Latih Diri Dalam Ibadah
[Shi Fu An]
Nas Kitab: I Tim fasal 4 ayat 8
Prakata
- Secara amnya manusia amat mengutamakan latihan jasmani; ini disebabkan tubuh yang sihat adalah dasar yang sangat baik untuk kerjaya dan kehidupan keluarga.
- Bak kata pepatah “Bunga taklah merah seratus hari; manusia taklah baik seribu hari”; “Angin dan awan di langit tak terduga, begitulah malapetaka atau kebahagiaan datang tak tersangka”, apakah akan terjadi esok? Kita sekali-kali tidak berdaya menguasainya; terlebih lagi apabila mati, kesemuanya hilang melenyap.
- Bagi orang yang ibadah, disebabkan kekuatan dan kasih besar Allah maka segala-gala hal adalah menguntungkan. Seperti yang dikatakan dalam Kitab Suci: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihiNya” (Rm 8:28), bahkan berkata dengan penuh keyakinan: “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku” (Mzm 23:6) dan percaya dengan yakin: “Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam KerajaanNya di Syurga” (II Tim 4:18). Lantas, menikmati berkat dan kebahagiaan kekal.
- Manusia sepatutnya mengutamakan latihan ibadah lebih daripada latihan jasmani.
- Apakah itu ibadah? Bagaimanakah melatih diri dalam ibadah?
[1] Definasi Ibadah
- Kata nama (eusebeia): bermaksud ibadah, ilahi. Di Perjanjian Baru ia ditujukan kepada tanggungjawab yang perlu ditunaikan manusia terhadap Tuhan (Ruj: Pkh 12:13)
- Kata kerja (eusebeo): beribadah, menghormati
- Kata adjektif (eusebees): yang ibadah, yang menyembah Allah. Di Perjanjian Baru ianya ditujukan kepada hubungan Allah dengan manusia.
[2] Latihan Ibadah
i. Latihan atas kebenaran (I Tim 6:3)
Memahami rahasia Allah (I Tim 3:16)
Δ Ada hikmat yang menuntun kepada keselamatan – hikmat takut akan Allah (II Tim 3:15)
Yang melatih diri pasti berhasil (Ams 2:1-6)
Ibadah yang sejati ialah penggabung-jalinan firman dengan kehidupan (Yak 1:26, 27)
ii. Kategori latihan ibadah (I Tim 4:12) terdiri daripada 5 kategori besar iaitu: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian.
[3] Kebaikan-Kebaikan Latihan Ibadah
i. Hidup Masa Kini
Tuhan akan meluputkan dan melindungi (Mzm 91:14; I Ptr 2:9; Ul 32:9,10)
Doa didengar Tuhan (Ruj: Mzm 91:15a; I Yoh 3:22; Yoh 16:24; Mzm 99:6)
Mendapat kemuliaan (Mzm 91:15; Kej 39:2, 21-23)
Panjang umur (Mzm 91:16a; Kej 24:1; 35:29; 47:28; 50:22,23)
ii. Hidup Akan Datang
Beroleh anugerah keselamatan (Mzm 91:16b; II Tim 4:18; II Ptr 3:11-13)
Beroleh puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan (I Ptr 1:7)
[4] Perkara Yang Perlu Diperhatikan Dalam Latihan Ibadah
i. Jangan sebagai jalan mencari keuntungan (I Tim 6:5,6)
Ibadah merupakan suatu kewajipan yang perlu manusia tunaikan terhadap Tuhan, suatu keharusan.
Pemberian Tuhan adalah suatu anugerah, haruslah bersyukur dan tahu merasa cukup.
ii. Hidup beribadah sewaktu menderita aniaya (II Tim 3:12)
Akan dibenci (Yoh 15:18)
Kuasai diri dalam segala hal – sebab musuh masih wujud (II Tim 4:5; Ef 6:12; Mat 10:15,16)
Akan mengalami derita – jangan takut melakukan kebaikan (I Tim 4:5; Mat 24:12,13)
Kemuliaan kekal adalah jauh lebih besar daripada penderitaan yang ringan (II Kor 4:17)
iii. Hasilnya
Latihan ibadah lebih berguna daripada latihan badani
Berjerih payah dan berjuang untuk semua itu, tidaklah sia-sia kerana ia mengandung janji baik untuk hidup ini maupun untuk hidup akan datang (I Tim 4:8)
[5] Aplikasi Latihan Ibadah
Contoh: Perkataan (I Tim 4:12)
Δ Mengawasi perkataan sendiri adalah yang wajib ditunjukkan dalam latihan ibadah (Ruj: Mzm 34:12-14; Yak 1:26)
Δ Perkataan kita juga merupakan dasar penghakiman di masa nanti (Mat 12:36) ~ berkaitan dengan hidup atau mati (Ams 18:21)
Δ Yang tidak bersalah dalam perkataan, adalah orang sempurna (Yak 3:2)
Δ Bagaimanakah melatih ibadah dari segi perkataan?
i. Cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah (Yak 1:19)
Cepat untuk mendengar – lidah seorang murid (Yes 50:4, 5)
Δ Seorang bayi pasti pertama-tamanya belajar mendengar, kemudian belajar bercakap; seandainya pekak pasti juga bisu.
(a) Kekuatan membantu orang (Yes 50:4)
1. Tuhan Yesus (Luk 2:46; Yoh 7:17)
2. Paulus (I Kor 2:12-14)
3. Timotius (II Tim 3:14, 15)
4. Pendidik yang setia (II Tim 3:2)
(b) Kekuatan bersabar (Yes 50:6)
1. Hasil menjadi seorang murid (Yes 50:6)
2. Tuhan Yesus (Ruj: Mat 11:25; I Ptr 2:23)
3. Paulus (Ruj I Kor 4:3)
4. Timotius (II Tim 3:10-12)
ii. Lambat untuk berkata-kata
(a) Hati jangan terburu-buru untuk bercakap (Pkh 5:2; Ams 18:13)
1. Fikir masak-masak (Ams 15:28; 14:15; Mat 1:20; Pkh 5:6)
2.Tepat waktunya (Ams 15:23; 25:20; Rm 12:15)
3. Secara sesuai (Pkh 5;2; Ams 25:11)
Contoh: Tuhan Yesus (Luk 20:25; Yoh 8:9)
(b) Sedikitkan perkataan (Ams 10:19; 17:17)
1. Berpengalaman dan teruji (Ruj: Mzm 12:7)
2. Harus jujur ikhlas (Mat 5:27; 6:7)
Δ Ada pepatah berbunyi: ‘Sepatah dusta perlu ditutupi sepuluh patah dusta’.
(c) Harus rendah hati (Pkh 5:1): fahami bahawa diri sendiri cumalah seorang manusia; penggenapan segala hal tertakluk pada Allah bukan pada manusia.
iii. Lambat untuk marah
(a) Jangan menghina orang (Ams 14:21; Ruj: Mat 19:13; 5:22)
(b) Rela memaafkan orang lain (Ams 19:11; Ruj: Luk 23:34)
(c) Selidiki dan perhatikan diri sendiri (Pkh 7:20-22)
(d) Panjang sabar (Pkh 7:8,9; ruj: Yak 5:11)
Δ Bersandarlah pada Tuhan; jadikan Tuhan sebagai sandaran (Yer 17:7,8)
Hasil
(a) Ini merupakan langkah pertama latihan pertuturan.
(b) Ini merupakan tiga rahsia besar latihan pertuturan.
(c) Mulakan dari yang asas, tidak henti-henti melatih sehingga menjadi mahir dan akhirnya mencapai tahap sempurna
iv. Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulutmu (Ef 4:29a)
Δ Ini merupakan usaha mengekang lidah (Yak 1:26; 3:2-4)
Δ Ini merupakan sesuatu yang hanya berjaya dengan adanya kesungguhan dan usaha gigih (ruj: Yak 3:7, 8)
Δ Kotor (sopros) bermakna yang jahat, binasa, rosak
Δ Apakah dia perkataan-perkataan yang kotor?
Perkataan kotor (Ef 5:4): Bahasa asalnya ialah aiscnratres yang bermaksud najis dan tidak bersih.
(a) Perkataan yang memfitnah dan mengumpat (Ams 26:20; 20:19; 11:10; 16:28)
(b) Perkataan yang menghujat (Ams 25:23)
(c) Perkataan yang bukan-bukan (Yud 16:Ams 26:28)
(d) Perkataan keji (kelakar lucah, caci-maki, sindiran …..)
(e) Perkataan dusta dan tipu (Mzm 120:2; Why 21:8)
(f) Sungut-sungutan (I Kor 10:10)
(g) Perkataan tidak puas hati (Mzm 37:1, 7, 8)
Perkataan yang kosong (Ef 5:4): Bahasa asalnya ialah molologia yang bermaksud kata-kata yang bebal dan bodoh
Δ Naif jenis-jenis pe, tidak bijak (ruj: Ams 26:7, 9; 1:1-6)
Δ Sewaktu bergaul dengan orang demikian, haruslah berhati-hati; sama ada boleh menjawabnya atau berdiam diri tanpa menjawab ataupun bongkarkan kebebalannya (Ams 26:4, 5)
Δ Apakah perkataan yang kosong?
(a) Perkataan yang memegahkan diri (Yak 4:13-17; Ruj: Luk 12:20)
(b) Omong-omongan kosong duniawi (I Tim 6:20; II Tim 2:16)
- Yang kosong: bahasa asalnya bebeelos ditujukan kepada orang-orang yang cemar.
- Omongan: ditujukan kepada perkataan sia-sia yang kosong, tak bermakna dan tak benar, perkataan palsu yang direka-rekakan, misalnya yang berkata bahawa hal tentang kebangkitan sudah berlalu (Ruj: II Tim 2:16)
(c) Perkataan murka (Ams 12:6; 14:29; 29:22)
- Senang naik marah ialah kebodohan (Ams 12:16; 14:29; 29:22)
- Pemarah ialah ‘pil murka’ manakala peramah ialah ‘pil meredakan murka’; yang kedua itu melebihi yang pertama (Ams 15:1)
- Menjauhi orang yang cepat gusar adalah bijak (Ams 22:23-24)
(d)Leteran (Ams 21:9, 19)
(e) Pertengkaran (Ams 20:3)
(f) Perkataan memegahkan kebenaran diri (ruj: Luk 18:9-14)
 Kata-kata sembrono (Ef 5:4): kata asalnya ialah ‘eutrapelia’ yang mempunyai maksud mentertawakan, mencemooh (ruj: Kej 21:9); ini termasuk makna menghina dan mentertawakan seseorang tanpa berfikir dan tidak berbelas kasihan.
(a) Olokan / ejekan
(b) Usikan (ruj: Ams 26:9)
(c) Sorakan gembira melihat kemalangan orang (Ams 24:17, 18)
à Hasil
(a) Yang dibentangkan di atas walaupun adalah cara negatif mengekang lidah, namun adalah sikap positif dalam ibadah.
(b) Walaupun adalah cara-cara negatif mengekang lidah, namun ianya adalah dasar positif untuk mengeluarkan kata-kata untuk membangunkan orang lain.
v. Ucapkan perkataan yang baik untuk membangun (Ef 4:29b)
À Ucapkan syukur dengan penuh iman (Ef 5:4b)
(a) Bersyukur adalah hasil iman (Kol 2:6; Ayb 1:21; 2:10)
Δ Segala sesuatu mendatangkan kebaikan untuk orang yang mengasihi Allah (Rm 8:28)
Δ Memahami kehendak Tuhan, pasti tahu bersyukur (ruj: Mat 11:28; Kej 50:19, 20; II Kor 12:10; Ayb 42:1-6)
(b) Bersyukur ialah memuliakan Tuhan (Mzm 50:23)
Δ Segala-gala adalah daripada Tuhan (Mat 10:29, 30; Kis 17:28)
Δ Bersyukur adalah tanda percaya dan bersandar kepada kekuasaan Tuhan (Rm 4:17-21), hikmatNya (Mzm 139:1-16), akhlakNya (Yak 1:13, 17; I Yoh 1:5; 2:9; 4:8)
(c) Bersyukur ialah kehendak Allah bagi kita di dalam Tuhan Yesus Kristus (I Tes 5:18)
Δ Manifestasi kekuatan kuasa Allah (Rm 1:4; Ef 1:20, 4; Rm 8:29-31)
Δ Manifestasi kasih besar Allah (Rm 5:6-11; 8:32-37)
Δ Perkataan syukur dapat membangunkan orang dan menyenangkan Tuhan; sebaliknya perkataan murka merosakkan orang dan membangkitkan murka Tuhan.
Á Berkatalah benar di dalam kasih (Ef 4:15)
Δ Dengan berkata benar di dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal ke arah menjadi satu dengan Kristus. Tambahannya, setiap anggota tubuh akan menjadi rapih tersusun, diikat menjadi satu dan saling membantu agar tubuh [jemaat] akan beransur-ansur tumbuh membesar, dan membangunkan diri di dalam kasih [ditujukan kepada tubuh, yakni jemaat] (Ef 4:15, 16).
(a) Tetapi kasih membangun (I Kor 8:1)
Δ Akan sehati sejiwa memajukan Injil (Flp 2:1-8)
Δ Dapat bersabar menutupi kesilapan orang lain (Ams 17:9; Mat 1:19; Rm 12:20, 21)
Δ Sewaktu menegur kesalahan seseorang, akan pertimbangkan juga maruahnya (Mat 18:18,19)
(b) Berkata benar di dalam kasih
Δ Hanya kasih yang berkata benar (ruj: Ams 26:24-28)
Δ Tidak merahsiakan sesuatu demi keuntungan diri (Yoh 15:13-15)
Δ Tidak lalai menyatakan apa yang sepatutnya (Kis 20:20; Ams 27:5)
Δ Haruslah berhati-hati (Kis 4:20)
 Hasil
(a) Latihan pertuturan bukan hanya dari segi negatif – jangan mengatakan perkataan-perkataan kotor, melainkan harus juga secara positif, yakni mengatakan perkataan yang membangunkan.
(b) Ucapan syukur yang beriman serta berkata benar di dalam kasih, adalah perkataan-perkataan baik yang membangunkan dan ianya membawakan kebaikan kepada setiap orang yang mendengarnya.
Dikatakan dalam Kitab Suci: “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantah, supaya kamu tidak beraib dan tiada bernoda sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela ……” (Flp 2:14,15); senantiasa mengatakan perkataan syukur oleh iman, tidak akan bersungut-sungut; senantiasa berkata benar di dalam kasih tidak akan timbul bantah-bantahan. Justeru demikian, kesempurnaan pertuturan ialah kesempurnaan iman dan kasih.