat penting untuk menerima baptisan Roh Kudus, bukan bererti semua orang menerima Roh Kudus langsung pada saat mereka menerima Kristus. Dan hal penting yang perlu kita fahami, ini tidak akan dialami oleh jemaat dari gereja-gereja yang tidak mengabarkan injil yang sempurna dan sepenuhnya. Ini dikeranakan Roh Kudus adalah Roh Kebenaran (Yoh. 14:17) dan Ia hanya dapat ditemukan di tempat kebenaran dikabarkan.
Kesalahfahaman 10
Kerana ayat satu-satunya di serat-surat para rasul yang berhubungan dengan tema yang kita bahas (yaitu baptisan Roh Kudus) adalah I Korintus. 12:13, maka ayat ini perlu kita perhatikan dengan sangat seksama. Kisah Para Rasul adalah sebuah tahapan pewahyuan yang belum selesai. Kitab ini adalah catatan mengenai kelanjutan pekerjaan Kristus yang telah naik ke Syurga, seiring Ia membentuk GerejaNya dan doktrin-doktrinnya, tetapi pengalaman para rasul dalam membangun Gereja bukan model untuk orang Kristian pada hari ini. Sesungguhnya tidak ada pengalaman baptisan Roh Kudus yang dicatat dalam kisah Para Rasul, bahkan di rumah Kornelius, yang dapat terjadi hari ini.
Ayat ini memberika pencerahan pada erti dan tujuan pelayanan Roh Kudus. Empat fakta muncul dengan jelas dari ayat ini.
Setiap orang percaya telah mendapat baptisan ini. “Kita semua”. “Semua” ini termasuk bahkan orang-orang yang berdosa kerana hidup tidak bermoral dan memakan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala.
Ini adalah masa lalu di setiap kehidupan orang percaya. “Telah”.
Ini menunjukkan bahawa seorang percaya telah dibawa ke dalam tubuh Kristus, saat ia disatukan kepada Kristus. Kerana penyatuan ini, ia menjadi satu tubuh, dengan segala berkat yang menyertai penyatuan itu.
Dalam hal ini tidak ada perbedaan di antara orang-orang percaya. Semua kelebihan berakhir, “baik orang Yahudi, mahupun orang Yunani” Semua kekurangan juga berakhir, “baik budak, mahupun orang merdeka”. Semua menjadi anggota dari Satu Tubuh.
Seperti dahulu, demikian juga sekarang. Tidak ada di dalam injil perintah yang mendorong orang percaya untuk mencari baptisan ini, atau pun membedakan orang-orang percaya, mereka yang telah atau yang belum menerima baptisan.
J. Oswald Sanders (hal. 78-79)
Apa kata Alkitab?
Keempat hal yang diangkat oleh Sanders mengenai I Korintus. 12:13 mengandung kelemahan-kelemahan mendasar:
• Penggunaan susunan kata pada ayat ini yang menunjukkan bahawa ini telah terjadi, dimaksudkan kepada Gereja Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus.
• Pesan ini tidak mempunyai pengaruh pada gereja-gereja yang tidak mempunyai penyertaan Roh Kudus.
• Gereja yang tidak disertai oleh Roh Kudus tidak berada di dalam Kristus, dan tidak mempunyai bagian dalam berkat-berkatNya.
• Tentu saja, apabila suatu gereja mempunyai penyertaan Roh Kudus, secara alami tidak ada lagi perbedaan di antara jemaat, kerana semua anggota jemaat adalah “satu tubuh”. Namun kata-kata ini tidak berlaku pada gereja yang tidak disertai oleh Roh Kudus.
Kesalahfahaman 11
Mengutip Uskup H. C. G. Moule, J. Oswald Sanders menulis:
Perkenankan saya mengatakan dengan simpati dan ketulusan bahawa sebuah kesalahan nampaknya mendasari praktik yang sekarang umum di antara orang-orang Kristian, yaitu “menunggu” baptisan khusus Roh Kudus agar dapat lebih melayani Tuhan. Tentunya “oleh satu Roh kita telah dibaptis ke dalam satu tubuh.” Dan sekarang bagian kita adalah dengan iman yang rendah hati membuka diri dengan segala bagian jiwa dan hidup kita, sehingga kita dapat dipenuhi dengan apa yang telah kita miliki
J. Oswald Sanders (hal. 71)
Sanders menambahkan:
Walau telah digenapi, karunia ini dinantikan dan masih menunggu penerimaan jemaat gereja secara individu. Masih banyak orang yang tidak menyedari bahawa Roh Kudus telah diberikan.
J. Oswald Sanders (hal. 113)
Apa kata Alkitab?
Di sini Sanders menunjukkan bahawa orang-orang Kristian hari ini keliru dengan “menunggu” baptisan Roh Kudus. Ia berpendapat bahawa Roh Kudus telah memberikan kepada mereka; masalahnya, mereka tidak menyedarinya.
Mengenai masalah mencari baptisan Roh Kudus, baik Moule dan Sanders mengabaikan kenyataan bahawa pengajaran ini diberikan oleh Yesus sendiri (Luk. 11:9-13; 24:49) dan dilakukan oleh para rasul dan orang-orang percaya di gereja mula-mula.
Mengenai ketidaktahuan kentara telah menerima baptisan Roh Kudus atau belum, Alkitab mengajarkan bahawa ketika Roh Kudus sungguh-sungguh membaptis seseorang, Ia tidak menyediakan ruang keraguan bagi si penerima mahupun orang-orang di sekelilingnya. Alkitab menggambarkan pengalaman ini sebagai sesuatu yang dapat dilihat dan didengar (Kis. 2:33). Kerana itu kita dapat menyimpulkan bahawa orang-orang yang dimaksudkan Sanders “tidak menyedari bahawa Roh Kudus telah diberikan” sebenarnya memang belum menerima Roh Kudus.
Kisah Para Rasul melukiskan sebuah gambaran baptisan Roh yang dapat dikenali dengan jelas. Contohnya kita melihat reaksi orang-orang Yahudi yang menyaksikan fenomena itu pada hari Pentakosta, yang disebutkan “tercengang-cengang” (Kis. 2:7) dan “termangu-mangu” (Kis. 2:12) melihat apa yang sedang mereka saksikan. Kita juga membaca tentang Simon, seorang tukang sihir yang “melihat” murid-murid di Samaria menerima Roh Kudus, lalu menawarkan wang untuk memberi kuasa itu (Kis. 8:17-19). Selanjutnya kita melihat keheranan orang-orang Kristian dari kalangan Yahudi yang menyaksikan Kornelius dan keluarganya yang berasal dari bangsa bukan Yahudi menerima Roh Kudus. Dengan jelas Alkitab menulis:” Mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:46). Lalu kita mengetahui tentang murid-murid di Efesus yang menerima Roh Kudus ketika Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka, dan kembali “mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (Kis. 19:6)
Kita harus memahami bahawa surat-surat yang ditulis oleh para rasul ditujukan kepada gereja-gereja yang didirikan oleh Roh Kudus, atau paling tidak, kepada orang-orang yang telah menerima Roh Kudus. Kerana itu sebagai penulis, para rasul tidak perlu membahas doktrin-doktrin mendasar yang sudah mereka fahami.
Sebenarnya, apabila kita melihat kronologi kitab-kitab Alkitab, kita melihat sebuah pendekatan sistematis dalam pencatatan pengajaran-pengajaran yang berhubungan dengan baptisan Roh Kudus: janji akan Roh Kudus dan pengajaran untuk mencariNya dibahas dalam keempat injil; sejarah terinci mengenai pencurahan Roh Kudus dicatat dalam Kisah Para Rasul, sehingga orang-orang percaya dapat mengerti sifat pengalaman Roh Kudus, selanjutnya adalah surat-surat para rasul yang bertujuan untuk mendorong orang-orang percaya di gereja-gereja tersebut (yang didirikan oleh Roh Kudus) untuk hidup dalam kehidupan yang penuh dengan Roh, dengan menghasilkan buah Roh dan ketaatan pada Roh Kudus.
Maka sungguh disayangkan apabila banyak gereja membaca dan mengutip berbagai surat para rasul di luar konteksnya, mengira bahawa pesan-pesan yang disampaikan kepada orang-orang percaya dan gereja-gereja yang disertai Roh Kudus, berlaku juga tanpa syarat kepada setiap orang percaya pada hari ini. Ini menjelaskan kekeliruan dan penyalahgunaan ayat-ayat yang selalu terjadi, seperti:
• “Tidak tahukah kamu, bahawa kamu adalah bait Allah, dan bahawa Roh Allah diam di dalam kamu?” (I Kor. 3:16)
• “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, mahupun orang Yunani, baik budak, mahupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (I Kor. 12:13)
• “Di dalam Dia kamu juga- kerana kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil Keselamatanmu- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu” (Ef. 1:13)
Ini menunjukkan bahawa kita harus kembali kepada Alkitab, meneliti pengajaran-pengajaran mengenai Roh Kudus, seperti yang dituliskan dalam kitab-kitab Injil, dalam Kisah Para Rasul, dan dalam surat-surat para rasul secara sistematis, dan sesuai dengan konteksnya.
11.4 Mencari baptisan Roh Kudus tidaklah perlu
Kesalahfahaman 12
Pernyataan “dibaptis dengan Roh Kudus” atau sejenisnya hanya digunakan sebanyak enam kali dalam Perjanjian Baru (mengacu pada Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5 dan Kis. 11:16)… Kutipan-kutipan yang ada juga menunjukkan bahawa baptisan Roh Kudus diutus dengan penuh kuasa. Di tiap kejadian, disebutkan “Kamu akan dibaptis”, bukan “Kamu mungkin dibaptis”. Tidak ada persyarahan yang ditujukan kepada manusia untuk mendapatkan pencurahan Roh Kudus. Allah dengan wewenang ilahi menyatakan Pentakosta. Ini tidak ditentukan oleh penantian atau penderitaan para rasul. Banyak orang melupakan hari ini. Baptisan Roh Kudus tidak pernah dicari, tetapi diberikan.
John. H. Pickford (hal. 14-15)
Apa kata Alkitab?
Pernyataan bahawa “baptisan Roh Kudus diutus dengan penuh kuasa”, kerana tidak ada orang yang dapat menyangkal bahawa pencurahan demikian bukanlah atas kehendak manusia. Tuhanlah yang mencurahkan karunia ini kepada siapa yang Ia kehendaki, dan tidak ada orang yang dapat mencegahNya apabila Ia hendak melakukan yang sebaliknya (ref. Kis. 10:44-45; 11:15-17). Demikian juga janji Allah bersifat absolut, dan dalam Alkitab tidak terdapat hal yang menyatakan bahawa baptisan Roh Kudus hanyalah sekadar sebuah kemungkinan. Namun kebalikan dari pandangan Pickford, semua ini tidak terlepas dari tanggungjawab individu untuk mencari Roh Kudus.
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita mengenai sikap yang harus kita tunjukkan ketika berdoa memohon Roh Kudus. Dalam perumpamaan tentang sahabat di malam hari yang dicatat dalam Lukas. 11:5-8, Ia menunjukkan perlunya seseorang untuk tidak pernah menyerah. Ia juga berkata:
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Syurga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya!
Lukas. 11:11-13
Di sini kita mendapatkan pengajaran, bahawa ayah kandung kita secara alami akan memberikan hal-hal yang baik kepada anaknya dengan apa yang ia minta- hal-hal yang ia butuhkan dalam kehidupannya. Namun Bapa Syurgawi kita akan memberikan lebih lagi: Ia memberikan yang terbaik, yaitu Roh Kudus, yang dapat menuntun kita kepada kehidupan rohani yang berkelimpahan. Syarat satu-satunya adalah dengan memintanya.
Dalam percakapanNya dengan perempuan Samaria, Yesus berkata,”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup” (Yoh. 4:10). “Karunia Allah” dan “air hidup” yang disebutkan Yesus, adalah Roh Kudus (Kis. 10:44-45; 11:15-17; Yoh. 4:14; 7:37-39) Memperoleh kenyamanan materi dapat disamakan dengan minum dari sumur Yakub- setelah beberapa waktu, kita akan harus kembali kerana itu semua tidak dapat memuaskan jiwa kita (Yoh. 4:12-13). Berbeda dengan “air hidup” dari Allah, dapat menjadi mata air, mengalir kepada kehidupan kekal di dalam diri kita. Apabila kita meminumnya, kita mendapatkan sukacita dan kepuasan (Yoh. 4:14). Satu-satunya cara untuk mendapatkan air hidup ini adalah dengan menerima Kristus, yang adalah Pemberi air ini, dan meminta kepadNya (Yoh. 4:10)
Kesalahfahaman 13
Alkitab tidak pernah mendesak orang-orang percaya untuk mendapatkan baptisan ini (mengacu pada baptisan Roh Kudus) dan itu tidak membuat perbedaan dengan orang-orang percaya yang tidak pernah mengalami baptisan seperti ini.
Kita sering menyanyikan kidung indah “no more let sin deceiver or earthly cares betray” (tidak lagi ditipu dosa dan diperdaya kesenangan duniawi). Apakah baptisan ini penggambaran rohani? Si penulis merasa ini bukanlah demikian. Roh Kudus tidak pergi, kerana ia datang untuk menyertai kita selamanya. Kita tidak boleh berdoa bersama Daud, “janganlah mengambil rohMu yang kudus daripadaku!”
J. Oswald Sanders (hal. 79, 126-127)
Apa kata Alkitab?
Bertolak belakang dengan pendapat Sanders, sebenarnya Alkitab mendorong orang-orang percaya untuk mencari baptisan Roh Kudus. Dalam Lukas. 11:!3, Yesus mengajarkan, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Syurga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.” Di Yohanes. 4:10 Yesus berkata,”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup” Paulud menjelaskan bahawa kita perlu mencari baptisan Roh Kudus kerana Ia adalah “jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah” (Ef. 1:13-14)
Tentang pendapat Sanders mengenai baptisan Roh Kudus yang tidak membuat perbedaan apa-apa kepada orang-orang percaya, sekali lagi kita melihat Alkitab mengajarkan hal yang sebaliknya. Pertama, ketika para rasul di Yerusalem mendengar bahawa ada orang-orang percaya di Samaria, secara khusus mereka mengutus Petrus dan Yohanes untuk mengunjungi mereka, untuk menumpangkan tangan dan berdoa bagi mereka. Orang-orang Samaria oitu adalah orang-orang percaya yang telah menerima injil dan bahkan telah menjalani baptisan air. Namun terdapat hal sangat penting yang mereka lewatkan, sehingga para rasul memutuskan untuk mengunjungi mereka- mereka belum menerima Roh Kudus (Kis. 8:15). Kedua, kita melihat bahawa ketika Paulus pergi ke Efesus, hal pertama yang ia tanyakan kepada mereka adalah apakah mereka telah menerima Roh Kudus. Ketika ia memastikan bahawa mereka belum menerimanya, ia segera membaptis ulang mereka di dalam nama Tuhan Yesus dan menumpangkan tangan ke atas mereka, sehingga mereka dapat menerima Roh Kudus. Jadi nampak jelas bahawa baptisan Roh Kudus sangat penting di mata para rasul. Roh Kudus juga membawa sebuah perubahan kepada orang-orang percaya: Ia menjadi jaminan dalam keselamatan mereka di Syurga (Yoh. 3:5; Ef. 1:13-14)
Selama berabad-abad, para pencipta musik dan pemazmur telah menulis puisi-puisi dan kidung yang indah di bawah pengilhaman Roh Kudus, sebagai jalan untuk menyatakan perasaan terdalam mereka kepada Allah. Contohnya, Daud menulis sebuah mazmur yang menubuatkan tentang Mesias (Mzm. 110:1; ref. Mat. 22:44; Kis. 2:29-35) dan bersaksi tentang pekerjaan pengilhaman oleh Roh Kudus. Daud sendiri adalah orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus (I Sam. 16:13) dan menyedari dengan jelas akan karunia yang ada di dalam dirinya. Setelah melakukan dosa meawan Allah, ia menulis sebuah mazmur pertobatan, memohon kepada Allah: “janganlah mengambil rohMu yang kudus daripadaku!” (Mzm. 51:11). Tidak seperti Sanders, Daud mengerti bahawa Roh Kudus milik Allah dapat didukakan dan meninggalkan dirinya kerana dosa (ref. Ef. 4:30)
Kerana itu, walaupun Roh Kudus memang telah diutus untuk tinggal di antara anak-anak Allah selamanya, kita juga perlu memahami bahawa Allah yang benar dan kudus tidak dapat tinggal selamanya dengan orang-orang yang tidak hidup di dalam Roh (Gal. 5:16-17, 25)
Kesalahfahaman 14
Melihat desakan pada beberapa kalangan mengenai perlunya “menunggu” untuk menerima baptisan ini, pertimbangan sementara mengenai masalah ini masih pada tempatnya… Seratus dua puluh orang murid memang menunggu di ruang atas masih merupakan fakta yang tidak dapat diperdebatkan. Dan dengan demikian mereka menaati perintah Yesus Kristus (Luk. 24:49). Dengan taat mereka menunggu di Yerusalem, tempatnya telah dinamakan secara khusus dalam perintah Yesus. Apakah perintah Kristus ini masih berlaku dengan orang-orang percaya di masa sekarang? Bila demikian, mereka harus berziarah ke Yerusalem seperti orang-orang Muslim ke Mekah, kerana perintah itu tidak dapat sungguh-sungguh dipenuhi di tempat ini. Jawaban untuk pertanyaan ini bergantung pada apakah penantian murid-murid menyebabkan turunnya Roh Kudus kepada mereka. Jawabannya jelas tidak! Roh Kudus turun “ketika Hari Pentakosta sepenuhnya tiba” ketika Kristus naik kepada BapaNya, ketika hari-hari yang telah ditentukan sebelum bumi ini diciptakan untuk kejadian ajaib ini, telah tiba.
J. Oswald Sanders (hal. 71)
Apa kata Alkitab?
Sebelum kenaikanNya ke Syurga, Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridNya, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk. 24:49). Yang terjadi selanjutnya bukanlah penantian kosong oleh murid-murid, tetapi penantian yang dijalani dengan doa dan pengharapan. Alkitab mencatat 120 murid mengkhususkan diri mereka setiap hari dalam doa sehingga hari Pentakosta tiba. Pada hari itu Roh Kudus turun dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan berbahasa roh (Kis. 1:12-15; 2:1-4). Pengajaran untuk menunggu dalam doa masih sangat berlaku kepada orang-orang Kristian pada hari ini. Siapa yang haus akan baptisan Roh Kudus haruslah menantikan, berdoa, dan memohon dengan sabar.
Pencurahan Roh Kudus yang pertama kalinya memang terjadi di Yerusalem (Kis. 1:12-15; 2:1-6). Namun kita perlu memahami mengapa itu terjadi di sana: Allah bermaksud memanggil orang-orang Yahudi yang saleh, yang kembali ke kota itu untuk merayakan perayaan Pentakosta. Ia ingin agar mereka menerima injil dan membawa injil itu ke negara mereka masing-masing, dan dengan demikian, menyebarkan injil ke seluruh dunia. Kita harus perhatikan, bahawa setelah hari Pentakosta, tidak ada lagi tempat yang tetap atau ditentukan sebelumnya untuk mencurahkan Roh Kudus- Roh diturunkan di tempat-tempat yang berbeda, seperti di Samaria, Kaisarea, dan Efesus (Kis. 8:14-17; 10:1, 44-46; 19:1-7). Perlunya menunggu secara khusus di Yerusalem adalah untuk alasan dan waktu tertentu. Hari ini orang-orang Kristian tidak perlu menunggu di sana.
Mengenai apakah penantian murid-murid menyebabkan turunnya Roh Kudus, jawabannya sudah pasti “ya”. Perintah untuk menunggu diberikan dengan sangat jelas oleh Tuhan Yesus kepada mereka. Jadi mereka mengikuti apa yang telah Ia perintahkan sebelumnya kepada mereka. Ketaatan mereka menunjukkan kata-kata terakhir Yesus: “Ajarlah mereka malakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Ia berjanji kepada mereka bahawa Ia akan bersama-sama dengan mereka selamanya, melalui Roh Kudus yang akan tinggal dalam hati mereka, dengan syarat, agar mereka mengajarkan orang-orang lain untuk memegang perintahNya, dan itu tentu saja bererti mereka juga perlu memegangnya. Maka tidak mengherankan apabila mereka mengikuti perintah Yesus dengan setia dan menantikan kedatangan Roh Kudus. Bila sebaliknya, seperti yang dikatakan Sanders, pencurahan Roh Kudus tidak ada kaitannya dengan penantian mereka di Yerusalem, maka mereka dapat saja pergi keluar dari Yerusalme untuk melakukannya. Namun kita melihat bahawa mereka tidak melakukan hal ini- mereka menunggu dalam doa di tempat yang telah ditentukan Yesus, sampai mereka dikenakan kuasa dari tempat yang maha tinggi.
Kesalahfahaman 15
Perjanjian Baru tidak pernah menetapkan syarat atau kondisi apa pun untuk berdoa memohon Roh Kudus. Denominasi-denominasi Kharismatik mengacu pada Alkitab untuk memperoleh pembenaran, tetapi telah salah menafsirkan ertinya. Mereka telah menyimpangkan Alkitab untuk mendukung pendapat mereka. Mereka berkata bahawa dalam Kisah Para Rasul. 1:14, para rasul dan beberapa perempuan berkumpul di ruang atas setelah Tuhan naik ke Syurga, dan “bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama”, dan setelah 10 hari Roh Kudus turun kepada mereka. Sebenarnya Alkitab berkata bahawa mereka hanya berdoa dan tidak berdoa memohon turunnya Roh Kudus. Sebelum kenaikan Tuhan, mereka diperintahkan untuk tetap tinggal di Yerusalem dan “menantikan janji Bapa”, yaitu baptisan Roh Kudus dan kemudian mereka menunggu di kota suci. Tuhan telah mengatakan kepada mereka mengenai kedatangan janji Bapa, tetapi tidak memerintahkan mereka untuk berdoa memohon turunnya Roh Kudus. Meskipun misalnya mereka tidak berdoa, mereka masih akan menerima ROh Kudus kerana Tuhan tidak akan mengingkari janjiNya. Ia setia dan benar. Mereka cukup tinggal dan menunggu di Yerusalem untuk menerima janji Baa yang akan segera datang.
Hari ini Roh Kudus telah turun: mengapa kita masih harus menunggu? Pada saat itu murid-murid bertekun dalam doa setiap hari, sehingga kita dapat melihat perubahaan mereka kerana mereka telah mengetahui akan kebangkitan dan kenaikan Tuhan, Yesus dan kekudusan mereka dari persekutuan dengan Tuhan dan kasih mereka satu sama lain. Tidak ada petunjuk mengenai mereka berdoa memohon Roh Kudus. Kita tidak boleh mencoba-coba membaca pengajaran-pengajaran tertentu dan Alkitab
Ende Hu (hal. 10)
Apa kata Alkitab?
Tuhan Yesus memberikan janji-janji berikut ini kepada murid-muridNya mengenai Roh Kudus:
• Ia akan bersama-sama dengan mereka selamanya, dan tidak akan meninggalkan mereka sebagai anak yatim (Yoh. 14:16-18)
• Ia akan menuntun mereka kepada seluruh kebenaran, dan menyatakan hal-hal yang akan datang kepada mereka (Yoh. 16:13)
• Ia akan mengajar mereka dengan apa yang mereka ucapkan dan memberikan mereka kecakapan dan hikmat, sehingga bahkan musuh-musuh mereka tidak akan dapat membantahnya (Luk. 12:12; 21:15)
• Ia akan mengenakan mereka dengan kuasa dari atas sehingga mereka dapat mengabarkan injil ke hujung dunia (Luk. 24:49; Kis. 1:8)
• Ia akan mengutus mereka keluar untuk mengabarkan kabar baik dan memberikan mereka kuasa untuk mengampuni dosa (Yoh. 20:21-23; Luk. 4:18)
Untuk menerima injil ini, murid-murid harus menunggu di Yerusalem, tempat mereka akan segera menerima baptisan Roh Kudus (Luk. 24:49; Kis. 1:4-5). Murid-murid mengikuti perintah Tuhan dengan menanti selama 10 hari, dan selama itu mereka “bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama” (Kis. 1:14). [Alkitab Bahasa Inggeris:”continued with one accord in prayer and supplication”]. Kata “permohonan” [supplication] menjadi penting: dalam penantian, mereka memberitahukan permohonan mereka kepada Allah. Singkatnya, kita melihat para rasul melakukan tiga hal yang berhubungan: menunggu, berdoa dan menaikkan permohonan. Tidak diragukan lagi apakah yang mereka minta: tujuan tinggal penantian mereka di Yerusalem adalah pencurahan Roh Kudus. Dengan demikian pendapat , Hu yang mengatakan hal yang sebaliknya, adalah keliru.
Menunggu membutuhkan kesabaran; kesabaran adalah ekspresi iman; dan tanpa iman, kita tidak dapat menyenangkan Allah (Mat. 21:22; Ibr. 11:6). Iman menguatkan kesabaran: semakin banyak iman yang dipunyai seseorang, semakin sabar ia menantikan Allah, sehingga ia dapat tetap setia hingga akhir. Kita melihat hal ini di dalam diri Daud ketika menantikan Allah dengan sabar, dan doanya didengar (Mzm. 40:1)
Keyakinan Hu bahawa janji Roh Kudus dari Yesus akan tetap digenapi kepada para rasul tanpa perlu berdoa dan memohon tidak tepat. Ini sama saja dengan menyatakan bahawa kerana Allah “menghendaki supaya semua orang diselamatkan” (I Tim. 2:4), maka Ia akan menyelamatkan umat manusia tanpa syarat dan tidak peduli usaha apakah yang ia lakukan. Namun kita perlu menyedari bahawa ayat ini menunjukkan bahawa, walaupun Allah mengharapkan semua orang diselamatkan, mereka juga mempunyai tanggungjawab untuk percaya kepadaNya dan taat kepadaNya. Begitu juga janji Allah untuk mencurahkan Roh Kudus barulah satu bagian dari sebuah persamaan: bagian lain dalam persamaan itu adalah tugas kita untuk menunggu, berdoa dan memohon Roh Kudus dengan iman.
Kesalahfahaman 16
“Apalagi Bapamu yang di Syurga! Ia akn memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya ” (Luk. 11:13) Pada ayat ini, Tuhan bukan sedang mengajarkan murid-muridNya untuk memohon Roh Kudus; Ia hanya menekankan kasih Bapa Syurgawi yang sangat besar dan kesediaanNya untuk mendengar doa anak-anakNya. Bila kita berdoa memohon berkat-berkat dari atas, Bapa Syurgawi akan memberikannya kepada kita melalui Roh Kudus, kerana ketika Roh Kudus diberikan kepada kita, berkat-berkat itu akan datang kepada kita. Apabila kita membandingkan janji yang dicatat dalam Lukas. 11:13 dengan yang terdapat pada Matius. 7:11, kita dapat melihat bahawa penafsiran kita tepat. Matius. 7:11 berkata,”apalagi Bapamu yang di Syurga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya” Kedua ayat ini memberikan pengajaran yang sama: ayat di Matius menjanjikan hal-hal yang baik kepada mereka yang meminta kepada Bapa; ayat di kitab Lukas memuat janji untuk memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya. Apabila kita menggabungkan dua ayat ini, kita mengetahui bahawa hal-hal yang baik diberikan kepada kita melalui Roh Kudus. Kerana itu Lukas fasal. 11 tidak mengajarkan orang-orang percaya bagaimana mendapatkan Roh Kudus; permohonan yang dimaksudkan bukanlah sebuah cara atau syarat untuk turunnya Roh Kudus. Beberapa orang mengacu pada Yohanes. 4:10 ketika Tuhan berkata kepada perempuan Samaria, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”, mengira bahawa cara menerima Roh Kudus adalah dengan meminta. Tetapi di sini Tuhan hanya menunjukkan apabila perempuan itu mengenal Tuham, ia akan meminta air hidup kepadaNya. Dengan kata lain, meminta kepada Tuhan hanyalah cara untuk mengenalnya, bukan sebuah syarat untuk menerima air hidup.
Ende Hu (hal. 11)
Apa kata Alkitab?
Lukas. 11:11-13 mencatat Yesus berbicara mengenai reaksi alami seorang ayah duniawi yang mengasihi anaknya, dan memberikan hal-hal baik kepadanya. Ia membandingkannya dengan kasih ilahi Allay: “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Syurga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.” Inti dari pesan ini adalah kesediaan Allah untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anakNya, saat mereka meminta kepadanya, yaitu Roh Kudus. Hu melewatkan bagian penting ini dengan berpendapat bahawa Yesus hanya sedang mengajarkan kasih Allah dan kesediaanNya untuk menjawab doa anak-anakNya.
Terdapat hal yang bertolak belakang dalam pendapat Hu:”Bila kita berdoa memohon berkat-berkat dari atas, Bapa Syurgawi akan memberikannya kepada kita melalui Roh Kudus, kerana ketika Roh Kudus diberikan kepada kita, berkat-berkat itu akan datang kepada kita.” Sebelumnya, dalam bukunya di halaman 10, ia berkata,”Hari ini Roh Kudus telah turun: mengapa kita masih harus menunggu?” Bila pendapat Hu ini benar, maka pengajarannya untuk “berdoa memohon berkat-berkat dari atas” bertolak belakang, sebab ia sudah berpendapat bahawa berkat-berkat datangnya dari Roh Kudusm yang diberikan pada saat seseorang menjadi percaya. Seperti banyak penulis-penulis Kristian, Hu percaya bahawa Roh Kudus turun satu kali dan untuk selamanya pada hari Pentakosta, dan orang-orang percaya sekarang menerima Roh Kudus pada saat mereka menerima Kristus.
Matius. 7:11 dan Lukas. 11:13 mencatat pengajaran Yesus yang sama. Mereka harus dibaca bersama-sama untuk memberikan pengertian Roh Kudus yang lebih jernih sebagai sesuatu yang patut dicari dan didapatkan. “Hal-hal yang baik” yang dikatakan Yesus dalam Matius. 7:11 adalah “Roh Kudus” dalam Lukas. 11:13. Sangat disayangkan Hu melihatnya sebagai dua hal yang berbeda dengan berpendapat “Apabila kita menggabungkan dua ayat ini, kita mengetahui bahawa hal-hal yang baik diberikan kepada kita melalui Roh Kudus.”
Mengenai perkataan Yesus kepada perempuan Samaria:”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah menerima kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup” (Yoh. 4:10), Hu berpendapat bahawa Yesus sekadar menjelaskan kepada perempuan itu bahawa ia tidak mengenalNya. Hu menambahkan bahawa tindakan meminta hanyalah sebuah cara untuk mengenal Yesus lebih baik, bukan sebuah syarat menerima Roh Kudus.
Apabila kita memperhatikan apa yang dikatakan Alkitab, kita melihat beberapa kelemahan dalam pemikiran Hu. Alkitab berkata:
• Roh Kudus adalah sebuah karunia yang mulia dari Allah (Kis. 10:44-45; 11:15-17)
• Roh Kudus diberikan oleh Tuhan Yesus (Yoh. 1:32-33)
• Orang yang meminta Roh Kudus dari Tuhan akan diberikan “air hidup” ini (Yoh. 7:37-39)
Perempuan Samaria itu pastilah sedang meminta air hidup. Ini kerana begitu ia menyedari bahawa air hidup dapat melegakan rasa haus seseorang selamanya, ia berkata kepada Yesus, “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air”(Yoh. 4:15). Dari catatan Alkitab ini, kita dapat meresapi bahawa kita juga dapat memohon Roh Kudus, dan terlebih lagi, mempunyai keyakinan bahawa Ia akan mengabulkan permohonan kita (Yoh. 4:10)
Kesalahfahaman 17
Di Kisah Para Rasul 8, Petrus dan Yohanes berdoa secara terpisah agar Roh Kudus turun kepada murid-murid Samaria; mreka tidak berkumpul bersama dalam sebuah kelompok untuk berdoa. Ketika Roh Kudus turun kepada Kornelius dan keluarganya seperti dicatat dalam fasal 10, ini bukan dikeranakan mereka menerima penumpangan tangan atau memohon secara perorangan, tetapi kerana mereka mendengar dan percaya dengan injil.
Ende Hu (hal. 11-12)
Apa kata Alkitab?
Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahawa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di ditu kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, kerana mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus
Kisah Para Rasul. 8:14-17
Ayat ini menjelaskan bahawa Petrus dan Yohanes pergi secara khusus kepada orang-orang percaya di Samaria untuk menolong mereka berdoa memohon Roh Kudus. Dicatatkan bahawa ketika mereka menumpangkan tangan, Roh Kudus turun ke atas mereka. Tidaklah masuk akal apabila para rasul pergi ke Samaria untuk berdoa secara masing-masing. Mereka berdoa untuk, dan bersama, orang-orang percaya di Samaria agar menerima Roh Kudus.
Mengenai turunnya Roh Kudus kepada Kornelius dan keluarganya, ini adalah sebuah peristiwa penting yang menunjukkan pilihan Allah atas bangsa-bangsa bukan Yahudi (Kis. 11:8). Sebelumnya Allah telah memperlihatkan misi dan tujuanNya kepada Petrus melalui sebuah penglihatan dan mengutusnya untuk mengabarkan injil kepada keluarga Kornelius. Di tengah-tengah khotbah Petrus, Roh Kudus turun ke atas mereka, sehingga menyebabkan keheranan jemaat-jemaat dari bangsa Yahudi yang menemani Petrus. Petrus berkata kepada jemaat dari bangsa Yahudi, “Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” (Kis. 10:47). Ia kemudian membaptis keluarga Kornelius di dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 10:23-48)
Ini adalah peristiwa yang penting, kerana peristiwa ini bertujuan untuk mengakhiri segala pandangan dan ketentuan yang sebelumnya dipegang oleh orang-orang Yahudi mengenai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Sekarang Petrus mengerti bahawa tidak ada orang yang dapat dianggap haram atau tidak tahir, dan dalam hal keselamatan, Allah tidak membeda-bedakan orang. Ia kemudian menjelaskan kejadian ini kepada sekelompok rasul-rasul yang kecewa di Yerusalem, yang kemudian akhirnya mengerti, memuliakan Allah dan mengakui bahawa “kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup” (Kis. 11:18)
Melalui kejadian ini Allah menginginkan agar gereja mengerti bahawa mereka yang tidak disunat (yaitu bangsa-bangsa bukan Yahudi) menjadi benar melalui iman di dalam Dia, dan Ia adalah Allah atas bangsa Yahudi, tetapi juga Allah atas bangsa-bangsa lain (Rm. 3:29-30). Allah menyingkapkan misteri yang sebelumnya tersembunyi sepanjang masa, bahawa bangsa-bangsa bukan Yahudi akan menjadi sesama ahli waris, anggota dari tubuh yang sama, dan mempunyai bagian dalam janji Kristus Yesus melalui injil (Ef. 3:3-6). Ia melakukan ini melalui berbagai tanda dan mujizat:
• Melalui sebuah penglihatan Allah menyuruh Kornelius untuk mengutus hambaNya ke Yope untuk mengundang Petrus untuk membagikan injil Kristus.
• Allah memperlihatkan sebuah penglihatan kepada Petrus agar tidak melihat bangsa-bangsa lain sebagai haram atau tidak tahir.
• Allah mencurahkan Roh KudusNya kepada Kornelius sekeluarga saat mereka sedang mendengarkan injil, bahkan sebelum mereka menerima baptisan air.
Kerana itu, seperti yang dikatakan Hu, mereka menerima Roh Kudus “bukan dikeranakan mereka menerima penumpangan tangan atau memohon secara perorangan, tetapi kerana mereka mendengar dan percaya dengan injil” Namun, ini adalah peristiwa khusus dan tidak menunjukkan bahawa berdoa memohon Roh Kudus dan penumpangan tangan tidak diperlukan. Malah, contoh dan pengajaran yang dikandung dalam bagian lain di Alkitab menunjukkan kebalikannya.
11.5 Kesimpulan
Kesimpulannya, Roh Kudus bekerja untuk menuntun orang percaya dalam mengerti kebenaran yang sepenuhnya (Yoh. 16:13) dan memperlengkapi mereka dengan kuasa dari tempat tinggi (Luk. 24:49). Baptisan Roh Kudus adalah jaminan warisan Syurgawi kita (Ef. 1:14)
Kita semua perlu memegang perintah Yesus dan pengajaran para rasul, untuk berdoa memohon baptisan Roh Kudus. Sudah saatnya kita bergerak menjauhi pengajaran-pengajaran yang salah seperti yang menyatakan bahawa orang-orang Kristian tidak perlu berdoa memohon Roh Kudus, kerana Pentakosta tidak akan terulang, dan semua orang telah menerima Roh Kudus saat mereka percaya kepada Kristus.
Kiranya Allah mengilhamkan semua orang Kristian untuk menyedari perlunya mendapatkan baptisan Roh Kudus. Dan kiranya kita juga belajar dari ungkapan bijak beberapa penulis Kristian:
Oleh kerana itu tidak bererti setiap orang percaya telah menerima baptisan ini (yaitu baptisan Roh Kudus). Pemberian Allah adalah satu hal. Namun tindakan untuk menerimanya adalah hal yang berbeda.
A. J. Gordon (hal. 67)
Roh Allah tidak dapat memiliki orang-orang percaya di luar kemampuan mereka untuk menerimaNya. Janji ini sedang menunggu; sekarang Roh berada dalam kepenuhanNya. Kemampuan kita untuk menerima perlu diperbesar. Janji itu ada di kaki tahta, di mana orang-orang percaya terus bersama-sama dalam pujian dan kasih dan doa.
A. Murray (hal. 152-153)
Yang terakhir, marilah kita kembali ke dalam pengajaran Alkitab sehingga kita dapat mengerti kebenaran apakah ertinya dibaptis dengan Roh Kudus. Dengan begitu kita juga dapat menikmati berkat-berkat yang berlimpah dalam Kristus Yesus.
Pertanyaan ulasan
Jelaskan mengapa kepercayaan berikut tidak alkitabiah:
1. Sejak hari Pentakosta dan seterusnya, orang telah menerima Roh Kudus saat mereka menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat (ref. Kis. 2:38; 11:15; Ef. 3:17; Yoh. 7:38-39)
2. Pentakosta tidak akan terulang kerana Roh Kudus turun kepada gereja satu kali untuk selamanya (ref. I Kor. 12:13)
3. Baptisan Roh Kudus adalah “peristiwa sejarah”, sementara kepenuhan Roh Kudus sekarang adalah pengalaman pribadi orang percaya.
4. Semua orang percaya telah menerima Roh kudus secara simbolis pada hari Pentakosta. Mengajarkan orang untuk berdoa memohon Roh Kudus menambahkan pengalaman palsu ke dalam Kekristenan, dan merupakan tindakan melawan Allah.
5. Kita tidak dapat menemukan perintah untuk menerima baptisan Roh Kudus di dalam Alkitab, kerana semua orang percaya telah mempunyai Roh Kudus.
6. Turunnya Roh Kudus adalah kejadian yang telah digenapi.
7. Baptisan Roh Kudus adalah sebuah pemberian; ini tidak didapatkan melalui doa.
8. Perintah untuk menunggu turunnya Roh Kudus tidak dapat dilakukan oleh orang-orang percaya pada masa sekarang atau paling tidak, mereka harus menantikannya secara khusus di Yerusalem.
9. Murid-murid tidak mungkin sedang berdoa memohon Roh Kudus setelah kenaikan Yesus (Ref. Kis. 1:14) kerana pencurahan itu adalah sebuah janji dan akan terjadi, bahkan tanpa perlu mereka memohonnya.
10. Orang-orang Samaria tidak berkumpul dengan para rasul untuk berdoa memohon Roh Kudus. Kerana itu orang-orang Kristian pada hari ini tidak perlu berkumpul untuk berdoa memohon Roh Kudus.
_________________________________________________________________________________________________________
1. Erdman, Charles R., The Acts: An Exposition (Philadephia: The Westminster Press, 1966)
2. The Complete Word Study Dictionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee: AMG International, 1992). G4592