Bab 10 Pengilhaman Roh Kudus
|

Bab 10 Pengilhaman Roh Kudus

10.1 Pendahuluan

​Roh kudus mendirikan Gereja Yesus Benar pada tahun 1917 dan mulai memanggil orang-orang Kristian ke dalam satu kewanan melalui injil yang benar dan sepenuhnya, sesuai dengan penggenapan nubuat Yesus (Yoh. 10:16). Allah meneguhkan pelayanan gereja dengan mencurahkan RohNya kepada orang-orang percaya dan memberikan tanda dan mujizat. Namun beberapa penulis Kristian dari gereja dan denominasi lain meragukan pekerjaan Roh Kudus dan mengkritik pengalaman-pengalaman ini secara terbuka. Kritikan dan mengkritik pengalaman-pengalaman mendasar mengenai apa yang disebut baptisan Roh Kudus dan apa yang disebut pengilhaman Roh Kudus.

​Dalam bab ini, kita akan meluruskan beberapa kesalahfahaman mengenai dua hal ini, dan melihat perbedaan di antara keduanya.

10.2 Beberapa kesalahfahaman umum

Kesalahfahaman 1

Kerana itu aku mahu menyakinkan kamu, bahawa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:”Terkutuklah Yesus!” Dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku:”Yesus adalah Tuhan” Selain oleh Roh Kudus.
​​​​​​​​I Korintus. 12:3

​Banyak gereja mengutip ayat ini, menyatakan bahawa kemampuan seseorang untuk menyatakan Yesus sebagai Juruselamatnya, adalah bukti yang cukup untuk menentukan bahawa ia telah menerima Roh Kudus. Apa yang tidak mereka sedari, adalah adanya perbedaan antara pekerjaan Roh Kudus untuk mengilhamkan dan menyedarkan orang untuk percaya kepada Yesus (seperti apa yang disebutkan Paulus dalam I Korintus. 12:3), dan baptisan Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus adalah janji dari Yesus, yang berkata bahawa Roh Kudus akan datang untuk diam di antara umat percaya selamanya (Yoh. 14:16-17). Kita dapat berkata dengan yakin bahawa semua otang yang telah dibaptis dengan Roh Kudus pertama-tama diilhamkan oleh Roh; namun ini bukan bererti semua orang yang diilhamkan oleh Roh telah menerima baptisan Roh Kudus.

​Dengan jelas kita melihat perbedaan antara pengilhaman Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus pada beberapa contoh dari Alkitab.

​Pertama, kita mengetahui bahawa saat Yesus bangkit, Dia muncul di hadapan Thomas yang meragukan kebangkitannya. Melihat Tuhan yang telah bangkit, Dia berseru,”Ya, Tuhanku dan Allahku!” (Yoh. 20:28). Ini adalah contoh seseorang yang memanggil nama Yesus untuk mengakuiNya sebagai Tuhan dan Allahnya, tetapi kita mengetahui bahawa pada hari Pentakosta barulah ia sungguh-sungguh menerima Roh Kudus.

​Kedua, kita mempunyai catatan mengenai jemaat Samaria (Kis. 8:14-17). Mereka menerima injil Yesus Kristus melalui penginjilan yang dilakukan Filipus dan telah menerima baptisan air. Namun mereka belum menerima Roh Kudus sampai para rasul kemudian pergi mengunjungi mereka dan menumpangkan tangan (Kis. 8:14-17)

​Ketiga, dalam catatan para rasul di Efesus, kita melihat bahawa mereka telah percaya di dalam Tuhan saat Paulus bertemu dengan mereka, namun mereka belum menerima Roh Kudus. Malah mereka belum pernah mendengar tentang Roh Kudus. Bahkan setelah Paulus membaptis mereka dalam nama Yesus pun, mereka tidak langsung menerima Roh Kudus; setelah Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka, barulah Roh Kudus turun kepada mereka, dan mereka mulai berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat (Kis. 19:1-6)

Kesalahfahaman 2

Fredrik Wisloff, seorang Teolog Norwegia, menulis:

​Ia [Alkitab] berkata: Semua orang Kristian mempunyai Roh Allah. “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Rm. 8:9)… Siapakah yang membangunkan Anda dari tidur ketidakpedulian Anda? Siapakah yang menyedarkan anda dari dosa-dosa anda? Siapakah yang membawa anda kepada Kristus dan memuliakan Dia?…Bukankah Roh Kuduslah yang melakukan semua ini?
​​​​​​​Fredrik Wisloff (hal. 236-239)

Apa kata Alkitab?

• Catatan Alkitab mengenai jemaat di Samaria (Kis. 8:14-17)dan Efesus (Kis. 19:1-6) bertolak belakang dengan pernyataan Wisloff. Kedua kelompok jemaat ini sudah “dibangunkan” pada saat mereka menjadi Kristian, namun mereka belum menerima Roh Kudus. Setelah menerima baptisan air dan penumpangan tangan dari para rasul, barulah mereka menerima baptisan roh.

• Kebangunan rohani seseorang saat ia menyedari dosa-dosanya, dan kemudian mencari Yesus, sudah jelas merupakan pekerjaan Roh Kudus, kerana Dialah yang menggerakkan orang untuk berbalik kepada Kristus. Namun itu tidak sama, dan bukan merupakan bukti menerima Roh Kudus.

Kesalahfahaman 3

​Wisloff membicarakan jemaat Korintus dengan mengutip I Korintus. 3:16

​“Tidak tahukah kamu, bahawa kamu adalah bait Allah dan bahawa Roh Allah diam di dalam kamu?” Roh Allah tinggal di dalam hati mereka tanpa perlu mereka menyedari kenyataan itu.

​​​​​​​Fredrik Wisloff (hal. 330)

Apa kata Alkitab?

• Saat Roh Kudus turun kepada seseorang, orang itu menyedarinya, begitu juga orang-orang di sekelilingnya (Kis. 2:33). Jemaat Korintus tentu telah mengerti akan hal ini.

• Saat jemaat Samaria menerima Roh Kudus, hal itu jelas terlihat oleh Simon, kerana setelah itu kita mengetahui bahawa dia mencuba untuk membeli kuasa itu (Kis. 8:12-19)

• Ketika Kornelius dan keluarganya menerima Roh Kudus, jemaat Yahudi melihat kejadian itu dan terheran-heran kerana karunia ini juga diberikan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi (Kis. 10:45)

• Kata-kata Paulus,”Tidak tahukah kamu, bahawa kamu adalah Bait Allah dan bahawa Roh Allah diam di dalam kamu?” (I Kor. 3:16), tidak menunjukkan ketidaktahuan mereka bahawa mereka telah menerima Roh Kudus, tetapi menunjukkan sikap mereka yang kurang menghargai status mereka dalam Kristus, untuk menjaga diri mereka tetap kudus, dan tidak mendukakan Roh Kudus. Dia menambahkan, “Jika ada orang yang menbinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan Bait Allah itu ialah kamu” (I Kor. 3:17)

Kesalahfahaman 4

Wisloff mengutip tulisan seorang teolog Jerman, Johan Arndt:

​Rasa sakit hati kerana dosa adalah bukti terbaik bahawa Roh Kudus tinggal di dalam hati anda.
​​​​​​​​Fredrik Wisloff (hal. 252)

Apa kata Alkitab?

• Alkitab memang mengajarkan kita bahawa Roh Kudus dapat membuat seseorang meratapi dosa-dosanya; tetapi Dia dapat melakukan hal ini sebelum dia bertobat atau dibaptis dengan Roh Kudus. Kerana itu hal itu bukanlah bukti bukti mutlak bahawa seseorang telah menerima baptisan Roh. Contohnya, kita melihat dalam Alkitab, Roh Kudus menggerakkan orang-orang yang mendengarkan para rasul di hari Pentakosta untuk bereaksi pada injil yang diberitakan Petrus. Tertulis di Alkitab, mereka “sangat terharu” dan terdorong untuk bertanya apakah yang harus mereka perbuat untuk dapat selamat (Kis. 2:37). Di sini Roh Kudus bekerja untuk menyedarkan mereka akan dosa-dosa mereka; tetapi mereka masih perlu bertobat, dibaptis dan menerima Roh Kudus (Kis. 2:38)

• Selain Roh Kudus, hukum atau firman Tuhan juga dapat menggelitik hati nurani orang. Kedua hal ini mempunyai kuasa untuk memperlihatkan perbedaan antara benar dan salah, baik dan jahat (Rm. 2:14-15). Contohnya dalam kitab Roma, Paulus menulis mengenai bagaimana dia menyedari dosa-dosanya melalui hukum Taurat dan pergumulan batinnya (Rm. 7:21-24)

Kesalahfahaman 5

​Pernyataan bahawa siapa yang tidak berbahasa roh belum menerima Roh Kudus terlalu mutlak! Sejak zaman kuno hingga sekarang, telah banyak orang Kristian yang saleh di seluruh dunia yang mengasihi Tuhan, dan banyak yang telah menyerahkan diri mereka menjadi pelayan-pelayan-pelayan Allah yang hebat. Namun mereka semua tidak berbahasa roh: apakah ini bererti mereka tidak mempunyai Roh Kudus?

​​​​​​​Wang Mingdao(hal. 15)

Apa kata Alkitab?

• Mereka yang diilhamkan oleh Roh Kudus dapat mengasihi Tuhan dan mempersembahkan hidup mereka kepadaNya, seperti juga mereka yang telah menerima Roh Kudus. Namun hidup kudus saja bukanlah bukti baptisan dalam Roh.

• Kornelius juga adalah orang yang saleh, melakukan pekerjaan-pekerjaan amak dan berdoa senantiasa kepada Allah. Pelayan-pelayannya sendri bersaksi bahawa Dia adalah orang benar, takut akan Allah, dan dikenal baik oleh Komunitas Yahudi (Kis. 10:1-2, 22). Namun Alkitab mencatat bahawa ia belum menerima Roh Kudus saat Petrus bertemu dengannya. Kornelius sekeluarga baru mendapatkan Roh Kudus saat sedang mendengarkan khotbah Petrus. Baptisan Roh Kudus terwujud dalam berbahasa roh (Kis. 10:44-46)

• Apolos mengenal Alkitab dengan baik; dan setelah mengetahui tentang Yesus, ia mengabarkanNya dengan tekun (Kis. 18:24-25). Ia adalah orang yang mempunyai keberanian dan semangat bagi Allah. Namun kita mengetahui bahawa ia belum menerima baptisan Roh Kudus, kerana Alkitab menyatakan,”Ia hanya mengetahui baptisan Yohanes” (Kis. 18:25). Kita dapat menyimpulkan bahawa setelah Akwila dan Priskila menemuinya untuk menjelaskan injil sepenuhnya kepadanya, barulah ia menyedari akan baptisan Roh Kudus yang datang dari Yesus Kristus (ref. Mat. 3:11; Yoh. 1:32-33; Kis. 2:33)

10.3 Pengilhaman Roh Kudus pada periode berbeda dalam sejarah

​Dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, kita dapat melihat bukti-bukti pekerjaan Roh Kudus dalam mengilhamkan orang-orang untuk melakukan pekerjaan Allah. Dengan melihat beberapa contoh, kita dapat memperoleh pengertian yang lebih baik mengani perbedaan antara pengilhaman Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus.

10.3.1 Periode Perjanjian Lama

​Sejak semula, Allah bermaksud untuk mendirikan kerajaanNya di bumi. Sebagai bagian dari rencanaNya, Ia menciptakan Adam dan memberikan perintah yang harus ia pegang (Kej. 2:16-17). Walaupun Allah mampu menciptakan lebih banyak orang, Ia hanya menciptakan satu saja dengan harapan untuk menghasilkan keturunan ilahi (Mal. 2:15). Sayangnya Adam melanggar perintahNya dan mengakibatkan dosa masuk ke dalam dunia (Rm. 5:12). Manusia kehilangan gambar dan rupa Allah dan jatuh ke dalam keruntuhan moral yang curam, hingga bahkan anak-anak Allah pun mengikuti jalan dunia yang jahat (Kej. 4:8; 19-24; 6:1-4). Hingga pada satu saat, dalam kekesalannya Allah berkata,”RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, kerana manusia itu adalah daging” (Kej. 6:3). Allah hendak meninggalkan manusia dan membiarkan mereka melakukan apa yangmereka kehendaki. Perkataan “RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia” sangat penting. Ini menunjukkan bahawa sebelum kejatuhan umat manusia dalam dosa, Roh Allah senantiasa mengilhamkan anak-anakNya untuk hidup dalam kemurnian dan kekudusan. Namun sekarang, Ia meninggalkan mereka dalam jalan-jalan keduniawian mereka.

​Setelah Adam, kita melihat bahawa sifat pekerjaan Roh Kudus berubah, dari mengilhamkan seluruh umat pilihan Allah, menjadi hanya mengilhamkan segelintir orang pilihan saja. Orang-orang ini Ia gerakkan dengan tujuan untuk mengemban tugas-tugas ilahi khusus, pada saat dibutuhkan.

. Mengilhamkan nabi-nabi

Namun bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabarMu terhadap mereka. Dengan RohMu memperingatkan mereka, yakni dengan perantaraan para nabiMu, tetapi mereka tidak menghiraukannya, sehingga Engkau menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa segala negeri.
​​​​​​​​Nehemia. 9:30

Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
​​​​​​​​II Petrus. 1:21

​Di masa Perjanjian Lama, pekerjaan Roh Kudus banyak terlihat dalam pengilhaman para nabi. Ia menggerakkan mereka untuk menyampaikan pesan kepada umat pilihan, dan untuk menuntun mereka ke jalan yang benar (ref. I Sam. 3:21). Alkitab mencatat contoh-contoh berikut:

• Musa, yang memimpin dan menjadi hakim atas bangsa Isreal melalui pimpinan Roh Kudus (Bil. 11:17; Yes, 63:10-12)

• Elisa menerima dua bagian Roh Allah, sehingga ia mampu meneruskan pekerjaan Elia (II Raj. 2:9-15)

• Mikha, diilhamkan untuk menubuatkan kebenaran kepada Ahab, sesuai dengan wahyu Allah. Mikha tidak mahu mengutarakan kata-kata yang sekadar untuk menyenangkan telinga raja (I Raj. 22:13-23)

• Roh Kudus datang kepada Azarya, yang menggerakkannya untuk memberitahukan Raja Asa dan bangsanya untuk menghancurkan patung-patung berhala, memperbaiki mezbah Tuhan dan mengadakan perjanjian untuk mencari Tuhan (II Taw. 15:1-15)

• Roh Kudus datang kepada Yahaziel, untuk menolongnya menyampaikan pesandorongan kepada Raja Yosafat dan bangsanya. Ia berkata kepada mereka agar tidak takut kepada musud-musud mereka, dan mengetahui bahawa Allah akan menyelamatkan mereka (II Taw. 20:14-19)

• Roh Kudus berbicara kepada orang-orang pilihan melalui Yesaya, berkata kepada mereka bahawa hati mereka telah menjadi keras dan telinga mereka sulit mendengar, dan mata mereka tertutup, kerana mereka tidak lagi dapat mengerti firman Allah (Yes. 6:9-13; Kis. 28:25-27)

• Yeremia, yang merasakan firman Tuhan seperti api yang bergelora di dalam hatinya, mendorongnya untuk berbicara (Yer. 20:7-10)

• Roh Allah turun kepada Yehezkiel dan mendorongnya untuk pergi dan memperingatkan bangsa Isreal atas pemberontakan mereka, dan mendesak mereka untuk meninggalkan dosa dan menghindari maut (Yeh. 2:1-7; 3:16-21)

• Roh Allah mengilhamkan Daniel untuk menafsirkan tulisan di dinding untuk Raja Belsyazar, dan menubuatkan kematiannya dan kehancuran kerajaannya (Dan. 5:5-31)

• Roh Tuhan memenuhi Mikha dengan kuasa, keadilan, keperkasaan, untuk menegur bangsa Isreal atas dosa-dosa mereka (Mik. 3:8)

. Mengilhamkan hakim-hakim

Ketika Yosua meninggal, bangsa Isreal kehilangan seorang pemimpin rohani yang sangat penting. Saat mereka menetap di tanah perjanjian, mereka mulai menikmati sebuah kehidupan yang mudah dan berkelimpahan, lupa untuk menghormati dan bersyukur kepada Allah. Lebih parah lagi, mereka mengikuti praktik-praktik jahat yang dilakukan bangsa-bangsa lain dengan menyembah berhala-berhala mereka. Mereka tidak berhasil memisahkan diri mereka dan hidup kudus. Kerana itu Allah bertinfak agar mereka mengubah jalan mereka yang jahat: Allah membiarkan bangsa-bangsa musuh menyerang mereka. Namun Ia juga Allah yang berbelas kasihan: setiap kali mereka bertobat dan berseru kepadaNya memohon pertolongan, Ia senantiasa menjawab doa-doa mereka dengan mengilhamkan hakim-hakim untuk bermunculan dan memimpin menyelamatkan mereka.

Kita melihat bahawa Allah menggerakkan bermacam-macam hakum untuk menyelamatkan umatNya:
• Roh Allah turun kepada Otneil, sehingga dia mampu mengalahkan Kusyan-Risyatiam, Raja Mesopotamia, sehingga bangsa Isreal menikmati 40 tahun kedamaian (Hak. 3:9-11)

• Roh Tuhan datang kepada Gideon, sehingga dia membunyikan terompet untuk memgumpulkan segenap bangsa Isreal melawan orang Midian. Setelah mengalahkan mereka, bangsa Isreal menikmati 40 tahun masa kedamaian (Hak. 6:34-35; 7:19-25; 8:25)

• Roh Tuhan datang kepada Yefta, sehingga dia dapat melawan bangsa Amon. Dia mengalahkan mereka dan menduduki 20 kota (Hak. 11:29-33)

• Roh Tuhan datang dengan penuh kuasa kepada Simson, sehingga dia mempunyai kuasa untuk mencabik seekor singa dengan tangan kosong dan membunuh 1000 orang Filistin hanya dengan menggunakan tulang rahang keledai (Hak. 14:5-6; 15:12-18)

. Mengilhamkan iman

Di dalam Perjanjian Lama, iman-iman diurapi secara khusus untuk melayani Allah. Mereka bertindak sebagai penengah antara Allah dan manusia, mempersembahkan korban untuk pengampunan dosa (Im. 1:3-9; Ibr. 5:1-3; 9:6-7). Sebelumnya peran ini dipegang oleh kepala keluarga. Alkitab mencatat, contohnya, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub dan Ayub, mereka mempersembahkan korban persembahan kepada Allah (Kej. 8:20; 22:13; 26:25; 33:18-20; Ayb. 1:5). Ini terus berlanjut hingga masa Hukum Taurat, ketika tugas-tugas keimanan diberikan kepada Harun dan keturunannya (Kel. 29:9, 29; 40:12-15; Bil. 25:11-13)

Pekerjaan utama para iman adalah mengurus tabut perjanjian dan melakukan upacara-upacara ibadah. Roh Kudus nampaknya jarang mengilhamkan mereka untuk melakukan tugas-tugas khusus. Hanya ada satu catatan alkitabiah yang menyebutkannya: ketika Allah berbicara melalui Zakharia untuk menegur umat pilihan kerana telah melanggar perintah-perintahNya. Nmaun bukannya mendengar, mereka merajam Zakharia sampai mati (II Taw. 24:20-22)

. Mengilhamkan raja-raja

Kerajaan Isreal berdiri melalui pemerintahan Saul (I Sam. 9:17; 10:1). Sebelumnya, Allah sendirilah yang berkuasa atas bangsa Iareal. Namun umat Isreal berkeran hati menginginkan seorang raja, seperti bangsa-bangsa ain. Ada dua alasan mengapa mereka bersikeras. Pertama, kedua anak Nabi Samuel tidak layak untuk memimpin mereka; mereka tidak berjalan di jalan Tuhan, tetapi menerima suap dan memutarbalikkan keadilan (I Sam. 8:1-5). Kedua, bangsa Isreal terus menerus berada di bawah ancaman bangsa-bangsa musuh (I Sam. 8:7; 12:12-18)

Sayangnya, sejarah memperlihatkan bahawa raja-raja Isreal hanya dapat memimpin sampai pada keberhasilan yang terbatas. Contohnya, Saul tidak menaanti perintah Allah, sehingga Allah menolaknya (I Sam. 13:8-15; 15:10-23). Ia digantikan oleh Daud, orang yang mencari hati Allah (I Sam. 16:1-3). Berikutnya, Salomo menjadi raja (I Raj. 1:28-40), tetapi dia jatuh dalam penyembahan berhala kerana isteri-isteri dari bangsa lain. Anaknya, Rehabeam, tidak mahu mendengar nasihat-nasihat tua-tua Isreal dan akhirnya bangsa Isreal terbelah (I Raj. 11:1-13; 12:1-20).

Dari seluruh raja-raja Isreal dan Yehuda, kita melihat bahawa Roh Kudus hanya mengilhami Saul dan Daud. Alkitab mencatat bagaimana Roh Kudus turun ke atas Saul, sehingga dia bernubuat di antara para nabi dan “berubah menjadi manusia lain” (I Sam. 10:6-10); memimpin umat pilihan untuk mengalahkan bangsa Amon (I Sam. 11:1-11). Kita juga melihat Roh Kudus turun dengan penuh kuasa kepada Daud sejak hari dia diurapi menjadi raja (I Sam. 16:13). Roh Kudus mengilhamnya untuk: bernubuat bahawa Kristus akan menjadi raja selama-lamanya, dan orang-orang akan mengikuti satu gembala ini (II Sam. 23:1-5; ref Mzm. 89:20-29; Yeh. 37:24-28); memperlihatkan petunjuk untuk pembangunan Bait Allah, yang kemudian dia berikan kepada Salomo untuk diselesaikan (I Taw. 28:11-12); menyebut Kristus sebagai “Tuhan” dan mengetahui bahawa Ia akan mengalahkan musuh-musuhNya (Mat. 22:42-44; Mzm. 110:1); menubuatkan pengkhianatan Yudas terhadap Yesus (Kis. 1:16; Mzm. 41:9)

. Mengilhamkan orang lain

Selain mengilhamkan para nabi, hakim dan raja, Roh Kudus juga datang kepada beberapa orang lain, untuk memberi mereka kuasa memimpin umat pilihan dan menyelesaikan tugas-tugas khusus. Beberapa di antara mereka adalah:

• Yusuf, yang diberikan hikmat untuk menafsirkan mimpi Firaun dan menubuatkan kejadian-kejadian penting yang akan dihadapi Mesir (Kej. 41:25-32, 37-41)

• Perajin-perajin peralatan iman (Kel. 28:2-3)

• Bezaleel, yang diberikan hikmat, pengertian dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan, untuk membuat tabut perjanjian dan perabotan kemah: rancangan-rancangan seni, kerajinan emas, perak, tembaga, kayu dan batu-batu permata (Kel. 31:2-5; 35:30-33)

• 70 tua-tua Isreal, yang diberikan kuasa untuk menolong Musa menghakimi umat pilihan dan bernubuat (Bil. 11:16-17; 24-25)

• Eldad dan Medad, yang digerakkan untuk bernubuat di dalam kemah (Bil. 11:26-29)

• Yosua, dipenuhi dengan roh hikmat, untuk bertindak sebagai penerus Musa (Bil. 27:15-20; Ul. 34:9)

• Amasai, kepada 30 orang, yang diilhamkan Roh untuk mengetahui bahawa Allah ada di sisi Daud dan memimpin orang-orang untuk mengikuti dia (I Taw. 12:18)

• Orang-orang Yehuda, yang tergerak untuk melakukan apa yang diperintahkan Raja Hizkia dan pemimpin-pemimpin sesuai dengan perintah Tuhan (II Taw. 30:12)
• Elihu, yang menegur Ayub tanpa memihak-mihak (Ayb. 32:15-22)

. Perbedaan ciri pengilhaman dan baptisan Roh Kudus

Walaupun keduanya berasal dari Roh yang sama, pengilhaman Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus berbeda dalam hal sifat dan mengeluarkan hasil yang berbeda.

Pengilhaman Roh Kudus terlihat dalam:
• Datang kepada seseorang untuk menolongnya mencapai tugas atau misi tertentu. Setelah selesai, Roh Kudus meninggalkannya (Yeh. 3:22, 24: 37:1)

• Pemberian kuasa Roh kepada seseorang, contohnya, dengan memberikan keberanian, walaupun dalam bahaya kematian. Namun begitu tugas itu selesai, Roh itu pergi, dan orang yang ditinggalkan tidak lagi berbeda dengan orang lain (I Raj. 18:17-46; 19:1-14)

• Pemilihan seseorang untuk menjadi pelayan Allah; orang yang diutus untuk melaksanakan tugas tertentu (Yeh. 2:1-3)

• Tidak adanya bahasa roh (Yunani: glossolalia)

Baptisan Roh Kudus nampak melalui:
• Berbahasa roh (Kis. 10:44-46; 19:6)

• Tetap tinggal bersama orang percaya (Yoh. 14:16-18)

• Kuasa untuk mengubah kehidupan orang percaya dan memberikan kuasa untuk melakukan segala hal melalui Kristus (Kis. 4:19-20; 5:40-42; Rm. 8:2; Gal. 5:16; Ef. 3:16; Fil. 4:13)

• Pemeteraian orang percaya sebagai anak Allah, sebagai pewaris keselamatan, dan mendapatkan bagian dalam kemuliaan bersama Kristus (Rm. 8:15-17; Ef. 1:13-14)

• penengahanNya bagi orang percaya dalam doa (Rm. 8:26-27)

. Mengapa baptisan Roh Kudus?

Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus bekerja untuk mengilhamkan para nabi, hakim, imam, dan raja, sehingga mereka dapat memimpin bangsa isreal untuk berjalan di jalan yang benar. Ada beberapa masa ketika keadaan rohani bangsa Isreal dipulihkan, tetapi pada akhirnya bangsa itu menjadi terlalu bengkok hati sehingga tidak dapat ditolong dengan jalan seperti ini (Yer. 17:9; 13:23). Jalan satu-satunya agar mereka dapat berbalik kepada Allah dan memegang status dan perintahNya, adalah apabila Roh Kudus datang dan hidup di dalam perintahNya, adalah apabila Roh Kudus datang dan hidup di dalam hati mereka. Kerana itu, Allah mengilhamkan nabi-nabiNya untuk menubuatkan masa Ia akan mencurahkan RohNya kepada segenap umat manusia (Yoel. 2:28-29), pada segala suku bangsa dari berbagai macam warna kulit, dan status untuk mengubah hati mereka dari batu menjadi daging. Ia juga akan menuliskan hukum-hukumNya di dalam hati mereka (Yeh. 36:26-27; Yer. 31:31-34). Penggenapan nubuat-nubuat ini akan mewujudkan keinginan Musa yang menggebu-gebu:”Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh kerana Tuhan memberi RohNya hinggap kepada mereka !” (Bil. 11:29)

10.3.2 Sebelum turunnya hujan awal

​Sebelum turunnya Roh Kudus masa hujan awal, ada masa transisi antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Orang-orang masuk ke zaman anugerah, yang ditandai dengan kedatangan Yesus Kristus, Juruselamat, ke dunia (Mrk. 1:14-15; Yoh. 4:21-23; Yo. 1:17). Melalui kematianNya di kayu salib, Ia mengakhiri zaman Hukum Taurat (Mat. 11:13; Kol. 2:14-17; Ibr. 9:10). Roh Kudus bekerja di masa transisi ini untuk mengilhamkan orang-orang tertentu untuk menyatakan Yesus sebagai Mesias yang telah lama ditunggu dan menyatakan Yesus untuk menyelamatkan umat manusia. Pekerjaan pengilhaman Roh Kudus di masa ini dijelaskan di bawah ini.

i. Memberitakan kedatangan Yesus ke dunia

Malaikat Gabriel muncul di hadapan Maria untuk menyampaikan berita bahawa ia akan segera memperoleh anak, yang akan ia namai Yesus. Kemudian, saat ia pergi ke rumah Zakharia untuk melihat Elisabet, bayi di dalam rahim Elisabet melonjat pada saat Maria memberikan salam. Elisabet dipenuhi Roh Kudus untuk menyatakan:

Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku mrlonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.
​​​​​​​​​Lukas. 1:42-45

​Roh Kudus mengilhamkan untuk mengerti akan pentingnya kehamilan Maria dan menggerakkannya untuk menyebutkan bayi itu sebagai “Tuhanku” (Luk. 1:43). Ia yakin pesan dari malaikat itu akan digenapi.

​Saat kita membaca jawaban Maria, yang berbentuk nyanyian pujian yang indah, sekali lagi kita melihat Roh Kudus mengilhamkannya dalam pilihan kata-katanya:

Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira kerana Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, kerana Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus. Dan rahmatNya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasaNya dengan perbuatan tanganNya dan memcerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggaikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Isreal, hambaNya, kerana Ia mengingat rahmatNya, seperti yang dijanjikanNya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya
​​​​​​​​​Lukas. 1:46-55

ii. Memperlihatkan sekilas pandang pelayanan yang akan dilakukan Yesus

Ketika Yohanes Pembaptis lahir; Ayahnya, Zakharia, dipenuhi oleh Roh Kudus, yang menggerakkannya untuk menubuatkan pekerjaan yang akan dilakukan oleh Yohanes dan juga Yesus:

Terpujilah Tuhan, Allah Isreal, sebab Ia melawat umatNya dan membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hambaNya itu- seperti yang telah difirmankanNya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabiNya yang kudus- untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmatNya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjianNya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkanNya kepada Abraham, bapa leluhar kita, bahawa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepadaNya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapanNya seumur hidup kita.

Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; kerana engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagiNya, untuk memberikan kepada umatNya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Syurga pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.
​​​​​​​​​Lukas. 1:68-79

​Di sini, kita melihat bahawa Zakharia menyampaikan tentang pelayanan Yesus untuk menyelamatkan bangsa Isreal, sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Allah kepada Abraham. Anak Zakharia, Yohanes, akan melayani sebagai nabi Allah, berjalan sebelum Yesus untuk mempersiapkan jalanNya.

​Kita juga melihat Roh Kudus bekerja menggerakkan Simeon, orang benar dan saleh, yang sedang menantikan penghiburan atas Isreal. Begitu memasuki Bait Allah, Roh Kudus memberitahukan kepadanya siapakah anak yang dibawa masuk oleh orang tuaNya untuk disunat. Ia diilhamkan oleh Roh Kudus untuk menatang Bayi itu dengan tangannya dan memuliakan Allah:

Sekarang, Tuham, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripadaMu, yang telah engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umatMu, Isreal.
​​​​​​​​​Lukas. 2:29-32

​Melalui Roh Kudus, Simeon juga bernubuat mengenai pekerjaan Yesus. Ia berkata kepada Maris, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Isreal dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan- dan suatu padang akan menembus jiwamu sendiri-, supaya menjadi nyata fikiran hati banyak orang.” (Luk. 2:34-35)

​Di Bait Allah juga terdapat seorang nabiah lanjut usia yang setia bernama Hana, seorang janda berumur delapan puluh empat tahun. Ia menyembah Allah siang dan malam dalam doa dan puasa. Seperti Simeon, ia segera mengetahui siapakah bayi itu. Alkitab mencatat, “Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem” (Luk. 2:38). Dari catatan ini, kita dapat melihat bahawa Roh Kuduslah yang memberitahukan Hana siapakah bayi Yesus, dan menggerakkannya untuk bersaksi kepada orang-orang mengenai Dia.

iii. Menyatakan identiti Yesus

Ketika Yesus datang ke tempat Yohanes Pembaptis sedang melakukan baptisan air, Yohanes menyedari bahawa Ia adalah Mesias. Ia menyatakan:

Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian daripadaku akan datang serorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan ku sendiripun mula-mula tidak mengenai Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Isreal. Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya:”Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya. Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihatNya dan memberik kesaksian: Ia inilah Anak Allah”
​​​​​​​​​Lukas. 1:29-34

​Sebelumnya Yohanes Pembaptis tidak mengetahui siapakah Mesias. Namun ia melihat Roh Kudus turun kepada Yesus seperti seekor burung merpati dan mendengar suara Allah berbicara menyatakan identitasNya (ref. Luk. 3:21-22). Wahyu secara langsung dari Roh Kudus ini membuat Yohanes dapat menyatakan dengan penuh kuasa bahawa Yesus adalah Anak Allah, yang datang untuk menghapus dosa-dosa di dunia, dan yang akan membaptis orang dengan Roh Kudus.

​Di masa pelayanan Yesus, hanya sedikit orang saja yang menyedari hal ini seperti Yohanes: beberapa mengira Yesus adalah Yohanes Pembaptis; yang lain mengira Ia adalah Elia, Yeremia atau salah satu nabi lainnya. Namun ketika Yesus bertanya kepada Petrus siapakah diriNya, ia menjawab dengan percaya diri:”Engkau adalah Mesias,Anak Allah yang hidup!” (Mat. 16:16). Kata Yesus kepadanya:”Berbahagialah engkau Simon Bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di Syurga” (Mat. 16:17)

​Tuhan Yedsus berkata kepada banyak orang bahawa Ia adalah roh hidup yang telah datang dari Syurga: siapa saja yang minum darahNya dan memakan dagingNya akan mendapatkan kehidupan kekal, dan akan dibangkitkan di hari terakhir. Banyak di antara murid-muridNya tidak mengerti pengajaran ini, dan berkata,”Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” (Yoh. 6:60) dan kemudian meninggalkanNya.

​Melihat ini, Yesus bertanya kepada kedua belas muridNya ,“ Apakah kamu tidak mahu pergi juga?” (Yoh. 6:67)

​Petrus kemudian menjawab:”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahawa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh. 6:68-69)

​Orang-orang lain datang dan pergi kerana mereka tidak sungguh-sungguh mengenal siapakah Yesus, tetapi tidak seperti mereka, Petrus mengenal Tuhan dan menetapkan hati untuk mengikuti Dia hingga akhir. Pengertian Petrus dengan sangat jelas berasal dari pengilhaman Roh Kudus. Ini mengingatkan kata-kata Paulus:”Kerana itu aku mahu menyakinkan kamu, bahawa tidak ada seorangpin yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:”Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pin, yang dapat mengaku:”Yesus adalah Tuhan,” selain oleh Roh Kudus” (I Kor. 12:3)

​Sebagai kesimpulan, di masa perjanjian Lama, dan sebelum pencurahan hujan awal, Roh Kudus dengan giat mengilhamkan orang-orang. Namun pengilhaman Roh ini tidak dapat dikelirukan dengan baptisan Roh. Ada beberapa alasan:

• Pekerjaan Allah yang turun menjadi manusia harus diselesaikan sebelum pekerjaan Allah dalam Roh dapat dimulai: Yesus harus kembali ke Syurga, sebelum Roh Kudus dapat turun. Ini menjelaskan mengapa Ia berkata kepada murid-muridNya:”Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh. 16:7)

• Yesus harus dimuliakan terlebih dahulu: bangkit dari kematian, naik ke Syurga, dan duduk di sebelah kanan Bapa sebelum Ia menurunkan Roh Kudus (Kis. 2:30-33). Kerana itu Yohanes mencatat,”Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru:”Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa percaya kepadKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, kerana Yesus belum dimuliakan.” (Yoh. 7:37-39)

• Yesus harus memegang peran Penengah antara manusia dan Allah, di mana ia akan berdoa kepada Bapa untuk mengirimkan Roh Kudus:”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” (Yoh. 14:16)

10.3.3 Periode hujan awal

​Di masa hujan awal, kita melihat Roh Kudus bekerja dengan cara yang baru: ia mulai mengilhamkan baik orang percaya mahupun tidak percaya. Khususnya, Ia menggerakkan dengan aktif mereka-mereka yang mendengarkan injil untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, agar bertobat dan diselamatkan. Di saat yang sama, Ia mengilhamkan mereka yang sudah percaya dan menerima baptisan Roh, untuk terus berjalan di jalanNya dan melakukan pekerjaanNya. Kita sekarang akan melihat dua fungsi Roh Kudus ini.

i. Mendesak orang-orang berbalik kepada Tuhan

Kerana itu aku mahu menyakinkan kamu, bahawa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:”Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku:”Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.
​​​​​​​​​I Korintus. 12:3

​Perkataan “terkutuklah Yesus” dalam teks Yunani disebutkan sebagai Anathema1 lessous2, yang menunjukkan kutukan yang berasal dari lubuk hati:”Yesus adalah Tuhan” dalam teks aslinya adalah Kurios3leesous,menunjukkan sebuah seruan dari hati. Yang pertama adalah sesuatu yang akan orang dengar dari musuh-musuh Yesus, kerana tidak masuk akal apabila seseorang yang diilhamkan oleh Roh Allah mengutarakan perkataan demikian. Yang kedua adalah kata-kata kesedaran yang diilhamkan Roh Kudus (Mat. 10:32; Rm. 10:9-10)

​Di permukaan, kelihatannya mengakui bahawa “Yesus adalah Tuhan” adalah perkara yang sangat mudah. Apa susahnya menyatakan iman seseorang di hadapan orang lain? Namun apabila kita memperhatikan keadaan masyarakat di masa para rasul, kita akan menyedari bahawa menjadi Kristian, atau menyatakan iman secara terang-terangan, merupakan tentangan besar:

• Banyak orang Yahudi sulit menerima Yesus sebagai Mesias, kerana Ia tidak cocok dengan pengharapan mereka. Alkitab menjelaskan bahawa ia berasal dari latar belakang masyarakat bawah, dan “semaraknyapun tidak ada” (Yes. 52:14; 53:1-3). Selama pelayananNya, Ia seringkali dihadapkan pada keraguan dan pandangan meremehkan (II Kor. 5:16; Mat. 13:53-58)

• Di masa itu, tiap orang Yahudi yang menerima Yesus sebagai Tuhan akan dikeluarkan dari komunitas iman mereka (Yoh. 9:22) dan mungkin juga dianiayai (Kis. 8:1-3; 9:1-2; 22:4; 26:9-11). Mengaku “Yesus adalah Tuhan” setara dengan menyangkal Yahweh sebagai Allah.

• Orang-orang Yunani mungkin telah terpapar dengan filosofi-filosofi berbeda, seperti ajaran Gnostik. Ini membuat mereka sulit menerima bahawa Allah, hakiki yang ilahi, dapat datang dalam rupa manusia untuk mati di kayu salib (I Kor. 1:18-23; I Yoh. 4:2-3)

• Di bawah kekuasaan Romawi, orang yang mengaku “Yesus adalah Tuhan” di depan umum, menghadapi ancaman tuduhan pengkhianatan terhadap Kaisar Romawi. Bila didapati bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman mati (I Kor. 12:2-3)

Jadi kita dapat melihat, bahawa apabila dari pengihaman Roh Kudus, hanya aka nada sedikit orang yang percaya kepada Yesus, atau menyatakan iman mereka secara terang-terangan di depan umum.

Namun dari Kisah Para Rasul kita melihat Roh Kudus bekerja secara aktif sejak hari Pentakosta untuk menggerakkan banyak orang untuk bertobat dan menerima injil. Contohnya, kita melihat Roh Kudus mengilhamkan:

• Orang-orang Yahudi, yang merayakan hari raya Pentakosta sehingga mereka menyedari dosa-dosa mereka dan mencari keselamatan melalui Yesus Kristus. Kira-kira 3000 orang menerima baptisan air (Kis. 2:37-41)

• Petrus, untuk menyembuhkan orang yang lumpuh sejak lahir dan berkhotbah tentang Yesus kepada kerumaman irang Yahudi yang terheran-heran melihat mujizat itu. Petrus menegur mereka kerana telah menghukum mati Yesus dan menderak mereka untuk bertobat. Kira-kira 5000 orang menerima Kristus (Kis. 3:12-26; 4:4)

• Orang-orang Yahudi agar percaya kepada Tuhan, kerana mujizat-mujizat yang dilakukan oleh para rasul. Alkitab mencatat bahawa tiap-tiap hari jumlah orang percaya bertambah (Kis. 5:12-14)

• Lidia, sehingga hatinya terbuka oleh injil yang dikabarkan Paulus, dan menerima baptisan air, bersama dengan keluarganya. (Kis. 16:14-15)

• Kepala penjara, yang bertanggungjawab menjaga Paulus dan Silas, sehingga ia bertanya bagaimana caranya ia dapat diselamatkan. Selanjutnya , ia dan seisi keluarganya dibaptis di dalam Tuhan (Kis. 16:30-34)

ii. Memimpin dan mensejahteraan gereja

Gereja masa awal berkembang dengan cepat dari kelompok kecil orang percaya menjadi kekuatan yang besar, yang “mengacaukan seluruh dunia ” (ref. Luk. 12:32; Kis. 17:6). Faktor penting dalam perkembangan yang capat adalah kesediaan jemaat untuk berkorban; mengorbankan kekayaan, hak milik material, keselamatan diri, dan bahkan hidup mereka sendiri. Dalam tindakan-tindakan mereka, kita melihat penggenapan pengajaran Yesus mengenai sikap yang diminta dari setiap orang Kristian:”Setiap orang yang mahu mengikut Aku, Ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24). “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24)

Dari manakah dorongan ini berasal? Seorang percaya baru dapat mengorbankan dirinya demi Allah apabila ia telah mencapai kesedaran akan Dia dan besar kasihNya sepenuhnya. Kita melihat sikap seperti ini digenapi dalam diri Paulus, yang memahami bahawa tujuannya adalah untuk hidup bagi Kristus (Gal. 2:20; II Kor. 5:14-15).

Dari manakah dorongan ini berasal? Seorang percaya baru dapat mengorbankan dirinya demi Allah apabila ia telah mencapai kesedaran akan Dia dan besar kasihNya sepenuhnya. Kita melihat sikap seperti ini digenapi dalam diri Paulus, yang memahami bahawa tujuannya adalah untuk hidup bagi Kristus (Gal. 2:20; II Kor. 5:14-15). Inilah sebabnya mengapa ia dapat menganggap segala sesuatu sebagai sampah (Fil. 3:8), dan mengapa ia dapat bersukacita di dalam penderitaan (II Kor. 11:23-33; Kol. 1:24; II Tim. 4:6-8). Sikap yang berpusat pada Allah ini hanya dimungkinkan kerana Roh Kudus telah menyentuhnya secara mendalam (Rm. 5:5; Ef. 3:16-19). Dan apabila ini terjadi pada seluruh orang percaya di dalam gereja secara keseluruhan, tak kepalang tanggun gereja akan berkembang dan sejahtera.

Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta menghasilkan pertobatan dan baptisan atas kurang lebih 3000 orang. Jemaat-jemaat baru mempersembahkan hidup mereka dalam doa di Bait Allah dan juga menjual harta kekayaan mereka, menyerahkan hasilnya ke kaki para rasul untuk memberikan manfaat bagi semua orang. Firman Allah menyebar sebegitu rupa sehingga jumlah bertambah-tambah di Yerusalem, dan bahkan iman-iman juga termasuk di antara mereka (Kis. 2:44-47; 4:32-35; 6:7)

Saat kita membaca catatan luas biasa mengenai jemaat mula-mula, kita melihat kehidupan yang dijalani dalam perbedaan yang sangat kentara dengan keegoisan dunia. Kita dapat menyimpulkan bahawa ini adalah pekerjaan Roh Kudus, yang menggerakkan hati mereka. Jemaat mula-mula ini diilhamkan untuk mengerti akan kasih Tuhan yang besar, dan menjawabnya dengan mengasihi Dia dan saudara-saudari seiman mereka.

Setelah Stefanus mati sebagai martir, gereja di Yerusalem mulai mengalami penganiayaan yang hebat. Selain para rasul, sebagian besar jemaat terserak ke sepenjuru daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang Kristian yang terserak ini terus mengabarkan injil di tengah ancaman atas hidup mereka. Allah mendukung pekerjaan mereka dengan penuh kuasa melalui tanda dan mujizat. Dengan demikian injil kebenaran mencapat Samaria, dan menghasilkan sukacita besar di kota ini. Hal ini bahkan membuat seorang tukang sihir yang dahulu diikuti orang-orang bernama Simon bertobat. Para rasul mengutus Petrus dan Yohanes untuk mengunjungi jemaat Samaria; dan ketika mereka menumpangkan tangan dan berdoa bagi jemaat, mereka menerima Roh Kudus (Kis. 8:1-17). Kejadian ini menandai bagian bersejarah yang seringkali disebut sebagai “Pentakosta Samaria” oleh para teolog.

Murid-murid yang terserak di masa penganiayaan, menyebar ke tempat-tempat sejauh Penisia, Siprus dan Antiokhia. Awalnya, mereka mengabarkan injil hanya kepada orang-orang Yahudi. Namun tidak lama kemudian jemaat dari Siprus dan Kirene datang ke Antiokhia dan mengabarkan injil kepada orang-orang Yahudi. Allah bekerja dengan mereka begitu rupa sehingga ada banyak orang bertobat. Ketika berita tentang injil yang berbuah di Antiokhia sampai kepada Gereja Yerusalem, para rasul mengutus Barnabas ke sana. Ketika ia tiba dan melihat sendiri kasih karunia Allah, ia bersukacita dan mendorong mereka untuk tetap setia dan berdiri teguh di dalam Tuhan (Kis. 11:19-23). Sejak saat itu, Antiokhia menjadi pusat komunitas Kristian dari bangsa-bangsa lain. Kekristinan akhirnya menjadi sebuah iman bagi segala bangsa.

Jadi, dari catatan pekerjaan Allah di Samaria dan Antiokhia, kita menyaksikan kuasa besar Roh Kudus. Di tengah-tengah penganiayaan, injil terus menyebar panjang dan lebar, mencapai Samaria dan dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tidak ada yang mampu membendung perkembangan gereja kerana Roh Kudus terus menerus mengilhamkan jemaat untuk mengabarkan injil dan hidup dalam persembahan diri.

iii. Mempercayakan gereja dalam misi yang besar

Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahawa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat- kerana Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
​​​​​​​​​Galatia. 2:7-8

​Petrus dipilih Allah untuk menjadi rasul bagi orang-orang Yahudi, semenatara Paulus dipilih untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa lain. Walaupun pekerjaan mereka dipusatkan pada sasaran jemaat yang berbeda, mereka tidak menginjil hanya kepada kelompok-kelompok itu saja (ref. Kis. 10:44-48; 15:7; 9:19-22; 13:44-46). Lebih lagi, kesamaan kedua rasul ini adalah mereka mengabarkan injil yang sama, diilhamkan oleh Roh Kudus, dan menyedari sepenuhnya apa yang telah dipercayakan Allah kepada mereka.

​Paulus menyebut dirinya sebagai “aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi” (Rm. 11:13) dan menyatakan bahawa tugasnya berasal dari Tuhan Yesus (Kis. 22:21; 26:17-18). Seperti tercatat dalam Alkitab, ia adalah pekerja yang setia, mengemban tugas perintisan yang penting kr berbagai bangsa sampai Ia dipenjarakan (Ef. 3:1; 6:20) dan mati sebagai martir (II Tim. 4:6-8). Ia berhasil menyampaikan pesan Kristian ke banyak kota-kota bukan Yahudi.

​Dalam Galatia. 2:8, kita menemui kata “memberikan kekuatan”. Dalam teks asli Yunani, kata yang digunakan adalah energeo, yang bererti “sedang bekerja” dan “kuasa mujizat”5. Ini memberitahukan kita bahawa Roh Kuduslah yang mengilhamkan Petrus untuk menjadi rasul bagi orang Yahudi dan kuasa dari atas inilah yang memungkinkannya menyelesaikan tugasnya. Begitu juga, Roh Kudus lah yang mengilhamkan Paulus untuk menjadi rasul untuk bangsa-bangsa lain dan memberikan kuasa luar biasa kepadanya untuk melakukan tugasnya. Kerana itu Paulus berkata:
Yaitu bahawa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepadaNya, yang disucikan oleh Roh Kudus. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan.
​​​​​​​​Roma. 15:16-18

Segala sesuatu yang membuktikan, bahawa aku adalah seorang rasul. Telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.
​​​​​​​​II Korintus. 12:12

​Sebagai orang-orang Kristian di masa sekarang, kita juga telah dipanggil oleh Allah untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus. Seperti bagian anggota tubuh yang mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda, kita perlu memahami bahawa kita masing-masing telah dipercayakan dengan berbagai macam karunia dan tugas yang berbeda-beda (I Kor. 12:4-30). Agar tubuh Kristus dapat bertumbuh, kita harus melakukan tugas kita masing-masing dengan bekerja sama satu sama lain (Ef. 4:11-16). Kerana itu kita harus menyedari karunia rohani yang telah Allah berikan kepada kita, dan sifat pekerjaan yang diilhamkan Roh Kudus untuk kita lakkkan. Hal yang penting, kita juga harus mempunyai semangat berkorban seperti pekerja-pekerja di masa gereja awal, seperti Petrus dan Paulus, yang bersedia taat kepada Tuhan hingga akhir (Kis. 21:10-14). Apabila kita melakukan pekerjaan Allah dengan hati yang demikian, maka kuasa Pentakosta akan diwujudkan dalam gereja benar hari ini, kuasa yang sungguh-sungguh dapat menggoncang dunia.

iv. Menubuatkan peristiwa yang akan datang

Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
​​​​​​​​II Petrus. 1:21

​Ada beberapa nabi di gereja mula-mula yang berbicara melalui pengilhaman Roh Kudus untuk mengungkapkan kehendak Allah kepada murid-murid (Kis. 13:1; 15:32; 21:8-9; Ef. 4:11). Pekerjaan mereka mengingatkan kita pada nabi-nabi di masa Perjanjian Lama. Bila kita melihat dalam Kisah Para Rasul, kita melihat bagaimana Roh Kudus mengilhamkan Agabus untuk menubuatkan kelaparan hebat di seluruh dunia, yang kemudian terjadi di masa pemerintahan Kaisar Klaudius (Kis. 11:27-28)

​Kita juga melihat bahawa Roh Kudus menyampaikan pesan-pesan nubuat kepada Rasul Paulus, menunjukkan apa yang akan ia hadapi dalam pelayanannya. Paulus telah menetapkan dalam Roh untuk pergi ke Yerusalem (Kis. 19:21), tetapi Roh Kudus bersaksi kepadanya bahawa belenggu dan penderitaan menantikannya di tiap-tiap kota. Di Tirus, murid-murid diilhamkan oleh Roh untuk mendesaknya untuk tidak pergi ke Yerusalem (Kis. 21:3-4). Pada akhirnya, di rumah Filipus, Roh Kudus sekali lagi berbicara melalui Agabus, berkata kepadanya bahawa ia akan ditangkap oleh orang-orang Yahudi di kota itu dan ia akan dibawa kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 21:8-11). Paulus memahami sepenuhnya apa yang akan terjadi pada dirinya, tetapi demi menyelesaikan pelayanannya, ia menetapkan hati untuk pergi juga. Nubuat-nubuat itu kemudian tergenapi (Kis. 21:27-36)

​Selain menyampaikan hal-hal di masa depan melalui nubuat, Roh Kudus juga mengilhamkan orang-orang melalui penglihatan. Contoh yang terkenal didapat dari pengalaman Yohanes, seperti dicatat dalam kitab Wahyu (Why. 1:1-3). Dalam kitab ini, kita melihat bahawa Roh Kudus memperlihatkan beberapa penglihatan kepada Yohanes, seperti:
• Kemuliaan Tuhan. Ia diperintahkan untuk mencatat seluruh penglihatan yang ia akan lihat ke dalam sebuah kitab, dan mengirimnya ke tujuh gereja (Why. 1:10-16)

• Melihat sebuah takhta terdiri di Syurga, dan di takhta itu duduk Seorang. Ini menandakan bahawa Allah akan menbentangkan karuniaNya, tetapi juga akan melakukan penghakiman (Why. 4:2-3; ref Ibr. 4:16; Mrk. 16:15-16; Yoh. 12:48)

• Penglihatan di padang gurun, seorang perempuan duduk di atas seekor binatang berwarna merah ungu. Ini adalah nubuat mengeai sebuah negara dunia yang kuat, badan politik atau ideology yang akan muncul untuk melawan Allah (Why. 17:3)

• Penglihatan di gunung besar dan tinggi, dan kota yang besar, yang adalah Yerusalem yang kudus, turun dari Syurga dan dari Allah. Roh Kudus memberitahukan Yohanes bahawa ini adalah gereja benar, mempelai perempuan Kristus, dalam segala kemuliaannya (Why. 21:9-26; ref. Ef. 5:31-32)

v. Menguduskan orang-orang percaya

Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah kerana kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.
​​​​​​​​II Tesalonika. 2:13

​Menurut ayat Alkitab ini, tahap-tahap keselamatan adalah: panggilan dari Allah, percaya dalam kebenaran, dan pengudusan. Mengenai pengudusan, Paulus menunjukkan bahawa ini berasal dari pengilhaman Roh Kudus (ref. Rm. 15:16; I Ptr. 7:14-24), kerana:
• Melalui Adam, manusia jatuh ke dalam dosa dan menjadi hamba dosa. Jadi seseorang biasa saja ingin melakukan apa yang baik, tetapi ia tidak berdaya melakukannya melalui usaha diri sendiri (Rm. 7:14-24)
• Roh Kudus adalah Roh yang cemburu, yang menbuat orang menyedari dosa-dosanya dan menuntunnya berjalan di jalan yang benar (Yoh. 16:8-9; Gal. 5:17-18; Ef. 4:30)
• Roh Kudus memberikan kuasa dari atas kepada orang percaya, untuk membebaskannya dari kuasa dosa dan maut dan menolongnya membuang perbuatan-perbuatan daging (Luk. 24:49; Rm. 8:2, 13; Gal. 5:16)

Kerana itu pengilhaman Roh Kudus sangat penting dalam pengudusan dan keselamatan orang Kristian. Maka Paulus mengingatkan kita, “Janganlah padamkan Roh” (I Tes. 5:19). Melalui doanya bagi jemaat Korintus, ia juga menunjukkan pentingnya penyertaan Roh Kudus:”Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (II Kor. 13:14)

Sebagai kesimpulan, kita dapat melihat dari contoh-contoh di atas bahawa Roh Kudus mengilhamkan banyak orang-orang yang berbeda di masa hujan awal, baik mereka yang telah menerima baptisan Roh Kudus mahupun yang belum menerimanya.

10.3.4 Sebelum turunnya hujan akhir

​Setelah semua rasul-rasul wafat, Roh Kudus hujan awal berhenti terceruh. Terdapat jangka waktu lebih dari seribu tahun sebelum Roh Kudus dicurahkan kembali di awal tahun 1900-an. Di dalam jangka waktu ini, Roh Kudus tidak berhenti bekerja (ref. Yoh. 5:17), tetapi terus mengilhamkan banyak orang-orang Kristian yang saleh. Kita mengetahui ini kerana kita melihat kenyataan bahawa kekristianan sebagai iman keagamaan tidak hilang sama sekali. Sebaliknya, orang-orang terus mendekat kepada Allah dan melayaniNya. Lebih lagi, Roh Kudus sedang mempersiapkan hati orang-orang percaya untuk menerima pencurahan hujan akhir.

i. Mengilhamkan orang-orang percaya untuk berjalan dalam kebenaran

Perjanjian Baru menandai masa anugerah dan pembenaran kerana iman. Melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib, kebenaran Allah diwujudkan di luar Hukum Taurat (Rm. 3:21-28; 8:1-4). Alkitab memberitahukan kepada kita bahawa orang tidak dapat dibenarkan dari memegang Hukum Taurat, tetapi dari iman di dalam Yesus (Rm. 3:20; Gal. 3:22). Namun ini bukan bererti orang-orang Kristian tidak dapat berbuat sesuka hati dan menyukakan diri dalam kedagingan (Gal. 5:13). Sebaliknya, mereka harus menjaga diri agar tetap kudus (II Kor. 6:14-18) dan tidak menyalahgunakan kebebasan yang diberikan Allah. Kita melihat bahawa Paulus menitikberatkan “iman yang bekerja oleh kasih” dan “yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.” Yakobus juga mengajarkan kita bahawa “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 2:14-16, 26). Segala persyaratan ini jauh melampuai, contohnya, formalitas penyunatan secara fisik (Gal. 5:6; I Kor. 7:19)

Iman seorang Kristian tidak didasari pada kata-kata atau teori, tetapi pada setiap tindakan kita (I Yoh. 3:17-18). Alkitab mengajarkan kita bagaimana menjalani iman kita dalam jalan yang nyata dan praktis:
• Kita harus saling mengasihi, seperti Tuhan Yesus telah mengasihi kita. Apabila kita melakukan ini, orang-orang lain akan mengetahui bahawa kita adalah murid-muridNya (Yoh. 13:34-35)

• Kita harus menjadi garam dan terang dunia. Apabila orang lain melihat perbuatan-perbuatan kita yang baik, mereka akan memuliakan Bapa kita di Syurga (Mat. 5:13-16)

• Kita harus mendengarkan firman Allah dan memegangnya untuk menerima berkat-berkatNya (Luk. 11:27-28)

• Bukanlah pendengar firman yang dibenarkan Allah, tetapi yang melakukan (Rm. 2:13)

• Kita harus menjadi pelaku firman dan bukan pendengar saja, bila tidak, kita hanya akan menipu diri sendiri (Yak. 1:22-25)

• Bila kita tidak berhasil melakukan kehendak Bapa, kita tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Allah, walaupun kita mengabarkan injik di dalam nama Tuhan Yesus dan melakukan tanda mujizat sekalipun (Mat. 7:21-23)

• Kita harus hidup dalam iman yang murni dan tulus, seperti yang diperlihatkan dalam segala tindakan kita (Fil. 2:12-18; I Tim. 1:5; II Tim. 1:5)

Setelah Roh Kudus hujan awal pergi, maka tak terelakkan, orang-orang Kristian mengalam kekosongan rohani. Kemungkinan besar sebagian orang Kristian tidak menjalani hidup yang kudus. Namun kita mengetahui dari sejarah bahawa terdapat orang-orang Kristian yang saleh, yang hidup dalam kekudusan di masa yang sulit itu, dan membawa kemuliaan nama Tuhan. Para Teolog seringkali menyatakan bahawa orang-orang ini dipenuhi oleh Roh Kudus, walaupun sebenarnya mereka diilhamkan olehNya.

Tidak hanya orang-orang Kristian yang telah dibaptis dengan Roh Kudus yang dapat hidup kudus; mereka yang belum dibaptis juga dapat melakukannya. Ini mengingatkan kita dengan contoh yang sangat dikenal yang tercatat dalam Kisah Para Rasul. Lukas menjelaskannya kepada kita dengan cara ini:

Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Ia saleh, ia sertai seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam 3 petang, jelas nampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya:”Kornelius!” Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata:”Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu:”Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.”
​​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 10:1-4

​Kornelius dikenal baik kerana perbuatan-perbuatan amal dan ibadahnya kepada Allah. Bahkan hamba-hambanya bersaksi mengenai dirinya, berkata:”Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima pernyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan ” (Kis. 10:22). Kita dapat menyimpulkan bahawa imannya tumbuh dari pengilhaman Roh Kudus, kerana ia baru menerima baptisan Roh Kudus setelah Petrus menginjili keluarga dan dirinya (Kis. 10:44-46)

ii. Mengilhamkan orang-orang percaya untuk memberitakan injil

Sebelum kenaikanNya ke Syurga, Yesus memerintahkan murid-muridNya pergi ke sepenjuru dunia untuk mengabarkan injil keselamatan (Mrk. 16:15). Hari ini tugas itu jatuh kepada kita yang telah dipilih oleh Tuhan kerana kita adalah saksiNya (Luk. 24:48). Kerana itu kita harus berani bersaksi akan segala hal yang telah kita lihat dan dengar (Kis. 4:20) dan membagikan injil dengan Cuma-Cuma, seperti kita juga telah menerimanya dengan Cuma-Cuma (Mat. 10:7-8)

Allah itu benar dan berbelas kasihan. Ia tidak menghendaki siapa pun binasa, tetapi menginginkan semua orang bertobat dan diselamatkan (I Tim. 2:4; II Ptr. 3:9). Untuk mencapai tujuan ilahi ini melalui perjalanan sejarah, Allah memilih bermacam-macam penginjil sesuai dengan kehendak hatiNya untuk melakukan pekerjaanNya, mengilhamkan dan menuntun mereka melalui Roh Kudus. Pekerja-pekerja ini seringkali mengorbankan segalanya demi Dia, kadang-kala juga nyawa mereka. Mereka mencapai hal-hal besar: melakukan perjalanan penginjilan dunia, pergi ke tempat-tempat terpencil, dan kadang juga daerah-daerah yang berbahaya, dan mengalami penderitaan hebat demi Allah. Mereka menegur dosa, mendesak orang untuk menyedari, walaupun pekerjaan-pekerjaan ini sangat besar, ini tidak menandakan bahawa mereka telah dibaptis dengan Roh Kudus. Pekerjaan mereka dapat disamakan dengan pekerjaan para nabi di dalam Perjanjian Lama, yang diilhamkan oleh Roh Allah untuk menyatakan iman yang tidak berakhir. Baik penginjil-penginjil ini mahupun nabi-nabi Perjanjian Lama, keduanya telah mencapai hal-hal yang besar. Tetapi tidak mengalami baptisan Roh Kudus.

Di masa sebelum hujan akhir, gereja mengalami kemunduran rohani. Roh Kudus tidak lagi tinggal di dalam gereja. Injil yang sempurna hilang, dan tidak ada lagi tanda dan mujizat. Namun kekristiaan terus bertahan, dan injil yang terbatas terus diberitakan, di mana misionaris-misionaris menyatakan Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan mendesak orang-orang untuk bertobat dari dosa-dosa mereka. Ada kemungkinan sebagian pekerja pada masa itu menginjil untuk maksud-maksud pribadi, bukan demi Allah, tetapi kita perlu mengetahui ada banyak pekerja yang setia dan memegang iman yang murni, yang dengan giat mengemban pekerjaan Allah.

iii. Mengilhamkan orang-orang percaya untuk melakukan penginjilan tertulis

Penginjilan tertulis senantiasa memegang peranan penting dalam memperkenalkan injil. Penginjilan ini diterapkan pada gereja mula-mula untuk menyatakan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, dan masih digunakan sampai sekarang. Penginjilan ini sangat berguna kerana dapat mencapai orang-orang jauh dan lebarnya, dan dapat bertahan melalui waktu.

Di sepanjang perjalanan sejarah, Allah mamilih banyak orang untuk terlibat dalam pelayanan khusus ini. Alkitab mengatakan kepada kita bahawa orang-orang kudus di masa lampau menulis Kitab Perjanjian Lama melalui pengilhaman dari Allah (II Tim. 3:16; II Ptr. 1:21). Hari kita dapat membaca Alkitab Perjanjian Baru dan pengetahuan mengenai gereja mula-mula,kerana pekerja-pekerja gereja mula-mula menuliskannya ke dalam bentuk literature,bekerja di bawah pengilhaman Roh Allah (Ef. 3:1-5;Why. 1:1-2; I Kor. 7:40). Begitu juga, kerana pekerja-pekerja Allah menyebarkan pesan Yesus Kristus selama berabad-abad ini, maka kekristinan telah menjadi agama yang mendunia pada hari ini.

Orang-orang Kristian di masa sekarang diuntungkan dengan berbagai jenis literature yang sangat kaya, yang merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus dalam menggerakkan orang-orang untuk meneruskan pengetahuan ini melalui bentuk tulisan. Contohnya:
• Pembentukan lembaga-lembaga Alkitab di seluruh dunia, dan penerjemahan Alkitab ke berbagai bahasa.

• Kompilasi The Exhaustive Concordance of the Bible oleh James Strong, yang pertama kali diterbitkan di tahun 1890 oleh Abingdon Press,New York. Karya ini memungkinkan mereka yang tidak dapat membaca teks asli untuk menikmati keuntungan yang sama dengan mereka yang dapat membaca teks asli.

• Kompilasi tulisan injil yang menyatakan Yesus Kristus sebagai Juruselamat bagi semua orang di seluruh dunia.

• Penulisan buku-buku referensi yang merinci sejarah dan geografi Alkitab, termasuk penemuan-penemuan arkeologi yang membuktikan intergritas Alkitab.

Semua karya di atas digunakan untuk menceritakan tentang Yesus di seluruh dunia. Walaupun sebagian tulisan hanya menyampaikan injil sebagian saja, kerana penulis-penulisnya hanya mengetahui sebagian mereka telah memenuhi peran yang penting dalam membuka jalan untuk menyingkap kebenaran yang sempurna dan sempurna dan sepenuhnya oleh Gereja Benar.

10.3.5 Periode hujan akhir

​Kita sekarang berada di masa hujan akhir. Pencurahan Roh Kudus yang telah berhenti selama lebih dari seribu tahun, sekarang kembali dialami oleh umat percaya di gereja Benar. Namun kita perlu menyedari bahawa Roh Kudus terus mengilhamkan berbagai denominasi dan orang-orang Kristian, kerana rencana Allah adalah agar injil diberitakan ke seluruh penjuru dunia (Mat. 24:14) dan agar pada akhirnya umat percaya dapat masuk ke dalam kawanan domba Allah yang sejati (Yoh. 10:16)

​Namun ini menjurus pada beberapa pertanyaan: apabila denominasi-denominasi berbeda diilhamkan Roh Kudus, mengapa pengajaran mereka tidak sesuai dengan Alkitab? Mengapa mereka tidak bergabung dengan gereja benar? Ada beberapa alasan. Pertama, banyak denominasi tidak mempunyai kebenaran kerana mereka mewarisi pengajaran-pengajaran dan tradisi yang salah dari pendiri-pendiri mereka. Namun ketika gereja Benar membagikan injil yang seutuhnya kepada mereka, mereka juga akan mempunyai kesempatan untuk mengetahui dan mengikuti kebenaran. Kedua, hanya umat percaya yang saleh dan sungguh-sungguh mencari kebenaranlah, yang akan dipanggil oleh Roh Kudus untuj bergabung menjadi satu kawanan domba bersama gereja benar (Yoh. 10:16). Tiap denominasi atau individu yang menolak kebenaran akan terus menempuh keberadaan yang terpisah dari kawanan benar.

Kesalahfahaman 6

​Apakah gerakan ini (merujuk pada gerakan kharismatik) sungguh-sungguh berasal dari Allah? Ini adalah pertanyaan besar. Pertama, gerakan ini awalnya mengakibatkan ketertarikan besar di gereja-gereja, dan banyak hamba-hamba Tuhan di negara-negara lain menerima karunia yang tidak biasanya, dan beribu-ribu menjadi percaya kepada Tuhan. Injil lali tersebar ke berbagai tempat di seluruh dunia. Pada waktu yang sama, banyak orang percaya dipimpin untuk hidup kudus dan berkemenangan. Di antara mereka adalah pemimpin-pemimpin seperti Monndy, Spurgeon, Torrey, Simpson, Moller, Alexander dan Roberts dan sebagainya. Namun gerakan kharismatik dan hamba-hamba Tuhan ini tidak bersatu, dan kita sulit mempercayai bahawa gerakan ini berasal dari Allah. Orang-orang dalam gerakan ini seringkali menganggap bahawa mereka dipenuhi oleh Roh Kudus, tetapi pekerjaan mereka sebenarnya tidak melampaui pekerja-pekerja yang disebutkan di atas. Diperkirakan hampir satu juta orang berbosa dibawa kepada Tuhan oleh Moody sendirian. Kuasa yang ia terima dari Roh Kudus tidak ada bandingannya. Cuba bayangkan, apakah ada satu saja dari denominasi kharismatik yang dapat menandinginya? Mengapa semua hamba-hamba Tuhan tidak dapat berdatu dengan yang lainnya ?
​​​​​​​​​​Ende Hu (hal. 7)

Apa kata Alkitab?

• Apa yang disebut sebagai gerakan kharismatik (secara kebetulan Gereja Yesus Benar kadang-kadang dimasukkan ke dalam kategori ini) mengajarkan bahawa berbahasa roh adalah bukti baptisan Roh Kudus (Kis. 10:44-46). Gerakan ini memegang nubuat Allah bahawa orang-orang akan menerima Roh Kudus dengan cara ini (Kis. 2:38-39; Yoel. 2:28-29)

• Pekerjaan penginjilan seperti yang dilakukan Moody dalam menuntun berjuta-juta orang menjadi percaya kepada Tuhan di seluruh dunia dan mendorong orang percaya untuk hidup kudus, adalah dikeranakan pengilhaman Roh Kudus, bukan baptisan Roh Kudus.

• Pesan yang disampaikan oleh penginjil-penginjil ini bukanlah injil yang sempurna, kerana injil mereka tidak sepenuhnya, dan kadang-kadang keliru. Namun pelayanan mereka berfungsi untuk mengenalkan Yesus Kristus sebagai Juruselamat bagi dunia dan mendesak orang untuk bertobat. Kerana itu pekerjaan mereka dapat disamakan seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis (Luk. 3:3-6) dan Apolos (Kis. 18:24-28), keduanya membuka jalan untuk sesuatu yang lebih baik.

• Moody dan penginjil-penginjil seperti dirinya memegang kesalahfahaman yang sama mengenai berbahasa roh dan tidak menerima berbahasa roh sebagai bukti baptisan Roh.

• Yesus berkata,”Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akn mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh. 10:16). Yang Yesus maksudkan, ada umat percaya yang akan menjawab panggilan dan pengilhaman Roh Kudus. Mereka akan mencari gereja benar yang telah didirikan oleh Roh, menuruti kebenaran yang diberitakannya, dan berkumpul menjadi satu kawanan.

• Hasil pelayanan seseorang tidak dapat digunakan untuk menunjukkan apabila ia dipenuhi dengan Roh Kudus atau tidak. Apabila kita merenungkan pelayanan pekerja-pekerja di dalam Alkitab yang dicatat sebagai dipenuhi dengan Roh Kudus seperti Petrus dan Paulus, kemungkinan besar mereka tidak membawa orang sebanyak itu kepada Allah seperti penginjil-penginjil di akhir zaman.

• Selain memberikan kuasa kepada seseorang melalui baptisan Roh, Roh Kudus juga dapat mengilhamkan orang untuk melakukan pekerjaan Allah, seperti yang dilakukan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama.

• Kita harus menyedari bahawa tidak semua orang bekerja melalui pengilhaman Roh Kudus. Beberapa mungkin bekerja kerana kehendak mereka sendiri, atau kerana motivasi-motivasi yang tidak terpuji (Fil. 1:15-16)

Kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa Roh Kudus bekerja giat untuk mengilhamkan pekerja-pekerja Allah, baik di masa Perjanjian Lama, dan juga di masa sebelum pencurahan hujan awal. Setelah masa hujan awal, barulah umat percaya dibaptis dengan Roh Kduus dan mengalami Allah yang diam di dalam hati mereka selamanya (Yoh. 14:16). Pada saat itu, pekerjaan Roh Kudus sangat dinamis, bekerja di dalam hati umat percaya untuk mengilhamkan mereka melakukan kehendak Allah.
Kita juga melihat, bahawa di masa sebelum hujan akhir, saat Roh Kudus tidak turun kepada umat percaya, Ia terus mengilhamkan banyak orang-orang Kristian yang saleh untuk mengabarkan Yesus Kristus dan mempertahankan iman Kristian. Pelayanan mereka dapat disamakan dengan pelayanan Yohanes Pembaptis, yang mengajarkan pertobatan dan membuka jalan untuk pencurahan Roh Kudus (Mat. 3:11; Yoh. 1:32-34)

Pada pekerjaan Allah ini mengingatkan kita akan kata-kata Tuhan Yesus:”BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga” (Yoh. 5:17). Kita mengetahui bahawa kata-kata ini tidak menyebutkan tentang pekerjaan penciptaan Allah, kerana alam semesta telah lama selesai diciptakan (Kej. 2:1-3), tetapi menunjukkan pekerjaan penyelamatanNya. Kita melihat Allah bekerja dengan cara ini di sepanjang Perjanjian Lama dan terus melakukannnya di masa sekarang, Ia tidak akab berhenti sampai Ia datang kembali (ref. Ef. 1:14; 4:30)

Menurut nubuatan Nabi Hagai, pekerjaan Roh Kudus di masa hujan akhir akan lebih besar dari sebelumnya (Hag. 2:9). Roh Kudus meneruskan peran gandanya dalam memberikan kuasa kepada orang-orang melalui baptisan Roh Kudus, dan juga menggerakkan mereka melalui pengilhaman Roh Kudus. Ini akan terus menggerakkan mereka melalui pengilhaman Roh Kudus. Ini akan terus berlanjut hingga injil mencapai seluruh perosok bumi dan domba-domba Allah datang dan berkumpul menjadi satu kawanan benar.

10.4 Pandangan umum yang dipegang banyak gereja

​Banyak gereja hingga saat ini dengan keliru melihat pengilhaman Roh Kudus sebagai baptisan Roh Kudus, kerana mereka salah menafsirkan Alkitab dan kurangnya pengalaman rohani. Sebagian lagi tanpa sedar dikacaukan oleh pekerjaan Iblis. Ini terlihat pada penolakan-penolakan emosional terhadap berbahasa roh dari beberapa tempat, yang menyebutnya sebagia ”sekte-sekte berbahasa roh”, “fanatisme”, atau bahkan “ilmu sihir”. Seperti contoh yang telah kit abaca, mereka membandingkan orang-orang Kristian yang berdoa memohon Roh Kudus dengan perilaku sukacita yang berlebihan dari nabi-nabi Baal di masa Nabi Elia (I Raj. 18:27). Jadi kita melihat pendapat-pendapat serius, dan kadang bersifat hujatan ditujukan pada pekerjaan Roh Kudus oleh beberapa gereja yang bersungguh-sungguh membela apa yang mereka kira sebagai kebenaran.

10.4.1 Hujat terhadap Roh Kudus

​Dosa paling berat bukanlah menghujat Anak Manusia, tetapi menghujat Roh Kudus. Yesus memberikan peringatan keras:”Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia itu tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Mat. 12:31-32)

​Mengapa menghujat Roh Kudus lebih berat dosanya daripada menghujat Anak Manusia? Kerana Anak Manusia datang ke dunia dengan status yang lebih rendah: Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Tetapi Roh Kudus adalah Allah dalam kemuliaan Nya yang sepenuhnya. Kerana itu, orang-orang Yahudi bersalah kerana telah menghujat Anak Manusia (Yoh. 10:30-33; 19:7), tetapi mereka masih dapat diampuni. Namun setelah Yesus bangkit dan naik ke Syurga, Ia membuktikan kepada semua orang bahawa Ia adalah Allah, yang layak dipuji selama-lamanya. Lebih lagi, setelah Ia memperlihatkan diriNya sebagai Roh Kudus, Ia tidak dapat lagi dihujat.

​Paulus berkata,”Kerana itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman, sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman” (I Kor. 14:22). Di sini, kata “tanda” mempunyai erti “mujizat”6. Seperti mujizat kesembuhan dan pengusiran setan di dalam nama Tuhan Yesus, sebagai tanda dan mujizat yang Yesus katakana akan mengikuti mereka yang percaya kepadaNya (Mrk. 16:17-18). Berbahasa roh adalah sebuah tanda bagi orang-orang yang tidak percaya, untuk memperlihatkan kepada mereka bahawa seseorang telah menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46) dan Allah menyertainya (I Yoh. 3:24). Kerana itu orang-orang yang dengan keras kepala menyatakan bahawa berbahasa roh adalah ilmu sihir, atau tanda kerasukan setan, bersalah kerana telah menghujat Roh Kudus.

10.4.2 Belajar dari nasihat Gamaliel

​Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahawa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangkan bahawa ia berbuat bukti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, kerana mereka tidak mengenal baik Bapa mahupun Aku” (Yoh. 16:2-3). Kata-kata ini digenapi ketika gereja para rasul dianiayai. Mereka yang melakukan penganiayaan terhadap gereja, mengira bahawa mereka sedang melayani Allah dengan sepenuh hati (Kis. 7:54-60; 8:1-3; 12:1-3). Paulus sebelumnya berada di antara mereka dan secara pribadi bertanggungjawab atas kematian banyak orang Kristian (Kis. 22:3-4; Fil. 3:6)

​Di masa-masa pegolakan inilah kita mendengar beberapa kata hikmat yang diucapkan Gameliel, ahli Taurat yang dihormati di kalangan orang Yahudi:

Hai orang-orang Isreal, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini!… Kerana itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertinfak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahawa kamu melawan Allah.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 5:35; 38-39

Nasihat Gamaliel dimaksudkan untuk memenangkan kemarahan Mahkamah Agama. Ia berkata kepada mereka untuk membiarkan para rasul, agar berhati-hati apabila terbukti bahawa mereka ternyata sedang melawan Allah. Nasihatnya ini mengingatkan kita dengan sebuah kenyataan penting: gereja adalah tubuh Kristus (Kol. 1:24), dan siapa yang menganiaya gereja, sebenarnya sedang menganiayai Kristus (Kis. 9:1-5). Dengan begitu, kerana Roh Kudus adalah Roh Allah, sedang menganiayai Allah sendiri. Kita semua dapat belajar dari nasihat Gamaliel untuk tidak menghakimi pekerjaan Roh Kudus dengan sembrono dan tergesa-gesa.

10.4.3 Belajar dari kerendahan hati Apolos

​Apolos adalah pekerja kunci dalam gereja para rasul, yang menjadi perabot Allah yang penuh kuasa dan dihormati di antara jemaat (I Kor. 1:12; 3:4-6; 4:6). Ia adalah orang Yahudi yang lahir di Aleksandria, sebuah tempat pusat kebudayaan dan pengetahuan Yahudi, setara dengan Athena, dan menitik berat pada pembelajaran dan debat umum. Apolos mengenal injil dengan baik dan cakap dalam hal berbicara di depan umum dan perdebatan. Ia mempunyai kemampuan untuk mengajak baik orang Yahudi mahupun Yunani. Saat menerima petunjuk dalam jalan Yesus, dia mulai mengabarkanNya dengan giat di bait-bait Allah.

​Namun Apolos hanya mengetahui baptisan Yohanes, bukan baptisan Yesus. Baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan (Kis. 19:4) kerana tugasnya adalah untuk mendorong orang-orang untuk bertobat (Mat. 3:5-11; Luk. 3:8-14). Sebaliknya, baptisan Yesus adalah baptisan penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16) dan kelahiran kembali (Tit. 3:5). Lebih lagi, Yesus adalah Dia yang dapat membaptis orang dengan Roh Kudus (Yoh. 1:33; Kis. 1:5). Kerana itu pertobatan bukanlah kelahiran kembali, tetapi sekadar sebuah persyaratan untuk kelahiran kembali. Mereka yang bertobat, tetapi tidak dilahirkan kembali melalui baptisan air di dalam nama Yesus, masih merupakan murid-murid Yohanes. Priskila dan Akwila, yang berasal dari kalangan pembuat tenda rendahan (Kis. 18:2-3), mengisi kekosongan pengetahuan Apolos dan berbicara kepadanya untuk menjelaskan injil dengan lebih tepat kepadanya (Kis. 18:24-26)

​Ada perbedaan antara mengetahui tentang Yesus, dan mengetahui bahawa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Yang pertama adalah pengetahuan yang dapat diketahui siapa saja, dan bahkan dibagikan kepada orang lain. Namun yang terakhir adalah pengetahuan benar yang datang dari iman. Dari catatan tentang Apolos, kita mengetahui bahawa:

• Pengetahuan diperlukan, kerana kita tidak dapat percaya kepada Yesus tanpa mengenalNya. Namun pengetahuan teologi tidak sama dengan iman.

• Dengan pengetahuan dan hati yang tulus, orang dapat mengabarkan injil, dan bahkan mengilhamkan orang lain. Namun tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh. 3:5), orang tidak dapat mengabarkan injil yang sempurna.

• Walaupun Apolos adalah orang terpelajar dan cakap dalam seni berdebat, ia masih kurang dalam hal pengetahuan dan iman.

• Apolos mempunyai sikap rendah hati sehingga ia menerima pengajaran dua orang murid yang berasal dari kalangan rendahan.

• Ketika Apolos akhirnya mengerti akan injil Kristus yang sempurna, ia menggunakan pengetahuan dan telentanya untuk membagikan injil itu kepada orang lain.

Kerendahan hati yang terlihat dalam diri Apolos bukanlah satu-satunya kasus. Kita juga melihat sifat ini dalam diri sida-sida Etiopia, yang kepadanya Filipus diutus. Ketika Filipus mendengarnya membaca Kitab Yesaya, Ia bertanya kepada sida-sida itu apakah ia mengerti apa yang sedang ia baca. Jawaban lembut sida-sida itu adalah, sebagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku? (Kis. 8:31). Begitu juga, Lukas menceritakan kepada kita tentang orang-orang di Berea yang “lebih baik hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika, kerana mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya.” (Kis. 17:11-12)

Hari ini, terdapat banyak penginjil-penginjil dari gereja-gereja yang tidak mendapatkan penyertaan Roh Kudus. Mereka dapat disamakan seperti Apolos: mereka mungkin terpelajar dan cakap, mengenal Alkitab dengan baik, bersungguh-sungguh dan taat dalam melayani Tuhan. Mereka juga mempunyai talenta untuk mengajar orang lain mengenai kasih Kristus dan prinsip-prinsip kehidupan Kristian; tetapi mereka kekurangan pengertian akan injil keselamatan yang sepenuhnya. Kerana itu mereka tidak dapat mengajarkan orang lain bagaimana dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh. 3:5), atau bagaimana masuk ke dalam kehidupan yang berlimpah dalam Kristus, atau bagaimana menerima kuasa dari atas untuk mengalahkan dosa (Yoh. 10:10; Luk. 24:49; Rm. 8:1-2, 13)

Kita perlu banyak belajar dari Apolos yang rendah hati, sehingga dapat belajar lebih lagi mengenai Yesus dari orang-orang lain. Apabila kita mempunyai hati dan fikiran yang sama seperti ini, maka kita juga akan diberkati dengan pengertian yang lebih jernih mengenal injil yang sempurna.

10.4.4 Peranan Yohanes Pembaptis

​Yohanes Pembaptisa adalah pekerja perintisan yang bertanggungjawab mempersiapkan jalan Yesus (Yoh. 1:19-23). Apabila kita melihat catatan pelayanannya, kita melihat seseorang yang melayani Allah dengan kerendahan hati yang sangat tinggi, dan seseorang yang dapat memimpin orang kepada Juruselamat.

​Ketika Yohanes melihat Yesus, Ia mengajarkan murid-muridNya untuk mengikuti Kristus:

Pada keesokkan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata:”Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikuti Yesus.
​​​​​​​​​Yohanes. 1:35-37​

​Kemudian sebuah perdebatan timbul antara murid-murid Yohanes dengan orang-orang Yahudi mengenai pengudusan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan baptisan. Murid-murid Yohanes tentu telah menyedari bahawa Yesus menerima baptisan Yohanes (Mat. 3:13-16), dan kerana itu secara teknis Yesus adalah murid Yohanes. Sekarang mereka melihat bahawa Yesus sendiri melakukan baptisan dan mendapatkan perhaian orang-orang Yahudi, yang mulai mengikuti Dia. Kerana itu murid-murid Yohanes datang kepadanya dan mengeluh, “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya” (Yoh. 3:26)

​Yohanes menjawabnya dengan perkataan:

Tidak ada seseorang yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari Syurga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahawa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
​​​​​​​​​Yohanes. 3:27-30

​Yohanes mengerti bahawa ia dan Yesus melakukan tugas yang berbeda. Yohanes bukan Kristus, tetapi ia diutus untuk mendahuluiNya; ia bukan si mempelai laki-laki tetapi sahabat mempelai laki-laki. Bukan hanya ia tidak iri hati kepada Yesus, tetapi Yohanes merasakan sukacita dan kepuasan yang besar. Ia sungguh adalah nabi yang layak di mata Allah.

​Begitu juga, Allah telah lama bekerja dengan banyak gereja yang mempunyai peran seperti Yohanes Pembaptis. Mereka telah menyiapkan jalan bagi gereja benar, yang telah datang untuk mengabarkan injil keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna.

10.5 Kesimpulan

​Kita sekarang ada di akhir zaman. Sebentar lagi waktunya akan tiba, saat Kristus akan menerima pengantinnya, yaitu gereja benar. Roh Kudus hujan akhir telah turun, dan kuasa Pentakosta sedang mencapai tiap-tiap sudut bumi. Ia memanggil semua orang untuk mendengarkan dengan rendah hati mengenai injil yang sempurna dan menerimanya kerana ia membawa keselamatan melalui Kristus Yesus.

Pertanyaan ulasan

1. Jelaskanlah mengapa hal-hal berikut ini tidak alkitabiah:
a) Semua orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan telah menerima Baptisan Roh Kudus (ref. I Kor. 12:3)
b) Kesedaran atas dosa dan keinginan untuk mencari Allah dan keselamatanNya adalah bukti bahawa kita telah menerima Roh Kudus.
c) Mempunyai Roh Kudus bukanlah pengalaman yang dapat kita lihat: Paulus haris mengingatkan jemaat Gereja Korintus bahawa Roh Allah tinggal di dalam hati mereka (ref. I Kor. 3:16)
d) Kemampuan berduka atas dosa-dosa kita menunjukkan bahawa kita telah menerima Roh Kudus.
e) Berbahasa roh tidak membuktikan bahawa kita telah menerima baptisan Roh Kudus, namun dibuktikan dengan kemampuan kita untuk mengasihi dan melayani Allah.

2. Berikah penjelasan bagaimana Roh Kudus mengilhami pekerja-pekerja Allah di masa-masa sejarah berikut ini:
a) Di masa Perjanjian Lama
b) Sebelum turunnya hujan awal
c) Di masa hujan awal, dimulai sejal hari Pentakosta
d) Sebelum turunnya hujan akhir
e) Di masa hujan akhir, dimulai sejak tahun 1900-an
3. Apakah pandangan umum dari banyak gereja-gereja di masa sekarang mengenai:
a) Berbahasa roh
b) Gereja benar

_________________________________________________________________________

1. Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and Vancouver. Thomas Nelson Publishers, 1985). G331.
2. Ibid G 2424
3. Ibid G2962
4. Erdman, Charles R., The Acts: An Exposition (Philadelphia: The Westminster Press, 1966)
5. The Complete Words Study Dictionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee: AMG International, 1992). G1754
6. Vibe, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nahville, Atlanta, London and Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G4592

Bab 09 Baptisan Roh Kudus
|

Bab 09 Baptisan Roh Kudus

9.1 Pendahuluan

​Baptisan Roh Kudus adalah ketika seorang percaya menerima Roh Kudus, yaitu pada saat Roh Kudus datang kepadanya dan hidup di dalam dirinya (Yoh. 14:16-17). Ini dialami pertama kali oleh Petrus dan murid-murid Yesus lainnya di hari Pentakosta (Kis. 2:1-4), dan kemudian oleh umat percaya lainnya, seperti orang-orang Samaria (Kis. 8:14-17), Paulus (Kis. 9:17-18), Kornelius sekeluarga (Kis. 10:44-47) dan orang-orang Efesus (Kis. 19:1-7)

​Alkitab menggunakan berbagai deskripsi mengenai baptisan Roh Kudus:
• Turunnya Roh Kudus atas orang-orang percaya (Kis. 1:8; 8:16; 10:44; 11:15; 19:6)
• Orang-orang percaya dipenuhi oleh Roh Kudus (Kis. 2:4; 9:17)
• Orang-orang percaya menerima Roh Kudus (Kis. 2:38; 8:17, 19; 10:47)
• Roh Kudus dicurahkan atas orang-orang percaya (Kis. 10:45)
• Roh Kudus diberikan kepada orang-orang percaya (Kis. 8:18; 11:17)
• Sebuah karunia (Kis. 2:38; 10:45)
• Sebagai meterai (Ef. 1:13; 4:30)
• Sebuah janji (Gal. 3:14; Kis. 2:39)
• Pencurahan yang berlimpah (Tit. 3:6)

Beberapa penulis Kristian yang berpengaruh dari timur dan barat telah menulis panjang lebar mengenai hal ini. Namun sayangnya, banyak pandangan mereka yang keliru, tetapi kekeliruan ini telah tertanam dalam doktrin Kekristianan secara umum. Contohnya antara lain: Roh Kudus turun satu kali saja di hari Pentakosta, dan terus tinggal dengan umat Kristian sejal hari itu; semua orang percaya telah mempunyai Roh Kudus, buktinya, mereka dapat mengakui bahawa Yesus Kristus adalah Tuhan: berbahasa roh hanyalah salah satu karunia Roh Kudus, dan bukan bukti tunggal seseorang telah menerima Roh Kudus; bahasa yang diutarakan para murid yesus di hari Pentakosta adalah bahasa-bahasa asing; berbahasa roh adalah karunia rohani paling terakhir, yang hilang di masa para rasul.

Dengan Alkitab sebagai referensi, bab ini akan menyelidiki pendapat-pendapat yang diutarakan oleh beberapa penulis.

9.2 Kesalahfahaman umum mengenai baptisan Roh Kudus

Kesalahfahaman 1

Setiap orang yang sungguh-sungguh percaya mempunyai Roh (Rm. 8:9), tetapi itu bukan bererti ia telah menerima baptisan Roh.
​​​​​​​​J.Oswald Sanders (hal. 64)

​Sanders membedakan antara orang yang mempunyai atau menerima Roh Kudus, dengan menerima baptisan Roh Kudus. Ia berpendapat, bahawa mempunyai Roh Kudus adalah pengalaman umum dan otomatis, sementara menerima baptisan Roh Kudus adalah pengalaman yang khusus. Pola fikirnya mengindikasikan bahawa menerima baptisan Roh Kudus nampaknya merupakan keadaan rohani yang lebih tinggi daripada “sekadar” mempunyai Roh Kudus.

Apa kata Alkitab?

​Seperti yang telah disebutkan di awal bab ini, menerima Roh Kudus itu sama dengan dibaptis oleh Roh Kudus. Kita juga melihat, walaupun Alkitab menjelaskan pengalaman ini dengan menggunakan istilah-istilah yang berbeda, bukan bererti ini adalah pengalaman yang berbeda. Contohnya, Yesus berkata kepada murid-muridNya, “tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 1:5). Ia melanjutkan, “kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu” (Kis. 1:8). PerkataanNya menunjukkan bahawa baptisan Roh Kudus dan menerima Roh Kudus adalah hal yang sama.

Kesalahfahaman 2

​Kata “baptisan” dan “dipenuhi” mempunyai erti yang berlawanan. Dalam baptisan, kita dimasukkan ke dalam sebuah elemen. Sementara dipenuhi, elemen itu yang dimasukkan ke dalam diri kita. Dipenuhi bererti Roh adala dalam diri kita. Kata “baptisam” itu sendiri meniadakan segala gagasan tentang penerimaan internal Roh yang dimaksud.
​​​​​​​​J. Oswald Sanders (hal. 66)

Apa kata Alkitab?

​Di sini, Sanders memberikan alasan yang nampaknya masuk akal adanya “baptisan” Roh Kudus secara eksternal yang berbeda dengan “pemenuhan” Roh yang internal. Namun kita harus mengerti bahawa Roh Kudus bukanlah sesuatu yang bersifat jasmani, kerana itu tidak dapat dijelaskan dengan konsep-konsep jasmani.

​Sebelum kenaikanNya, Yesus berkata kepada murid-muridNya,”Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 1:5). Alkitab mencatat pemenuhan janji ini dengan kata-kata:”Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus” (Kis. 2:4). Kata-kata ini berlawanan dengan pendapat Sanders mengenai adanya “baptisan” Roh Kudus secara eksternal yang berbeda dengan “penerimaan Roh secara internal.”

Kesalahfahaman 3

Kita tidak mempunyai catatan mengenai seseorang secara pribadi dibaptis dengan Roh. Kita ulangi, kita tidak punya catatan apa pun di Kisah Para Rasul, atau di bagian mana pun dalam injil, mengenai seseorang dibaptis dengan Roh Kudus. Ambil sebagai contoh murid-murid yang Allah gunakan dalam masa para rasul setelah hari Pentakosta. Kepenuhan mereka akan Roh Kudus bukanlah pengalaman pembaptisan; namun pengalaman hari ke hari dalam kehidupan yang penuh pengabdian… Pemenuhan Roh Kudus tidak dapat dikaitkan dengan pengalaman krisis apa pun kerana kita tidak mempunyai sedikit pun bukti bahawa seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus menyedari akan hal itu.
​​​​​​​John H. Pickford (hal. 21)

Di sini Pickford berpendapat, bahawa setelah hari Pentakosta: orang-orang tidak lagi perlu dibaptis dengan Roh Kudus, kerana mereka telah dipenuhi oleh Roh Kudus; hanya terdapat catatan alkitabiah mengenai beberapa kelompok orang yang dibaptis dalam Roh, tetapi bukan perorangan. Juga, pemenuhan Roh Kudus tidak berkaitan dengan apa yang ia sebut sebagai “pengalaman krisis” secara pribadi.

Apa kata Alkitab?

• Kisah Para Rasul. 9:17 memberikan contoh khusus mengenai seseorang yang menerima Roh Kudus: Saulus menerima Roh Kudus setelah Ananias diutus kepadanya dan menumpangkan tangan ke atasnya.
• Baptisan Roh Kudus adalah janji Tuhan Yesus (Kis. 1:5) yang dapat dialami semua orang secara pribadi. Ini tidak dapat dianggap sebagai “pengalaman krisis” yang berlebihan. Janji ini disebutkan dalam Alkitab berulangkali:

Dan akupun tidak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: jikalau engaku melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
​​​​​​​​​Yohanes. 1:33

Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 11:15-16

Dan ketika aku mulain berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 11:15-16

Ketika kita membaca kitab Kisah Para Rasul, kita menyedari bagaimana baptisan Roh Kudus adalah bagian penting dalam perjalanan iman orang Kristian. Saat Petrus dan Yohanes mengetahui bahawa orang-orang Samaria telah menerima Tuhan, mereka segera mengunjungi orang-orang Samaria untuk menumpangkan tangan ke atas mereka agar mereka dapat menerima Roh Kudus (Kis. 8:14-17). Begitu juga ketika Paulus pergi kr Efesus, pertanyaan pertama yang ia utarakan kepada murid-murid adalah :”Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya” (Kis. 19:2). Ketika mereka menjawab bahawa mereka belum menerimanya, Paulus membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus dan menumpangkan tangan kepada mereka (Kis. 19:6)

​Di dua kesempatan ini, para rasul memastikan agar umat percaya dapat menerima Roh Kudus, mereka menumpangkan tangan, bertanya, dan melakukan baptisan air yang benar.

9.3 Bukti menerima Roh Kudus

9.3.1 Dapat dilihat dan didengar

Ketika Paulus sampai ke Efesus, katanya kepada mereka:”Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Akan tetapi mereka menjawab dia :”Belum, kami belum pernah mendengar, bahawa ada Roh Kudus.”
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 19:2

​Pertanyaan yang diutarakan Paulus kepada jemaat di Efesus dan jawaban yang mereka berikan, menunjukkan bahawa baptisan Roh Kudus selalu disertai dengan tanda tertentu, atau iman yang buta. Alkitab menjelaskan pengalaman itu sebagai pengalaman yang dapat dilihat dan didengar (Kis. 2:33). Namun fakta ini diperdebatkan dengan keras oleh banyak gereja pada hari ini. Dalam meneliti mengapa ini terjadi, kita diingatkan oleh kata-kata Yesus :”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidal melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” (Yoh. 14:16-17)

​Kenyataannya, hanya Roh Kudus sendiri yang memungkinkan kita memahami perkara-perkara Roh. Apabila Ia tidak hadir untuk membimbing, sebuah komunitas iman sudah pasti terpaksa menduga-duga, yang mengakibatkan pengajaran-pengajaran yang keliru seperti pernyataan bahawa seseorang langsung menerima Roh Kudus begitu ia menjadi percaya.

​Di bawah ini adalah beberapa kesalahfahaman umum yag berhubungan dengan bukti baptisan Roh Kudus.

Kesalahfahaman 4

Alkitab memang memberitahukan kita bahawa kita harus bertobat dan percaya di dalam Tuhan, agar dosa-dosa kita diampuni (Yoh. 3:18; Kis. 10:43). Ini akan memungkinkan kita menerima Roh Kudus (Kis. 2:38). Kita [ercaya pada firman Tuhan apa adanya; ini bukan menipu diri sendiri, tetapi menghormati firman Allah. Entah kita dapat merasakan adanya Roh Kudus atau tidak, kita semua telah menerima Roh Kudus.
​​​​​​​​​Ende Hu (hal. 16)

Apa kata Alkitab?

• Mengenai pengampunan dosa, tidaklah cukup seseorang sekadar percaya dan bertobat. Bila kita membaca seluruh Kisah Para Rasul. 2:38, kita melihat bahawa pengampunan dosa didapatkan secara langsung melalui baptisan air. Petrus secara khusus memberitakan, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Ende Hu mengabaikan bagian terpenting dalam ayat ini, dan kerananya, meluputkan peran baptisan air dalam pengampunan dosa.
• Di masa para rasul, saat Roh Kudus hujan awal masih dicurahkan, pola yang terjadi adalah mereka yang percaya dalam Yesus, cepat atau lambat menerima Roh Kudus.
• Menerima Roh Kudus adalah sebuah pengalaman yang dapat diketahui baik si penerima mahupun orang-orang lain (Kis. 2:33)

9.3.2 Bukti dari Kisah Para Rasul

​Apakah bukti menerima Roh Kudus? Jawabannya tidak dapat ditemukan dalam keempat kitab injil, kerana mereka hanya mencatat janji mengenai Roh Kudus. Juga tidak ditemukan dalam surat-surat para rasul, kerana dari Kitab Roma hingga Yudas mencatat hal-hal mengenai kehidupan Kristian, apa yang perlu dilakukan umat percaya setelah mereka telah menerima Roh Kudus. Jawabannya juga tidak ditemukan di dalam Kitab Wahyu. Jawabannya ada di Kisah Para Rasul, yang mencatat keadaan-keadaan mengenai turunnya Roh Kudus di gereja para rasul. Kitab ini memberikan tanda-tanda yang membuktikan dengan pasti bahawa seseorang telah menerima Roh Kudus.

9.3.3 Berbicara dalam bahasa roh

​Dari Kisah Para Rasul, kita melihat jelas bahawa tanda menerima Roh Kudus adalah berbahasa roh. Kata Yunani glossa (lidah) atau glossai (lidah-lidah) digunakan dalam tulisan aslinya untuk menjelaskan fenomena ini:1

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 2:4

Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, kerana melihat, bahawa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, bahawa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 10:44-46

Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 19:6

​Dalam Kisah Para Rasul. 10 dituliskan kejadian yang penting: umat percaya yang disunat, menemani Petrus dalam kunjungannya ke rumah Kornelius. Dengan terkejut mereka menyaksikan keluarga tu menerima Roh Kudus:”sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:46). Setelah itu, ketika Petrus kembali ke gereja Yerusalem, ia melaporkan bagaimana “ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka sama seperti dahulu ke atas kita” (Kis. 11:15), menyebutkan pengalaman para rasul sendiri di hari Pentakosta (Kis. 15:8)

​Dalam Kisah Para Rasul. 8, kita menemukan Simon, yang dahulu adalah seorang tukang sihir, tetapi kemudian menerima injil dan dibaptis. Alkitab mencatat bagaimana saat ia menyaksikan jemaat di Samaria menerima Roh Kudus melalui penumpangan tangan oleh para rasul, ia menawarkan wang untuk mendapatkan kuasa ini

Kemudian keduannya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. Ketika Simon melihat, bahawa pemberian Roh Kudus terjadi oleh kerana rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan wang kepada mereka ,serta berkata:”Barikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus”
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 8:17-19

​Jadi kita melihat bahawa baptisan Roh Kudus dapat didengar dan bukan sesuatu yang tersembunyi dan tidak terlihat. Di hari Pentakosta, baptisan ini berkuasa menarik perhatian banyak orang (Kis. 2:6). Kitab Wahyu menyebutkan kuasa berbahasa roh dengan menyebutkannya sebagai “desau air bah” dan “deru guruh yang dahsyat” (Why. 14:2; 19:6)

9.3.4 Penulis-penulis Kristian yang mengetahui hubungan antara bahasa roh dan baptisan Roh
Kudus

​Sejumlah penulis Kristian mengemukakan pendapat tentang hubungan atara berbahasa roh dan baptisan Roh Kudus:

​Roh Kudus dianggap sebagai karunia istimewa yang tidak selalu menyertai baptisan dan iman. Orang-orang Samaria tidak dianggap sebagai orang-orang yang “menerima Roh Kudus” saat mereka “menerima firman Allah”. Mereka telah percaya dan dibaptis, tetapi ketika Petrus dan Yohanes pergi dan mendoakan mereka, barulah karunia Roh diturunkan (Kis. 8:14-17). Nampak jelas bahawa beberapa pengaruniaan atau pengalaman istimewa ini terlihat dengan kasat mata. Hal yang sama malah muncul dengan lebih jelas lagi dalam tulisan mengenai murid-murid Yohanes yang ditemukan Paulus di Efesus (Kis. 19:1-7). Tidak hanya mereka belum “menerima Roh Kudus” saat mereka percaya, tetapi setelah mereka dibaptis di dalam nama Kristus, ketika Paulus menumpangkan tangan kepada mereka, baru “turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (ayat 6). Di sini Nampak jelas bahawa karunia Roh dianggap sama seperti karunia penuh mujizat dalam berbahasa roh dan bernubuat.
​​​​​​​​G. B. Stevens (hal. 433)

​Iman gereja dalam Roh berasal dari pengalamannya yang nyata. Di titik awal karir gereja, kemungkinan di hari Pentakosta, para murid menyedari sebuah kuasa baru yang bekerja di dalam diri mereka. Perwujudannya yang paling kentara pertama-tama adalah glossolalia, “berbahasa roh”, dapat dimengerti; dan baik mereka yang dipenuhi kuasa ini mahupun mereka yang melihat dan mendengar manfestasi ini diyakinkan akan kuasa dari dunia yang lebih tinggi telah masuk ke dalam kehidupan mereka, memberikan mereka kemampuan untuk berbahasa roh dan karunia-karunia lain, yang nampaknya merupakan sesuatu yang berbeda dari karunia biasa yang telah mereka miliki sebelumnya. Orang-orang yang sebelumnya Nampak biasa-biasa saja tiba-tiba mampu berdoa dan berbicara dengan penuh kuasa, dan suasana hati yang tinggi yang mereka perlihatan saat berdoa kepada Ynag Tak Kelihatan.
​​​​​​​​A.B. MaDonald (hal. 40)

​Di awal studi saya mengenai Baptisan Roh Kudus, saya menyedari bahawa dalam banyak hal mereka yang dibaptis “berbahasa roh” dan pertanyaan yang sering kali menghinggapi fikiran saya : Bila seseorang dibaptis dalam Roh Kudus, apakah ia tidak akan berbahasa roh? Teapi saya tidak melihat ada yang berbahasa roh, dan saya seringkah bertanya-tanya, adakah oranf pada hari ini yang benar-benar dibaptis dengan Roh Kudus?
​​​​​​​​R.A. Torrey

​Di bukunya yang terkenal, Leviathan, Thomas Hobbes menulis tentang kejadian-kejadian dalam Kisah Para Rasul.8, ketika orang-orang Samaria yang telah dibaptis, mengalami “karunia-karunia itu, yang adalah tanda-tanda Roh Kudus, yang pada saat itu memang menyertai semua jemaat sejati”. Ia menguraikan sifat “tanda-tanda” itu dengan mengutip Markus. 16:17-18:”Mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh”

​Kita melihat bahawa beberapa penulis, dan sebagai tambahan, beberapa bapa gereja mula-mula, seperti Chrysostom, Constaninople, Irenaeus, Tertullian, Justin Martyr, dan Origen, melihat sebuah kaitan antara menerima Roh Kudus dengan berbahasa roh. Namun, kesan yang diungkapkan Hobbes dan Torrey adalah bahawa fenomena ini tidak lagi ada di gereja masa sekarang.

9.3.5 Para penulis Kristian yang menentang bukti barbahasa roh

​Tidak semua penulis Kristian menerima hubungan antara berbahasa roh dengan baptisan Roh Kudus, atau khususnya berbahasa roh sebagai tanda khusus menerima Roh Kudus. Di antara penentang-penentang yang paling keras adalah J. Oswald Sanders.

Kesalahfahaman 5

​Ketika tiga ribu orang dipenuhi dengan Roh Kudus pada hari Pentakosta, kita tidak mempunyai catatan mengenai karunia seperti itu (yaitu berbahasa roh). Itu juga tidak disebutkan ketika lima ribu orang menjadi jemaat mula-mula, juga tidak disebutkan ketika Roh Kudus diturunkan ke orang-orang Samaria dalam Kisah Para Rasuh. 8. Sepanjang masa pelayanan Paulus seperti yang dicatat dalam Kisah Para Rasuh, tidak pernah disebutkan karunia yang menyertai kuasa Roh Kudus, kecuali pada kejadian dalam Gereja Korintus.
​​​​​​​​J. Oswald Sanders (hal. 73)

Apa kata Alkitab?

• Kitab Kisah Para Rasul tidak mencatat 3000 orang percaya yang dibaptis pada hari Pentakosta,”dipenuhi oleh Roh Kudus”. Kerana itu tidak ada alasan bagi Lukas, penulis Kisah Para Rasul, untuk menulis mereka berbahasa roh.

• Orang-orang percaya di Samaria menerima Roh Kudus ketika Petrus dan Yohanes pergi mengunjungi mereka, berdoa dan menumpangkan tangan kepada mereka. Walaupun Alkitab tidak secara hurufiah menyebutkan bahawa mereka berbahasa roh, kita dapat menyimpulkan ini terjadi ketika kita membaca:”Ketika Simon melihat, bahawa pemberian Roh Kudus terjadi oleh kerana rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan wang kepada mereka, serta berkata:’Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang , ia boleh menerima Roh Kudus’” (Kis. 8:18-19). Kata-kata Simon menunjukkan bahawa ia menyaksikan sesuatu yang kasat mata dan secara langsung.

• Petrus sendiri telah menerima Roh Kudus di hari Pentakosta, dan kemudian melihat pencurahan Roh Kudus pada Kornelius sekeluarga, dan berdasarkan pengalaman-pengalamannya ini, Petrus memastikan bahawa murid-murid di Samaria juga telah menerima Roh Kudus. Tidak masuk akal baginya untuk menggunakan kriteria lain, selain dari berbahasa roh, untuk mengambil kesimpulan itu.

• Ketika Kornelius dan keluarganya menerima Roh Kudus, orang-orang percaya yang bersunat yang mengikuti Petrus melihat mereka menerima Roh Kudus, “sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:46)

• Ketika Petrus kembali ke Yerusalem untuk melaporkan tentang Kornelius dan keluarganya, ia bersaksi, “ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita” (Kis. 11:15)

• Kitab Kisah Para Rasul tidak mencatat seluruh kejadian mengenai penerimaan Roh Kudus oleh orang-orang percaya, namun menampilkan sebuah ikhtisar. Contohnya, ia tidak mencatat kapan dan di mana 3000 jemaat baru dalam Kisah Para Rasul 2 menerima Roh Kudus, atau 5000 jemaat di Kisah Para Rasul 5. Tetapi apakah itu bererti mereka tidak menerima Roh Kudus dan langsung berbahasa roh di sana, atau di kemudian hari? Contohnya pada Kisah Para Rasul. 9:17 yang mencatat bahawa Saulus menerima Roh Kudus, tetapi tidak secara khusus menyebutkan bahawa ia berbahasa roh. Namun saat kita membaca suratnya kepada gereja Korintus, Nampak jelas bahawa ia berbahasa roh:”Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa… Aku mengucap syukur kepada Allah, bahawa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih daripada kamu semua.” (I Kor. 14:14, 18)

Kesalahfahaman 6

​Penghilangan (untuk menyebutkan berbahasa roh) secara khusus menarik perhatian dalam surat kepada jemaat di Efesus, yang diberitakan daftar karunia dari Kristus yang telah naik ke Syurga untuk membangun GerejaNya. Walaupun Kitab Roma ditulis lebih dahulu dan memberikan referensi khusus untuk pelayanan, tetapi tidak ada referensi tentang “berbahasa roh”. Apakah tidak ada berbahasa roh pada hari ini? Kita tidak akan secara dogmatis menyatakan bahawa perwujudan karunia ini tidak mungkin terjadi pada hari ini, tetapi kita akan berkata bahawa pada kebanyakan kasus di mana dinyatakan demikian, akan melanggar keadaan yang diterapkan untuk melakukannya kerana memberikan banyak bukti bahawa itu adalah kepura-puraan dan tidak mumi.
​​​​​​​​J. Oswald Sanders (hal. 73)

Apa kata Alkitab?

• Gereja-gereja di Efesus dan Roma kemungkinan besar telah lama berdiri saat masa penginjilan Paulus yang ke-tiga dank e-empat (Kis. 19:1-10; Kis. 28:16-31). Kerana itu mereka tentu mengetahui pengajaran dasar bahawa berbahasa roh adalah bukti menerima Roh Kudus, maka Paulus tidak melihat perlunya mengajarkan hal itu dalam surat-suratnya kepada kedua gereka ini. Tujuan penulisan surat kepada jemaat Efesus, sesungguhnya adalah untuk menyorot pekerjaan Kristus dalam kehidupan umat percaya; dan tujuan penulisan surat kepada jemaat Roma adalah untuk mengemukakan masalah pembenaran oleh iman dan perlunya pepegang hukum setelah pembenaran (Rm. 3:31)

• Berbahasa roh yang menyertai baptisan Roh Kudus adalah untuk membangun diri sendiri (I Kor. 14:4), bukan untuk membangun gereja secara keseluruhan. Kerana itu berbahasa roh tidak disebutkan dalam daftar karunia rohani yang dapat membangun gereja-gereja di Efesus dan Roma, atau di gereja mana pun. Contohnya, ketika Paulus membicarakan sejumlah karunia-karunia tertentu dalam I Korintus. 12, karunia-karunia yang ia sebutkan adalah karunia yang membangun jemaar:”Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (I Kor. 12:7). Satu karunia yang secara khusus disebutkan adalah “karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh” kata dengan bahasa roh dan perlu diterjemahkan. Karunia ini tidak dapat disamakan dengan berbahasa roh , yang merupakan bukti menerima Roh Kudus dan membangun orang yang menerimanya (I Kor. 14:4). Bahasa roh yang diucapkan dalam doa pribadi kepada Allah tidak perlu diterjemahkan (I Kor. 14:2, 28) kerana Roh sendiri yang berdoa bagi orang percaya dengan “keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Rm. 8:26-27)

• Karunia-karunia rohani yang disebutkan dalam Surat Efesus merujuk pada peran-peran pelayanan yang sekali lagi, membangun gereja secara umum:”Dan Ia lah yang memberikan baik rasul-rasul mahupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus” (Ef. 4:11-12). Tidak ada alasan bagi Paulus untuk membahas bahasa roh yang fungsinya untuk membangun diri sendiri.

• Menurut Sanders, kejadian berbahasa roh hari ini adalah “kepura-puraan dan tidak murni”, tetapi ia tidak menyediakan penjelasan mengapa demikian, atau apa keuntungan yang mungkin didapat dari praktik demikian. Namun apabila memang ada kejadian-kejadian “bahasa roh yang pura-pura”, perhatian kita haruslah untuk menyingkapkan sumbernya. Ini adalah seturut dengan nasihat Penatua Yohanes:”Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia” (I Yoh. 4:1). Nabi-nabi palsu juga dapat melakukan tanda dan mujizat untuk menyesatkan orang-orang pilihan (Mat. 24:4; I Yoh. 4:1). Bila kita tidak dapat membedakan apa yang berasal dari Allah dan apa yang bukan berasal dari Allah, ujungnya kita mungkin tidak lagi percaya dengan kuasa Allah dan berhenti berdoa memohon Roh Kudus.

Kesalahfahaman 7

​Bagaimana dengan doktrin yang sekarang telah meluas, bahawa begitu banyak orang Kristian belum pernah menerima baptisan Roh Kudus, dan semuanya harus mencarinya sampai mereka mengalaminya? Yang saya dapat katakana, adalah pengajaran seperti itu tidak berasal dari Perjanjian Baru, dan penyebaran ajaran ini membawa banyak orang ke dalam belenggu dan kegelapan. Kesalahan ini mungkin disebabkan kerana mencampuradukkan kepenuhan Roh Kudus dengan baptisan Roh Kudus, tetapi terlebih lagi, saya rasa, kerana keinginan untuk menghubungkan yang satu dengan yang lain, yaitu berkat karunia Roh dengan karunia berbahasa roh.
​​​​​​​​W. Graham Scroggie (hal. 14)

Apa kata Alkitab?

• Pengajaran untuk mencari dan berdoa memohon Roh Kudus secara pribadi diajarkan oleh Tuhan Yesus (Luk. 11:9-13; Kis. 1:4-5) dan dilakukan oleh gereja masa awal (Kis. 1:14; 2:1; 8:14-17; 19:1-7). Jauh dari hidup dalam belenggu dan kegelapan seperti yang dinyatakan Scroggie, mereka yang mencari Roh Kudus dengan jalan ini akan mendapatkan upah kemerdekaan sejati (Rm. 8:1-2) dan jaminan untuk masuk ke dalam kerajaan Allah (Yoh. 3:5)

• Pernyataan Scroggie menunjukkan kesalahfahaman mendasar atas apa yang disebut sebagai baptisan Roh Kudus dan kepenuhan Roh Kudus, sifat dan tujuan berbahasa roh.

Kesalahfahaman 8

​Secara kebetulan, hal yang jelas-jelas menunjukkan bahawa manifestasi Roh merupakan hal yang tidak biasa atau pengalaman yang kadangkala terjadi adalah saat Petrus terkejut melihat pencurahan Roh Kudus pada bangsa-bangsa lain seperti yang terjadi pada orang-orang Yahudi. Mengapa Petrus terheran-heran apabila pengalaman berbahasa roh ini merupakan pengalaman umum orang Kristian? Ingatlah bahawa banyak orang dari bangsa lain telah menjadi percaya di antara masa Pentakosta dan kunjungan Petrus kepada keluarga Kornelius, seperti Nikolaus dari Anthiokia dan sida-sida Ethiopia (Kis. 6:5; 8:36-39). Bila “pengalaman baptisan Roh Kudus” ini adalah hal yang umum terjadi, Petrus tentu telah melihat banyak orang dari bangsa lain berbahasa roh seperti juga orang-orang Samaria dan Yahudi. Itu akan membuat keterkejutannya dengan apa yang terjadi di rumah Kornelius tidak bererti. Bagaimana ia dapat lupa bila Pentakosta telah menjadi pengalaman umum orang-orang percaya?
​​​​​​​​Jonn H. Pickford (hal. 18)

Apa kata alkitab?

• Berbahasa roh adalah perwujudan utama yang menyertai pencurahan Roh Kudus di masa para rasul, seperti yang telah dilustrasikan dalam catatan di Kisah Para Rasul. Ini adalah pengalaman mendasar orang-orang percaya (ref. Kis. 10:47; 11:15)

• Kornelius dan keluarganya adalah jemaat pertama dan kalangan bangsa-bangsa lain (Kis. 11:1, 18), dan bukan “orang-orang lain” seperti yang disebutkan Pickford.

• Nikolius dari Anthiokia adalah orang yang belum lama masuk ke dalam agama Yahudi (Kis. 6:5) dan termasuk di antara tujuh murid “yang penuh oleh Roh Kudus”, yang ditunjuk untuk melayani meja (Kis. 6:3-6). Sida-sida Ethiopia juga bukan dari bangsa lain kerana kita melihat bahawa ia pergi kr Yerusalem untuk beribadah (Kis. 8:27). Jadi ia kemungkinan besar merupakan orang yang baru masuk ke dalam agama Yahudi. Hal yang penting adalah, kita tidak melihat adanya keberatan atau ekspresi keterkejutan dari orang-orang Kristian Yahudi saat kedua jenis orang ini menerima injil.

• Pada Kisah Para Rasul. 8:1-25, kita melihat Filipus (dan kemudian juga Petrus dan Yohanes) mengabarkan injil kepada orang-orang Samaria, menggenapi nubuat Yesus (Kis. 1:8). Sekali lagi, kita melihat bahawa pertobatan mereka kepada Kristus tidak memicu keberatan dari orang-orang Kristian bangsa Yahudi, seperti dalam kasus Kornelius. Orang-orang Samaria juga merupakan bangsa Yahudi (ref Yoh. 4:9), bukan bangsa lain. Mereka berasal dari keturunan yang sama dengan bangsa Yahudi (lihat Yoh. 4:12), menyembah Allah yang sejati, membaca lima kita pertama dalam Perjanjian Lama, dan memegang tradisi-tradisi keagamaan yang sama, misalnya persunatan.

• Petrus dan jemaat-jemaat dari kalangan bersunat yang menyertai dia terkejut dan terheran-heran, bukan kerana Roh Kudus turun, tetapi kerana itu terjadi pada keluarga bukan Yahudi:”Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, kerana melihat, bahawa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga” (Kis. 10:45). Petrus dapat melihat bahawa penebusan Allah sekarang telah diberikan juga kepada bangsa-bangsa lain dan segera membaptis mereka (Kis. 10:47-48). Saat Petrus kembali ke Yerusalem dan bertemu dengan tentangan-tentangan dari kalangan bersunat- yaitu bangsa Yahudi (Kis. 11:2), ia membela tindakannya itu dengan menjelaskan tentang apa yang telah terjadi. Merasa puas dengan laporan Petrus, mereka “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”(Kis. 11:18)

Kesalahfahaman 9

​Berbahasa roh dikaruniakan sebagai sebuah tanda (Kis. 2:7-8; I Kor. 14:22). Perjanjian Baru menunjukkan tanda-tanda yang menyertai pengaruniaan Roh Kudus itu bersifat sementara… Tidak ada yang setara dengan pengalaman berbahasa roh modern di Alkitab… Paulus memberikan penjelasan mengenai pengalaman-pengalaman ini seperti yang kita lihat dalam gerakan berbahasa roh. Ia menyiratkan adanya kehilangan kendali emosional.
​​​​​​​​John H. Pickford (hal. 40-41)

Apa kata Alkitab?

• Ayat-ayat Alkitab yang disebutkan Pickford tidak memberikan bukti yang menunjukkan bahawa berbahasa roh adalah tanda yang bersifat sementara.

• Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, kita melihat bahawa Paulus bersyukur kepada Allah kerana dia “berkata-kata dalam bahasa roh” lebih daripada mereka. Selanjutnya, dia memberitahu mereka untuk tidak melarangnya (I Kor. 14:18, 39).

• Tidak ada bukti di dalam Alkitab yang menunjukkan bahawa Paulus pernah menjelaskan bahawa berbahasa roh berhubungkan dengan kehilangan kendali emosional. Selain itu, alasan Pickford tidak sesuai dengan penjelasan Paulus mengenai kebiasaannya sendiri (I Kor. 14:18) dan pesannya untuk tidak melarang berbahasa roh (I Kor. 14:39). Hal ini juga menimbulkan pertanyaan: apakah pengalaman Pentakostta hanyalah sekadar pengalaman emosional?

Kesalahfahaman 10

​Teriakan-teriakan dan jingkat-jingkatan kegilaan nabi-nabi Baal dalam usaha mereka yang gila-gilaan saat memohon lidah-lidah api mengingatkan salah satu penderitaan yang menantikan mereka yang menerima pengalaman baptisan ini (I Raj. 18:22-28). Orang yang tergerak untuk mengomentari fanatisme seperti itu dengan kata-kata Elia, “Panggilan lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga.”
​​​​​​​John H. Pickford (Hal. 26)

Apa kata Alkitab?

• Pickford melontarkan sebuah analogi yang sangat disesalkan. Kita tidak mungkin memperbandingkan nabi-nabi Baal yang berterial-teriak kepada allah-allah palsu mereka dengan orang-orang Kristian yang memohon Roh Kudus kepada Allah yang sejati.

• Saat kita membaca pendapat Pickford, kita diingatkan pada peringatan keras Yesus:”Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak” (Mat. 12:31-32)

Kesalahfahaman 11

​Untuk memenuhi janji Allah, Roh Kudus diberikan kepada mereka yang percaya, sehingga mereka berbahasa roh. Hari ini, ada banyak hal yang dapat membuktikan kebenaran injil. Kerana itu mujizat, berbahasa roh, dan sebagainya tidak lagi diperlukan seperti di masa para rasul… Berbahasa roh seperti yang dicatat dalam Alkitab dalam pengalaman orang-orang kudus di masa awal. Hari ini kita tidak lagi perlu mencari pengalaman seperti itu.
​​​​​​​Wang Mingdao

Apa kata Alkitab?

• Di masa hujan awal, Allah memberikan Roh Kudus kepada mereka yang percaya. Dengan jalan ini, ia menggenapi janji yang pernah Ia ucapkan melalui Nabi Yoel. (Yoel. 2:28-32) dan Yesus (Mrk. 16:16-17). Umat Percaya di masa sekarang, yaitu masa hujan akhir ini, masih dapat memperoleh penggenapan janji ini.

• Berbahasa Roh adalah bukti menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46). Barkata bahawa berbahasa roh tidak lagi diperlukan, sama saja dengan berkata bahawa orang tidak perlu menerima Roh Kudus.

9.3.6 Tanda-tanda yang dapat dilihat dan didengar

​Walaupun berbahasa roh adalah bukti utama menerima Roh Kudus. Alkitab juga menandakan bahawa seringkali ada tanda-tanda yang dapat dilihat yang menyertai berbahasa roh. Ini digambarkan dengan baik oleh kejadian-kejadian yang dicatat pada Kisah Para Rasul 2. Di hari Pentakosta, beberapa orang Yahudi yang menyaksikan murid-murid yesus menerima Roh Kudus, mengolok-olok mereka dengan berkata,”Mereka sedang mabuk oleh anggur manis” (Kis. 2:13). Mereka mendengar murid-murid berdoa dalam bahasa roh dan menyaksikan sesuatu yang dapat mereka lihat sehingga mereka segera menyimpulkan bahawa murid-murid itu sedang mabuk. Maka Petrus menyangkal hal ini, dengan berkata,”Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, kerana hari baru pukul 9” (Kis. 2:15). Ia melanjutkannya dengan menyampaikan khotbah untuk membuktikan bahawa apa yang mereka lihat adalah penggenapan membuktikan bahawa apa yang mereka lihat adalah penggenapan nubuat Nabi Yoel (Yoel. 2:28-32) dan perwujudan kemuliaan Yesus Kristus. Saat menyampaikan pencurahan Roh Kudus oleh Yesus, Petrus memberitahukan mereka, “Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini” (Kis. 2:33)

​Di masa hujan akhir sekarang ini, kita sungguh patut bersyukur bahawa kita dapat mengalami kuasa dan pencurahan Roh Kudus yang sama. Menerima Roh Kudus dapat diihat dan didengar, sama seperti pada hari Pentakosta. Namun sayangnya banyak orang menyangkai dan bahkan mengolok-olok karunia Allah.

​Yesus pernah memberitahukan Nikodemus bahawa ia harus dilahirkan kembali. Nikodemus tidak mengerti pengajaran ini, merasa bingung, dan bertanya,”Bagaimana mungkin seorang dilahirkan kalauia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yoh. 3:4)

​Yesus lalu menjelaskan,”Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah Roh.” (Yoh. 3:6)

​Nikodemus masih belum dapat mengerti dan bertanya-tanya kelahiran seperti apa yang dimaksud Yesus. Maka Tuhan menjelaskan lebih lanjut, dengan menggunakan analogi angin untuk menjelaskan seperti apakah dilahirkan dari Roh melalui baptisan Roh Kudus:”Janganlah engkau heran, kerana Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mahu, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:7-8). Di ayat-ayat ini, kata berbahasa Yunani pneuma digunakan untuk menyebutkan “angin” dan “Roh”3.

​Perkataan Yunani ini mengungkapkan bahawa:

• Roh Kudus seperti angin yang bertiup ke mana ia kehendaki. Tidak ada orang yang dapat mengendalikan atau mencegah pekerjaan Roh.
• Sama seperti mata manusia yang tidak dapat melihat angin, mata manusia juga tidak dapat melihat Roh Kudus: dari mana Ia datang, atau di mana Ia pergi.
• Saat angin bertiup, kita dapat mendengar suaranya, dan kita dapat melihat gerakan benda-benda yang ditiupnya. Begitu juga, saat Roh Kudus memenuhi seseorang , kita mendengar ia berbahasa roh dan melihat gerakan tubuh yang diilhamkan oleh Roh Kudus.

Singkatnya, kata-kata Yesus menunjukkan bahawa baptisan Roh Kudus disertai oleh tanda-tanda yang kelihatan dan juga dapat didengar:

9.4 Fungsi berbahasa roh

​Berbahasa Roh mempunyai 4 fungsi penting: sebagai perantaraan, sebagai tanda bagi orang-orang yang belum percaya, untuk membangun diri sendiri, dan untuk membangun jemaat.

9.4.1 Perantaraan

​Sebagai orang Kristian, kita semua mempunyai kelemahan. Di antaranya: ketidakmampuan untuk memahami atau memenuhi kehendak Allah (Rm. 11:33), merasa lenah rohani, dibelenggu oleh keinginan-keinginan daging, dan meninggalkan Allah. Di saat-saat seperti itu, kita seringkali tidak tahu bagaimana berdoa, atau apa yang mahu didoakan. Bahasa akal manusia juga mempunyai batasan-batasan: kita dapat berdoa dengan akal budi manusia, tetapi kita semua pernah mengalamai saat ketika kata-kata tidak lagi cukup untuk menyampaikan fikiran dan perasaan kita yang paling dalam kepada Allah. Untungnya, kerana kemurahanNya, Allah memberikan kita Roh Kudus untuk membantu kita berdoa.

​Begitu juga, Roh menolong kita dalam kelemahan. Kita tidak tahu apakah yang sepatutnya kita doakan, tetapi Roh Kudus sendirilah yang menjadi perantara bagi kita dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan. Ia yang menyelidikan hati manusia, mengetahui maksud Roh itu, kerana Roh itu berdoa bagi orang-orang percaya sesuai dengan kehendak Allah (Rm. 8:26-27).

​Di sini Paulus menggunakan kata Yunani sunantilambano untuk “membantu”. Kata ini bererti “berdiri di sisi untuk membantu mengangkat”, “bantu memikul”, dan “membantu secara umum”4. Roh menolong kita untuk berdoa dengan mendoakan kita, sesuai dengan kehendak Allah, dengan bahasa yang melampaui kata-kata manusia. Allah mengetahui fikiran Roh dan menerima perantaraanNya. Kerana itu apabila kita berdoa dalam bahasa roh, kita yakin Allah mendengar doa-doa kita (Yoh. 5:14-15)

​Mereka yang telah menerima Roh Kudus dan mengalami berbahasa roh akan mengerti nilai dorongan Alkitab untuk “berdoalah dalam Roh Kudus” (Yudas 20) dan “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh” (Ef. 6:18). Doa dalam Roh mempunyai kuasa untuk mendekatkan kita kepada Allah.

​Namun doa dalam bahasa roh tidak menghilangkan perlunya berdoa dalam pengertian manusia. Paulus berkata,”Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku, aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku” (I Kor. 14:14-15). Kedua jenis doa ini mempunyai fungsinya masing-masing dalam ibadah.

9.4.2 Tanda bagi orang-orang yang belum percaya

Kerana itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman.
​​​​​​​​​I Korintus. 14:22

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka.
​​​​​​​​​Markus. 16:17

​Kata Yunani “tanda”, semeion, seringkali digunakan dalam konteks mujizat dan tanda keajaiban5. INi kata yang sangat cocok digunakan berhubungan dengan berbahasa roh, kerana berbahasa roh dimaksudkan untuk bersaksi kepada orang-orang tidak percaya bahawa seseorang telah menerima Roh Kudus, dan Allah menyertai orang itu (I Yoh. 3:24)

​Kita melihat kuasa atas tanda ini dalam menyedarkan prang-orang Yahudi yang ada di Yerusalem untuk menantikan hari Pentakosta. Tanda ini menarik perhatian banyak orang kepada murid-murid yang sedang berdoa berbahasa roh. Pada awalnya mereka merasa takjub dan keheranan, tetapi segera kemudian mereka mengerti bahawa murid-murid itu telah menerima baptisan Roh Kudus. Akibatnya, mereka bertobat, percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat mereka, dan dibaptis untuk mendapatkan pengampunan dosa (Kis. 2:5-7, 37-41). Berbahasa Roh membuktikan kepada orang-orang Yahudi bahawa nubuat-nubuat mengenai Roh Kudus telah digenapi. Berbahasa roh juga memberikan kesaksian bahawa Yesus Kristus telah bangkit dari kematian dan naik ke syurga. Kerana itu, dengan berani Petrus menyatakan:”Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami smeua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, aka dicurajlanNya yang kamu lihat dan dengar di sini” (Kis. 2:32-33). Paulus juga menambahkan, “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (I Kor. 15:14)

9.4.3 Membangun Diri sendiri

​Bahasa roh yang diutarakan melalui pengilhamkan Roh Kudus bukanlah bahasa duniawi; bahasa ini adalah bahasa syurgawi atau bahasa rohani, dan membangun orang yang menggunakannya:”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat” (I Kor. 14:4). Berbahasa roh mempunyai kuasa untuk mengankat dan mengubahnya.

​Ada orang-orang Kristian yang menganggap bahawa membangun diri sendiri itu egois dan berpendapat bahawa lebih mulia mencari karunia-karunia yang dapat membangun gereja. Namun Yesus mengajarkan kita sebaliknya, seperti yang dapat kita lihat dalam kejadian yang melibatkan Marta dan Maria (Luk. 10:38-42). Sementara Marta sibuk melayani Yesus, Maria duduk dengan tenang di kaki Yesus untuk mendengarkan ajaran-ajaranNya. Saat Marta mengeluhkan hal ini kepada Tuhan, ia berkata kepadanya bahawa Maria telah mengambil pilihan yang lebih baik (Luk. 10:38-42). Di sini, pelajaran yang dapat dipetik bagi umat percaya adalah, walaupun tentu saja melayani Allah itu penting, namun membangun diri sendiri juga tidak kalah pentingnya.

​Kita melihat pelajaran ini diterapkan oleh Rasul Paulus, yang menulis:”Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (I Kor. 9:27) Prinsipnya, bila seseorang ingin membangun gereja, pertama-tama ia harus membangun dirinya sendiri terlebih dahulu (Rm. 2:29). Paulus menghabiskan seluruh hidupnya melayani orang lain untuk “menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuhNya, yaitu jemaat” (Kol. 1:24), namun ia berhati-hati agar ia sendiri tidak mengabaikan pembangunan rohaninya sendiri.

Kesalahfahaman 12

​Seseorang penulis berkebangsaan jepun, Kurosaki Koukichi,berpendapat bahawa beberapa orang Kristian memegang pandangan seperti ini mengenai berbahasa roh:”Ia yang dipimpin oleh Roh Kudus mengucapkan misteri-misteri di dalam Roh, kerana itu tidak ada orang yang dapat memahaminya. Kerana itu, orang yang berbahasa roh berbicara hanya kepada Allah.”

​Si penulis menyatakan bahawa mereka yang memegang pandangan seperti itu tidak mungkin: mengetahui fikiran dan motivasi seseorang yang berbahasa roh; mengerti apakah baptisan Roh Kudus; mengalami sendiri berbahasa roh.

Apa kata Alkitab?

• Berbahasa roh adalah bukti utama baptisan Roh Kudus. Bahasa Roh diucapkan kerana Roh Kudus yang menggerakkannya; bukan sebuah anting atau tipuan.

• Orang yang berbahasa roh, berbicara kepada Allah, dan memperlihatkan kepedulian apa pun kepada yang lain, dan pernyataan demikian tidak konsisten dengan harapan Paulus agar semua umat percaya berbahasa roh (ref. I Koe. 14:5)

• Penulis kemungkinan besar mengelirukan berbahasa roh dengan ucapan bahasa roh untuk berkata-kata (lihat bagian 9.5 “Karunia Roh Kudus yang membangun gereja”)

• Walaupun orang yang berbahasa roh tidak dapat dimengerti oleh orang lain atau dirinya sendiri, doa berbahasa roh tetap mempunyai erti.

Kesalahfahaman 13

​(Mengacu pada I Kor. 14:4) Barangsiapa berbahasa roh membangun dirinya sendiri, tetapi barangsiapa bernubuat membangun jemaat… Orang-orang yang mempunyai kasih akan melakukan yang terakhir.
​​​​​​​​Kurosaki Koukichi

Apa kata Alkitab?

• Baptisan Roh Kudus yang dibuktikan dengan berbahasa roh, adalah syarat mendasar untuk mendapatkan keselamatan. Berbahasa roh mengutungkan orang percaya melalui pembangunan diri sendiri. Barulah apabila kita mendapatkan karunia ini, kita dapat mulai mencari karunia-karunia lain yang membangun jemaat, seperti karunia bernubuat.

• Pendapat penulis benar, apabila secara khusus ditujukan pada keadaan gereja Koritus, namun kata-kata Paulus tidak cocok untuk diterapkan pada umat Kristian secara umum.

• Jemaat Korintus telah menerima baptisan Roh Kudus dan berbahasa roh; sebagian jemaatnya juga mempunyai karunia-karunia khusus dalam berkata-kata dalam bahasa roh. Namun, masalahnya adalah mereka kurang mengasihi dan menggunakan karunia-karunia berbahasa roh mereka dengan cara-cara yang menonjolkan karunia mereka, sehingga membuat kekacauan di dalam gereja. Kerana itu Paulus menulis I Korintus. 12 hingga 14 untuk mengingatkan mereka mengenai kasih sebagai dasar atas segala karunia yang membangun jemaat.

• Dalam I Korintus. 14, Paulus memberikan sebuah tata aturan kepada gereja mengenai penggunaan bahasa roh di saat beribadah: mereka yang berkata-kata dalam bahasa roh hanya melakukannya apabila ada yang mengertikannya. Lebih lanjut, mereka harus melakukannya dengan tertib. Apabila tidak ada yang mengertikan, mereka sebaiknya menggunakan karunia berbahasa roh dalam doa untuk membangun diri.

• Di fasal 14, Paulus juga mendesak gereja Korintus untuk mengambil langkah yang lebih jauh dalam mengejar karunia bernubuat. Karunia ini memampukan seseorang untuk menyampaikan pesan Allah dalam kata-kata yang dimengerti manusia melalui pengilhaman Roh Kudus. Ini membangun jemaat, dan kerana itu “lebih berharga” daripada karunia berbahasa roh.

• Membaca fasal 14, kita mengerti bahawa ada peran untuk semuanya: doa berbahasa roh yang digunakan dalam doa untuk membangun diri sendiri, karunia khusus dalam bahasa roh untuk berkata-kata, dan karunia bernubuat.

9.4.4 Membangun gereja

Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bila mana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu yang seorang mezmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahawa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkanya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
​​​​​​​​​I Korintus. 14:26-28

​Saat kita berdoa dalam bahasa roh, kita berbicara kepada Allah, bukan manusia. Tidak ada orang yang mengerti bahasa roh, termasuk orang yang berdoa menggunakannya (I Kor. 14:2). Namun apabila dibutuhkan, Allah mengaruniakan karunia kepada orang percaya untuk mengertikan bahasa roh (I Kor. 12:10) sehingga orang-orang dapat mengerti dan dibangun. I Korintus. 12 dan 14 membicarakan mengenai karunia Roh Kudus yang membangun jemaat. Termasuk di dalamnya adalah “berkata-kata dengan bahasa roh” dan “menafsirkan bahasa roh” (I Kor. 12:10)

​Sayangnya, di Gereja Korintus, jemaat tidak menggunakan karunia rohani mereka dengan sepatutnya: mereka menggunakan karunia rohani berbahasa roh untuk berbicara kepada jemaat, walaupun tidak ada yang menafsirkannya. Kerana itu Paulus menegur mereka, dengan berkata,”Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong… dan tidak mencari keuntungan diri sendiri” (I Kor. 13:4-5), dan menambahkan bahawa kasih mengejar “kepentingan orang banyak” (I Kor. 10:33). Paulus mengajarkan kepada mereka, walaupun mereka berkumpul untuk beribadah, mereka harus melakukan segala hal untuk kebaikan bersama:

Bila mana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.
​​​​​​​​​I Korintus. 14:26

Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
​​​​​​​​​I Korintus. 14:5

Kerana itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.
​​​​​​​​​I Korintus. 14:13

​Kerana itu kita perlu memperhatikan, walaupun karunia bernubuat dapat membangun jemaat, berkata-kata dalam bahasa roh, apabila ditafsirkan, juga dapat membangun jemaat. Paulus memberikan tata aturan yang jelas kepada Gereja Korintus mengenai penggunaan bahasa roh saat ibadah gereja, untuk memastikan ibadah berjalan dengan tertib dan sopan.

9.5 Karunia Roh Kudus yang membangun gereja

​Di masa sekarang, banyak gereja percaya bahawa berdoa dalam bahasa roh hanyalah satu dari serangkaian karunia rohani, bukan sebagai bukti menerima baptisan Roh Kudus. Kerana itu mereka menderung berpendapat bahawa mereka telah mempunyai Roh Kudus, walaupun tidak berdoa dalam bahasa roh.

​Berdoa dalam bahasa roh tentunya adalah sebuah karunia rohani, kerana seseorang tidak dilahirkan dengan kemampuan itu, dan ia juga tidak memperlajarinya. Namun banyak orang tidak menyedari bahawa Alkitab membicarakan dua jenis bahasa roh: 1) bahasa roh yang diberikan kepada semua orang saat menerima baptisan Roh Kudus; 2) “berkata-kata dalam bahasa roh” untuk berkhotbah, yang merupakan karunia khusus yang diberikan Allah sesuai dengan kehendakNya (I Kor. 12:11). Karunia kedua ini adalah “untuk kepentingan bersama” (I Kor. 12:7), dan itu bererti untuk membangun jemaat secara keseluruhan. Sejumlah besar penulis dan gereja Kristian telah lama salah menafsirkan Alkitab, mengira bahawa kedua jenis bahasa roh ini sama.

​Kita akan menyelidikan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh penulis-penulis Kristian, untuk menghilangkan kesalahfahaman seputar kedua jenis bahasa roh ini.

Kesalahfahaman 14

​Penelitian atas I Korintus fasal 12 dab 14 menunjukkan bahawa berbahasa roh adalah karunia terakhir, terendah dan tidak perlu secara khusus dikejar, kerana kegunaannya sangat sedikit. Berbahasa roh tidak akan dijelaskan seperti demikian apabila tanda ini merupakan tanda khusus menerima baptisan Roh Kudus. Nubuat menempati urutan yang lebih tinggi dan paling patut dikejar kerana karunia ini dimaksudkan untuk membangun jemaat. “Aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, daripada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” kata Paulus. Karunia berbahasa roh tidak diturunkan kepada semua orang-orang kudus, dan ini nampak jelas dari pertanyaan, Adakah mereka semua berkata-kata dalam bahasa roh?” yang jawabnya adalah “Tidak”
​​​​​​​​J.Oswald Sanders (hal. 73)

Apa kata Alkitab?

• Sanders dengan keliru menyamakan karunia berbahasa roh yang diberikan kepada setiap orang percaya yang telah menerima Roh Kudus dengan karunia “berkata-kata dengan bahasa roh” untuk menyampaian khotbah. Karunia yang pertama adalah tanda khusus baptisan Roh Kudus (Kis. 10:44-46), sementara karunia yang terakhir adalah salah satu dari sekian banyak karunia rohani yang diberikan Allah untuk membangun gereja dan jemaat, dan diberikan seturut dengan kehendakNya (I Kor. 12:8-10). Maka semua yang telah menerima baptisan Roh Kudus akan dapat berbahasa roh, tetapi tidak semuanya mempunyai karunia khusus untuk berkata-kata, yaitu berkhotbah, dalam bahasa roh.

• Di fasal 12 dan 14 dalam I Korintus, kita melihat bahawa bahasa roh yang disebut Sanders sebagai “karunia terakhir, terendah” dan dituliskan bersama dengan “karunia untuk menafsirkan bahasa roh” (I Kor. 12:10, 30; I Kor. 14:26-28), sebenarnya adalah bahasa roh untuk berkhotbah. Karunia ini berjalan bersamaan dengan karunia menafsirkan bahasa roh untuk membangun gereja.

• Ketika Paulus melontarkan pertanyaan-pertanyaan retorik: “Adakah mereka semua berkata-kata dalam bahasa roh?” dan “untuk menafsirkan bahasa roh?” (I Kor. 12:30), ia sedang menjelaskan bahawa tidak semua orang akan mempunyai karunia khusus untuk berkhotbah dalam bahasa roh.

• Paulus mendorong kita untuk secara khusus mengejar karunia bernubuat (I Kor. 14:1, 39): untuk menyampaikan pesan Allah dalam kata-kata pengertian manusia melalui pengilhaman Roh Kudus. Karunia ini adalah untuk membangun jemaat. Namun ia juga mengingatkan bahawa ada peran di dalam gereja untuk berkata-kata dalam bahasa roh, yang apabila disertai dengan penafsiran, juga dapat membangun jemaat (I Kor. 14:5, 12-13)

• Dalam I Korintus 14, Paulus menunjukkan bahaawa ada sebuah pesan baik untuk bahasa roh dan kata-kata pengertian manusia:”Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan akal budiku” (I Kor. 14:15). Ia menambahkan, bahawa walaupun ia dapat memilih di antara keduanya, ia lebih suka berkata-kata dalam pengertian manusia saat mengajar di depan jemaat, kerana ia merasa bahawa ini memberikan lebih banyak manfaat kepada jemaat. Maka ia berkata,”Aku mengucap syukur kepada Allah, bahawa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih daripada kamu semua ” (I Kor. 14:18-19)

Kesalahfahaman 15

​Tanda ini [merujuk pada karunia berbahasa roh] bersifat sementara. Di dalam pengajaran tentang karunia-karunia di I Korintus 12, Paulus menyebutkan karunia berbahasa roh dan kemudian menegaskan bahawa “bahasa roh akan berhenti” (I Kor. 13:8). Ia menutup fasal itu dengan menunjukkan bahawa berbahasa roh akan berlalu pada masa ia hidup, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (I Kor. 13:13)
​​​​​​​​​John H. Picford (hal. 22)

Apa kata Alkitab?

• Berbahasa roh, jauh dari sifat sementara, adalah pengalaman yang terus berlanjut. Karunia ini diwujudkan terus menerus oleh setiap orang percaya yang telah menerima Roh Kudus. Paulus sendiri menyatakan bahawa ia berkata-kata dengan bahasa roh lebih daripada jemaat Korintus (I Korintus. 14:8) Dan mengajarkan jemaat agar tidak melarangnya (I Kor. 14:39)

• Kata-kata Paulus :”bahasa roh akan berhenti” (I Kor. 13:8), tidak mengacu pada berhentinya bahasa roh pada masa Ia hidup, tetapi pada saat Yesus datang kembali. Ini adalah saat orang-orang percaya akan bertemu dengan Allah muka dengan muka, dan kerana itu, tidak lagi perlu berbahasa roh.

• Hingga kelak Yesus datang kembali, kerunia-karunia rohani, termasuk berbahasa roh, aka terus mempunyai peranan yang penting. Alkitab mengajarkan kita bahawa saat Ia datang kembali, bahasa roh akan berhenti, seperti juga karunia bernubuat dan pengetahuan, memberikan jalan kepada “yang sempurna” (I Kor. 13:8-12)

• Paulus menjelaskan mengenai kasih kerana ini adalah masalah karunia-karunia rohani yang dihadapi Gereja Korintus. Jemaat mempunyai karunia-karunia rohani yang berbeda-beda, termasuk karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi sayangnya tidak dilakukan dengan kasih. Kepada mereka, Paulus mengingatkan bahawa kasih lebih besar daripada bahasa roh, dan kasih itu tidak berkesudahan. Saat mengatakan hal ini, ia tidak bermaksud bahawa hanya kasih yang dibutuhkan, atau berbahasa roh sama sekali tidak diperlukan, tetapi yang ia maksudkan, keduanya harus berjalan beriringan.

Kesalahfahaman 16

​Menghadapi pertanyaan mengenai bahasa roh, Paulus menunjukkan bahawa karunia ini adalah karunia yang kecil dan terbatas (I Kor. 14:1, 4, 19, 22; 12:29-30)
​​​​​​​​​John H. Picford (hal. 40)

Apa kata Alkitab?

• Tidak seperti Pickford, Alkitab tidak memberikan referensi apa-apa mengenai karunia-karunia “kecil”: semuanya dibutuhkan untuk membangun jemaat (I Kor. 12:7-11, 29-30). Paulus memberikan analogi tubuh manusia dan gereja yang seluruh jemaatnya mempunyai peran masing-masing dan perlu bekerja sama untuk mencapai kebaikan bersama (I Kor. 12:14-22; Ef. 4:16)

• Walaupun Paulus mendorong jemaat Gereja Korintus untuk mengejar karunia bernubuat, ia juga membicarakan tentang perlunya berbahasa roh (I Kor. 14:18, 39). Ia tidak meninggikan satu karunia dan merendahkan yang lain. Malah ia mendorong mereka untuk berbahasa roh, tetapi menambahkan bahawa mereka harus mengejar karunia-karunia lainnya, seperti bernubuat, yang dapat membangun jemaat (I Kor. 14:4-5)

9.6 Penafsiran Alkitad dari I Korintus. 14

​Orang-orang Kristian yang menyakini bahawa berbahasa roh adalah salah satu karunia yang kurang penting dari sekian banyak karunia rohani, seringkali mengutip I Korintus fasal 12 dan 14. Namun apabila kita membaca fasal-fasal ini dengan hati-hati, kita melihat bahawa Paulus membedakan dengan jelas antara berbahasa roh yang menandakan baptisan Roh Kudus dengan karunia khusus untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

​Jadi apabila kita ulangi, ada karunia berbahasa roh yang menyertai baptisan Roh Kudus, dan merupakan tanda baptisan Roh Kudus (Kis. 2:4; 10:44-46; 19:6). Bila tanda ini tidak ada, kita dapat menyimpulkan bahawa seseorang belum menerima Roh Kudus. Paulus merujuk pada karunia ini saat ia membicarakan dirinya sendiri “berdoa dengan bahasa roh” (I Kor. 14:14) atau “berdoa dengan rohku” (I Kor. 14:15). Bahasa roh diucapkan kepada Allah, dan bukan kepada manusia, dan kerana itu tidak membutuhkan penafsiran. Tidak ada orang yang dapat mengerti bahasa roh, yang berdoa dalam roh pun tidak (I Kor. 14:2). Seperti yang disebutkansebelumnya, bahasa ini: mengucapkan hal-hal yang rahasia (I Kor. 14:2), membangun orang yang berdoa menggunakannya (I Kor. 14:4), dan tanda bagi orang-orang yang belum percaya (I Kor. 14:22)

​Kedua, ada jenis berbahasa roh yang berbeda untuk berkhotbah. Bahasa Roh ini diucapkan kepada jemaat dan merupakan karunia khusus yang bertujuan untuk mengajar dan membangun kemaat. Bahasa Roh ini harus ditafsirkan untuk mengetahui ertinya (I Kor. 14:27)

​Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jemaat Gereja Korintus menggunakan karunia berbahasa roh mereka dengan tidak sepatutnya. Contohnya, mereka berkata-kata dalam bahasa roh kepada jemaat, walaupun tidak ada yang menafsirkannya. Kerana itu Paulus menulis I Korintus fasal 14 untuk menegur praktik mereka yang tidak tertib. DI fasal ini, ia menyebutkan hal-hal ini:

• Orang yang bernubuat, yaitu yang menyampaikan pesan Allah dengan kata-kata manusia melalui pengilhaman Roh Kudus untuk membangun jemaat, lebih besar daripada orang yang berkata-kata dalam bahasa roh tetapi tidak ada yang menafsirkannya (I Kor. 14:4-5)

• Bahasa roh yang disampaikan kepada jemaat tidak dapat membangun siapapun apabila tidak ditafsirkan (I Kor. 14:6)

• Alat-alat musik saja menghasilkan bunyi-bunyi yang berbeda, sehingga yang mendengar dapat mengetahui sebuah lagu (I Kor. 14:7)

• Bila sebuah nafiri tidak menghasilkan bunyi yang terang, tidak ada orang yang bersiap-siap berperang (I Kor. 14:8)

• Bila seseorang berkata-kata dalam bahasa roh kepada jemaat tanpa ada yang menafsirkan, tidak ada orang yang dapat mengerti apa yang ia sampaikan; itu akan menjadi seperti orang yang berkata-kata ke udara (I Kor. 14:9)

• Ada banyak macam bahasa di dunia, semuanya mempunyai ertinya sendiri-sendiri. Mereka yang tidak mengerti bahasa itu menjadi seperti orang-orang asing di hadapan orang yang berbicara, begitu juga sebaliknya (I Kor. 14:10-11)

• Di dalam gereja, lebih baik mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti ketimbang beribu-ribu kata dalam bahasa roh (I Kor. 14:19)

• Bila orang tidak percaya melihat jemaat berkumpul di gereja dan berkata-kata dalam bahasa roh satu sama lain, mereka akan melihatnya sebagai kegilaan (I Kor. 14:23)

• Di gereja, segala hal harus dilakukan untuk membangun, dan berbahasa roh tidak terkecuali (I Kor. 14:12, 26)

• Karunia nabi takluk kepada nabi. Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera (I Kor. 14:32-33)

Berkata-kata dalam bahasa roh untuk berkhotbah adalah salah satu dari antara banyak karunia rohani, yang bertujuan untuk membangun jemaat. Roh Kudus mencurahkan karunia ini kepada siapa yang Ia kehendaki (I Kor. 12:8-11); tidak semua orang yang mempunyai Roh Kudus akan mendapatkannya. Kerana itu, ketika Paulus menyebutkan karunia ini, ia membicarakannya berhubungan dengan karunia-karunia lain, khususnya karunia untuk menafsirkan bahasa roh (I Kor. 14:26-27; I Kor. 12:10, 28, 30). Ini secara jelas memisahkannya dari bahasa roh yang menandai baptisan Roh Kudus.

Jemaat Gereja Korintus menyalahgunakan karunia-karunia rohani mereka, dengan menggunakannya untuk menonjolkan diri mereka di hadapan orang-orang. Kerana itu di fasal yang sama, Paulus menyampaikan tata aturan berikut ini dalam hal penggunaan bahasa roh saat beribadah:

• Hanya dua, atau paling banyak, tiga orang berkata-kata dalam bahasa roh (ayat 27)
• Jemaat bergiliran ketika berkata-kata dalam bahasa roh (ayat 27)
• Bahasa roh harus ditafsirkan (ayat 27)
• Bila tidak ada yang menafsirkan, orang harus tetap diam di gereja, menahan diri berkata-kata dalam bahasa roh kepada jemaat. Ia hanya boleh “berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah” (ayat 28)

Karunia “berkata-kata dalam bahasa roh” memungkinkan seseorang berbicara kepada jemaat ketika ada yang menafsirkan (I Kor. 14:27-28). Namun pada beberapa kesempatan mungkin seseorang tiba-tiba didorong oleh Roh Kudus untuk menyampaikan pesan dari Allah (ref. Ayb. 32:17-22; Yer. 20:9). Pada saat demikian, Allah akan menunjuk seseorang untuk menafsirkannya, mungkin orang itu sendiri,mungkin orang lain. Paulus menasihati, di kesampatan sepert itu, pembicara pertama yang berbahasa roh harus diam untuk memungkinkan orang yang menafsirkannya berbicara. Dengan demikian, jemaat dapat bernubuat secara bergiliran sehingga semua orang dapat belajar dan terbangun (I Kor. 14:30-31)

Paulus menulis kepada jamaat Korintus, menasihati mereka untuk menjaga ketertiban ketika jemaat berkumpul sehingga segala sesuatu dapat dilakukan untuk membangun (I Kor. 14:26). Ia berkata, “Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera… Segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur” (I Kor. 14:32-33, 40). Namun Paulus tidak menginginkan mereka salah faham dan tidak menyukai, atau bahkan melarang berkata-kata dalam bahasa roh. Kerana itu ia menambahkan, “Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh” (I Kor. 14:39). I juga membagikan pengalamannya sendiri kepada mereka, “Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa… Aku akan berdoa dengan rohku… Aku mengucap syukur kepada Allah, bahawa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dan pada kamu semua” (I Kor. 14:14-15, 18)

Kesalahfahaman 17

​Ada banyak perkumpulan kharismatik yang katanya jemaatnya dipenuhi Roh Kudus, tetapi semuanya nampak tidak tertib. Kalau mereka tidak berteriak-teriak dengan keras, mereka menyanyi-nyanyi dengan keras, menyebutkan nyanyian roh. Lalu ada di antara mereka yang memperlihatkan ketidaktertiban yang lebih kecil, dengan secara bersamaan berbahasa roh saat beribadah atau berbahasa roh dalam kelompok kecil. Dapatkah keadaan seperti ini ditemukan dalam Alkitab? Bahkan di fasal 14 dalam I Korintus, yang banyak mendiskusikan masalah berbahasa roh, berbahasa roh saat beribadah tidak dianjurkan. Hanya dua, atau paling tiga orang yang boleh berbicara, dan mereka harus melakukannya bergiliran dengan diikuti oleh orang yang menafsirkan. Begitu juga kita membaca di ayat 33, “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi dalami sejahtera”. Kekacauan bukan berasal dari Allah, dan kita harus mengingati bahawa Allah kita adalah Allah damai sejahtera
​​​​​​​​Ende Hu (hal 7-8)

Apa kata Alkitab?

• Tentu ada masalah dalam ketertiban apabila jemaat berteriak-teriak histeris secara emosional di gereja. Namun kita perlu mengakui bahawa ada beberapa tindakan yang murni diilhamkan oleh Roh Kudus.

• Fenomena menyanyi dalam roh dicatat dalam Alkitab: Paulus berkata, “Aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku” (I Kor. 14:15). Ia juga mengajarkan kita untuk ”berkata-kata” [lah] seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani” (Ef. 5:19; ref. Kol. 3:16). Menyanyi dalam roh dimungkinkan oleh Roh Kudus dan bukan tanda kekacauan.

• Ketika Paulus menasihati gereja untuk hanya mengizinkan dua atau toga orang berbicara dalam bahasa roh (I Kor. 14:27), ia sedang membicarakan penggunaan bahasa roh untuk berkhotbah, bukan bahasa roh dalam doa pribadi. Kita tidak akan berfikir untuk membatasi jumlah orang percaya yang berdoa bersama di gereja dengan bahasa pengertian manusia, begitu juga kita tidak membatasi jumlah orang yang berdoa dalam bahasa roh.

• Tulisan “Sabab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi dalami sejahtera” oleh Paulus, ditujukan kepada Gereja Korintus yang tidak tertib dalam beribadah, yang terjadi kerana mereka menggunakan bahasa roh untuk berkhotbah kepada jemaat tanpa ada yang menafsirkannya, dan mereka tidak bergiliran.

• Paulus tidak pernah melarang berbahasa roh. Apa yang ia lakukan adalah memberikan sebuah tata aturan kepada gereja untuk menggunakan karunia ini dengan sepatutnya. Dengan hati-hati ia berkata, “Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh” (I Kor. 14:39)

9.7 Pengalaman Pentakosta

​Pentakosta, yang juga disebut sebagai hari raya “Tujug Minggu” (ref. Kel. 34:22; Ul. 16:10), menandai berakhirnya panen. Pada bahasa Yunani, Pentakosta bererti “ke-50”, kerana Pentakosta jatuh pada hari ke-50 setelah Paskah, dihitung dari hari ke-2 perayaan itu (Im. 23:15-17)6. Di masa itu, perayaan ini adalah perayaan yang paling semarak dan membawa orang-orang Yahudi dari segala penjuru dunia bersama-sama berkumpul di Yerusalem. Allah memilih Pentakosta pertama setelah kebangkitan dan kenaikan Kristus untuk mencurahkan Roh KudusNya yang kudus kepada orang-orang perjanjian baru. Dengan demikian, Pentakosta mendapatkan makna dan kepentingan yang baru.

​Berbahasa roh adalah sebuah tanda yang dramatis, membuat orang-orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia terheran-heran dan ingin melihat apa yang sedang terjadi. Ini menyediakan kesempatan yang baik bagi Petrus untuk bersaksi bahawa pencurahan Roh Kudus yang baru saja mereka saksikan, terjadi kerana Yesus Kristus yang telah mereka salibkan telah bangkit dan dimuliakan (Kis. 2:22-23, 30-33). Dengan demikian, injil keselamatan sampai pada pendengar pertama yang dimaksud [yaitu Yerusalem], sesuai dengan rencana Allah (Kis. 1:8).

Kesalahfahaman 18

​Banyak gereja melihat ayat-ayat pada Kisah Para Rasul. 2:1-13 sebagai sebuah kejadian ketika murid-murid Yesus tidak berbicara dalam bahasa roh, tetapi dalam bahasa-bahasa asing, menyatakan bahawa inilah yang didengar orang-orang Yahudi yang datang ke Yerusalem. Mereka juga menyimpulkan bahawa orang-orang Kristian yang pada hari ini mengaku berbicara dalam bahasa roh, mengucapkan bahasa yang tidak dapat dimengerti, jadi pengalaman ini berbeda dengan pengalaman Pentakosta di masa para rasul.

Apa kata Alkitab?

​Ketika Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, walaupun bahasa yang diucapkan para rasul dapat dimengerti, kita dapat menyimpulkan itu bukan bahasa-bahasa asing kerana beberapa alasan ini:

• Kita melihat Roh Kudus memenuhi murid-murid Yesus dan menggerakkan mereka untuk “berkata-kata dalam bahasa lain” (Kis. 2:4). Kemudian Paulus menjelaskan bahasa roh sebagai mengucapkan hal-hal yang rahasia kepada Allah (I Kor. 14:2). Namun bahasa roh membawa pesan yang mempunyai erti yang dapat diungkapkan apabila ditafsirkan (I Kor. 14:27-28). Apa yang terjadi di hari Pentakosta adalah, Allah memberikan kemampuan untuk menafsirkan bahasa roh kepada orang-orang Yahudi yang mendengarnya. Ini membuat mereka mendengarkan para murid Yesus “berkata-kata dalam bahasa [kita] sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (Kis. 2:11). Ini adalah pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus dalam memberikan tanda kepada orang-orang Yahudi (I Kor. 14:22). Pekerjaan ini menghasilkan pertobatan mereka: hati nurani mereka tersentuh, mereka bertobat, dan dibaptis di dalam nama Yesus Kristus (Kis. 2:37-41).

• Kemampuan untuk menafsirkan bahasa roh adalah sebuah karunia yang diberikan oleh Allah sesuai dengan kehendakNya (I Kor. 12:10-11, 30; 14:26-28). Kadang-kadang karunia ini diberikan sebagai karunia yang bersifat sementara apabila diperlukan agar orang dapat mendengar dan mengerti isi pesan khusus dari Allah. Ini adalah apa yang dialami oleh orang-orang Yahudi di hari Pentakosta. Kita juga melihat bagaimana orang-orang percaya dari bangsa Yahudi yang datang ke rumah Kornelius menerima karunia yang sama: Roh Kudus membuat mereka mendengar Kornelius dan keluarganya “berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:44-46).

• Dari pengalaman kita mengetahu bahawa ketika sekelompok orang, walaupun hanya kelompok kecil, berbicara sekaligus, orang-orang lain mengalami kesulitan untuk mendengar dan mengerti apa yang sedang diucapkan. Kesulitan ini menjadi sangat besar ketika ini terjadi pada kelompok yang berjumlah besar. Di hari Pentakosta, ada 120 orang murid yang dipenuhi oleh Roh Kudus, semuanya berbahasa roh di saat yang sama. Campuran suara-suara dan tingkat kebisingan yang terjadi mungkin sangat besar. Namun yang mengejutkan, di tengah-tengah keadaan seperti itu orang-orang Yahudi yang datang ke Yerusalem dari sekitar 15 negara, mendengar murid-murid berbicara dengan bahasa negara mereka masing-masing (Kis. 2:8). Tidak hanya itu, mereka dapat memahami isi pesan itu, yaitu “perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (Kis. 2:11)

• Terdapat hal yang menarik pada catatan “orang-orang Yahudi yang saleh” (Kis. 2:5). Ini adalah orang-orang saleh yang telinganya dibuka oleh Allah sehingga dapat mengerti bahasa roh dalam bentuk bahasa mereka sendiri (Kis. 2:5-12). Sebaliknya, ada “orang lain” (Kis. 2:13) yang tidak mengerti apa yang sedang diucapkan murid-murid, dan mengejek mereka sebagai orang-orang yang sedang mabuk. Kerana itu kita dapat menyimpulkan bahawa bila bahasa roh yang diucapkan murid-murid adalah bahasa-bahasa asing, maka baik orang-orang Yahudi yang saleh mahupun orang-orang ini tentu dapat mengerti apa yang sedang diucapkan murid-murid Yesus.

Kesalahfahaman 19

​Di hari Pentakosta, perlu dicatat bahawa bahasa itu bukanlah bahasa yang tidak dikenali, tetapi dalam beberapa bahasa dari berbagai negara yang berkumpul pada saat itu. Sejauh yang dituliskan dalam Alkitab, ini tidak pernah terjadi lagi.
​​​​​​​​J. Oswald Sanders (hal. 72)

Kesalahfahaman 20

​Karunia berbahasa roh pada hari Pentakosta adalah bahasa tertentu dari orang-orang tertentu untuk menyampaikan injil kepada mereka (Kis. 2:6-11). Pentakosta berdiri sendiri. Baptisan Roh Kudus tidak pernah dimaksudkan sebagai pengalaman yang berulang.
​​​​​​​​John H. Pickford (hal. 12 dan 14)

Kesalahfahaman 21

​[Mengacu pada Kisah Para Rasul. 2:1-4] Ketika orang-orang percaya dipenuhi oleh Roh Kudus, mereka berbicara dengan bahasa lain. Dalam keadaan kesurupan, mereka mengucapkan bahasa-bahasa dari negara-negara lain yang mereka sendiri tidak mengerti, tetapi dimengerti oleh orang-orang dari bangsa mereka masing-masing… Setelah hari Pentakosta, fenomina bahasa roh terjadi di Gereja Korintus dan tempat-tempat lain. Walaupun mereka juga “berkata-kata dalam bahasa roh”, ini bukan lagi fenomena Pentakosta, kerana fenomena ini bukan tanda yang selalu menyertai pencurahan Roh Kudus, tetapi sebuah fenomena yang telah berakhir. Kerana itu, mereka yang berharap membangkitkan kembali mujizat khusus ini di masa sekarang, telah keliru menganggap bahawa ketiadaan mujizat ini menandakan tidak adanya Roh Kudus. Mereka telah keliru memahami erti sesungguhnya dari pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus yang telah turun pada hari Pentakosta masih terus bersama kita hingga hari ini.
​​​​​​​​Kurosaki Koukichi

​Pendapat para penulis di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Di hari Pentakosta, murid-murid mengucapkan bahasa-bahasa yang berbeda dari negara-negara asal orang-orang Yahudi yang datang ke Yerusalem.
• Ketika murid-murid berbicara dengan bahasa-bahasa asing, mereka ada dalam keadaan kesurupan.
• Fenomena pada hari Pentakosta adalah perwujudan khusus pencurahan Roh Kudus
• Roh Kudus yang dicurahkan pada hari Pentakosta terus tinggal bersama orang-orang Kristian hingga hari ini.
• Kita tidak biasa menyamakan ketiadaan tanda berbahasa roh dengan ketiadaan Roh Kudus.
• Pengalaman berbahasa roh di masa sekarang berbeda sama sekali dengan fenomena di hari Pentakosta.

Apa kata Alkitab?

• Murid-murid Yesus berkata-kata dalam bahasa roh, bukan bahasa-bahasa asing. Orang-orang Yahudi dari negara-negara lain mengerti apa yang mereka ucapkan kerana Allah memberikan mereka karunia sementara untuk menafsirkannya. Kejadian serupa terjadi ketika rumah tangga Kornelius menerima Roh Kudus, dan orang-orang percaya dari bangsa Yahudi mendengar mereka “berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:46)

• Ketika murid-murid Yesus berkata-kata dalam bahasa roh, mereka tidak sedang berada dalam keadaan “kesurupan”. Sebaliknya, fikiran mereka segar dan jernih, kerana mereka menyedari bahawa orang-orang di sekeliling mereka merasa takjub dan sebagian ada yang mengejek-ejek mereka (Kis. 2:5-8; 13-15)

• Berbahasa roh adalah tanda pasti bahawa seseorang telah menerima Roh Kudus (Kis. 10:46). Bahasa roh tidak selalu harus dapat dimengerti (I Kor. 14:2). Ketika jemaat Efesus berbahasa roh, tidak ada tanda-tanda bahawa ada orang yang mengerti bahasa itu, tetapi mereka dipastikan telah menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-6)

• Pencurahan Roh Kudus menjadi fenomena yang umum terjadi, setiap kali disertai dengan berbahasa roh. Ini menjadi tema utama injil seperti yang diberitakan para rasul. Contohnya, Petrus mendesak orang-orang Yahudi untuk bertobat dan dibaptis agar mereka juga dapat menerima karunia ini (Kis. 2:38)

• Ada lima kejadian baptisan Roh Kudus dicatat dalam Kisah Para Rasul (Kis. 2:4; 8:17; 9:17; 10:44; 19:6), menunjukkan bahawa pengalaman Pentakosta terulang, membuktikan bahawa ini bukanlah kejadian khusus.

9.8 Karunia menafsirkan bahasa roh

​Karunia menafsirkan bahasa roh dapat ditemukan di antara umat percaya di gereja benar hari ini. Apabila kita melihat di dalam Alkitab dan pada pengalaman-pengalaman jemaat Gereja Yesus Benar, kita melihat bahawa ada beberapa cara Roh Kudus membuat seseorang mengerti bahasa roh:

• Seperti pada kejadian yang dialami orang-orang Yahudi yang saleh di hari Pentakosta, Allah membuat orang yang mendengar dapat mendengar bahasa roh dengan bahasa mereka sendiri.

• Allah menyingkapkan erti bahasa roh kepada pendengar setelah ia yang bebicara selesai mengutarakannya.

• Orang yang berkata-kata dalam bahasa roh tidak mengerti ertinya pada saat ia mengucapkannya, tetapi kemudian Allah membuatnya mampu menafsirkan pesan itu.

• Orang menafsirkan setelah ia berbicara dalam bahasa roh, kalimat per kalimat.

• Orang yang berkata-kata dalam bahasa roh mengerti apa yang sedang ia katakana, tetapi mengetahui bahawa Roh Kudus akan menggerakkan orang lain untuk menafsirkannya. Dalam kejadian seperti ini, orang yang menafsirkannya akan datang ke muka untuk mengertikan pesan berbahasa roh. Pesan yang disampaikan akan sama persis dengan apa yang difahami oleh orang yang berbicara dalam bahasa roh.

• Orang yang berbicara dalam bahasa roh tidak mengerti ertinya, tetapi Allah menggerakkan orang kedua untuk menafsirkannya.

9.9 Kesaksian jemaat Gereja Yesus Benar

9.9.1 Kesaksian 1

​Kesaksian ini mengenai Saudara Chen Ah Gui dari Desa Boai, Propinsi Heping di Taichung, Taiwan. Saudara Chen jatuh sakit kerana tetanus pada tanggal 26 July 1959 dan tidak dapat bangun dari tempat tidurnya. Walaupun dia dirawat oleh tiga doctor berbeda, mereka tidak berhasil mengubatinya. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menghentikan pengubatan medis, dan berdoa kepada Allah memohon belas kasihan dan kesembuhan. Di saat yang sama, gereja mendoakannya.

​Pada saat sebuah sesi doa, seorang saudari bernama Lin Qiu Ju menafsirkan bahasa roh sendiri dalam dialek asli suku Taiwan pengunungan. Pesannya adalah :”Ada dosa dalam kelompok ini.” Mendengar ini, jemaat bertobat. Namun doa-doa untuk Saudara Chen tetap tak terjawab.

​Pada sesi doa lain, Saudari Lin sekali lagi menafsirkan bahasa rohnya, berkata, “Di antara uang berdoa ada orang yang telah melakukan dosa mematikan. Orang ini harus diusir. Ia tidak boleh turut berdoa.” Ketika hal ini diselidiki, pesan ini terbukti benar; mereka mendapati seseorang diantara mereka telah melakukan dosa. Gereja menuruti Roh Kudus dan memberhentikan keanggotaan orang ini.

​Ketika mereka berdoa kembali untuk Saudara Chen, dia mulai membaik: pernapasan, air muka dan keadaannya secara umum mulai pulih. Lalu pada saat sesi doa pagi, Saudari Kin menafsirkan bahasa roh untuk menyampaikan pesan kepada Saudara Chen:”Sekarang kamu akan disembuhkan dari sakitmu” Sejak hari itu, Saudara Chen mengalami pemulihan yang cepat: dia dapat makan, duduk, berdiri dan akhirnya dapat berjalan. Tidak lama kemudian dia sembuh total.

9.9.2 Kesaksian 2

​Di tahun 1927, ketika Gereja Yesus Benar baru didirikan di Taiwan, jemaat Taichung mengadakan kebaktian mereka di lantai atas sebuah tempat usaha milik Penatua Filemon Kuo. Pada saat itu, hanya ada sedikit pendeta, sehingga gereja menugaskan jemaat untuk bergiliran menyampaikan khotbah. Setelah kebaktian, pendeta-pendeta akan memberikan komentar kepada jemaat yang berkhotbah.

​Pada hari Sabat siang, seorang saudara bernama Yang Gui Chuan baru saja selesai menyampaikan khotbah dan sedang turun dari mimbar, dan tiba-tiba ia didorong oleh Roh Kudus untuk berkata-kata dalam bahasa roh kepada Diaken Qian. Saudara Yang berbicara dengan tegas dan penting, menunjukkan jarinya ke arah Diaken Qian dengan sikap seperti orang menegur. Namun Saudara yang tidak mengerti apa yang sedang ia katakan, dan ia juga tidak mengerti apa yang sedang dia lakukan.

​Setelah Saudara Yang selesai berbicara, Diaken Qian berdiri dan berkata kepada jemaat,”Apa yang baru saja saya dengar adalah sebuah pesan dalam dialek Fujian. Saudara Yang berkata kepada saya, ‘walaupun kamu ada di Taiwan, hatimu ada di Fujian. Kamu harus menginjil di Taiwan dengan sepenuh hati’”.

​Saudara Yang adalah orang asli Taiwan, dan tidak dapat berbicara dialek Fujian. Tambah lagi, saat ia berbicara kepada Diaken Qian, jemaat mendengarnya berbicara dalam bahasa roh. Namun Roh Kudus menggerakkan Diaken Qian mendengar bahasa roh itu sebagai bahasa dialeknya sendiri. Jemaat kemudian mengerti bahawa Diaken Qian, yang berasal dari Fujian, China, merasa rindu dengan kampung halaman, sehingga tidak dapat memusatkan perhatian pada pelayanan di gereja. Roh Kudus menegurnya, mengingatkannya untuk tetap waspada dan menyelesaikan tugas dari Tuhan. Mendengar pesan ini, Diaken Qian dengan rendah hati bertobat dan menjadi lebih giat dalam melakukan pekerjaan Allah.

9.9.3 Kesaksian 3

​Pada suatu sore di tahun 1927, Taichung, Taiwan, Penatua Gideon Hunag sedang memimpin kebaktian. Di penghujung kebaktian, jemaat berlutut unutk berdoa memohon Roh Kudus. Saudara Yang Gui Chuan dipenuhi oleh Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa roh. Ia dipenuhi oleh Roh Kudus dan berkata-kata dalam bahasa roh. Ia mengerti makna bahasa roh ini, tetapi mengetahui bahawa Allah akan menetapkan makna bahasa roh ini, tetapi mengetahui bahawa Allah akan menetapkan orang lain untuk menafsirkannya. Setelah doa selesai, orang yang mendengar dan mengerti bahawa roh itu merasa Roh Kudus mendesaknya untuk menafsirkan, tetapi tidak merasa cukup berani untuk berdiri.

​Saudara Yang lalu berkata kepada jemaat, “Ada seorang saudara di antara kita yang dapat mengerti bahasa roh yang saya ucapkan saat berdoa. Mohon untuk tidak merasa takut untuk berdiri dan menafsirkannya.”

​Terdorong oleh kata-kata itu, Saudara Yang Quan (ayah Yang Gui Chuan) berdiri dan menyampaikan pesan ini:”Kerana iman Henokh terangkat, supaya ia mengalami kematian” (ref. Ibr. 11:5)

​Allah mengetahui sejak dahulu bahawa Saudara Yang Quan merasa ragu mengenai berbahasa roh, dan memberikan pesan khusus kepadanya melalui Roh Kudus untuk menguatkan imannya.

9.9.4 Kesaksian 4

​Pada saat kebaktian sore beberapa bulan kemudian, saat jemaat sedang berlutut berdoa memohon Roh Kudus,Saudara Tsai Mou Huang dari Taiwan masuk ke dalam aula. Roh Kudus menggerakkan Saudara Yang Gui Chuan untuk menafsirkan bahasa rohnya sendiri kepada jemaat, “Ada seseorang di antara jemaat yang telah melakukan dosa mematikan.”

​Ketika gereja menyelidiki hal ini, gereja mendapati bahawa Saudara Tsai telah melakukan perzinahan. Dia lalu diberhentikan keanggotaannya.

9.9.5 Kesaksian 5

​Di tahun 1947, Gereja Yesus Benar baru saja berdiri di Korea. Jemaatnya sangat sedikit, dan tidak ada pendeta. Jemaat tidak mengenal Alkitab dengan baik dan kelaparan akan Firman Allah. Tantangan khusus yang dihadapi gereja adalah membeda-bedakan ajaran sesat. Untungnya, Roh Kudus memberikan karunia menafsirkan bahasa roh kepada Saudari Bai Ren De di Kimchun.

​Sejak September tahun itu dan beberapa tahun kemudian, Roh Kudus menggerakkan Saudari Bai untuk menafsirkan bahasa rohnya sendiri untuk membangun jemaat. Di tiap kesempatan,hal-hal berikut ini terjadi:
• Dia pertama-tama berdoa dalam bahasa roh, setelah itu bahasa rohnya berubah untuk menungkinkannya berkhotbah.
• Setelah berkhotbah dalam bahasa roh, dia sendiri menafsirkannya dalam bahasa Korea. Dia tidak mengerti bahasa roh yang dia ucapkan saat dia mengucapkannya. Dia baru mengerti ertinya saat Roh Kudus menggerakkannya untuk menafsirkannya.
• Roh Kudus mengilhaminya untuk menafsirkan bahasa roh dengan pelan-pelan dan jelas, sehingga jemaat dapat mengerti pesan yang disampaikan.
• Dia pertama-tama menafsirkan pesan Alkitab dan kemudian memberikan referensi-referensi Alkitab yang berkaitan dengan pesan itu. Ketika pendengar menyelidiki apa yang telah dia tafsirkan, mereka mendapati kata-katanya sesuai dengan Alkitab.

Yang mengherankan, Saudari Bai sendiri tidak mengenal Alkitab dengan baik. Lebih lagi, pesan-pesan yang dia sampaikan melalui pengilhaman Roh Kudus dapat memenuhi kebutuhan gereja dan jemaat di tiap kesempatan.

9.9.6 Kesaksian 6

​Di bulan September 1947, Saudara Pei Xiang Long dan Pu Chang Huan sedang membicarakan masalah baptisan air dan baptisan Roh Kudus dengan seorang penatua dari Gereja Presbiterian. Di waktu yang sama, Saudari Bai Ren De sedang mengasingkan diri ke pegunungan untuk berdoa dengan ditemani beberapa jemaat. Bersama-sama mereka memohon kepada Allah untuk memimpin pekerjaan penginjilan yang sedang dilakukan oleh kedua saudara ini.

​Setelah selesai berdoa, Saudari Bai menafsirkan bahasa rohnya sendiri untuk menyingkapkan pesan berikut: “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya. Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya” (ref. Yoh. 1:9-12)

​Mendengar ini, Saudara Hong Chong Pei segera meninggalkan pegunungan untuk mencari Saudara Pei dan Saudara Pu. Dia membagikan pesan dari Roh Kudus ini kepada mereka, dan berpesan bahawa Gereja Yesus Benar adalah tubuh Kristus; dunia akan menolak gereja ini seperti mereka menolak Allah. Namun mereka yang menerima injil benar yang diberitakan oleh gereja akan mendapatkan berkat, kerana Allah akan menjadikan mereka anak-anakNya.

9.9.7 Kesaksian 7

​Pada bulan Februari 1949, baptisan air dilakukan di sebuah sungai di dekat Gereja Kimchuan, Korea. Setelah baptisan, jemaat kembali ke gereja untuk berdoa.

​Saat berdoa, Roh Kudus menggerakkan Saudari Bai Ren De untuk menafsirkan bahasa rohnya sendiri. Pesannya: “Dalam Dia kamu telah disunat, sunat Kritus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, kerana dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggarannmu dan oleh kerana tidak disunat secara lahirlah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesuadah Dia mengampuni segala pelanggaran kita” (ref. Kol. 2:11-13)

​Roh Kudus berbicara melalui bahasa roh untuk mengajar orang-orang percaya di Kimchun secara pribadi tentang kebenaran baptisan air: bahawa baptisan air mempunyai kuasa untuk menghapus dosa, dan menandai kematian, penguburan dan kebangkitan seseorang bersama Kristus.

9.9.8 Kesaksian 8

​Saudara Pei Xiang Long adalah benih pertama penginjilan di Korea. Dia menjadi Kristian di Osaka, Jepun pada tahun 1941. Di bulan Januari 1945, dia kembali ke Korea, dan dengan gigih mengabarkan kebenaran. Dia juga berdoa dengan tekun agar Gereja Yesus Benar dapat berdiri di sana. Namun di tahun 1951 dia melepaskan pelayanan untuk berbisnes. Dua tahun kemudian, bisnesnya bangkrup dan ia menghadapi hutang yang bertimbun-timbun. Pada suatu malam, saat dia sedang membaca Alkitab, ia membaca Mazmur. 94:12. Saat membacanya, dia menangis penuh pertobatan.

​Enam bulan kemudian, Saudari Bai memberinya sebuah pesan dari Roh Kudus:”Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus bersukacita oleh berbagai-bagai pencubaan, Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu- yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fanam yang diuji kemurniannya dengan api- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Kamu bergembira kerana sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, kerana kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” (ref. I Ptr. 1:6-9)

​Saudara Pei sangat terhibur oleh pesan-pesan ini, dan kembali melanjutkan pelayanan dengan semangat yang lebih besar untuk Tuhan.

9.9.9 Kesaksian 9

​Kemudian muncul masalah yang berkembang di Gereja Korea. Saudara Pu Chang Huan didapati bersikap tidak sopan dengan jemaat perempuan.

​Di hari yang sama pada tahun 1953, saat Saudara Pei Xiang Long menerima pesan penghiburan dari Roh Kudus, Saudari Bai menafsirkan pesan berbeda untuk Saudara Pu:”Hal ini harus kamu lakukan, kerana kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahawa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapilah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya” (ref. Rm. 13:11-14)

​Namun, sayang sekali, bahkan setelah mendengarkan pesan Roh Kudus ini pun, Saudara Pu tidak mahu bertobat. Dua atau tiga tahun kemudian ia melakukan dosa perzinahan dan dikeluarkan dari gereja.

Pertanyaan Ulasan

1. Apakah baptisan Roh Kudus?
2. Jelaskan bukti menerima Roh Kudus.
3. Jelaskan kegunaan berbahasa roh yang berbeda.
4. Apakah perbedahan antara berdoa dalam bahasa roh dengan berkata-kata dalam bahasa roh?
5. Mengapa Allah memilih hari Pentakosta untuk mencurahkan Roh Kudus yang dijanjikanNya?
6. Apa yang salah dalam pandangan-pandangan berikut ini?
a) Setiap orang percaya menerima Roh Kudus, tetapi belum tentu dibaptis dengan Roh Kudus.
b) Orang percaya dapat dipenuhi Roh Kudus, tanpa perlu dibaptis oleh Roh Kudus.
c) Tidak ada catatan Alkitab mengenai orang menerima Roh Kudus.
d) Orang tidak perlu merasakan apa-apa saat ia menerima Roh Kudus.
e) Pengalaman jemaat Samaria membuktikan bahawa orang dapat menerima Roh Kudus tanpa perlu berbahasa roh.
f) Berbahasa roh bukanlah pengalaman umum di masa para rasul, seperti dibukitkan oleh keterheranan jemaat Yahudi saat Kornelius dan keluarganya berbahasa roh.
g) Berbahasa roh adalah tanda yang sementara di masa para rasul, dan tidak lagi dialami oleh orang-orang Kristian.
h) Paul berkata bahawa berbahasa roh adalah tanda ketiadaannya pengendalian diri.
i) Pertanyaan Paulus “Apakah semuanya berbahasa roh” menunjukkan bahawa berbahasa roh hanyalah salah satu dari banyak karunia rohani.
j) Paulus berkata bahawa berbahasa roh adalah karunia yang lebih rendah dan terbatas.
k) Gereja-gereja yang jemaatnya berteriak dalam doa dan menyanyikan nyanyian-nyanyian rohani, sedang menunjukkan perilaku yang menunjukkan kekacauan dan ketidaktertiban (ref. I Kor. 14:33)
l) Paulus mengajarkan bahawa seluruh jemaat tidak boleh berbahasa roh di waktu yang sama: hanya dua atau toga yang boleh melakukannya, saat ada yang menafsirkan, dan mereka harus bergiliran (I Kor. 14:27-28)
m) Bahasa roh yang diucapkan di hari Pentakosta bukanlah bahasa rohani, tetapi bahasa-bahasa asing.

_________________________________________________________________________

1. the Complete Word Study Ductionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee: AMG International, 1992). G1100.
2. Whcliffe Bible Encycloprdia, eds. Pfeiffer, Charles F., Vos, Howard, F. and Rea, John (Chicago: Moody Press, 1975)
3. Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository Dixtionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985).G4151.
4. Ibid. G4878
5. Ibid. G4592
6. Wycliffe Bible Encyclopedia, eds. Pfeiffer, Charles F., Vos, Howard, F. and Rea, John (Chicago: Moody Press, 1975)

Bab 08 Pencurahan Roh Kudus
|

Bab 08 Pencurahan Roh Kudus

8.1 Pendahuluan

​Alkitab memberitahukan kita bahawa Allah itu setia dan memelihara perjanjianNya dengan umatNya (Ul. 7:9). Alkitab juga berkata bahawa jika kita tidak setia, Dia tetap setia, kerana Dia tidak dapat menyangka diriNya sendiri (II Tim. 2:13)

​Allah telah berjanji melalui nabi-nabi Perjanjian Lama untuk mencurahkan Roh KudusNya kepada umat manusia dan memberitahukan kapan Ia akan melakukannya. Ketika waktu penggenapannya sudah dekat, Dia mengutus AnakNya, Yesus Kristus untuk meneguhkan firmanNya.

8.2 Turunnya hujan awal

​Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus Kristus kepada orang-orang setelah Allah memperlihatkan siapakah Yesus kepadanya. Ia menyatakan, bahawa walaupun ia membaptis mereka dengan air untuk pertobatan (Mat. 3:11), Yesus akan membaptis mereka dengan Roh Kudus (Yoh. 1:32-33). Melalui Yesus, nubuat-nubuat zaman dahulu yang diucapkan oleh nabi-nabi telah siap untuk digenapi.

8.2.1 Nubuat-nubuat mengenai hujan awal

Aku akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir.
​​​​​​​​​Ulangan. 11:14

Baiklah kita takut akan Tuhan, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim mahupun hujan pada akhir musim.
​​​​​​​​​Yeremia. 5:24

​Masa hujan awal dan akhir adalah lambang-lambang turunnya Roh Kudus. Alkitab New King James Version menyebutkan dua masa ini sebagai hujan “awal” dan “akhir”, sementara New International Version menyebutkan mereka sebagai hujan “musim gugur” dan “musim semi”(Yer. 5:24; Yak. 5:7). Untuk menghapus kebingungan pada dua edisi Alkitab ini, kita cukup mengetahui bahawa hujan “awal” turun saat musim gugur, tepat sebelum waktunya menabur benih, sementara hujan “akhir” turun saat musim semi, sebelum waktu panen tiba. Apabila kita menaruh dua masa ini ke dalam konteksnya, kita menyedari bahawa pencurahan Roh Kudus pada murid-murid Yesus adalah hujan awal. Tiba tepat sebelum gereja masa awal mulai menebarkan benih injil ke seluruh pelosok dunia (Kis. 1:8)

Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu.
​​​​​​​​​Yesaya. 44:3

​Dalam Yesaya. 44:3, yang dimaksud dengan “keturunanmu” adalah keturunan Yakub (Isreal), seperti yang idtunjukkan dalam Yesaya. 44:1, ketika Allah mengucapkan, “hai Yakub, hambaKu, dan hai Isreal, yang telah Kupilih!”

Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturan dengan setia; maka mereka akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allah mereka.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 11:19-20

​“Mereka” dalam Yehezkiel. 11:19-20 menunjukkan bangsa Isreal, kerana dalam Yehezkiel. 11:15, Allah berkata,”Hai anak manusia, penduduk-penduduk Yerusalem berkata tentang semua saudara-saudaramu, tentang kaum kerabatmu dan segenap kaum Isreal dalam keseluruhannya.”

kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya
​​​​​​​​​yehezkiel. 36:26-27

​“Kamu” pada Yehezkiel. 36:26 sekali lagi menunjukkan bangsa Isreal, seperti yang ditunjukkan pada Yehezkiel. 36:22:”Oleh kerana itu Kukatakan kepada kaum Isreal: Beginilah firman Tuhan Allah: Bukan kerana kamu Aku bertindak, hai kaum Isreal.”

Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 37:14

​“Kamu” di dalam Yehezkiel. 37:14 menunjukkan bangsa Isreal, kerana dalam Yehezkiel/ 37:11, Allah berkata, “Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Isreal.”

aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetap Ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
​​​​​​​​​Matius. 3:11

​Dalam Matius. 3:11, “kamu” menunjukkan orang-orang Yahudi seperti ditunjukkan dalam Matius. 3:5, yang mengatakan, “Maka datanglah kepadanya (Yohanes Pembaptis) penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.”

​Nubuat-nubuat mengenai pencurahan Roh Kudus di atas ditujukan pada bangsa Isreal (orang Yahudi). Nubuat-nubuat ini menunjukkan masa hujan awal yang dimulai saat hari Pentakosta, ketimbang masa hujan akhir (ref. Yeh. 39:29; Zak. 12:10)

8.2.2 Catatan tentang turunnya hujan awal

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan nampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang berlebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
​​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 2:1-4

​Kisah Para Rasul. 2 menjelaskan pencurahan pertama Roh Kudus dengan sebuah penglihatan lidah-lidah api, suara angin yang menderu-deru dan suara orang-orang yang berkata-kata dalam bahasa roh. Seluruh 120 murid mengalami angin rohani yang “bertiup ke mama ia mahu” (Yoh. 3:8). Angin ini tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan dan didengar. Yohanes. 3:8 memberitahukan bahawa baptisan Roh Kudus adalah sebuah pengalaman yang dapat diketahui, baik oleh yang menerima Baptisan Roh Kudus, mahupun mereka yang ada di sekitarnya (ref. Kis. 4:31; Why. 19:6)

​Roh Kudus juga disebutkan sebagai “roh yang membakar” (Yes. 4:3-4). Ia mempunyai kuasa untuk mengobarkan kembali hati yang dingin dan keras, membuat mereka bersinar seperti matahari pagi. Seperti api, Roh Kudus menghasilkan panas dan cahaya dan bersifat menyatukan. Ia memurnikan umat percaya dari dosa-dosa mereka dan mengikat hati mereka menjadi satu.

​Penglihatan pada hari Pentakosta mengajarkan beberapa pengajaran rohani yang penting. “Lidah-lidah api” melambangkan bahasa roh yang diucapkan murid-murid (Kis. 2:3-4). Hal ini merupakan bukti seseorang telah dilahirkan dari Roh (Kis. 2:33) dan bertindak sebagai tanda bagi orang-orang yang belum percaya (ref. I Kor. 14:22). Dari sudut pandang lain, mereka yang telah dilahirkan dari Roh Kudus mendapatkan kuasa untuk menyampaikan Firman Allah kepada dunia yang belum percaya. Ini bererti Roh menjadikan kita saksi-saksi yang cakap dan penuh kuasa untuk mengabarkan injil Kristus (ref. Kis. 1:8)

​Setelah Tuhan Yesus naik ke syurga, murid-murid menuruti perintahNya untuk tetap tinggal di Yerusalem dan menunggu kuasa dari atas (Luk. 24:49; Kis. 1:4-5, 12-15). Di hari Pentakosta, Allah mendengar doa-doa mereka dan memenuhi mereka dengan Roh KudusNya, sehingga mereka berbicara dalam bahasa roh. Pada saat itu ada banyak orang Yahudi dari berbagai pelosok berkumpul di Yerusalem untuk menghadiri perayaan Pentakosta. Mereka takjub dan keran, kerana mereka mendengar murid-murid berbicara tentang perbuatan Allah yang luar biasa dengan bahasa mereka sendiri. Allah mengadakan mujizat dengan membuka telinga mereka sehingga dapat mengerti misteri-misteri yang diucapkan dalam bahasa roh (Kis. 2:8-12; ref. I Kor. 14:2). Orang-orang Yahudi lain yang tidak terlalu peduli (“orang lain” dalam Kisah Para Rasul. 2:13) tidak dapat mengerti bahasa roh itu mengatakan bahawa murid-murid Yesus sedang mabuk (Kis. 2:13)

​Namun Rasul Paulus menjelaskan kebingungan itu dengan mengutip ucapan Nabi Yoel, sehingga orang-orang menyedari bahawa mereka baru saja menyaksikan pencurahan Roh Allah yang menggenapi nubuat-nubuat kuno (Kis. 2:16-21; Yoel. 2:28-32). Lebih lanjut, Petrus mendesak mereka untuk bertobat dan dibaptis di dalam nama Yesus untuk menghapus dosa mereka, dan menyakinkan mereka bahawa mereka juga akan menerima karunia Roh Kudus (Kis. 2:37-39). Hasilnya, 3000 orang menjawab khotbah Petrus dengan menerima baptisan air: Mereka kemudian dengan sepenuh hati mengikuti pengajaran para rasul dengan terus-menerus berkumpul dan bersekutu (Kis. 2:40-42). Kejadian-kejadian ini menandai kelahiran gereja awal. Sejak saat itu Roh Kudus dicurahkan di mana pun para rasul menginjil (Kis. 8:17; 10:44; 19:6)

8.3 Roh Kudus berhenti turun

​Seperti disebutkan dahulu, dua musim hujan utama di Isreal adalah: 1) hujan awal, yang turun sebelum masa menabur; 2) hujan akhir, yang turun sebelum masa panen. Dua musim ini menandakan dua masa Roh Kudus turun kepada umat manusia. Masa pertama terjadi 2000 tahun yang lalu, pada hari Pentakosta, dan menandakan berdirinya gereja para rasul. Masa kedua adalah masa hujan akhir saat sekarang: Roh Kudus telah memulihkan gereja Allah dan bersiap untuk menual.

​Di daerah Palestina, ada masa musim dingin di antara masa hujan awal dan akhir, yang ditandai dengan hujan dan salju. Iklim ini melambangkan keadaan rohani gereja awal segera setelah para rasul wafat, Roh Kudus tidak lagi turun kerana gereja telah meninggalkan Allah dan kebenaranNya. Namun seperti hujan dan salju yang kadang-kadang turun di musim dingin, Roh Kudus terus bekerja dengan cara-cara lain (Yoh. 5:17). Contohnya, kita melihat Roh Kudus mengilhami orang-orang untuk menerjemahkan Alkitab, memelihara teks-teks injil dan mengkanonisasi Alkitab.

8.3.1 Nubuat-nubuat mengenai berhentinya pencurahan Roh Kudus

Aku akan mematahkan kekuasaanmu yang kaubanggakan dan akan membuat langit di atasmu sebagai besi dan tanahmu sebagai tembaga. Maka tenagamu akan habis dengan sia-sia, tanahmu tidak akan memberi hasilnya dan pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.
​​​​​​​​​Imamat. 26:19-20

​Di ayat ini, kata “langit di atasmu sebagai besi” menjelaskan bagaimana kangit akan menutup pintunya. “Tanahmu sebagai tembaga” menunjukkan tanah yang akan menjadi kering dank eras kerana tidak adanya hujan. Imamat. 26:14-16 telah menjelaskan bahawa Allah akan melakukan ini ketika orang-orang pilihan tidak taat atau memberontak melawan Dia:

Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, jikalau kamu menolak ketetapanKu dan hatimu muak mendengar peraturan-peraturanKu, sehingga kamu tidak melakukan segala perintahKu dan kamu mengingkari perjanjianKu, 16 maka Akupun akan berbuat begini kepadamu.
​​​​​​​​​Imamat. 26:14-16

​Dalam erti rohani, bangsa Isreal yang adalah bangsa pilihan Allah merupakan penggambaran gereja Allah (ekklesia di bahasa Yunani). Ekklesia bererti sebuah “kumpulan orang banyak”, tetapi banyak teks penting, termasuk Kitab-kitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, menggunakan ekklesia untuk mengertikan kata Ibrani qahal, yang bererti kumpulan umat perjanjian Allah dalam Perjanjian Lama (lihat Ul. 23:2-9; ref. “rumah ibadat” dalam Yak. 2:2). Kerana itu ditutupnya langit-langit di atas Isreal menandakan bagaimana Roh Kudus akan berhenti turun pada gereja setelah masa para rasul.

​Kemerosotan rohani pada gereje setelah wafatnya para rasul mengakibatkan Roh Kudus meninggalkan gereja. Bila kita melihat catatan sejarah, tidak heran bila kita melihat tanda-tanda bahasa roh hilang bersama dengan perginya Roh Kudus. Seperti tubuh tanpa nyawa, gereja mengalami kematian rohani (Yak. 2:26). Lebih lagi tanpa Roh Allah, gereja tidak dapat menghasilkan buah roh (Gal. 5:22-23). Walaupun umat percaya berusaha hidup seturut dengan injil, sebagian bahkan menerapkan gaya hidup petapa dan tinggal di biara-biara, mereka tidak dapat menghasilkan buah yang dikehendaki Allah. Lebih parah lagi, sebagian pemimpin gereja sibuk terlibat dalam kekuasaan dan politikm dan mengabaikan keadaan rohani jemaat mereka. Hari ini, orang-orang Kristian memikul akibat dari ribuan tahun sejarah gereja. Kita harus memahami alasan mengapa terjadi kemerosotan rohani pada gereja setelah masa para rasul Reformis Martin Luther menyedari bahawa tradisi dan sejarah gereja harus dikesampingkan untuk tujuan yang lebih tinggi, yaitu mengejar kebenaran. Ini terus menjadi masalah kunci bagi komunitas. Kristian hari ini: mereka harus membuang ajaran-ajaran palsu yang masuk ke dalam gereja setelah wafatnya para rasul.

​Pertanyaannya, apakah kita akan dapat memulihkan iman rasul-rasul yang mula-mula? Walaupun sebagian orang Kristuan merasa ini adalah hal yang tidak mungkin, kita tahu bahawa kita dapat bersandar pada Roh Kudus untuk memungkinkannya. Hanya Dia yang mempunyai kuasa untuk memulihkan dan mengumpulkan tulang-tulang kering umat Allah (Yeh. 37:1). Memulihkan sesuatu yang telah lama mati sungguh merupakan hal yang sulit, namun Yesus mengajarkan kita, “bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin” (Mat. 19:26)

Hati-hatilah, supaya jangan hatimu ke bukit-bukit gundul dan lihatlah! Di manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di penggir jalan-jalan engkau duduk menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang-gurun. Engkau telah mencemarkan begeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu. Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan sundal, engkau tidak mengenal malu.
​​​​​​​​​Yeremia. 3:2-3

​Ulangan 11:16-17 memuat sebuah peringatan dari Allah: Ia akan menimpakan kekeringan ke atas umatNya apabila mereka berpaling dari Dia dan menyembah allah-allah lain. Sayangnya, kita dapat melihat dari sejarah, bangsa Isreal tidak mendengarkan peringatan ini, dan Allah terpaksa mengingatkan mereka akan sikap mereka yang memberontak. Contohnya, kita melihat bagaimana Raja Ahab membuat bangsa Isreal menyembah berhala. Ketidaksetiaan yang amat kentara ini memurkalan Allah sebegitu rupa sehingga Ia menghentikan embun dan hujan selama tiga setengah tahun (I Raj. 17:1, 7; 16:30-33; Yak. 5:17). Sayang sekali bangsa Isreal tidak belajar dari kesalahan mereka, kerana kemudian Nabi Yeremia harus menegur mereka kembali kerana berlaku sperti perempuan sundal. Seperti sebelumnya, mereka berpaling dari Allah yang sejati dan menyembah allah-allah palsu (Yer. 2:10-25; 3:6-14)

​Dari sejarah, kita melihat gereja awal dimulai di dalam kuasa Roh Kudus, tetapi pada akhirnya kehilangan visi dan kasihnya kepada kebenaran. Kesesatan ini sampai pada titik ketika Paus Katolik Roma bahkan menyebut dirinya sendiri sebagai “Wakil Kristus di bumi” dan terang-terangan menerima sujudan dan sembahan dari umat percaya. Gereja juga mulai mengizinkan pemyembahan patung Yesus, para rasul, para orang kudus, dan Maria. Kerana penyimpangan-penyimpangan ini, Roh Kudus kebenaran tidak lagi menyertai gereja, sehingga tidak ada lagi tanda-tanda berbahasa roh. Mada berhentinya pencurahan Roh Kudus dimulai tidak lama setelah wafatnya para rasul hingga permulaan abad ke-20, ketika Gereja Yesus Benar didirikan.

​Hari ini komunitas Kristian perlu menangkap kembali visi dan kasihnya kepada kebenaran, dan mencari Roh Kudus. Walaupun orang-orang Kristian mungkin tanpa sedar melakukan pemyembahan berhala, mereka masih dapat jatuh dalam perangkap pemyembahan para ahli teologi, penginjil dan pemimpin gereja. Sebagian denominasi bahkan menamai gereja mereka dengan nama-nama orang yang mendirikan mereka, secara efektif menaruh perhatian pada manusia ketimbang Allah, padahal Yesus berkata kepada kita bahawa gereja adalah gerejaNya, bukan milik manusia (Mat. 16:18)
​Allah adalah Allah yang cemburu, jadi segala kemuliaan dan hormat haruslah ditujukan kepadaNya. Rasul-rasul di masa gereja awal, seperti Petrus dan Paulus, mereka penuh dengan karunia rohani, namun Tuhan yang hanya menggunakan mereka sebagai perabot untuk mewujudkan kemuliaan Allah. Sayangnya, kerana kelemahan mereka, umat manusia cenderung menaruh perhatian pada orang yang melakukan mujizat daripada Allah yang memberikan kuasa itu. Para rasul dengan hikmat berhati-hati untuk tidak menerima sedikit pun pujian atau sembahan dari orang lain (Kis. 10:25-26; 14:11-15) Kita semua patut melakukan yang terbaik dari teladan mereka.

dibuatNya sungai-sungai menjadi padang gurun, dan pancaran-pancaran air menjadi tanah gersang, tanah yang subur menjadi padang asin, oleh sebab kejahatan orang-orang yang diam di dalamnya.
​​​​​​​​​Yeremia. 14:2-4

​Di masa Nabi Yeremia, bangsa Isreal berulang kali memberontak melawan Allah. Perilaku mereka menyebabjan murka Allah menyala-nyala sehingga Ia tidak mahu mendengarkan seruan mereka dan menolak persembahan mereka. Sebaliknya, Allah menyatakan bahawa Ia akan menjawab doa-doa mereka dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar (Yer. 14:7-12). Kata-kata ini memperlihatkan keadaan hyang dihadapi gereja setelah masa para rasul, saat umat geraja tidakvmenaati kehendak dan perintah Allah, dan menyimpang dari kebenaran. Karena dosa-dosa inilah Roh Kudus tidak lagi dicurahkan.

​Sebelum Ia naik ke syurga, Yesus mengembankan tugas kepada murid-muridNya untuk pergi ke segala bangsa. KataNya, “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Yesus memastikan mereka bahawa Ia tidak akan meninggalkan mereka. Nmaun bila kita membaca dengan hati-hati, kita melihat bahawa Yesus mencatatkan sebuah syarat: murid-murid harus mengajarkan orang-orang untuk melakuakn segala yang telah Ia perintahkan. Dengan kata lain, Ia akan senantiasa menyertai gereja apabila mereka memegang firmanNya. Sayang sekali kita melihat gereja setelah masa para rasul secara perlahan meninggalkan ajaran-ajaran Tuhan, dan kerana itu Roh Kudus, yang adalah Roh kebenaran, tidak lagi dapat tinggal dengan mereka.

​Saat Yesus masih melayani di bumi, Ia berkata:

Jikalau kamu mengasih Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran… Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, Ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya…. Jika seorang mengasihi Aku, Ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
​​​​​​​​Yohanes. 14:15-17, 21, 23

​Terdapat sebuah amsal yang mengajarkan, “berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu” (Ams. 1:23). Kita harus menyedari pentingnya tinggal di dalam kebenaran dan dalam perintaj-perintah Tuhan Yesus.

​Banyak gereja-gereja saat ini telah meninggalkan pengajaran Alkitab. Kebenaran-kebenaran doktrin dasar seperti Roh Kudus, baptisan air, basuh kaki, hari Sabat dan Perjamuan Kudus telah diabaikan atau dikesampinhkn demi kemudahan atau kompromi. Kembali kepada kebenaran sangatlah penting di hari-hari terakhir ini, begitu juga menyedari perlunya kembali ke satu kawanan sejati, yang kepadanya adalah Yesus Kristus (Yoh. 10:16)

8.3.2 Gambaran awal mengenai berhentinya pencurahan Roh Kudus

​“Dan Aku berkata kepadamu, dan kataKu ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Isreal ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri” (Luk. 4:25). Di masa Nabi Elia, langit-langit ditutup kerana Raja Ahab telah meninggalkan Allah dan mengakibatkan umat Isreal menyembah Baal (I Raj. 16:30-33; 18:17-18)

​Hujan melambangkan Roh Kudus. Mengetahui ini, langit-langit yang tertutup menggambarkan bagaimana Roh Kudus akan berhenti turun kepada umat Allah. Penutupan langit-langit selama tiga setengah tahun menandai berhentnya pencurahan Roh Kudus selama beberapa waktu (ref. Why. 11:2). Seperti Allah menahan hujan kerana pemberontakan Raja Ahab dan bangsa Isreal, begitu juga Roh Kudus akan berhenti tercurah selama beberapa waktu di antara masa hujan awal dan akhir, kerana pemberontakan gereja melawan Allah setelah masa para rasul.

8.3.3 Sejarah mengenai berhentinya pencurahan Roh Kudus

​Menjelaskan sejarah mengenai berhentinya pencurahan Roh Kudus secara rinci adalah tugas yang sangat sulit, kerana beberapa alasan. Pertama, Alkitab seringkali berbicara dengan nubuat dan penggambaran, dan kita tidak dapat menanyakan nabi-nabi yang mengucapkannya, apakah yang dimaksudkan Allah mengenai segala aspek dalam nubuat-nubaut itu. Bahkan walaupun misalnya kita dapay menggunakan mesin waktu dan bertanya langsung kepada mereka, kemungkinn besar mereka ucapkam. Kedua, kita tidak mempunyai catatan sejarah akurat yang merinci kepan tepatnya Roh Kudus meninggalkan gereja dan sebab musababnya secara khusus. Ini disebabkan kerana catatan-catatan sejarah, yang dicatat dan diarsipkan oleh Gereja Katolik, Roma, gereja-gereja Reformis, dan gereja penginjilan non-denominasi, semuanya memegang pandangan bahawa Roh Kudus tidak pernah meninggalkan komunitas Kristian sejak hari Pentakosta.

​Kita tahu bahawa ketika Yohanes menulis Kitab Wahyu, yang seingkalu dianggap sebagai kitab yang terkahir ditulis dalam Kanon Perjanjian Baru (sekitar 90-100 Masehi), Roh Kudus belum meninggalkan gereja awal. Namun kiya tahu bahawa gereja sudah mulai menghadapi masalah-masalah serius dan pengajaran-pengajaran palsu (Lihat Wahyu. 2 hingga 3). Terakhir, dengan kemunduran terus menerus dari kebenaran, Roh Kudus pergi, kemungkinan besar tidak secara tiba-tiba, tetapi perlahan-perlahan seiring terseretnya gereja ke dalam kemerosotan rohani.

​Lebih lanjut, di abad ke-2 dan ke-3, Nampak bahawa gereja setelah masa para rasul mencuba mengekang apa yang mereka lihat sebagai kegiatan kharismatik di perkumpulan-perkumpulan gereja local. Namun apa yang dilakukan gereja dengan maksud baik, mungkin telah mengayunkan bandul kea rah sebaliknya, dan dengan demikian memadamkan oekerjaan Roh Kudus. Akibatnya adalah kemunduran dalam pengalaman rohani, yang mungkin dapat menolong memperdalam iman umat percaya. Sejarah menggambarkan bagaimana gereja tidak dapat dipimpin oleh Roh, dan pada akhirnya membuat Roh Kudus meninggalkan gereja sepenuhnya. Sayangnya, banyak orang Kristian hari ini terus memandang remeh pengalaman-pengalaman rohani, atau meragukannya. Mengetahui hal ini, kita perlu mengingat peringatan Rasul Paulus, agar jangan memadamkan Roh (I Tes. 5:19)

​Saat Rasul Yohanes menulis surat-suratnya, sebuah ajaran sesat yang disebut Gnostik mulai menyebar ke dalam gereja. Mereka yang tertipu dengan ajaran ini meninggalkan gereja (I Yoh. 2:19). Para pendukung ajaran Gnostik percaya bahawa pengetahuan (gnosis, dalam bahasa Yunani) adalah cara untuk mendapatkan keselamatan, dan lebih penting daripada gaya hidup Kristian. Mereka juga percaya bahawa keilahian dapat berhubungan dengan dunia jasmani, dan kerananya menyangkal kebangkitan kembali Yesus Kristus (sebuah ajaran sesat yang dikenal sebagai Docetisme). Yang paling merusak dalam ajaran ini, adalah pandangan bahawa tindakan umat percaya tidak ada hubungannya dengan keselamatan mereka (sebuah pandangan yang secara kebetulan masih dipegang orang Kristian hari ini, saat mereka menekankan secara elstrim bahawa keselamatan sepenuhnya kerana karunia Allah). Ajaran sesat ini mengakibatkan banyak orang percaya berjalan dengan kehidupan yang tidak kudus, menggunakan “pengetahuan” mereka sebagai tameng dosa.

​Kamus Bergambar Nelson memberikan gambaran sekilas tentang pandangan dan praktek Gnostik pada masa gereja mula-mula:

​Paham Gnostik juga mengajarkan bahawa manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Kerana tubuh dan jiwa adalah bagian dari keberadaan duniawi manusia, mereka bersifat jahat. Di dalam jiwa ini adalah roh, satu-satunya bagian ilahi dalam diri manusia. “Roh” ini tidur dan tidak menyedari apa-apa, dan harus dibangunkan dan dibebaskan dengan pengetahuan.

​Menurut ajaran Gnostil, tujuan keselamatan adalah agar roh dibangunkan oleh pengetahuan, sehingga manusia yang ada di dalam dapat dibebaskan dari penjara kedagingannya dan kembali ke dunia terang, saat jiwa disatukan kembali dengan Allah. Saat jiwa ke terangkat, ia perlu menembus ruang kosmik yang memisahkannya dari tujuan surgawinya. Ini juga dicapai dengan pengetahuan. Seseorang harus mengerti rumus-rumus tertentu yang hanya diungkapkan kepada orang yang telah dibangunkan.

​Perilaku etis di antara penganut Gnostik sangat berbeda satu sama lain. Sebagian berusaha memisahkan diri mereka dari segala hal yang jahat agar tidak ternodai. Paulus mungkin menentang pandangan seperti itu dalam ITimotius. 4:1-5. Para penganut Gnostik lain mengambil bentuk kebebasan. Bagi mereka, pengetahuan bererti kebebasan untuk turut serta dalam segala macam kenikmatan. Banyak di antara mereka beralasan, kerana mereka telah menerima pengetahuan ilahi dan telah diberitahukan tentang sifat ilahi mereka, maka tidak ada masalah dengan bagaimana mereka hidup.

​Ajaran Gnostik masuk ke dalam banyak gereja lokal, menjangkiti mereka seperti birus menular: Walaupun para rasul seperti Yohanes menentang ajaran ini, gereja tidak mampu menghapus pengaruhnya secara menyeluruh. Sebelum diadakannya Sidang Nicea, banyak pendukung-pendukung ajaran Gnostik bahkan disambut di Konstantinopel dan Roma, titik-titik kekuasaan gereja mula-mula. Hanya setelah adanya hasil dari Sidang Nicea, ajaran Gnostik secara berlahan, walaupun tidak sepenuhnya, dihapus dari gereja.

​Sebagian besar ahli Alkitab yakin bahawa Yohanes menulis Kitab Wahyu di antara tahun 95 dan 96 Masehi, mendekati akhir abad pertama. Yohanes menerima Wahyu dari Allah saat ia berada dalam pembuangan di Pulau Patmos. Setelah menerima Wahyu itu, Yohanes mengirim surat ke tujuh gereja: Efesus, Smirna, Pergamos, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia (Why. 1:9-11). Surat-surat ini berisi pesan-pesan kuat dari Tuhan kepada umatNya: Ia memuji sebagian gereja, tetapi menegur yang lain kerana kurangnya kasih meninggal (menjelang awal abad ke-2), gereja telah kehilangan inti kepemimpinan rohaninya, tidak lagi dipimpin oleh Roh Kudus, dan semakin bersifat sekular dan polotis. Kesalahan gereja yang paling fatal adalah meninggalkan kebenaran yang telah diletakkan oleh Yesus dan para rasul. Perginya Roh Kudus dari gereja tidak lagi dapat dihindari. Kita dapat menyimpulkan pencurahan Roh Kudus berhenti sepenuhnya setelah abad ke-3 Masehi.

8.4 Turunnya hujan akhir

Bila awan-awan sarat ,mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi.
​​​​​​​​​Pengkhotbah. 11:3

​Pada erti rohani, ketika “awan-awan sarat mengandung hujan”, ini bererti turunnya Roh Kudus semakin dekat. Kerana ada musim yang telah ditentukan untuk turunnya hujan awal, maka tentu ada musim yang telah ditentukan untuk hujan akhir:

​Kitab Pengkhotbah mengatakan:

​Untuk segala sesuatu ada masanya,
​Untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
​Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal,
​Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
​Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan;
​Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
​Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa;
​Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari;
​Ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu;
​Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dan memeluk;
​Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi;
​Ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
​Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit;
​Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
​Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci;
​Ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
​​​​​​​​​Pengkhotbah. 3:1-8

​Allah maha pengasih dan murah hati. Walaupun gereja setelah masa para rasul telah meninggalkan iman mereka kepadaNya, sehingga Roh Kudus meninggalkan mereka, murkaNya tidak berlangsung selamanya. Pada waktunya, Allah sekali lagi akan mencurahkan Roh KudusNya kepada mereka yang percaya kepadaNya. Alkitab berkata:

Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milikNya sendiri; yang tidak berlahan dalam murkaNya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setiaMu kepada Yakub dan kasihMu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpaj kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!
​​​​​​​​​Mikha. 7:18-20

8.4.1 Nubuat-nubuat mengenai hujan akhir

Pada waktu itu Tuhan mengangkat pula tanganNya untuk menebus sisa-sisa umatNya yang tertinggal.
​​​​​​​​​Yesaya. 11:11

​Di masa Perjanjian Lama, umat pilihan Allah seringkali memberontak melawan Dia. Mereka pada akhirnya menghadapi pembuangan di antara bangsa-bangsa lain. Namun Allah berjanji, bahawa pada suatu hari Ia akan mengulurkan tanganNya keduakalinya untuk mengumpulkan dan memulihkan umatNya.

​Kemudian Allah memberikan anugerah keselamatanNya kepada umatNya melalui sebuah perjanjian baru yang dibuat dengan darah Yesus. Ia mengutus Yesus untuk membawa kembali domba-domba Isreal yang tersesat (Mat. 10:5) dan untuk menyelamatkan umat manusia (Mat. 28:19). Pencurahan Roh Kudus di masa hujan akhir adalah sebuah sejarah yang terulang kembali di tingkatan rohani: rencana keselamatan Allah dan pengumpulan umatNya, hal-hal yang dahulu dinubuatkan jauh sebelum pembaruan gereja Allah, juga akan terjadi pada umat Allah yang tersebar di masa Perjanjian Baru.

​Abraham mempunyai dua jenis keturunan, yaitu yang jasmani dan yang rohani (Kej. 20:17). Bangsa Isreal adalah keturunan Abraham yang jasmani, sementara umat pilihan Perjanjian Baru, yaitu gereja benar, adalah keturunan Abraham yang rohani (Gal. 3:29). Namun seluruh janji Allah kepada Abraham akan digenapi pada waktunya. Seperti bangsa Isreal melihat penggenapan nubuat-nubuatNya, begitu juga gereja benar.

​Nabi Yesaya bernubuat, “Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas. Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan” (Yes. 32:15). Walaupun nyatanya bangsa Isreal memberontak melawan Allah dan menjadi seperti padang belantara rohani, Allah berjanji akan memulihkan mereka. Begitu juga gereja setelah masa para rasul, yang kehilangan penyertaan Roh Kudus saat ia menyimpang dari kebenaran, suatu hari akan menghasilkan buah lagi. Jadi Yesaya bernubuat, “Sebab Tuhan menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman Tuhan. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring” (Yes. 51:3)

Kemudian daripada itu akan terjadi, bahawa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu. Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan yang hebat dan dahsyat itu.
​​​​​​​​​Yoel. 2:28-31

​Petrus mengutip nubuat Yoel setelah Roh Kudus dicurahkan dengan hebat pada hari Pentakosta, yang menandai dimulainya masa hujan awal (Kis. 2:17-21). Namun dua ayat terakhir pada nubuat mengenai kejadian-kejadian kosmologis masih harus terjadi di hari-hari terakhir, sebelum Yesus datang keduakalinya.

Mintalah hujan daripada Tuhan pada akhir musim semi! Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan Diberikan kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.
​​​​​​​​​Zakharia. 10:1

​Hujan akhir melambangkan Roh Kudus yang akan mendirikan gereja benar di akhir zaman. Ayat ini atas adalah nubuatan Alkitab yang paling jelas menjelaskan pencurahan Roh Kudus oleh Allah di masa hujan akhir: siapa yang datang ke gereja benar dan berdoa memohon Roh Kudus akan menerimanya.

​Selain nubuat-nubuat yang disebutkan di atas, ada beberapa nubuat lain yang juga menjelaskan pencurahan hujan akhir (seperti contoh, lihat Ul. 11:14; Yeh. 39:29; Hos. 6:3; Yoel. 2:23; Za. 4:6; 8:12) (Lihat Bab 7 untuk informasi lebih lanjut)

8.4.2 Penggambaran dan tanda mengenai hujan akhir

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turunm dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.
​​​​​​​​Yakobus. 5:17-18

Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
​​​​​​​​Maleakhi. 4:5-6

​Nabi Yesaya, yang berdoa memohon hujan untuk umat pilihan, merupakan penggambaran gereja di masa hujan akhir. Ada beberapa alasan yang mendukung hal ini. Pertama, pekerjaan Elia adalah menuntun umat pilihan menjauhi penyembahan berhala, dan kembali kepada pengajaran Allah. Dengan demikian ia memastikan pengampunan Allah dan kembalinya hujan (I Raj. 18:17-21, 39-45). Pekerjaannya sejajar dengan gereja benar di akhir zaman: mengejar kebenaran, menuntun umat percaya menjauhi ajaran sesat, dan berdoa agar umat pilihan menerima Roh Kudus. Kedua, Elia menggambarkan Yohanes Pembaptis: keduanya mempunyai roh dan kuasa yang sama untuk mengembalikan umat pilihan kepada Allah (Mat. 17:10-13; Luk. 1:15-17). Seperti Yohanes Pembaptis mendahului Tuhan Yesus, menuntun umat Allah untuk bertobat dan mempersiapkan mereka menerima Tuhan (Yes. 40:3-5), begitu juga gereja benar menuntun orang-orang untuk bertobat dan menyiapkan mereka untuk kedatangan Tuhan yang keduakalinya (Why. 21:2, 9-10)

Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun menjadi sunyi.
​​​​​​​​Yesaya. 61:4

HatiKu akan baik kembali dan Aku akan berpaling kepadamu dan kamu akan dikerjakan dan ditaburi. Aku akan membuat manusia banyak di atasmu, yaitu segenap kaum Isreal dalam keseluruhannya; kota-kota akan didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali.
​​​​​​​​Yehezkiel. 36:9-10

Beginilah firman Tuhan Allah: Pada hari Aku mentahirkan kamu dari segala kesalahanmu, Aku akan membuat kota-kota didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhanmu, Aku akan membuat kota-kota didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali. Tanah yang sudah lama tinggal tandus akan dikerjakan kembali, supayajangan lagi tetap tandus di hadapan semua orang yang lintas daripadamu. Sebaliknya mereka akan berkata: Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi seperti taman Eden dan kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu. Dan bangsa-bangsa yang tertinggal, yang ada di sekitarmu akan mengetahui, bahawa Akulah yang tertinggal, yang ada di sekitatmu akan mengetahui, bahawa Akulah Tuhan, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami kembali yang sudah tandus. Aku, Tuhan , yang mengatakanya dan akan membuatnya.
​​​​​​​​Yehezkiel. 36:33-36

​Di masa Perjanjian Lama, umat pilihan Yehuda dan raja-raja mereka tidak taat kepada Allah. Akibatnya Bait Allah yang didirikan Salomo dihancurkan, dan bangsa Isreal dibuang ke Babel (II Raj. 25:8-12). Setelah melalui masa pembuangan selama 70 tahun, Allah menggerakkan Raja Koresh dari Persia untuk menggenapi apa yang telah diucapkanNya dahulu melalui nabi-nabi: Orang-orang Yahudi akan kembali ke tanah nenek moyang mereka untuk membangun kembali Bait Allah (II Taw. 36:17-23; Yes. 44:28; Yer. 25:11-12). Hal-hal yang terjadi pada Bait Allah secara fisik menggambarkan hal serupa yang akan terjadi pada Bait Allah rohani, yaitu gereja Allah (I Kor. 3:16-17; I Ptr. 2:5): gereja Allah akan didirikan, dihancurkan, dan dibangun kembali.

Maka berbicarakan ia, katanya:”Inilah firman Tuhan kepada Zerubabei, bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan melainkan dengan rohKu, firman Tuhan semesta alam”
​​​​​​​​Zakharia. 4:6

​Di tahun 538 sebelum Masehi, Raja Koresh mengizinkan orang Yahudi untuk kembali ke tanah asal mereka untuk membangun kembali Bait Allah. Dasar Bait Allah diletakkan pada tahun 536 sebelum Masehi, namun tidak lama setelah perintah ini dikeluarkan, orang-orang Yahudi menghadapi tentangan dari musuh-musuh mereka, sehingga pembanguan terhenti. Penundaan ini terus berlansung hingga tahun kedua Raja Darius dari Persia (Ez. 4:1-24). Di masa pemerintahan Raja Darius, Allah berbicara kepada Zerubabel (pemimpin sipil) melalui Nabi Zakharia untuk menyatakan bahawa pembangunan kembali Bait Allah harus dipimpin oleh Roh Kudus, dan dengan begitu, segala rintangan akan dapat dilalui.

​Pesan yang dinyatakan kepada Zerubabel adalah hal yang harus diperhatikan oleh gereja benar akhir zaman. Gereja harus bersandar pada Roh Kudus untuk mengatasi segala rintangan dan membangun kembali gereja Allah.

Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”
​​​​​​​​Yesaya. 58:12

Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kata.
​​​​​​​​Amos. 9:11

Perintahnya kepadanya: Ambillah perlengkapan ini, pergilah dan taruhlah itu di dalam bait suci yang di Yerusalem, dan biarlah rumah Allah dibangun di tempatnya yang semula.
​​​​​​​​Ezra. 5:15

​Dari sudut pandang rohani,”membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad” menggambarkan bagaimana gereja benar hari ini harus membangun kembali gereja yang telah jatuh setelah masa para rasul. Maka kemunculan kembali Roh Kudus di awal abad ke- 20 menunjukkan kehendak Allah untuk memulihkan gerejaNya, yang telah lama jatuh dari kebenaran. Nubuat-nubuat mengenai “membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala” dan “dibangun di tempatnya yang semula” menggambarkan bagaimana gereja benar di akhir zaman harus membangun dasar yang sama seperti dasar gereja awal yang murni, yaitu “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru” (Ef. 2:19-20). Pemulihan gereja benar berjalan seiring dengan pemulihan iman rasul-rasul.

​Ketika Zerubabel sedang memimpin umat Allah kembali ke tanah asal mereka untuk membangun kembali Bait Allah, Allah telah memerintahkan dia melalui Nabi Zakharia, bahawa pembangunan kembali Bait Allah hanya dapat dilakukan dengan kuasa Roh Kudus (Zak. 4:6). Ini mengingatkan kembali ucapan Tuhan Yesus:”Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Ini mengajarkan kita bahawa pertolongan dan pimpinan Roh Kudus tidak dapat dikesampingkan untuk dapat mencapai misi memulihkan gereja ke dasarnya yang mula-mula.

Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
​​​​​​​​Yehezkiel. 47:1

​Di sini, Bait Allah menandakan Tuhan Yesus (Yoh. 2:21), sementara air yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci menandakan Roh Kudus yang diutus oleh Yesus (Yoh. 7:37-39; 17:7). Yehezkiel. 47:3-5 menjelaskan tingkat air yang terus bertambah, yang awalnya setinggi lutut, namun kemudian menjadi sebuah sungai yang tidak dapat diseberangi. Tinggi air yang meningkat menandakan kuasa dan tenaga Roh Kudus hujan akhir yang terus bertambah. Seperti yang telah kita pelajari, pekerjaan Roh Kudus di masa hujan awal dimulai dengan kuasa yang hebar, namun perlahan menurun dan akhirnya berhenti. Ini Nampak kontras dengan pekerjaan Roh Kudus di masa hujan akhir yang dimulai dalam skala kecil, namun akan terus membesar hingga kedatangan Tuhan yang kedua, saat Yesus akan menerima pengantinNya, yaitu gereja (Why. 21:2; 9-10). Seperti yang dinubuatkan dalam Alkitab,”Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula” (Hag. 2:9)

8.4.3 Tempat hujan akhir akan turun

​Roh Kudus hujan awal pertama-tama turun di Yudea, tenpat kelahiran Yesus Kristus. Yudea ada di antara tiga benua besar: Asia Eropa dan Afrika. Dari situ Roh Kudus mulai turun kea rah barat mengikuti arah injil. Pola perjalanan dari timur ke barat ini terulang di masa hujan akhir.

​Alkitab mencatat beberapa nubuat, penggambaran dan tanda yang semuanya menandakan bahawa Roh Kudus pertama-tama akan turun kepada umat manusia dari arah timur.

. Kedatangan Anak manusia

Oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.
​​​​​​​​​Lukas. 1:78-79

​“Mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut” adalah orang-orang berdosa yang tidak mahu bertobat dan hidup dalam kegelapan rohani; orang-orang ini membutuhkan terang, kehidupan, dan jalan kedamaian. “Surya pagi” berasal dari kata Yuhani Anatole, yang bererti “terbit”, dan sering digunakan untuk menandakan arah timur (ref. Mat. 2:1), atau terbitnya matahari1. Hal ini menggambarkan dengan baik misi Tuhan Yesus untuk membawa terang kepada mereka yang duduk dalam kegelapan dan bayang-bayang maut. Lebih lagi, seperti matahari yang terbit di arah timur dan terbenam di barat, orang-orang dari timurlah yang akan melihat terang terlebih dahulu.

Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
​​​​​​​​​Matius. 24:27

​Roh Kudus adalah Roh “Anak Manusia”. Di sini, “kilat” dapat menandakan Roh Kudus dan juga kebenaran. Kerana kilat memancar dari sebelah timur dan bersinar hingga ke barat, maka Roh Kudus bergerak bersama-sama dengan kebenaran injil, yang secara historis telah menyebar dari timur ke barat. Bila dilanjutkan lagi, “kedatangan Anak Manusia” menunjukkan kedatangan Yesus sebagai Roh Kudus (Mat. 16:28; ref. Yoh. 14:16)

. Berkat Sem

Terpujilah Tuhan, Allah Sem. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem.
​​​​​​​​​Kejadian. 9:26-27
​Secara tradisi, keturunan Nuh telah dihubung-hubungkan dengan daerah dan orang-orang yang dibagi ke dalam tiga garis besar, dan yang bertemu di daerah Palestina: Sem di timur, Yafet di utara dan barat, dan Ham di Mesir dan Afrika2. Kata “Allah Sem” menunjukkan bagaimana keturunan Sem suatu hari nanti akan menerima berkat khusus dari Allah melalui pemyembahan mereka kepada Tuhan, dan dari sini, kita dapat menyimpulkan bahawa bangsa Isreal kuno berasal dari keturunannya (ref. Kej. 11:10-27; Luk. 3:23-36)

​Di masa hujan awal, Roh Kudus pertama-tama turun di Yerusalem pada keturunan Sem (orang-orang Yahudi), sehingga merekalah yang pertama menerima berkat khusus Allah. Namun pada akhirnya karunia dan kebenaran Allah tidak dibatasi hanya pada keturunan Sem, tetapi juha diberikan kepada orang-orang dari segala bangsa, termasuk keturunan Ham dan Yafet.

​Alkitab mencatat:”Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet” yang merupakan pernyataan nubuatan mengenai keturunan Yafet. Kita hanya dapat mengira-ngira erti fi balik nubuat ini, yang mungkin menunjukkan kemajuan teknologi dan perluasan wilayah yang diberikan kepada keturunan Yafet. Sejarah keturunan Yafet adalah sejarah peradaban barat, yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan imperialism. Namun nubuat “Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-lemah Sem”, kemungkinan besar menunjukkan sebuah nubuat yang bersifat rohani ketimbang jasmani. Ada sebuah petunjuk bahawa keturunan Yafet, walaupun mereka mempunyai sejarah dan tradisi religious yang panjang, suatu hari akan datang dan beribadah bersama dengan keturunan Sem, sehingga menerima berkat-berkat yang telah dinubuatkan Nuh.

. Taman Eden

Selanjutnya Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur, disitulah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu.
​​​​​​​​​​Kejadian. 2:8

​Taman Eden menggambarkan gereja benar yang dibangun oleh Roh Kudus. Ada beberapa petunjuk yang mendukung hal ini:

• Allah menyediakan setiap tanaman sebagai makanan bagi binatang, serangga, dan burung-burung di udara (Kej. 1:30). Taman Eden adalah tempat kedamaian dan harmoni, bebas dari binatang-binatang pemangsa. Keadaan ini dapat ditemukankembali di dalam gereja benar, tempat Roh Kudus memperbarui hati kita (ref. Yes. 11:6-9; Tit. 3:5)
• Allah menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar dan rupaNya, dan menempatkan mereka di dalam taman (Kej. 1:27). Di gereja benar, manusia yang dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru yang kudus, suci dan berkenenaran (II Kor. 5:17; Tit. 3:5; Kis. 22:16; Rm. 8:2; Ef. 4:24)
• Ada pohon kehidupan di dalam taman (Kej. 2:9) yang buahnya dapat memberikan kehidupan kekal (Kej. 3:22). Begitu juga di gereja benar, terdapat pohon kehidupan (Why. 22:2, 14), yang memberikan kehidupan kekal kepada mereka yang memasuki gerbangnya (Yoh. 3:5, 16; Gal. 5:25)
• Ada banyak pohon buah-buahan di dalam taman yang memberikan buah-buahan yang baik dan enak dimakan (Kej. 2:9). Di gereja benar, orang-orang percaya yang dipenuhi dengan Roh Kudus dapat menghasilkan buah Roh (Yoh. 15:5; Gal. 5:22-23; Kid. 4:12-14)
• Terdapat banyak sekali emas dan batu-batu permata di dalam taman (Kej. 2:11-12). Begitu juga umat percaya di gereja benar, yang telah melalui ujian iman yang begitu rupa, mampu mewujudkan iman yang dapat disamakan dengan emas murni dan batu permata (I Ptr. 1:6-7; Why. 21:18-21; Ayb. 23:10)
• Ada empat sungai yang mengalir melalui kebun dan mengairinya (Kej. 2:10-14). Roh Kudus di gereja benar dapat disamakan seperti sungai yang selalu mengalir, dan mereka yang minum dari sungai ini tidak akan haus lagi (Yoh. 4:13-14; 7:37-39; Why. 22:1)
• Allah senantiasa berbicara dengan manusia di dalam taman Eden (Kej. 3:8). Di gereja benar, Roh Allah menyebabkan orang-orang percaya memperoleh persekutuan yang dekat dengan Allah (Why.21:3; Yoh. 14:16-17; I Yoh. 3:24)

Taman Eden diciptakan di sebelah timur (Kej. 2:8), dan gereja para rasul dibangun di
sebelah timur. Demikian juga, Roh Kudus hujan akhir telah mendirikan gereja benar akhir zaman di sebelah timur (Why. 7:2)

ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
​​​​​​​​​Kejadian. 3:24

​Ketika Adam dan Hawa diusir keluar dari Taman Eden, Allah menempatkan kerub dengan api membara yang menyambar ke segala arah, untuk menjala jalan menuju pohon kehidupan di sebelah timur taman. Eden ada di sebelah timur.Arah Timur biasa dihubungkan dengan terbitnya matahari, dan nubuat-nubuat mengenai arah timur adalah tanda-tanda alkitabiah yang menunjukkan bahawa keselamatan akan berawal dari sebelah timur. Malah, Alkitan telah dengan jelas mencatat bahawa kemuliaan Allah, dan bahkan Anak manusia sendiri, akan bergerak dari timur ke barat (Lihat Mat. 24:27). Lebih lagi, kita melihat dari Kisah Para Rasul. 1:8, penyebaran injil di masa para rasul bergerak dari timur ke barat, yang akhirnya di Roma (lihat Kis. 28:14)

. Penglihatan Bait Allah oleh Yehezkiel

Allah menunjukkan beberapa penglihatan Bait Allah yang baru kepada Yehezkiel. Di fasal.43, ia dibawa ke sebuah gerbang yang menghadap sebelah timur:

Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang, yaiu pintu gerbang yang menghadap ke sebelah timur. Sungguh, kemuliaan Allah Isreal datang dari sebelah timur dan terdengarlah suara seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar kerana kemuliaanNya.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 43:1-2

​Yehezkiel mendengar suara Allah seperti “suara air terjun”. Ini mengingatkan kita pada suara doa dalam bahasa roh yang dapat didengar di gereja benar saat ini; suara yang menyerupai air terjun (ref. Why. 19:1, 6). Yehezkiel menjelaskan gerbang Bait Allah yang menghadap ke arah timur dan kedatangan kemuliaan Allah dari timur, yang masuk melalui gerbang itu dan memenuhi Bait Allah (Yeh. 43:4). Penggambaran ini cocok dengan apa yang kita tahu mengenai jalan sejarah turunnya Roh Kudus baik di masa hujan awal mahupun hujan akhir. Roh pertama-tama turun di arah timur dan berlanjut kea rah barat.

Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur, sebab Bait Suci juga menghadap ke timur, dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 47:1

​Dalam penglihatan ini, Yehezkiel melihat air yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Allah, yang kemudian menjadi sungai yang besar. Penglihatan ini melambangkan kehadiran Roh Allah yang terus bertambah (lihat bab 3 untuk informasi lebih lanjut). Air itu mengalir ke arah timur, yaitu ke bagian depan Bait Allah.

. Penglihatan Penatua Yohanes

Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya :”Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!”
​​​​​​​​​Wahyu. 7:2-3

Penatua Yohanes mendapatkan penglihatan seorang utusan Allah, malaikat yang membawa sebuah meterai. Meterai ini adalah “meterai Allah yang hidup”, yang melambangkan Roh Kudus (Ef. 1:13; 4:30). Dari sini kita dapat menyimpulkan bahawa utusan Allah yang membawa Roh Kudus, turun dari timur untuk memeteraikan umat Allah untuk menyongsong hari penebusan.

. Nubuat Yesaya

Sebab itu memuliakanlah Tuhan di negeri-negeri timur, nama Tuhan Allah Isreal, di tanah-tanah pesisir laut!
​​​​​​​​​Yesaya. 24:15

​Nubuat Yesaya menyebutkan Yesus Kristus, Juruselamat kita, akan muncul di dalam sinar fajar seperti juga Roh Kudus. Cahaya matahari terbit dari timur ke barat, dan demkian juga akan disebarkan ke segala bangsa sehingga mereka dapat memuliakan nama Tuhan yang kudus.

8.4.4 Sejarah mengenai turunnya hujan akhir

​Masa hujan akhir dimulai di awal tahun 1900-an dan ditandai dengan pemcurahan Roh Kudus, bersamaan dengan pengungkapan kebenaran dan berdirinya gereja benar. Ini semua terjadi di sebelah timur, negeri China, sesuai dengan nubuat-nubuat yang dituliskan dalam Alkitab. Bagian ini menampilkan sebuah ikhtisar urutan kejadian yang memberikan sejarah singkat berdirinya Gereja Yesus Benar dan kejadian menjelang pendiriannya, seperti peran gerakan Pentakosta, yang dimulai di Amerika Syarikat dan menjadi sebuah fenomena dunia.

. Permulaan gerakan Pentakosta

Kitab Kisah Para Rasul seringkali disebut sebagai “Kisah Roh Kudus”, kerana masa para rasul adalah masa Roh Kudus bekerja dengan penuh kuasa di tengah-tengah gereja awal. Seluruh kegiatan gereja dipusatkan pada kehendak dan pimpinanNya. Namun seperti yang telah kita jelaskan, pada abad ke-2 dan ke-3, setelah para rasul wafat, gereja awal mengalami kemunduran, dan Roh Kudus meninggalkan gereja. Dari catatan sejarah kita mengetahui bahawa Roh Kudus meninggalkan gereja kerana gereja menyimpang dari kebenaran dan menjadi sekular dan korup. Walaupun kita tidak dapat menyebutkan kapan tepatnya Roh Kudus pergi, kita tahu dari ketiadaan kebenaran dalam gereja, kepergianNya telah berlangsung melalui kurun waktu yang sangat panjang. Dari Alkitab kita mengetahui bahawa gereja tanpa kebenaran tidak dapat memperoleh karunia penyertaan Roh Kudus.

Tidak heran, pada masa-masa menjelang awal 1900-an, banyak orang Kristian telah menjadi tawar hati dengan ibadah resmi. Namun sebagian orang tetap berpegang pada pengajaran Alkitab dan tisak meninggalkan persekutuan di dalam nama Yesus (Ibr. 10:25). Maka denga sikap ini, di awah abad ke-20 banyak orang Amerika berkumpul di rumah-rumah dan kelompok-kelompok kecil untuk beribadahdan mencari kebenaran di Alkitab. Perkumpulan-perkumpulan kecil ini merupakan percikan awal gerakan pemulihan yang kemudian bermunculan di sepernjuru Amerika. Di waktu itulah terdengar laporan-laporan mengenai berbahasa roh di berbagai tempat, seperti Kansas, Texas dan Oklahoma. Seiring bertambahnya laporan kejadian ini, panggilan bagi orang-orang Kristian kepada iman para rasul semakin kuat. Sebagai hasil dari kegiatan penginjilan mereka, gereja-gereja baru bermunculan di seluruh Amerika, bersamaan dengan kegiatan-kegiatan pelatihan penginjilan dan penginjilan ke luar Amerika.

. Permulaan gerakan Pentakosta seluruh dunia dari Amerika

Pada bulan April 1906, sekelompok jemaat Afrika-Amerika dari Los Angeles, Amerika Syarikat, yang dipimpin oleh William J. Seymour, mulai mengadakan pertemuan-pertemuan doa di sebuah rumah untuk berdoa memohon baptisan Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa roh. Tidak lama, berita itu tersebar luas, dan banyak orang mulai mengikuti pertemuan-pertemuan itu. Tidak lama, rumah itu penuh dan tidak lagi dapat menampung bertambahnya jumlah orang yang ikut serta, dan pertemuan dipindahkan ke sebuah gedung di Jalan Azusa. Dalam kurun waktu tiga tahun, pertemuan ini, yang mereka sebut sebagai “Misi Iman Rasuli” Jalan Azusa, mengadakan tiga kebaktian sehari, tujuh hari seminggu. Sepanjang masa itu, ribuan orang Kristian mengaku telah menerima baptisan Roh Kudus.

Di situ, jemaat juga melaporkan mujizat-mujizat, seperti penyembuhan penyakit dan pengurisan setan. Di bulan September 1906, Misi Iman Rasuli menyebarkan selebaran gratis The Apostolic Faith ke seluruh dunia untuk menyatakan berita pemulihan iman di Jalan Azusa dan pentingnya baptisan Roh Kudus, yang dibuktikan dengan berbahasa roh. Orang-orang Kristian dari seluruh dunia menanggapi berita itu dengan mengunjung Jalan Azusa. Banyak di antara mereka ini kemudian kembali ke Negara mereka masing-masing untuk menyatakan pesan Pentakosta, dan sebagian pada akhirnya menjadi misionaris-misionaris di luar Amerika. Kejadian-kejadian ini menandai permulaan gerakan Pentakosta di dunia.

. Penyebaran gerakan Pentakosta ke Eropa
Di tahun 1906, Thomas Ball Barratt dari Norwegia kembali dari Amerika untuk mengadakan salah satu dari banyak pelayanan Pentakosta pertama di Eropa. Dari Norwegia, Barratt pergi mengunjugi Swedia, Inggris, Irlandia, Skotlandia, Perancis, Jerman, Denmark, Belanda, dan Italia. Kemudian ia pergi lebih jauh ke Negara-negara seperti Australia, Rusia, tanah Palestina, Siria, India dan China untuk memimpin gerakan-gerakan Pentakosta lainnya.

. Gerakan Pentakosta di India dan Afrika Selatan

Tahun 1905, bermunculan laporan-laporan bahawa ratusan anak-anak menerima Roh Kudus dan berbahasa roh dari misi penginjilan Mukti di Pandita Ramabai, Pune, India. Di antara laporan-laporan itu, adalah laporan pencurahan karunia rohani, seperti penafsiran bahasa roh, san pemyembuhan melalui penumpangan tangan. Hal-hal serupa dilaporkan di sebuah sekolah khusus anak laki-laki di Na Ton, dan sekitar 65 orang murid diyakini telah menerima baptisan Roh Kudus.

Di tahun 1909, George Berg menginjil di Kottarakara dan Adoor, dua kota besar di India, Segera setelah itu, Thomas B. Barratt pergi ke Coonoor, dan Gerakan Pentakosta mulai tersebar di wilayah selatan India. Sebagai hasilnya, beberapa jemaat Pentakosta terbentuk di Kerala tahun itu.

Pelayanan penginjilan di Afrika Selatan dipimpin oleh John Graham Lake, yang meninggalkan usahanya untuk menginjil ke sana. Di bulan April 1908, Ia memimpin tim penginjilan Berjumlah besar ke Johannesburg, dan ia mulai menyebarkan pesan-pesan Pentakosta di sana. Muncul beberapa laporan mengenai banyak orang menerima Roh Kudus, bersama dengan kesaksian-kesaksian tentang tanda dan mujizat.

. Pembentukan badan koordinasi penginjilan

Sebelum tahun 1910, penginjil-penginjil yang pergi ke luar negeri seringkali meninggalkan karir dan usaha mereka demi melayani Tuhan. Orang-orang percaya yang lain, yang juga mempunyai visi yang sama dengan mereka, akan menyokong penginjil-penginjil ini secara kewangan. Namun saat itu masih belum ada jaringan organisasi yang menangani jenis pekerjaan seperti ini. Barulah kemudian berdiri persekutuan. Sebagai tambahan, seminari-seminari teologi didirikan di Amerika Utara dan Selatan untuk menyediakan pelatihan. Menurut Laporan Tahunan 1937 Majelis Pentakosta, jumalh penginjil yang diutus oleh seminari-seminari ini berjumlah 3086 pengijil. Seminari yang terlibat antara lain Uni Iman Rsuli, Majelis Allah, Majelis Pentakosta, dan Gereja Allah. Di negeri China Daratan, organisasi-organisasi penginjilan Pentakosta ini disebut sebagai “kelompok berbahasa roh” kerana mereka mengabarkan berbahasa roh sebagai bukti tunggal menerima Roh Kudus.

Pada awalnya, tujuan organisasi-organisasi penginjilan Pentakosta ini adalah untuk membuat sebuah struktur untuk menyatukan seluruh gereja-gereja Pentakosta dan menggalakkan penginjilan. Namun perebutan kekuasaan mulai menyusup masuk ke dalam gerakan ini. Tidak lama, beberapa gereja Pentakosta mulai mengabarkan bahawa berbahasa roh barulah perwujudan awal baptisan Roh Kudus, dan setelah itu berbahasa roh tidak mutlak diperlukan. Gereja-gereja bertindak lebih jauh dengan melarang berbahasa roh dalam ibadah-ibadah umum.

. Gerakan Pentakosta di China

Gerakan Pentakosta mencapai negeri China sekitar 1907. Majelis Pentakosta bersama dengan Uni Iman Rsuli mendirikan Uni Iman Rsuli di Shanghai. Di tahun 1908, seorang pendeta Amerika bernama Morris menerbitkan The Hong Kong Pentecostal Truth Joutnal yang menyatakan bahawa berbahasa roh adalah bukti telah menerima Roh Kudus.

Sekitar tahun 1911, seorang pendeta Amerika bernama Wendelson sedang aktif menginjil di propinsi Shanxi, China utara. Ia menerbitkan surat khabar bernama Herald of the Gospel Truth dan mendirikan Uni Iman Rasuli di Shanxi. Di dalam surat khabarnya, Wendelson mengabarkan perlunya berdoa memohon Roh Kudus. Kemudian ia pergi ke Beijing dan mengubah nama Uni Iman Rasuli menjadi “Majelis Allah”, yang kemudian menjadi “Gereja Allah”. Beberapa waktu berselang, penerbitan surat khabar berhenti, yang digantikan dengan penerbitan traktat injil. Namun seiring berjalannya waktu, gereja-gereja Pentakosta yang ia dirikan berllau dari sejarah.

Sejarah memperlihatkan kepada kita, banyak gereja-gereja Kristus mempunyai kecenderungan terpecah belah. Srjak masa Reformasi dari Gereja Katolik Roma oleh Martin Luther, gereja mulai terpecah-pecah hingga beribu-ribu denominasi. Di antara gereja-gereja Pentakosta sendiri terdapat berates-ratus gereja dan kelompok, masing-masing mempunyai perbedaan tertentu dalam doktrin mereka. Tidak diragukan lagi perpecahan dan kekacauan di dalam dunia Kristian ini akan terus berlanjut kerana tidak adanya bimbingan Roh Kudus.
Namun beberapa kali penting muncul dari kejadian-kejadian di Amerika dan gerakan-gerakan Pentakosta di seluruh dunia. Salah satunya adalah perpindahan besar orang-orang Kristian dari gereja-gereja yang telah dicampuri oleh pengaruh-pengaruh dan tradisi duniawi. Kedua adalah pemulihan iman Kristiani secara global. Ketiga adalah pembaruan kesedaran (setidaknya untuk sementara) akan pengajaran Alkitab bahawa berbahasa roh adalah bukti telah menerima Roh Kudus. Keempat adalah mulai terbentuknya jalan menuju pendirian Gereja Yesus Benar di China, melalui pencurahan Roh Kudus masa hujan akhir, bersama dengan pewahyuan injil yang lengkap dan sempurna, sesuai dengan Alkitab.

8.5 Sejarah awal Gereja Yesus Benar

​Dibandingkan dengan gereja-gereja lain, Gereja Yesus Benar tidak banyak dikenal. Namun ia memperoleh berkat kerana dipercayai dengan kebenaran Alkitab, yang mencakup jalan keselamatan. Dalam banyak hal, pendirian Gereja Yesus Benar berbeda dari kemunculan-kemunculan denominasi lain. Gereja Yesus Benar harus dibedakan dari gereja-gereja Pentakosta lainnya, kerana ia secara langsung didirikan oleh Roh Kudus masa hujan akhir, dan mendapatkan wahyu kebenaran Alkitab secara langsung oleh Roh Kudus, kebenaran yang hingga sekarang tidak dipegang sepenuhnya oleh gereja-gereja.

​Gereja Yesus Benar mempunyai keyakinan bahawa tugasnya adalah untuk membagikan injil yang sepenuhnya kepada semua orang dan membawa orang-orang kepada Allah (I Yoh. 4:6; II Yoh. 9). Doktrin-doktrinnya adalah pengajaran para rasul dan nabi-nabi, dengan pengajaran Kristus sebagai intisarinya (Ef. 2:19-22; Kis. 2:42; Mat. 28:20; Yoh. 8:31). Dengan jalan menyaksikan kebenaran yang ia kabarkan, terdapat tanda-tanda dan mujizat (Mrk. 16:20; Ibr. 2:4)

​Gereja Yesus Benar tidak didirikan oleh manusia, kerana Roh Kuduslah yang mendirikannya. Namun ada beberapa pekerja penting di dalam sejarah awalnya. Tiga di antaranya adalah : Zhang Ling Sheng, Sarnabas Zhang, dan Paul Wei. Berikut ini adalah garis besar pelayanan mereka.

8.5.1 Pelayanan Zhang Ling Sheng

​Nama asli Zhang Ling Sheng adalah Zhang Bin. Ia berasal dari Propinsi Wei di Shangdong, China. Di tahun 1900, Saat ia berumur 37 tahun, ia bergabung dengan Gereja Presbiterian dan menjadi anggota di sana selama 10 tahun, termasuk 3 tahun sebagai diaken.

​Anak tertua Zhang Ling Sheng, Puquan, mengajar bahasa Jerman di sebuah sekolah umum di Shanghai. Di tahun 1909, Pendeta Ding dari Uni Rasuli membawa Pequan ke gerejanya, dan Puquan mengatakan bahawa ia menerima Roh Kudus di sana. Kembali ke Shandong saat liburan sekolah, Puguan bersaksi kepada ayahnya mengenai Roh Kudus dan injil yang telah ia terima. Zhang Ling Sheng menjadi percaya kerana kesaksian anaknya.

​Di bulan September 1909, Zhang Ling Sheng pergi ke Uni Iman Rasuli di Shanghai, dan ia mengaku dosa dan bertobat dari dosa-dosanya. Di waktu yang sama, ia mulai berdoa memohon Roh Kudus dengan tekun. Ia tetap berada di Uni Iman Rasuli selama lebih dari 20 hari. Namun, walaupun ditumpangi tangan oleh pendeta-pendeta, ia tidak menerima Roh Kudus.

​Zhang Ling Sheng kembali ke Shandong dan terus berdoa dengan tekun memohon Roh Kudus selama lebih dari 50 hari. Padaakan akhirnya, di pangi hari tanggal 31 Januari 1910, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa roh. Pada saat itulah Roh Kudus mengatakan kepadanya untuk mengubah namanya dari Zhang Bin menjadi Zhang Ling Sheng, yang bererti “dilahirkan dari Roh”. Di saat yang sama Roh Kudus menyuruhnya untuk memegang hari Sabtu, hari ketujuh, sebagai hari Sabat Kudus.

​Di tahun yang sama, Zhang Ling Sheng pergi ke Suzhou dan menerima baptisan air. Baptisan itu dilakukan di sebuah danau oleh pendeta-pendeta dari Uni Iman Rasuli. Sejak saat itu, ia bertekad untuk mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. Ketika ia kembali ke Shandong, ia mendirikan “Gereja Sejati Yesus” di desa Xinzhuanggtou, propinsi Wei. Tuhan menghujani berkat-berkat dalam pelayanan gereja, sehingga banyak orang menerima baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Banyak anggota juga mendapatkan berkat-berkat karunia rohani, di antara mereka adalah Barnabas Zhang.

​Di tahun 1014, Zhang Ling Sheng pergi ke Beijing. Di sana ia menerima penumpangan tangan Pendeta Wendelson dan Penatua Kui dari Uni Iman Rasuli. Ia juga ditahbiskan sebagai penatua di Uni Iman Rasuli.

​Di tahun 1916, Zhang Ling Sheng mengajukan usul kepada Pendeta Wendelson agar Uni Rasuli memegang hari Sabtu sebagai hari Sabat. Wendelson setuju, dan Uni Iman Rasuli mulai memegang hari Sabat sejak tanggal 1 Juli tahun itu. Perubahan besar ini diberitakan pada Herold of the Gospel Truth edisi ke-13.

​Di musim semi 1918, Zhang Ling Sheng pergi ke Gereja Yesus Benar di Tianjin. Di sana ia berkenalan dengan Paul Wei, dan bersama-sama mereka memegang dan menguduskan hari Sabat. Mereka berdua Nampak jelas mempunyai hati dan fikiran yang sama. Paul Wei menumpangkan tangannya kepada Zhang Ling Sheng dan mengutusnya dengan kuasa Roh Kudus untuk mengabarkan kebenaran ke gereja-gereja Kristian lainnya, untuk menuntun mereka kembali kepada kebenaran. Sejak saat itu, Zhang Ling Sheng menjadi rakan sekerja Paul Wei yang setia.

​Pada bulan Februari 1919, Zhang Ling Sheng dan Barnabas Zhang pergi kr Tangjiazhuang, sekitar 200 kilometer dari desa Xizhuangtou di Propinsi Wei. Di sana, banyak orang menerima baptisan Roh Kudus, bahkan sebelum menerima baptisan air. Di tanggal 27 Februari 1919, sekitar 30 orang meminta dirinya dibaptis. Di saat out, Zhang Ling Sheng dan Barnabas Zhang memutuskan untuk saling membaptis dengan kepala tertunduk sebelum mulai membaptis yang lain. Cara baptisan ini, yaitu dengan kepala tertunduk, sebelumnya telah diwahyukan Roh Kudus kepada Paul Wei (ref. Rm. 6:5; Yoh. 19:30)

​Di bulan Maret 1919, Paul Wei pergi ke Shandong dan mulai melayani bersama Zhang Ling Sheng. Mereka bersama-sama menerbitkan edisi ke-2 surat khabar Correct the Truth of All Nations Times. Pada bulan Oktober 1919, mereka kembali pergi ke Beijing, dan bertemu dengan Li Xiao Feng dan Liang Qin Ming. Dengan pertolongan mereka, Paul Wei dan Zhang Ling Sheng mulai menerbitkan surat khabar secara rutin.

​Pada tanggal 29 Oktober 1919, Paul Wei dalam keadaan sekarat. Saat itu Zhang Ling Sheng dan Liang Qin Ming berada di sisi tempat tidurnya, dan sebelum meninggal, Paul Wri menumpangkan tangan ke atas mereka dan mentahbiskan mereka sebagai penatua untuk meneruskan pelayanan.

​Zhang Ling Sheng meneruskan penginjilan ke Nanjing, Changsha dan beberapa tempat lain di China. Nama yang ia berikan untuk gereja adalah:”Gereja Yesus Benar-Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa”. Di musim semi 1920, ia pergi ke Beijing untuk mengundurkan diri dari pelayanannya sebagai penatua di Uni Iman Rasuli. Setelah itu ia kembali ke Shandong untuk melakukan pelayanan di sana.

8.5.2 Pelayanan Barnabas Zhang

​Barnabas Zhang sebelumnya bernama Zhang Dianju. Ia berasal dari Xizhuangtou di Propinsi Wei, Shangdong, China. Ia adalah seorang petani dan pedagang barang antic. Di tahun 1910, Zhang Ling Sheng mengunjungi desanya dan mengabarkan injil pertobatan, pengampunan dosa dan baptisan Roh Kudus. Isterti Barnabas Zhang sangat tergerak oleh pesan injil dan menjadi percaya. Ia juga mulai bersaksi untuk Tuhan. Awalnya Barnabas Zhang menolak pesan injil, namun pada akhirnya ia juga menjadi percaya, bertobat dari dosa-dosanya dan mulai berdoa memohon karunia-karunia rohani.

​Pada pagi hari di tanggal 14 April 1911, Barnabas Zhang mengucikan diri ke sebuah tempat terpencil. Saat di sana, ia mendengar sebuah suara dari Syurga yang berkata,”karunia keselamatan untuk semua orang di akhir zaman akan bangkit dari timur ke barat.”

​Mendengar pesan ini, ia segera berlutut dan berdoa. Tidak lama kemudian, ia menerima Roh Kudus dan berbahasa roh.

​Zhang Ling Sheng membaptis Barnabas Zhang dan seisi keluarganya di dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Zhang Ling Sheng secara khusus mengajar Barnabas Zhang selama kira-kira tiga hingga empat tahun. Kemudian, setelah melakukan banyak doa puasa, Barnabas Zhang ditahbiskan sebagai penatua.

​Di bulan Maret 1916, Barnabas Zhang sedang berjalan, dan tiba-tiba ia mendengar Tuhan berkata kepadanya, “Engkau harus mengabarkan injil ke Selatan. Aku akan memberimu kuasa besar.”

​Pada bulan April 1916, Tuhan memerintahkannya untuk mengganti namanya dari Zhang Dianju menjadi Barbanas Zhang. Di bulan Angust 1917, Roh Kudus menuntunnya untuk mengabarkan injil di berbagai propinsi di China, di bagian selatan Shandong, tempat banyak gereja kelak akan berdiri.

​Pada bulan Februari 1919, Barnabas Zhang dan Zhang Ling Sheng menginjil di Tangjiazhuang. Roh Kudus bekerja dengan penuh kuasa: banyak orang menerima baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Di tanggal 27 Februari 1919, Barbanas Zhang dan Zhang Ling Sheng membaptis satu sama lain dengan kepala menunduk, sebelum mulai membaptis kira-kira 30 orang.

​Maret 1919, Paul Wei menginjil di berbagai propinsi di sepanjang daerah Shandong bersama-sama Zhang Ling Sheng. Pada tanggal 3 Mei 1919, di akhir dua hari KKR di Xishuangtou, propinsi Wri, 21 orang dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus. Di saat itu, Barbanas Zhang menetapkan hati untuk menjadi penginjil. Ia juga membuat sebuah bendera putih bujur untuk menjadi penginjil. Ia juga membuat sebuah bendera putih bujur sangkar, yang di atasnya ia menuliskan nama gereja: “Gereja Yesus Benar- Gereja yang memperbaiki iman segala bangsa.” Ia seringkali berdoa dan berpuasa beberapa kali sebelum pergi untuk menginjil.

​Barnabas Zhang menetapkan hati untuk mengikuti teladan Paul Wei, pergi ke sepenjuru dunia untuk membagikan kebenaran injil ke denominasi-denominasi lain. Di musim gugur 1919, bersama dengan Guo Changkai dan Liang Qinming, Ia memulai perjalanan melalui delapan propinsi di China untuk mengabarkan injil selama Sembilan bulan. Mereka bersama-sama membangun gereja-greja di 42 tempat dan membaptis lebih dari 2000 orang.

​Pada tanggal 30 Oktober 1923, pelayanan penginjilan Barbanas Zhang membawanya ke Fuzhou. Di pertengahan Nopember, ia menginjil beberapa anggota Gereja Advent Hari ketujuh. Kemudian di Desa Kegong, ia pergi ke rumah Thomas Guo, tempat anggota-anggota Gereja Advent Hari Ketujuh berkumpul. Setelah mendengarkan injil kebenaran, sekitar 12 orang, termasuk Thomas Guo, Abel Qian, Jin Fusheng, menjadi percaya dan dibaptis. Malam itu, mereka mengambil bagian dalam Perjamuan kudus, dan banyak orang menerima Roh Kudus. Mereka bersama-sama memutuskan untuk mengadakan kebaktian pengabaran injil selama 3 hari untuk mengucapkan syukur atas karunia Allah. Selama KPI, 22 orang menerima Roh Kudus. 93 orang menerima baptisan air di hari ketiga.

​Kemudian mereka menyewa sebuah rumah untuk digunakan sebagai tempat ibadah. Ini menandai awal mula pendirian gereja di Fuzhou. Tiga anggota kemudian ditahbiskan sebagai penatua, dan tujuh orang sebagai diaken.

​Dari bulan June hingga August 1925, Barnabas Zhang menginjil selama seminggu di Wenzhou. Allah bekerja dengan penuh kuasa, menyembuhkan banyak orang sakit. Secara keseluruhan, 131 orang dibaptis, dan lebih 50 orang menerima Roh Kudus. Barnabas Zhang kembalu ke Fuzhou di antara bulan September dan Oktober. Saat ia ada di sana, ia menghadiri konferensi Perwakilan Pripinsi yang diadakan oleh berbagai gereja setempat (sepanjang dua tahun itu, lebih dari 60 gereja telah berdiri di proponsi Fuzhou. Sebagai hasilnya, konferensi ini diadakan untuk memungkinkan perwakilan-perwakilan dari gereja setempat untuk bertemu dan membicarakan pelayanan gereja).

​Pada tanggal 3 Maret 1926, Barnabas Zhang menunpang kapal terbang di Xiamen untuk pergi ke Taiwan dengan maksud untuk mengabarkan injil ke sana. Teman sekerjanya antara lain Thomas Guo, Luke Gao, dan Chen Yuanqian. Bersama tim penginjilan ini, juga ikut beberapa orang Taiwan yang telah percaya dari Zhangzhou dan Xiamen. DI antara mereka adalah Huang Chengcong, Wu Daoyuan, Wang Qinglong, dan Huang Xingming. Di tanggal 6 Maret 1926, tim penginjilan mencapai desa Xianxi di Zhangzhou, desa kelahiran Huang Chengcong. Di sini sejumlah besar anggota Gereja Presbiterian menerima kebenaran. Di musim gugur 1925, Huang Xiuling, ayah Chengcong, mulai menginjil saat ia kembali ke Taiwan. Banyak sanak-saudaranya yang menjadi percaya. Di tanggal 11 Maret 1926, 62 orang percaya dibaptis di desa Xianxi. Dua penatua dan dua diaken juga ditahbiskan di sana. Kejadian-kejadian ini memandai awal berdirinya gereja di Xianxi.

​Pada tanggal 16 Maret 1926, tim penginjilan melanjutkan perjalanan ke Niutiaowan di Jiayi, dan di sana diadakan KKR selama 3 hari. Lebih dari 30 anggota Gereja Presbiterian menjadi percaya dan dibaptis. Ini menandai awal berdirinua gereja di Niutiaowan.

​Pada tanggal 3 April 1926, diadakan KPI selama 3 hari di Qingshui, Taichung. Sebagian besar dari mereka yang hadir, sekali lagi adalah anggota Gereja Presbiterian. Pada tanggal 6 April 1926, 11 orang dibaptis, menandai awal berdirinya gereja di Qingshui.

​Pada tanggal 12 April 1926, Barnabas Zhang kembali ke China dan Jilang dengan sebuah kapal bernama “Kaicheng”. Selama perjalanan penginjilan 40 hari ini, lebih dari 100 orang telah dibaptis, dan tiga gereja berdiri. Melalui berkat-berkat Allah, Gereja Yesus Benar telah mencapai Taiwan.

​Konferensi Perwakilan Nasional Khusus Ke-5 diadakan di China dari tanggal 1 hingga 12 September 1929. Barnabas Zhang terpilih sebagai anggota komite di kantor pusat gereja. Selama konferensi, dikeluarkan sebuah ketetapan untuk meninjau sejarah gereja Yesus Benar. Namun Barnabas Zhang merasa tidak puas dengan hasilnya. Di bulan Oktober 1929, kantor pusat menugaskannya untuk melayani di Guangzhou. Tidak lama kemudian, secara pribadi ia mendirikan gereja pecahannya sebagai “Gereja Yesus Benar di China” dan menunjuk dirinya sendiri sebagai kepala pengawas. Ia juga mulai menerbitkan surat Khabar The Trumpet Times.

​Sejak saat itu dan seterusnya, Barnabas Zhang dengan segala upaya berusaha menentang pekerjaan Gereja Yesus Benar. Di beberapa kesempatan, kantor pusat mengutus perwakilan untuk menasihatinya untuk bertobat dan kembali ke Gereja Yesus Benar. Namun ia dengan penuh keyakinan menyatakan dirinya sebagai pendiri dan kepala Gereja Yesus Benar dan tidak mahu bertobat. Sebagai akibatnya, ketika Konferensi Perwakilan Nasional Khusus Ke-6 diadakan dari tanggal 1 hingga 9 Mei 1930, Gereja Yesus Benar memperhentikan keanggotaan Barbanas Zhang.

8.5.3 Pelayanan Paul Wei

​Awalnya, Paul Wei bernama Wei Enbo. Ia berasal dari Propinsi Rongcheng di daerah Baoding, Hebei, seorang pedagang tekstil dan mempunyai took Enxinyong (yang bererti “Iman dan Karunia Kekal”). Ia juga pemilik took kedua bernama Enzhenhua (yang bererti “Anugerah atas Orang-orang China”).

​Di tahun 1902, keluarga Paul Wei yang berjumlah 4 orang pindah ke Beijing untuk menjalankan usaha teksil. Pada saat inilah Wang Deshun, orang percaya dari Majelis London, membimbing Paul Wei untuk mencari kebenaran di Ciqikou. Paul Wei menghadiri kebaktian gereja di sana selama kira-kira setahun. Di musim gugur 1904, ia dan keluarganya dibaptis oleh Pendeta Mi Zhiwen di Majelis London di Shuangqigan. Mereka dibaptis dengan cara percikan air. Setelah dibaptis, Paul Wri dan keluarganya senantiasa meluangkan waktu dari usaha mereka untuk menghadiri kebaktian di Majelis London setiap hari minggu. Mereka memperlihatkan kasih yang besar kepada orang-orang lain, seringkali mempersembahkan wang untuk menolong sesama jemaat yang kekurangan.

​Saat mendekati musim dingin tahun 1904, Paul Wei menyewa sebuah took di Dongchashihu, di luar kota Chongwenmen, dan disana ia menjual wol dan barang impor. Di musim panas 1905, ia membuka took lain, yang ia namakan Enxinyong. Seperti yang biasa ia lakukan, ia menutup tokonya setiap hari minggu untuk membawa segenap keluarga, teman, pegawai dan muridnya untuk menghadiri kebaktian di gereja.

​Di penghujung tahun 1904, setelah melunasi seluruh tagihan-tagihannya, Paul Wei menyedari bahawa ia mempunyai sejumlah tekstil senilai ribuan dolar. Ia mengusulkan kepada Pendeta Mi dari Majelis London, agar wang itu bersama dengan persembahan-persembahan lainnya, digunakan untuk mendirikan sebuah gereja China yang independen. Pendeta Mi setuju, dan bersama-sama mereka mendirikan gereja. Paul Wei mulai menjual sebagian propertinya dan mempersembahkan hasil penjualannya untuk gereja, dengan total nilai 3000 dolar. Pada saat yang sama, ia mendorong jemaat lainnya untuk memberikan persembahan untuk pembangunan gereja. Gereja yang dibantu pendiriannya oleh Paul Wei ini menjadi salah satu gereja independen bangsa China di daerah utara.

​Pada tahun 1915, Shi Lieming dan Wei Dianqing, keduanya warga Shanghai dan anggota Gereja Advent Hari ke-Tujuh, pergi ke Beijing. DI sana, mereka melakukan diskusi yang panjang dengan Paul Wei mengenai hari Sabat. Hasilnya Paul Wei memahami perlunya memegang hari Sabtu sebagai hari Sabat.

​Di bulan Jun 1916, Paul Wei sakit keras kerana nyeri dada, batuk-batuk dan asma. Walaupun telah menjalani pengubatan baik dan pengubatan barat mahupun timur, kesihatannya tidak bertambah baik. Di tanggal 14 September, Penatua Xin Shengming dari Uni Iman Rasuli membesuk di tokonya. Ia berkata,”kamu harus menetapkan diri untuk tidak mengandalkan pengubatan. Saya akan mengurapimu dengan minyak, menumpangkan tangan kepadamu dan berdoa bagimu, dan kamu akan sembuh.”

​Ketika Paul Wei mendengarnya, ia percaya Yesus akan menyembuhkannya. Mereka pergi ke lantai atas took untuk berdoa keesokan harinya, Penatua Xin membawa Paul Wei ke Uni Iman Rasuli di Dongcheng untuk bertemu dengan Pendeta Wendelson, seorang misionaris Amerika. Walaupun saat itu Paul Wei tidak mengenalnya mereka kelak menjadi sahabat baik. Beberapa hari setelah pertemuan itu, Paul Wei sembuh sepenuhnya dari sakitnya. Ia dan isterinya kemudian dibaptis oleh Pendeta Wendelson.

​Paul Wei digerakkan oleh Roh Kudus dengan kuat setelah bertemu dengan Wendelson, yang memungkinkan mempunyai pengertian yang lebih baik tentang Alkitab. Ia juga mulai memegang hari Sabat, seperti yang dilakukan Uni Iman Rasuli saat itu. Kemudian kebaktian-kebaktian gereja seringkali diadakan di lantai atas took Enxiyong. Roh Kudus dicurahkan kepada yang hadir di banyak kesempatan. Pada suatu hari, saat Paul Wei berdoa, ia juga menerima baptisan Roh Kudus dan berbahasa roh. Allah Nampak jellas memberkatinya kerana telah menyediakan tokonya sebagai tempat ibadah. Tiga bulan kemudian, ia membuka cabang baru di Qianmenwai, Damochang.

​Paul Wei menyaksikan banyak mujizat dari Allah. Di bulan April 1917, Huiying, anak perempuannya, jatuh sakit dan sekarat Saat Paul Wei mendoakannya, ia mendengar suara yang berkata, “Anak perempuanmu sembuh.” Dan benar, begitu ia selesai berdoa, putrinya pulih. Di kesempatan lain, ia sedang bersiap-siap untuk tidur, saat ia melihat setan yang memimpin sekelompok setan-setan yang lebih kecil berdiri di hadapannya. Paul Wei mengusir setan-setan itu di dalam nama Yesus Kristus, dan melihat mereka kocar-kacir saat ia mengucapkannya. Melalui pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam rentang waktu yang pendek itu, Paul Wei menyedari bahawa Allah telah memberikan kuasa dan wewenang untuk menyembuhkan yang sakit dan mengusir setan.

​Di tanggal 23 Mei 1917, sekali lagi Allah berbicara kepada Paul Wei, “kamu harus berpuasa selama 39 hari. Kamu tidak akan mati kelaparan.” Mempercayai kata-kata ini, ia memulai berpuasa, dan menggunakan waktu untuk berdoa dan menulis. Ia juga menginjil di tepi-tepi jalan dan melakukan baptisan air di Sungai Tuan, yang kita-kira 7 kilometer jauhnya. Dalam masa puasa itu, Ia seringkali hanya tidur selama tiga jam per hari.

​Di tanggal 25 Mei, Paul Wei meninggalkan Beijing untuk menginjil di Huangcun. Tanggal 28 Mei, saat ia sedang berdoa, ia mendengar suara dari syurga yang berkata,”Kamu harus menerima baptisan Yesus!” Dipimpin oleh Roh Kudus, Paul Wei pergi kr arah Sungai Dahongmen, persisi di luar Yongdingmen. Ia berlutut di dalam air dan berdoa. Sekali lagi, suara keras berkata,”Kamu harus dibaptis dengan kepala menunduk!” Paul Wei menuruti perintah ilahi itu dan menerima baptisan air dengan kepala menunduk. Dengan cara ini, ia dibaptis oleh Roh Kudus sendiri. Saat ia mengangkat kepalanya dari air, ia melihat Tuhan berdiri di dalam kemuliaan di hadapannya. Paul Wei merasa seluruh jiwa dan raganya kini kudus. Setelah keluar dari air, ia pergi ke dalam hutan, dan kembali mendapatkan penglihatan Tuhan Yesus. Pada saat itulah Yesus memerintahnya untuk mengubah namanya dari Endo menjadi Paul. Yesus juga memerintahkannya untuk memperbaiki pengajaran-pengajaran denominasi lain. Sejak saat itu, Paul Wei menetapkan hati untuk mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya.

​Pada tanggal 30 Mei 1917, Roh Kudus menyatakan doktrin-doktrin ini kepada Paul Wei:
• Baptisan Roh Kudus adalah syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.
• Baptisan air harus dilakukan dengan diselamkansepenuhnya, dengan cara yang sama seperti saat Yesus dibaptis.
• Baptisan air harus dilakukan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dan bukan “di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.”
• Hari Sabat adalah hari ke-tujuh dalam satu minggu, yaitu hari Sabtu, bukan minggu.
• Kata berbahasa China Shangdi (bererti “kaisar syurgawi”) dan “tianzhu” (bererti tuhan atas langit) tidak boleh digunakan untuk menyebutkan Allah. Hanya Shen (“Allah”) atau Zhenshen (“Allah yang Benar”) yang boleh digunakan.

Pada tanggal 14 Jun, dia mengirimkan doktrin-doktrin di atas kepad kira-kira 48 gereja.

Di tanggal 1 July, Paul Wei mendapatkan kuasa oleh Roh Kudus di akhir puasa 39 harinya. Saat berapa di tempat terpencil, sekali lagi Tuhan Yesus muncul di depannya, kali ini bersama Musa dan Elia di sisiNya. Tanggal 2 July, Roh Kudus menyuruhnya meninggalkan Huangcun dan kembali ke Beijing melalui Nanyuan; bekerja bersama Deli Zhao untuk mengabarkan kebenaran; dan mengandalkan kuasa Tuhan Yesus untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan doktrin gereja-gereja lain.

Pada tanggal 6 July, Paul Wei pergi ke Uni Iman Rasuli di Xinglonglie untuk berbicara dengan Pendeta Wendelson. Ia mendesak Wendelson untuk mendengarkan wahyu dari Roh Kudus untuk menerima baptisan air dengan kepala menunduk dan diselam sepenuhnya.

Pada tanggal 18 July, Wang Deshun, orang yang sebelumnya membawa Paul Wei ke Uni Iman Rasuli, menerima baptisan air di Sungai Dahongmen. Deshun kemudian menjadi rakan sekerja Paul Wei. Tanggal 10 August 1917, gereja telah berdiri di tiga tempat HUangcun, Nanyuan, dan Beijing.

Dari bulan August sampai September, Paul Wei melakukan banyak mujizat dengan kuasa Roh Kudus:
• Tanggal 19 August, suami dari seorang wanita tua dari Xigu, Tianjin, datang meminta tolong kerana isterinya dirasuki siluman ular selama 38 tahum. Paul Wei dan John Li pergi mengunjungi isterinya dan mengusir setan itu di dalam nama Tuhan Yesus, dan membaptis 3 anggota keluarga mereka.
• Tanggal 2 September, Paul Wei sedang berkhotbah di sebuah kuil di Weishangzhuang, saat ia bertemu dengan orang buta. Digerakkan oleh Roh Kudus, Paul Wei bertanya, “Apakah kamu percaya Yesus dapat memulihkan matamu?” Orang buta itu menjawab, “Saya percaya” Paul Wei lalu mendoakannya, menumpangkan tangan, dan mendengar Roh Kudus memberitahukannya, “ia sudah sembuh” Segera, orang buta itu sembuh dan dapat melihat.
• Di bulan September dan Oktober, Paul Wei pergi dari Beijing ke banyak kota, menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir setan, dan mengabarkan injil ke segala tempat.
• Tanggal 5 Oktober, terdapat orang bisu dari Dazhongfuhu di Xingbujie, Beijing, yang bernama Sun Zizhen, menemui Paul Wei untuk dibaptis. Paul Wei mengusir roh bisu di dalam nama Tuhan Yesus, dan pada saat itu Sun Zizhen dibaptis, orang itu menerima Roh Kudus, berbahasa roh, dan menyanyikan nyanyian-nyanyian roh. Di hari yang sama, mereka mengabarkan mujizat itu melalui surat khabar lokal The Capital Daily. Berita itu tersebar luas untuk kemuliaan nama Tuhan. Sun Zizhen lalu memutuskan untuk melayani bersama Paul Wei.

Tanggal 11 November 1917, Paul Wei pergi ke Rongcheng untuk menjual sebagian tanahnya agar wangnya dapat digunakan untuk membangun gereja yang baru, mencetak pamphlet, dan menerbitkan buku berjudul “Kesaksian-kesaksian tentang Roh Kudus”. Di tanggal 16 November, ia menjual dua setengah hektar tanahnya seharga 46 dolar untuk membiayai pengeluaran penginjilannya. Tanggal 27 Novermber, ia menjual lagi sebidang tanahnya seharga 100 dolar untuk membiayai pengeluaran rakan-rakan sekerjanya dan biaya penerbitan buku.

Tanggal 2 Januari 1918, Paul Wei menulis sebuah surat kepada kepala Polisi, Inspektur Wu, untuk meminta izin menggunakan took Enzhenhua di Damochang menjadi Gereja Yesus Benar. Sejak saat itu, gereja secara rasmi disebut “Gereja Yesus Benar”.

Bulan Maret 1918, Wendelson menulis sebuah pemgumuman di edisi ke-18 Herald of the Gospel Truth untuk menyatakan kembalinya memegang hari Minggu sebagai hari sabat. Paul Wei merasa sedih melihat Wendelson mengalah dengan tekanan dari luar.

Paul Wei mencetak sekitar 8000 buah traktat injil dan mengirimnya ke berbagai tempat. Traktat-tarktat ini memuat kesaksian bagaimana ia telah menemukan kebenaran dan menyatakan pelayanan Gereja Yesus Benar. Saat itu, ia tidak lagi ingin meneruskan usaha teksilnya, jadi ia menjual seluruh sisa persediaan teksilnya dengan harga murah dan melunasi seluruh tagihan-tagihan usahanya. Sekarang ia siap meneruskan pekerjaan Allah.

Tanggal 1 Februari, Paul Wei menerbitkan edisi pertama News Journal of the Church Which Correts the Faith of All Nations, yang ia bagikan ke banyak tempat di China. Sebagai hasilnya, ia menerima banyak surat balasan, Ini juga membuka jalan bagi pendirian Gereja Yesus Benar di berbagai propinsi di China. Di bulan Maret 1919, ia mulai mengabarkan injik ke propinsi-propinsi di Shandong, bekerja sama erat dengan Zhang Lingsheng. Kemudian ia menerbitkan edisi kedua.

Mulai tanggal 3 Mei, diadakan KKR selama 2 hari di Xizhuangtou, di propinsi Wei, dan saat itu 21 orang dibaptis di dalam nama Tuhan Yesus. Paul Wei kembali ke Beijing di bulan July.

Di awal Oktober, Zhang Lingsheng, Liang Qinming, dan Li Xiaofeng bertemu di dalam kesempatan yang menyedihkan; Paul Wei menjelang kematiannya. Tanggal 29 Oktober, ia dalam keadaan sekarat. Zhang Lingsheng dan Liang Qinming ada di sisinya. Melalui wahyu Roh Kudus, Paul Wei menumpangkan tangan dan memberkati mereka, menugaskan mereka untuk meneruskan pekerjaannya untuk mengabarkan kebenaran. Pendeta Wendelson juga mengunjungi Paul Wei; saat ia menggenggam tangan Paul Wei, kedua orang itu menangis. Pada pukul 4 sore lewat beberapa minit, Paul Wei tertawa sambil berseru, “Lihat! Malaikat-malaikat telah datang!” Dengan kata-kata itu, ia meninggal dunia.

8.5.4 Kesimpulan

​Ini adalah ikhtisar singkat pelayanan pekerja-pekerja awal Gereja Yesus Benar. Walaupun Zhang Lingsheng, Barnabas Zhang dan Paul Wei tidak diragukan lagi adalah pekerja-pekerja yang penting, gereja tidak memandang mereka sebagai pendiri. Namun mereka adalah hamba dan pelayan Tuhan yang dipanggil untuk menjadi tangan dan kakiNya dalam membangun dasar gereja. Kita semua yang menikmati hasil jernih lelah mereka haruslah menghargai mereka dan meneruskan pekerjaan yang mereka wariskan, agar kita dapat memperlihatkan kemuliaan gereja Allah di akhir zaman.

Pertanyaan Tinjauan

1. Huraikan bukti alkitabiah mengenai turunnya hujan awal.
2. Huraikan nubuat-nubuat mengenai berhentinya pencurahan Roh Kudus.
3. Huraikan penggambaran-penggambaran berhentinya pencurahan Roh Kudus.
4. Mengapa Roh Kudus tidak lagi dicurahkan setelah masa para rasul berlalu?
5. Huraikan nubuat-nubuat mengenai pencurahan Roh Kudus hujan akhir.
6. Huraikan penggambaran-penggambaran mengenai pencurahan Roh Kudus hujan akhir.
7. Buat table waktu yang memperlihatkan urutan kejadian yang menandai berdirinya Gereja Yesus Benar.
8. Buat table waktu yang memperlihatkan urutan kejadian dalam gerakan Pentakosta sedunia.
9. Apakah misi Gereja Yesus Benar dalam hubungannya dengan gereja dan denominasi Kristian lain?

_________________________________________________________________________

1. Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr. William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Tesrament Words (Nashville, Atlanta, London and Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G395.
2. Ahoroni, Yohanan et al., The Macmillan Bible Atlas. Completely Revised Third Edition (New York, Toronto: Maxmillan 1993)

​​​​​

Bab 07  Janji akan Roh Kudus
|

Bab 07 Janji akan Roh Kudus

7.1 Pendahuluan

​Alkitab menjelaskan janji tentang Roh Kudus secara luas melalui pesan-pesan dari nabi-nabi Allah dalam Perjanjian Lama dan Baru, dan melalui pengajaran Yesus Kristus sebelum dan sesudah penyalibanNya.

7.2 Janji Roh Kudus dalam nubuat

​Allah menjanjikan pencurahan Roh Kudus sejak zaman dahulu melalui nabi-nabiNya dan menggenapi janji itu saat waktunya tiba. Kadang-kadang kita harus bersabar untuk melihat nubuat Allah digenapi: mungkin tidak terjadi sepanjang ribuan tahun. Namun kita harus berpegang teguh pada rasa percaya bahawa seluruh nubuat Allah akan digenapi.

​Pada bagian ini kita akan melihat nubuat-nubuat yang diberitakan oleh beberapa nabi di zaman-zaman berbeda dalam sejarah Alkitab.

7.2.1 Nubuat Musa

Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir
​​​​​​​​​Ulangan. 11:14

​Allah menjanjikan hujan ke atas tanah, orang-orang pilihan; tanah yang terdiri dari bukit-bukit dan lembah, yang memerlukan pemeliharanNya dalam bentuk hujan awal dan hujan akhir. Di sini, hujan awal menunjukkan hukan musim gugur, sementara hujan akhir adalah hujan musim semi, yang datang tepat sebelum masa panen (Im. 26:4). Satu-satunya syarat untuk mendapatkan anugerah ini adalah apabila mereka memelihara hukum-hukum Allah (Ul. 11:10-11).

​Dari rujukan tentang hujan awal dan hujan akhir ini, kita mendapatkan banyak pengajaran rohani. Kekerasan dan kekeringan tanah sebelum hujan turun dapat diumpamakan seperti keadaan hati manusia. Hanya dengan pemcurahan Roh Kuduslah tanah dapat dibasahi dan digemburkan sehingga benih kebenaran dapat tumbuh dan berkembang (Yeh. 36:26-27) dan menghasilkan buah roh (Gal. 5:22-23). Hujan awal atau hujan musim gugur yang mendahului musim menabur, melambangkan pemcurahan Roh Kudus untuk mendirikan gereja masa para rasul (Kis. 2:1-4, 41). Hujan akhir atau hujan musim semi yang mendahului masa panen, melambangkan pencurahan Roh Kudus untuk mendirikan gereja benar di akhir zaman. Sekarang kita ada pada masa akhir, dan Roh Kudus sedang memeteraikan umat Allah untuk mempersiapkan kedatangan Yesus yang keduakalinya (Why. 7:2; Ef. 1:13; Mal. 4:5).

7.2.2 Nubuat Daud

Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumahNya; Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenanganMu.
​​​​​​​​​Mazmur. 36:8

​Ayat ini menggambarkan sebuah perjamuan kebenaran di rumah Tuhan. Alkitab memberitahukan kita bahawa mereka yang mencari kebenaran tidak akan kelaparan (ref. Amo. 8:11; Yer. 15:16). Sungai kesenangan Allah adalah rujukan mengenai Roh Kudus. Ini adalah satu dari banyak contoh Alkitab yang menggunakan aliran air dan sungai sebagai lambang untuk menjelaskan Roh Kudus. Contohnya, Yesus memberitahukan kita bahawa Roh Kudus akan menjadi mata air yang memancar sampai ke dalam kehidupan kekal, sehingga mereka yang meminumnya tidak akan merasa haus lagi (Yoh. 4:13-14). Ia menambahkan, dari hati orang-orang percaya, Roh Kudus akan mengalir seperti mata air kehidupan yang memuaskan mereka (Yoh. 7:37-39).

​ Dalam Mazmur. 36:8, “mereka” menandakan “anak-anak manusia” yang disebutkan di ayat sebelumnya (36:7). Kerana itu turunnya Roh Kudus adalah sesuatu yang mempengaruhi seluruh umat manusia. Ini telah diteguhkan melalui pencurahan Roh kepada baik orang Yahudi mahupun bangsa-bangsa lain selama masa gereja awal, dan begitu juga, pada hari ini (ref. Kis. 11:15-18; ref. Kis. 10:34-35; Rm. 3:20).

7.2.3 Nubuat Salomo

Berpalinglah kamu kepada teguranku!
Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu
Dan memberitahukan perkataanku kepadamu.
​​​​​​​​​Amsal. 1:23

​Walaupun Raja Salomo adalah penulis Kitab Amsal, “aku” dalam nubuat ini bukan Salomo, tetapi Yesus Kristus. Ada beberapa alasan yang mendukung hal ini. Pertama, secara realistis Salomo tidak mungkin membicarakan pencurahan rohnya sendiri kepada orang lain; roh manusia tidak dapat diberikan kepada orang lain. Kedua, ayat 20 menjelaskan bahawa “aku” adalah perwujudan hikmat. Krtiha, Amsal. 8:12, 22 dan 23 juga menceritakan perwujudan hikmat sebagai Yesus Kristus. Jadi Amsal. 1:23 menggambarkan mereka yang mendengar teguran Kristus, bertobat dan menerima Roh Kudus. Dalam Perjanjian Baru, Kisah Para Rasul. 5:32 menguatkan hal ini, dengan mengajarkan kita bahawa mereka yang taat kepada Allah akan menerima Roh KudusNya.

7.2.4 Nubuat Yesaya

Dan orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekototan puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah,-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.
​​​​​​​​​Yesaya. 4:3-4

​Di ayat ini, “roh yang mengadili” dan “roh yang membakar” adalah sebutan Roh Kudus. “Kekotoran putri Sion” menunjukkan kecemasan-kecemasan umat Allah, dan “setiap orang di Yerusalem yang tercatat” adalah umat Allah yang layak menerima kehidupan kekal.

​Hari ini mungkin kita bertanya-tanya bagaimana gereja Allah akan dapat menjadi kumpulan yang kudus dan disucikan sepenuhnya. Namun ketika saatnya tiba, pengudusan gereja dan keselamatan bagi umat percaya akan digenapi. Ini hanya akan terjadi setelah Allah mencurahkan Roh Kudus (yaitu “roh penghakiman” dan “roh pembakaran”) untuk menggenapi pekerjaan pengudusanNya (II Tes. 2:13; ref. Yes. 1:25)

​(Untuk penjelasan lebih lanjut tentang ayat ini, silakan melihat Bab 3 yang membahas perlambangan api)

Sampai dicurahkan kepada kita Roh daro atas:
Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan,
Dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan.
​​​​​​​​​Yesaya. 32:15

​Pada ayat di atas, baik “padang gurun” dan “kebun buah-buahan” mewakili hati manusia. Padang gurun adalah sebuah lading tandus yang tidak terpelihara, yang dapat disamakan seperti keadaan roh manusia yang kering. Ini berbeda dengan kebun buah-buahan yang menghasilkan dan merupakan lambang roh yang penuh kehidupan. Kenyataan bahawa padang gurun dapat menjadi kebun buah, merupakan kesaksian atas kuasa Roh Allah sebagai pemicu perubahan rohani kita. Apabila Ia masuk ke dalam hati kita, Ia mengubah hidup yang dahulu kering menjadi berkelimpahan.

Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari tetapi tidak ada,
Lidah mereka kering kehausan;
Tetapi Aku, Tuhan, akan menjawab mereka,
Dan sebagai Allah orang Isreal Aku tidak akan meninggalkan mereka.
Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul,
Dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran;
Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga
Dan memancarkan air dari tanah kering.
​​​​​​​​Yesaya. 41:17-18

​Saat musim hujan di daerah Palestina, tanah menerima banyak hujan. Namun bebatuan kapur yang menyerap air membuat air segera terserap, sehingga tanah menjadi kering di masa-masa tertentu setiap tahun. Ada beberapa bukti yang menunjukkan kadang-kadang air menjadi langka, sehingga bangsa Isreal harus membelinya dengan wang (lihat Ratapan. 5:6)1. Bagi mereka yang kehausan, air sama berharganya dengan kehidupan.

​Namun nubuat dalam ayat 17 memberitahukan kita bahawa orang miskin dan sengsara tidak akan merasa haus selamanya, kerana Allah berbelas kasihan kepada mereka. Ini mengingatkan kita kepada kata-kata Yesus, “Mintalah, maka akan diberika kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat. 7:7). Bila kita merasakan kehausan rohani di hati kita, rasa haus kerana tidak mempunyai Allah, kita harus mencariNya dengan tulus. Dengan begitu, Roh Kudus menjadi mata air kehidupan di dalam diri kita untuk memuaskan rasa haus.

​Dalam Yesaya. 41:18, baik “padang gurun” dan “tanah kering” mewakili hati manusia. “Sungai”, “mata air” dan “telaga” mewakili Roh Kudus. Hati manusia seringkali penuh dengan kegelisahan, kesusahan dan keputusasaan. Namun Allah berjanji bahawa Roh Kudus yang Ia curahkan akan mengubah itu semua menjadi harapan dan kehidupan.

Lihat, AKu hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihanKu.
​​​​​​​​​Yesaya. 43:19-20

​Sungai biasanya tidak ditemukan di tengah-tengah gurun pasir, namun Allah berjanji bahawa hal luar biasa ini akan terjadi. Bila kita membaca ayat ini dengan seksama, sungai ini mengalirkan air secara khusus kepada orang-orang pilihan Allah. Mereka yang bukan milik Allah tidak mendapat bagian dalam karunia ini. Begitu juga, Yesus memberitahukan murid-muridNya bahawa mereka akan menerima Roh Kudus, yang tidak dapat diterima oleh dunia (Yoh. 14:16-17)

Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh Ku ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu.
​​​​​​​​​Yesaya. 44:3

​Ayat ini dapat dibagi menjadi dua bagian: Bagian pertama membahas anugerah Roh Kudus dari Allah kepada mereka yang merindukanNya; bagian kedua menjelaskan bagaimana Allah akan mencurahkan RohNya kepada kaum Yakub (Isreal) sehingga mereka mendapatkan berkat. Dari sini kita mengetahui, seperti halnya bangsa Isreal, selain merupakan milik Allah, kita juga harus merindukan RohNya dengan tulus.

Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang mempunyai wang, marilah! Terimalah gandum tanpa wang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!
​​​​​​​​​Yesaya. 55:1

​Karunia Allah ini besar, dan yang lebih baik lagi, karuniaNya diberikan kepada semua orang dengan Cuma-Cuma. Bila kita sungguh-sungguh haus, kita dapat datang dengan rendah hati ke hadapan Tuhan, agar Ia dapat memuaskan dahaga kita dengan air kehidupan. Dalam kitab Wahyu, kita membaca:”Roh dan pengantin perempuan itu berkata:’Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata:’Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mahu, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan Cuma-Cuma ” (Why. 22:17).

7.2.5 Nubuat Yehezkiel

Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, 20 supaya mereka hidup menurut segala ketetapanKu dan peraturan-peraturanKu dengan setia.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 11:19-20

​Menurut nubuatan Yehezkiel, turunnya Roh Kudus menggenapi dua hal. Pertama, Ia menyatukan umat Allah, yaitu gereja (Ef. 4:3). Di mata Allah, kesatuan umatNya sangat penting (Yos. 7:1-26; Yoh. 10:16). Kedua, Roh menguatkan umat Allah dengan roh yang lembut dan taat, sehingga mereka dapat menaati hukum dan peraturan Allah, dan mendapatkan sukacita dan berkat-berkatNya.

Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 27 RohKu akan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 27 Roh Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 36:26-27​

​Ayat ini serupa dengan ayat terakhir: Yehezkiel menyebutkan “roh yang baru” dan “RohKu” untuk menunjukkan Roh Allah.

Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 37:14

​Yehezkiel. 37:1-4 menjelaskan bagaimana Yehezkiel melihat sebuah penglihatan tulang-tulang kering di sebuah lembah. Bila kita membaca dari ayat. 11 dan seterusnya, kita mengetahui bahawa tulang-tulang ini melambangkan bangsa Isreal. Kerana itu penglihatan Yehezkiel adalah sebuah nubuat yang menggambarkan keselamatan bangsa Isreal, sebuah kebenaran rohani yang kemudian juga dinyatakan kepada Rasul Paulus (Rm. 11:25-27)

​Sepanjang sejarah Isreal, mereka seringkali mengeraskan hati terhadap kehendak Allah. Di Perjanjian Baru, kekerasan hati ini Nampak dalam penolakan terhadap Yesus Kristus sebagai Juruselamat sehingga Ia disalibkan (Kis. 2:22-24; 3:13-15). Mereka juga menolak injil para rasul, sehingga injil itu diberikan kepada bangsa-bangsa lain (Kis. 13:46; 28:16-29). Namun Allah setia dan tetap teguh, Ia tidak melupakan janjiNya kepada Abraham. Setelah “jumlah bangsa-bangsa lain” genap, Ia akan menyelamatkan Isreal, memulihkan mereka secara rohani dan memberikan kehidupan yang baru kepada mereka (Rm. 11:25-27).

“Aku tidak lagi menyembunyikan wajahKu terhadap mereka, kalau Aku mencurahkan RohKu ke atas kaum Isreal”, demikianlah firman Tuhan Allah.
​​​​​​​​​Yehezkiel. 39:29

​Dari fasal. 39 ayat 28 dan seterusnya, Nubuat Yehezkiel menceritakan pencurahan Roh Kudus yang harus dimengerti dalam konteks janji pemulihan Allah atas bangsa Isreal. Janji ini nampaknya menunjukkan pemcurahan Roh Kudus di masa hujan akhir (musim semi), bukan hujan awal (musim gugur). Gereja Benar Allah, umat pilihanNya, sudah berdiri oleh kerana hujan akhir (musim semi). Oleh kerana itu, kita semua yang ada di gereja benar hari ini harus mempunyai rasa tanggungjawab untuk mengabarkan injil kepada bangsa Isreal. Penglihatan tulang-tulang dari Yehezkiel (Yeh. 37:1-4) dan nubuat Paulus tentang pemulihan bangsa Isreal (Rm. 11:25-27) akan digenapi pada waktunya. Dan bila waktunya tiba, akan ada pencurahan Roh Allah yang berkelimpahan.

7.2.6 Nubuat Hosea

Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenali Tuhan; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.
​​​​​​​​​Hosea. 6:3

​Sebelum fajar tiba, kegelapan malam meliputi bumi seperti kain kafan. Saat sinar matahari akhirnya menembus kegelapan itu, Nampak seakan-akan terang membangunkan dunia. Mnegingat terang melambangkan Roh Kudus, apabila kita mencari Allah dengan sepenuh hati, RohNya akan masuk ke dalam diri kita untuk membangunkan hati kita dan mengusir kegelapan.

​Untuk menerima panen yang baik, lading-ladang di daerah Palestina membutuhkan pencurahan hujam musim semi yang berlimpah. Di Alkitab, “curahan” dan “hujan musim semi” melambangkan Roh Kudus dan menyebutkan pencurahan karuniaNya. Hujan musim semi melambangkan pencurahan Roh Kudus di masa akhir, saat Allah akan mencurahkan RohNya kepada umatNya, agar mereka dapat menghasilkan buah rohani.

7.2.7 Nubuat Yoel

Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah kerana Tuhan Allahmu! Sebab telah diberikanNya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkanNya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.
​​​​​​​​​Yoel. 2:23

​“Bani Sion” dalam Yoel. 2:23 menunjukkan umat pilihan Allah dalam Perjanjian Lama mahupun Perjanjian Baru. Yoel mendorong umat Allah untuk bertobat sehingga Allah dapat memberikan hujan kepada mereka. Isreal telah berbuat berdosa dan mengakibatkan kekeringan di seluruh Palestina; namun Yoel menubuatkan bahawa Allah akan mengirimkan hujan sekali lagi, sebagai bukti pengampunanNya.

​Berbincara secara alkitabiah, kekeringan jasmani melambangkan kekeringan rohani bangsa Isreal, saat Roh Allah tidak lagi turun. Kekeringan rohani bererti terputus dari karunia Allah, akibat dari ketidaktaatan dan pemberontakan manusia. Sejarah menunjukkan bahawa Roh Kudus meninggalkan gereja setelah masa para rasul berlalu, kerana kebenaran injil dinodai oleh tradisi manusia, penyembahan berhala, dan politik (ref. Mat. 13:33). Perginya Roh Kudus terlihat dengan tidak adanya berbahasa roh di gereja, yang merupakan bukti berdiamnya Roh Kudus (ref. Kis. 2:4; 10:45; 11:15; 15:8; 19:2, 6; I Kor. 14:21)

​Namun nubuat Yoel memberikan harapan kepada kita bahawa Allah tidak akan murka untuk selamanya. Ia menunjukkan bahawa Roh Kudus yang Ia janjikan, akan sekali lagi dicurahkan dengan berkelimpahan kepada umat pilihanNya. Seperti kedatangan hujan menunjukkan berlalunya murka Allah, begitu juga pencurahan Roh Allah, setelah masa kekeringan yang berkepanjangan, menunjukkan sebuah masa penuh karunia dan sukacita.

Kemudian daripada itu akan terjadi, bahawa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu.
​​​​​​​​​Yoel. 2:28-29

​Bagian pada nubuat Yoel itu menjelaskan pencurahan Roh Kudus yang dijanjikan. Nubuat inilah yang dimaksud Petrus dalam khotbahnya pada hari Pentakosta, segera setelah Roh Kudus dicurahkan ke atas gereja Allah (Kis. 2:16-21; ref. Yoel. 2:28-32).

​Ada dua hal penting yang perlu kita cermati. Pertama, Roh Allah dicurahkan ke atas seluruh umat manusia. Allah tidak membatasi siapa saja yang dapat menerima Roh Kudus, tidak memandang suku bangsa, jenis kelamin, umur, atau strata sosial. Syarat satu-satunya adalah menerima kebenaran dan memohon Roh Kudus. Kedua, nubuat, mimpi dan penglihatan adalah beberapa cara Allah memperlihatkan diriNya kepada manusia. Mereka yang menerima Roh Kudus dapat menerima pernyataan-pernyataan yang indah ini.

7.2.8 Nubuat Zakharia

Inilah firman Tuhan kepada Zerubabel bunyinya :”Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan RohKu, “ firman Tuhan semesta alam.
​​​​​​​​​Zakharia. 4:6

​Zerubabel adalah anak Sealtiel, bupati Yehuda (Hag. 1:1). Ia hidup di masa pemerintahan Raja Koresh dari Persia tahun 536 sebelum Masehi. Menggenapi nubuat-nubuat pembangunan kembali Bait Allah yang dahulu didirikan Raja Salomo (Yes. 44:28; Ez. 1:1-6), Zerubabel mendapatkan ijin Raja Koresh untuk memimpin 50,000 orang kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait itu (Ez. 2:2; 64-65). Namun kerana menghadapi penolakan dan tentangan dari musuh-musuh bangsa Yehuda di masa pemerintahan Raja Ahasyweros (Artahsasta I) dari Persia, sampai-sampai mereka mengirimkan surat tuduhan kepada raja, pekerjaan pembangunan ini terhenti. Orang-orang Yahudi menjadi tawar hati (Ez. 4:4-5, 7, 23), namun Nabi Zakharia berbicara dengan penuh kuasa kepada mereka dan mengobarkan kembali semangat mereka untuk melanjutkan pembangunan (Ez. 5:1-2)

​Zakharia. 4:6 mengajarkan kita untuk bersandar kepada kuasa Roh Kudus. Umat Allah bersandar pada Roh Kudus untuk menghadapi gangguan saat membangun kembali Bait Allah. Demikian juga pada hari ini kita haris bersandar kepadaNya untuk menghadapi hambatan apa pun dalam hidup kita. Usaha manusia, talenta, dan kerja keras tidak selalu membawa keberhasilan. Kita juga membutuhkan Roh Allah.

​Bait Allah di masa Perjanjian Lama menggambarkan gereja di masa Perjanjian Baru. Kehancuran Bait Allah yang didirikan Salomo menggambarkan gugurnya gereja masa awal yang telah didirikan oleh Roh Kudus masa hujan awal (musim gugur).

​Zerubabel bersandar pada kuasa Roh Kudus untuk menghadapi penolakan dan tentangan dalam membangun kembali Bait Allah. Hari ini, Roh Kudus mempunyai peran penting yang sama dalam menolong gereja benar untuk dapat menang menghadapi hambatan-hambatan yang mungkin menghalangi mereka mewujudkan iman, kebenaran dan kuasa yang ada dalam gereja para rasul.

Melainkan Aku akan menabur damai sejahtera. Maka pohon anggur akan memberi buahnya dan tanah akan memberi hasilnya dan langit akan memberi air embunnya. Aku akan memberi semuanya itu kepada sisa-sisa bangsa ini sebagai miliknya.
​​​​​​​​​Zakharia. 8:12

​Embun adalah symbol Alkitab melambangkan Roh Kudus. Saat Roh turun ke atas padang gurun yang melambangkan hati manusia, Ia akan mengubahnya menjadi lading yang subur. Penggambaran ini menjelaskan pembaruan kehidupan yang akan diperoleh umat percaya di dalam Tuhan. Secara nubuat, “sisa dari umat ini” menjelaskan umat Allah yang akan tersisa setelah masa penganiayaan besar: mereka yang akan mempunyai bagian dalam keselamatanNya di masa-masa terakhir (Rm. 9:27, 29; 11:5, 25-27).

​Zakharia. 8:12 menubuatkan Roh Kudus masa hujan akhir, yaitu ketika gereja benar yang didirikan oleh Roh Kudus, akan menyatakan kebenaran Kristus kepada umat pilihan Allah, yaitu bangsa Isreal Allah tidak akan melupakan mereka, dan mereka juga akan menikmati berkat-berkat dari janjiNya dalam Kristus.

Mintalah hujan dari Tuhan pada akhir musim semi! Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikannya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.
​​​​​​​​​Zakharia. 10:1

​Hujan turun di musimnya, yang akan datang pada waktunya. Zakharia berkata, ketika hujan akhir tiba, Ia kan datang dengan kekuatan, dengan “awan-awan pembawa hujan deras” yang akan mengakibatkan “hujan lebat”. Nubuat ini menunjukkan bahawa ketika hujan ini tiba, mereka yang meminta kepada Allah dengan tulus akan menerima kepenuhan Roh Kudus.

Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh pemohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
​​​​​​​​​Zakharia. 12:10

​Di ayat ini, Zakharia menubuatkan tentang Roh Kudus dan Yesus Kristus. Istilah “Roh pengasihan dan Roh permohonan” menunjukkan dua sifat Roh Kudus. Walaupun bangsa Isreal terus-menerus memberontak melawan Allah dan menolak Yesus sebagai Kristus, Allah tetap menjanjikan turunnya Roh Kudus kepada mereka suatu hari nanti. Dari nubuat Zakharia, kita mengetahui bahawa ketika waktunya tiba, bangsa Isreal akan mengetahui bahawa mereka harus menaruh harapan mereka kepada Juruselamat, yang telah mereka salibkan, dan mereka akan meratapi dosa-dosa mereka.

7.2.9 Nubuat Maleakhi

Sesungguhnya Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
​​​​​​​​​Maleakhi. 4:5-6

Nubuat ini menunjukkan turunnya Roh Kudus di akhir zaman, di masa hujan akhir, dan memberikan tiga pengajaran penting:

Pertama, kita membaca tentang “hari Tuhan yang besar dan dahsyat”, yang merupakan akhir zaman. Di hari itu, Allah akan menghancurkan dunia dengan api, kerana murkaNya dan penghakiman atas dosa-dosa dunia (Ze. 1:18; II Ptr. 3:10-12). Alkitab berulangkali menyatakan bahawa akhir zaman akan menjadi hari yang besar dan mengerikan (Yes. 13:6-16; Yoel. 2:31; Ze. 1:14-17; Why. 6:12-17). Yesus berkata, akhir zaman akan terlihat seperti ketika Lot melarikan diri dari kota Sodom yang dibakar dengan api belerang. Akhir zaman akan sampai pada kita dengan tiba-tiba dan tak terduga. Kerana itu kita tidak boleh terkecoh dengan rasa aman yang keliru, mengira dunia ini tidak akan berakhir. (Luk. 17:28-30).

Kedua, sebelum hari Tuhan yang besar dan mengerikan, Allah akan mengutus Nabi Elia ke dunia untuk memenuhi tugas keselamatanNya. Kedatangan Elia menggambarkan pekerjaan dua nabi di dua masa:
1) Masa pertama ditandai dengan pernyataan injil keselamatan. Tuhan Yesus memulai pelayanaNya di bumi dengan menyatakan, “Waktunya telah genap; kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk. 1:14-15). Ia menyebutkan Yohanes Pembaptis sebagai “Elia yang akan datang” (Mat. 11:14; 17:10-13). Munculnya Yohanes Pembaptis memenuhi nubuat Yesaya, yang menyebutkan bahawa seseorang akan datang untuk menyiapkan jalan Tuhan (Yes. 4:3; Mat. 3:3). Tentu saja Yohanes Pembaptis bukanlah Nabi Yesaya bereinkarnasi; dan begitu juga, nubuat Maleakhi hanya berbicara secara kiasan. Yohanes Pembaptis dijelaskan dengan cara ini kerana ia mempunyai roh dan kuasa Elia (Luk. 1:17). Pekerjaan Yohanes, seperti Elia, adalah untuk mengajak orang-orang kembali kepada Allah. Yohanes menyatakan keselamatan Allah dan mendesak orang-orang untuk bertobat, dan dengan begitu memenuhi tugasnya sebagai pembuka jalan bagi Kristus (Mat. 3:3).
2) Masa kedua menandai terpenuhinya rencana keselamatan Allah. Bila kita mengingat kembali, Elia adalah nabi yang berdoa memohon hujan setelah masa kekeringan sepanjang tiga setengah tahun (Yak. 5:17-18). Perananya akan dibutuhkan kembali pada pendirian gereja akhir zaman, di tengah-tengah kekeringan rohani di seluruh dunia. Ini adalah masa hujan akhir, dan gereja benar Allah mengemban pekerjaan Nabi Elia,, bertindak sebagai pembuka jalan bagi Tuhan sebelum kedatanganNya kedua kali. Tugas gereja benar adalah menuntun orang kembali kepada Allah dan dengan demikian, menggenapi rencana keselamatanNya (Why. 7:1-3; 21:2)

Ketiga, nubuat Maleakhi membicarakan hubungan bapa-anak. “Bapa” melambangkan Allah (Ef. 4:6) dan “anak-anak” melambangkan umat manusia. Kata-kata nubuatnya mempunyai penjelasan terselubung mengenai kutukan yang menimpa numi sebagai akibat dosa Adam. Saat orang tua pertama kita, Adam dan Hawa, memberontak melawan Allah, Allah mengutuk tanah dan mengisir mereka dari Taman Eden (Kej. 3:17; 22-24). Sebagai akibatnya, kehidupan dan Roh Allah meninggalkan umat manusia. Barulah setelah Yesus Kristus mati bagi kita, kita didamaikan kembali dengan Allah (Kol. 1:20-22; Ef. 2:20-22).

Dosa mengasingkan manusia dari Allah, dan gereja tidak terkecuali. Maka patut diulangi, kemunduran gereja mula-mula merusak hubungan harmonis antara Allah dengan umatNya, sehingga terjadi kekeringan rohani. Tanpa kebenaran, Roh Kudus, yang adalah Roh Kebenaran, tidak dapat tinggal.

Nabi Elia menandakan munculnya gereja benar di akhir zaman. Gereja Benar, yang memberi kesaksian kebenaran dalam roh dan firman, dapat memulihkan dan menyembuhkan hubungan antara Allah dengan manusia, mencondongkan hati Bapa kepada anak-anakNya, dan hati anak-anak kepada Bapa mereka. Gereja benar mempunyai roh dan kuasa Elia; mempunyai keberanian untuk berperang melawan yang jahat, dan mempunyai kuasa untuk mengalahkan nabi-nabi palsu (I Raj. 18:19-40; ref. Gal. 1:7-9; Yud. 3). Melalui Roh Kudus, gereja Allah dapat mengubah hati yang penuh dosa sehingga orang dapat sungguh-sungguh memegang dan tunduk pada hukum dan ketentuan Allah (Yeh. 36:26-27).

7.2.10 Nubuat Yohanes Pembaptis

Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
​​​​​​​​​Matius. 3:11

​Sepanjang pelayanan Yohanes Pembaptis, ada banyak orang Yahudi menyangka Ia adalah Kristus. Namun ia selalu menyangka hal ini, menjelaskan bahawa ia diutus hanya untuk menyiapkan jalan bagi Kristus (Yoh. 1:19-20; 3:28). Ia juga mengatakan, walaupun ia membaptis orang-orang dengan baptisan pertobatan (Kis. 19:3-4),namun Ia yang datang setelah dirinya akan membaptis dengan Roh Kudus (Mat. 3:11). Dari sini kita mengetahui bahawa rencana Allah adalah mengutus dahulu Yesus Kristus ke dunia, sebelum mencurahkan Roh KudusNya.

Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya:”Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya. Dan akupun tdak mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu tueun ke atas seseorang dan tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.”
​​​​​​​​​Yohanes. 1:32-33

​Awalnya, Yohanes Pembaptis tidak mengetahui bahawa Yesus adalah Kristus. Namun Bapa Syurgawi menyatakan jati diri Yesus kepadanya melalui penglihatan Roh Kudus turun kepada Yesus seperti seekor burung merpati. Barulah kemudian Yohanes mengetahui bahawa Yesuslah yang akan membaptis umat Allah dengan Roh Kudus (Mat. 3:16). Kejadian ini memenuhi nubuat-nubuat Yesaya mengenal kedatangan Mesias; Yesus sungguh adalah Yang Diurapi oleh Allah (Yes. 11:1-2; 42:1; 61:11)

​Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir dalam Perjanjian Baru kerana dengan kedatangan Yesus, dibuat perjanjian yang baru antara Allah dan umatNya (Mat. 11:3, 13). Nubuat-nubuat Perjanjian Lama mengenai Roh Kudus akan mempunyai erti penting yang baru melalui pekerjaan dan pelayanan Tuhan Yesus Kristus.

7.3 Janji-janji dari Tuhan Yesus

​Allah tidak hanya menyampaikan janji pencurahan Roh Kudus melalui nabi-nabi di masa kuno saja, namun Ia juga datang ke dunia sebagai Yesus Kristus (ref. Ibr. 1:1) untuk menyatakan injil keselamatan dan secara langsung menjanjikan Roh Kudus. Ada banyak ayat di dalam Alkitab yang mencatat janji Yesus mengenai Roh Kudus. Di bagian ini, ayat-ayat dibagi menjadi dua kategori: janji yang disampaikan di masa sebelum ia disalibkan, dan janji yang disampaikan setelah Ia disalibkan.

7.3.1 Janji-janji yang disampaikan sebelum Yesus disalibkan

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di syurga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.
​​​​​​​​​Lukas. 11:13

​Untuk mendorong kita tetap tekun saat memohon Roh Kudus, Yesus menyampaikan dua perumpamaan yang dicatat di dalam Kitab Lukas (Luk. 11:5-12). Di perumpamaan pertama, seseorang meminta roti dari temannya di tengah malam. Temannya sudah lama tertidur, begitu juga anak-anaknya (ayat. 5-8). Kerana ketekunan orang itu yang tak padam-padam, temannya mengalah dan memberikannya roti sebanyak yang ia butuhkan. Perumpamaan kedua membandingkan naluri bapa syurgawi yang memberikan hal-hal yang baik kepada anak-anaknya, dengan kerelaan Bapa Syurgawi yang lebih besar untuk memberikan Roh Kudus (ayat. 11-12). Setelah Yesus menyampaikan dua perumpamaan ini, Ia menutupnya dengan menyampaikan bahawa semua doa-doa yang tulus dan tekun untuk memohon Roh Kudus akan dijawab pada waktunya, kerana Allah telah menjanjikannya (ayat. 13). Jadi Allah tidak hanya sahabat terdekat kita (Ams. 18:24; Yoh. 15:15), Ia juga adalah Bapa Syurgawi kita, yang mencintai kita dengan sangat, dan tidak akan menahan hal-hal yang baik dari kita (Ef. 4:6; I Yoh. 4:8; Mzm. 103:13).

Apabila orang menghadapi kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakana untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakana.
​​​​​​​​​Lukas. 12:11-12

​Yesus menubuatkan bahawa murid-muridNya nanti akan dibawa ke hadapan rumah-rumah ibadah dan penguasa-penguasa untuk dihakimi, namun Ia menghibur mereka dengan mengatakan bahawa mereka tidak perlu kuatir dengan apa yang mereka ucapkan, kerana Roh Kudus sendiri yang akan mengajarkan mereka. Dari kata-kata ini, kita mengetahui bahawa Roh Kudus, yang adalah Penolong yang setia, akan menengahi bagi kita. Di tulisan Yunani Perjanjian Baru yang asli, Roh Kudus adalah parakletos, yaitu, seorang penasihat yang kuat dan pembela umat percaya. Yesus menjanjikan bahawa Roh Kudus akan menasihati dan membela kita.

Jawab Yesus kepadanya:”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup”.
​​​​​​​​​Yohanes. 4:10

​Ayat ini mencatat sebuah percakapan antara Yesus dengan perempuan Samaria. Ia bercerita tentang “karunia Allah” kepadanya, yaitu Roh Kudus (I Kor. 6:19; Kis. 10:44-45; 11:15-17). Ucapan Yesus “Engkau telah meminta kepadaNya (Yesus), dan Dia telah memberikan kepadamu air hidup”, menunjukkan betapa pentingnya memohon Roh Kudus dengan sungguh-sungguh. Yesus menyebutkan Roh Kudus sebagai “air hidup” dan “mata air” untuk menjelaskan kemampuanNya melegakan rasa haus rohani.

​Banyak orang di masa pelayanan Yesus tidak mahu mendekatiNya kerana mereka tidak menyedari bahawa Ia adalah Kristus, Juruselamat umatNya. Bila perempuan Samaria menyedari siapakah Yesus tentu sejak awal ia bersikap jauh berbeda. Namun Yesus tahu persis apa yang ia perlukan dan dengan senang hati membuka hatinya memperlihatkan rasa haus rohaninya dan menasihatinya di manakah ia dapat memperoleh air hidup. Tindakan Yesus menunjukkan kasihNya kepada umat manusia: Ia ingin melegakan hati kita dan mencurahkan karuniaNya di dalam hidup kita.

Jawab Yesus kepadanya:”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
​​​​​​​​​Yohanes. 4:13-14

​Di sini Yesus berbicara tentang air hidup, yang mempunyai sifat yang berbeda dengan air yang ditimba perempuan Samaria. Ia berkata bahawa mereka yang minum dari sumur itu akan haus kembali, tetapi mereka yang minum air hidupNya tidak akan merasa haus lagi. Air yang Ia sediakan akan menjadi sebuah mata air, yang mengalir menuju kehidupan kekal. Firman Yesus ini memberikan pengajaran rohani yang penting: segala sesuatu di dunia ini, seperti kekayaan, status, dan ketenaran akan berlalu (I Ptr. 1:24), dan mereka hanya dapat memuaskan diri kita sementara saja. Seperti minum dari mata air buatan manusia, air hanya dapat memuaskan dahaga kita sebentar saja. Berbeda dengan Roh Kudus pemberian Yesus yang tidak terbatas: Ia dapat memuaskan dahaga rohani kita pada tingkatan yang lebih dalam,yaitu menuju kehidupan kekal. (Yes. 49:10; Yoh. 6:35; Why. 7:16; ref. Yes. 58:11)

​Pada awalnya pandangan perempuan Samaria ini terbatas oleh pengertiannya yang bersifat fisik. Ia terheran-heran dengan air seperti apa yang dapat memuaskan dahaganya seperti yang dijelaskan Yesus. Namun Yesus membuatnya melihat bahawa apa yang Ia tawarkan dapat memuaskan dahaga rohanunya; dan begitu ia mengerti hal ini, ia meninggalkan buyung airnya dan mengikuti Yesus (Yoh. 4:28)

Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru:”Barangsiapa haus,baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, kerana Yesus belum dimuliakan.
​​​​​​​​​Yohanes. 7:37-39

​Pada ayat di atas dari Kitab Yohanes, “hari terakhir, yaitu puncak perayaan itu”, kemungkinan besar menunjukkan hari setelah hari ketujuh Hari Raya Pondok Daun, yang merupakan upacara terakhir orang Yahudi sebelum pulang kembali ke Yerusalem (Im. 23:33-39). Hari ke-delapan ini adalah Sabat yang kudus, hari pertemuan kudus dan tidak boleh ada pekerjaan yang dilakukan. Ketika Yesus:”berdiri dan berseru”, memperlihatkan usahaNya untuk menyadarkan: Ia didorong oleh Roh untuk menyerukan kebenaran. Saat Ia menyatakan “Seperti yang dikatakan kitab suci…,” Ia tidak mengutip ayat-ayat tertentu, tetapi merujuk pada pesan keseluruhan dalam Perjanjian Lama (Yes. 12:3; 44:3; 55:1; Yeh. 47:9; Zak. 14:8; ref. Why. 7:17; 22:1, 7).

​Setiap tahun hari raya Pondok Daun diadakan pada hari ke-15 bulan ke-7, dan merupakan hari raya yang diadakan untuk mengenang kehidupan nenek moyang bangsa Isreal di padang gurun (Im. 23:41-43). Selama hari raya, pada siang hari para iman akan membawa sebuah kandil dari emas yang berisi dua setengah liter air ke Kolam Siloam, dengan diikuti orang-orang dan kelompok musik Sembari berjalan mereka bernyanyi:”Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan” (Yes. 12:3). Sembari bernyanyi mereka akan mengambir air dan membawanya ke bait Allah untuk dipercikkan ke sisi barat mezbah.

​Mereka melakukan hal ini dengan menuangkan air dari kandil emas ke dalam sebuah baskom perak yang penuh dengan lubang. Orang-orang akan berkumpul, bersukacita dan bersyukur saat mengingat air yang disediakan Allah kepada nenek moyang mereka di Rafidim, saat air mengalir keluar dari sebuah batu (Kel. 17:1-6; Mzm. 78:15-16). Saat mereka merenungkan kejadian ini, kita dapat membayangkan bahawa mereka telah mendengar dalam hati mereka, seruan-seruan sukacita nenek moyang mereka saat mereka menyaksikan penyediaan air kehidupan yang sangat ajaib dari Allah.

​Oleh Wahyu dari Roh Kudus, Paulus menjelaskan bahawa batu melambangkan Kristus; dan sumber air hidup yang keluar dari batu menunjukkan Roh Kudus (I Kor. 10:4). Hari ini kita harus minum dari Roh yang sama, kerana kita adalah satu tubuh dalam Kristus. Yesus berseru-seru di hari terakhir pada hari raya itu untuk mengajarkan kebenaran yang penting ini: bila kita haus, kita harus mendekat kepadaNya untuk mendapatkan air kehidupan. Air kehidupan ini adalah kehidupan dan berkat kita (Why. 22:1)

​“Haus” dalam Yohanes. 7:37-39 bukanlah haus secara jasmani tetapi haus rohani (Amos. 8:11). Yesus menawarkan solusinya dengan berkata,”Biarkan dia datang kepadaKu dan minum,” kerana Ia sendiri adalah mata air kehidupan bagi kita. Mereka yang haus rohani dapat datang kepadaNya, dan Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang akan melegakan mereka dari rasa haus.

​Kelimat yang mengandung syarat “Barangsiapa haus” menunjukkan bahawa mungkin ada orang yang tidak merasa haus. Ini mengingatkan kita pada Gereja Laodikia yang disebutkan dalam Kitab Wahyu, yang merasa puas secara rohani (Why. 3:17). Semakin lama ada banyak orang Kristian pada hari ini yang sebenarnya haus rohani, tetapi tidak menyedarinya, atau tidak melakukan apa-apa untuk melegakannya.

​Yohanes. 7:37-39 menjelaskan sebuah kebenaran penting mengenai waktu turunnya Roh Kudus. Ayat-ayat ini menyatakan bahawa Roh Kudus belum diturunkan kerana “Yesus belum dimuliakan”. Di sini kemuliaan Yesus adalah kematian, kebangkitan dan kenaikanNya (Yoh. 12:16, 23; 13:32; 17:1). Kerana itu, hanya apabila semua hal ini digenapi, barulah pencurahan Roh Kudus dimulai (Kis. 2:1-4, 33). Jadi Yohanes. 7:37-39 sungguh adalah janji kedatangan Roh Kudus.

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenai Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.
​​​​​​​​​Yohanes. 14:16-18

​Kata “Penolong” adalah salah satu sebutan Roh Kudus (lihat Yoh. 14-16) dan menggambarkan peranNya sebagai guru, penolong, pemberi kekuatan, penghibur, dan pembela untuk kita (lihat Bab 2 untuk petunjuk lebih lanjut). Yesus mengatakan kepada murid-muridNya, “Dia (Allah) akan memberi kamu Penolong yang lain”, yang menunjukkan bahawa Yesus sendiri adalah seorang penolong. I Yohanes. 2:1 menggunakan istilah yang sama saat menjelaskan Yesus sebagai “Pembela”. Yesus adalah seorang penolong di masaNya di bumi, begitu juga Roh Kudus, yang akan melanjutkan pelayananNya. Yesus menghibur murid-muridNya dengan berkata kepada mereka bahawa Roh Kudus akan menyertai mereka selama-lamanya. Walaupun secara jasmani Ia harus meninggalkan mereka, Roh Kudus tidak akan meninggalkan mereka.

​“Roh Kebenaran” adalah sebutan lain dari Roh Kudus, menunjukkan sebuah sifat penting Roh Allah (I Yoh. 5:7; Yoh. 1:14). Ia memberikan kesaksian kebenaran (Yoh. 15:26; 14:6) dan membimbing kita untuk mengerti kebenaran (Yoh. 16:13)

​“Dunia” pada Yohanes. 14:17 tidak menunjukkan semua orang di dunia, tetapi hanya mewakili mereka yang tidak mahu percaya. Orang yang tidak percaya tidak dapat menerima Roh Kudus, kerana mereka tidak dapat menjadi Anak Allah dan dilahirkan kembali dalam Roh (Yoh. 1:12)

​Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Kerana Dia (Roh Kudus) tinggal bersama kamu, dan akan ada di dalam kamu” (Yoh. 14:17-18). Di sini, ada 2 hal khusus yang penting: Pertama, kepada murid-murid Ia berkata,”Aku datang kembali kepadamu” tidak dapat dicampuradukan dengan kedatanganNya yang kedua. (Mat. 28:20; Yoh. 14:20-21, 23). Kedua, dari dua pernyataanNya kita mengetahui bahawa Roh Kudus adalah Roh Kristus. Yesus mengatakan hal-hal ini saat Ia masih hidup dan berada di tengah-tengah murid-muridNya secara jasmani; namun Ia menjelaskan kepada mereka, bahawa setelah kenaikanNya, Ia akan datang dan tinggal bersama mereka dalam Roh. Apabila mereka mengerti firmanNya sepenuhnya pada saat itu, sudahlah pasti mereka akan sangat terhibur.

​Jadi Yesus mengatakan terlebih dahulu kepada murid-muridNya bahawa untuk sementara waktu Ia akan meninggalkan mereka (Yoh. 13:31-33; 16:16). Ia menjelaskan bahawa Ia akan mempersiapkan sebuah tempat bagi mereka, dan akan datang kembali untuk membawa mereka ke tempat Ia akan pergi (Yoh. 14:1-3). Walau demikian, murid-muridNya masih bersedih. Mungkin mereka merasa cemas akan seperti apa hidup mereka tanpa Tuhan, kerana Yesus telah menghabiskan begitu banyak waktu bersama mereka bertahun-tahun. Mungkin mereka kuatir, siapa yang akan mengajar kami? Siapa yang akan menuntun kami? Siapa yang akan menguatkan kami saat kami lemah? Yesus memahami rasa takut mereka dan berjanji tidak akan meninggalkan mereka seperti anak yatim: Ia akan mengutus seorang penolong yang akan tinggal bersama dengan mereka, yang akan melanjutkan pekerjaanNya.

Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.​
​​​​​​​​​​Yohanes. 14:26

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
​​​​​​​​​​Yohanes. 16:13

​Yesus berkata kepada murid-muridNya bahawa Roh Kudus akan membuat mereka dapat mengingat ajaran-ajaranNya (Yoh. 14:26). Dari kata-kataNya ini, kita mendapatkan beberapa pengetahuan:
• Walaupun Yesus mengajarkan banyak hal kepada murid-muridNya semasa di bumi, mereka tidak mengingat apa-apa. Namun Yesus berkata bahawa apabila Roh Kudus telah datang, Ia akan memberi mereka kemampuan untuk mengingat segala pengajaranNya sehingga mereka dapat menggunakannya untuk bersaksi bagi Dia.
• Pengajaran-pengajaran Yesus mengandung banyak pengertian rohani yang tidak selalu dapat difahami murid-muridNya pada saat mereka mendengarnya (Yoh. 16:12). Namun setelah menerima Roh Kudus, mereka akan mengingat pengajaran-pengajaran itu, dan begitu juga makna rohaninya.
• Yesus kadang-kadang menubuatkan masa depan, yang sekali lagi, tidak dapat selalu difahami murid-muridNya. Namun Roh Kudus akan mengingatkan kata-kataNya dan ertinya begitu nubuat-nubuat itu digenapi (Luk. 24:6-9; Yoh. 2:19-22)
Sudahlah jelas, Roh Kudus adalah pembimbing pribadi orang percaya kepada kebenaran. Tuhan Yesus mengajarkan kita bahawa firmanNya adalah roh dan hidup (Yoh. 6:63). Nabi Yesaya menjelaskan Firman Tuhan sebagai kata-kata di dalam sebuah kitab yang dimeteraikan (Yes. 29:11). Dan Penatua Yohanes berkata, “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kami terima daripadaNya. Kerana itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu- dan pengajaranNya itu benar, tidak dusta- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia” (I Yoh. 2:27). Semua firman ini menunjukkan bahawa pekerjaan Roh Kudus adalah untuk mengajar dan membukakan Firman Allah; tanpa Roh Kudus, tidak ada yang dapat memahami hikmat Allah (I Kor. 2:10-11)

Roh Kudus menyatakan banyak kebenaran rohani. Contohnya, dalam surat-surat para rasul, ada banyak catatan nubuat Yesus mengenai hal-hal di masa depan, yaitu nubuat-nubuat yang menurut catatan Alkitab, tidak pernah diungkapkan maksudnya kepada murid-muridNya saat Ia masih bersama dengan mereka di bumi. Jadi, bagaimana para murid dapat mengerti erti nubuat-nubuat ini? Kita hanya dapat menyimpulkan bahawa mereka dapat melakukannya, kerana Roh Allah mengajarkan dan menyatakan erti nubuat-nubuat itu kepada mereka, setelah mereka menerima baptisan Roh Kudus.

Contohnya, kepada para rasul Roh Kudus menyatakan bahawa :
• Bangsa-bangsa lain akan menjadi pewaris janji keselamatan seperti mereka (Ef. 3:3-6; Rm. 9:24-26)
• Ketika kepenuhan bangsa-bangsa lain tercapai, yaitu saat gereja dari pemberontakan dan penyesatan dari dalam gereja sendiri. Orang-orang tidak tunduk hukum, anak-anak durhaka akan muncul (II Tes. 2:3-4; II Tm. 3:1-5). Sebagian orang percaya akan meninggalkan iman mereka dan mengikuti ajaran-ajaran sesat dan ajaran setan-setan, seperti melarang pernikahan dan tidak makan makanan-makanan yang diijinkan Allah (I Tim. 4:1-3; II Ptr. 2:1)
• Saat Kristus datang kembali, sebagian orang percaya tidak mengalami kematian jasmani; mereka dengan segera diubah ke dalam bentuk rohani (I Kor. 15:51-55; I Tes. 4:15-17). Dan pada hari yang sama, langit dan bumi dan segala isinya akan dihancurkan dengan api (II Ptr. 3:10)

Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
​​​​​​​​​​Yohanes. 15:26

​Yesus mengajarkan bahawa Roh Kudus memberikan kesaksian bagi Dia melalui pekerjaan dan pesan para rasul. Contohnya, Roh akan bersaksi bahawa:
• Yesus bangkit, naik ke Syurga, dan akan datang kembali (Yoh. 16:7; 14:3)
• Roh Kudus adalah Roh Kristus, dan tidak ada perbedaan di antara keduanya (Yoh. 14:8)
• Saat baptisan airm darah Tuhan Yesus yang berharga ada di dalam air, untuk membasuh dosa-dosa kita, sebuah kebenaran yang merupakan misteri rohani (I Yoh. 5:6-8; Yoh. 19:34; Ef. 1:7; Kis. 22:16)
• Umat percaya adalah anak-anak Allah (Rm. 8:16)
• Yesus adalah Anak manusia dan juga Anak Allah (Rm. 1:3-4)
• Yesus adalah Pemimpin kepada hidup yang dibangkitkan Allah dari antara orang mati (Kis. 3:15)
• Yesus telah naik ke syurga menjadi Raja, Juruselamat dan Tuhan atas Penghakiman (Kis. 5:30-32; 10:42-43)
• Suatu hari nanti, Yesus akan dinyatakan dalam api yang berkobar, bersama dengan segenap malaikatNya (II Tes. 1:7-10)

Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
​​​​​​​​​​Yohanes. 16:7

​Murid-murid merasa sedih saat Yesus berkata bahawa Ia akan meninggalkan mereka (Yoh. 16:5-6). Namun Ia berkata bahawa itu adalah demi kebaikan mereka, kerana:
• Bila Ia tidak naik ke syurga, Roh Kudus tidak akan turun.
• Roh Kudus akan memberikan kekuatan yang hebat kepada mereka dan menguatkan iman mereka dan juga pekerjaan Allah (Luk. 24:49)
• Saat hidup di bumi sebagai manusia, pekerjaan yang dapat Yesus lakukan terbatas. Namun apabila Roh Kudus telah datang, Ia akan memberikan kuasa kepada murid-murid untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih luar biasa daripadaNya (Yoh. 14:12)
• Berbicara secara jasmani, Yesus adalah manusia dan cepat atau lambat memang harus meninggalkan murid-murid. Berbeda dengan Roh Kudus yang adalah roh, Ia tidak akan meninggalkan mereka.
• Saat di bumi, Yesus hanya dapat mengajar, menolong, menguatkan, menghibur, menengahi dan membela murid-muridNya secara “eksternal”. Apabila Roh Kudus sudah datang, yaitu Roh Yesus sendiri, Ia akan melakukan pekerjaan yang sama, tetapi kali ini dari dalam hati murid-murid itu sendiri, dan memberikan pengaruh yang lebih besar

Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku.
​​​​​​​​​​Yohanes. 16:16

​Ayat ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah nubuat Yesus mengenai kematianNya, ketika murid-murid tidak lagi melihatNya. Bagian kedua mengenai kebangkitanNya dan kemudian turunnya Roh Kudus. Kita dapat memperoleh beberapa pengetahuan penting dari bagian kedua:
• Yesus menyebutkan kematianNya sebagai perpisahan yang sementara dengan murid-muridNya. Memang, pada hari ketiga, setelah kematianNya, Ia bangkit dan muncul kembali di hadapan mereka (Yoh. 13:31-33; 16:17-22)
• Bila kita membaca Yohanes. 16:16 dengan seksama, kita mengetahui bahawa Roh Kudus adalah Roh Yesus. Yesus berjanji pada murid-muridNya bahawa mereka akan melihatNya lagi, kerana Ia pergi kepada Bapa (yaitu naik ke syurga). Murid-murid akan “melihat” Nya lagi ketika mereka menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta.

Membaca Yohanes. 16:16 bersamaan dengan Yohanes. 16:23 dapat Nampak membingungkan apabila kita idak menyedari bahawa Roh Kudus adalah Roh Yesus. Yesus berkata kepada murid-muridNya bahawa di hari itu (masa setelah kenaikan Yesus), mereka tidak lagi perlu bertanya kepadaNya, kerana Roh Kudus akan secara pribadi mengajar mereka (Yoh. 16:23; ref. Yoh. 16:13; I Yoh. 2:20,27)

7.3.2 Janji-janji yang diucapkan Yesus setelah kebangkitanNya

Maka kata Yesus sekali lagi:”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mrngutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata:”Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
​​​​​​​​​Yohanes. 20:21-23

​Ayat-ayat ini memperlihatkan tiga hal kunci. Pertama, Yesus mengingatkan murid-muridNya bahawa Ia diutus oleh Bapa untuk menyatakan injil Kerajaan Allah, untuk mendamaikan anak-anak Allah dengan Bapa Syurgawi mereka. Demikian juga sekarang Yesus mengutus murid-muridNya dalam kuasa dan kekuatan Roh Kudus untuk mengabarkan injil Kerajaan Allah.

​Kedua, Yesus mengembusi murid-muridNya dan berkata, “terimalah Roh Kudus”. Kata-kata Yesus tidak menunjukkan pencurahan Roh Kudus saat itu, namun merupakan sebuah janji tentang apa yang akan datang. Kita mengetahui hal ini demikian kerana saat itu Yesus belum dimuliakan sepenuhnya (yaitu ditinggikannya Yesus setelah naik ke syurga; ref Yoh. 7:39; Kis. 1:4, 6-9; 2:1; 5:31; Flp. 2:9-10). Lebih lagi, sebelumnya Ia telah memberiahukan bahawa bila Ia tidak pergi, Penolong tidak akan datang (Yoh. 16:7)

​Ketiga, Yesus berjanji pada murid-muridNya, bahawa mereka akan menerima kuasa untuk mengampuni dosa dan juga menahan dosa melalui Roh Kudus. Manusia tidak dapat mengampuni dosa, kerana kuasa manusia terbatas di hadapan Allah. Kuasa untuk mengampuni ataupun menahan dosa ada di dalam Roh Kudus. Namun Yesus mempercayakan kuasa besar ini kepada gereja, tempat kediamanNya.

Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.
​​​​​​​​​Lukas. 24:49

​Di ayat ini, penggunaan kata “sampai” mengajarkan kita bahawa mereka yang berdoa dengan tekun dan tulus memohon Roh Kudus, pada akhirnya akan menerima Roh Allah. Ungkapan “kekuasaan dari tempat tinggi” menunjukkan bahawa Roh Kudus adalah yang memberikan kekuatan: Ia menguatkan kehidupan rohani orang dan juga memberi kuasa dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan Allah. Ketika Yesus naik ke syurga, “apa yang dijanjikan BapaKu”, yang disampaikan oleh para nabi dan Yesus sendiri, pada akhirnya digenapi.

Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
​​​​​​​​​Matius. 28:20

​Di ayat ini, kata ganti orang pertama “Aku” yang pertama adalah Yesus Kristus. Firman yang menjadi manusia (Yoh. 1:14); “mereka” adalah gereja, yang akan dibangun di atas dasar doktrin para rasul (Ef. 2:20); sementara kata “Aku” yang kedua adalah Roh Tuhan Yesus, Roh Kudus, yang akan Ia utus setelah kenaikanNya ke syurga.

​Pekerja-pekerja Allah harus mengabarkan injil dengan setia dan seturut dengan Alkitab. Roh kebenaran akan menyertai gereja, yang mengabarkan injil yang benar dan sepenuhnya, hingga akhir zaman seperti yang dijanjikan Yesus dalam Matius. 28:20. Gereja mana pun yang mengabarkan injil yang keliru akan menjadi seperti nabi-nabi palsu, yang membawa orang-orang dengan buta kepada kematian rohani mereka (Mat. 23:15-16). Alkitab dengan jelas mengutuk mereka (Gal. 1:6-9)

​Banyak gereja dan denominasi pada hari ini, termasuk yang mempunyai sejarah dan tradisi yang panjang, telah mengabaikan injil keselamatan yang sepenuhnya, seperti yang telah ditentukan dalam Alkitab. Sangat disayangkan kebenaran kadag-kadang dikompromikan kerana alasan-alasan yang berbeda, termasuk hal-hal umum. Orang Kristian tentu bertanggungjawab untuk memperlihatkan kasih dan menerima orang lain; namun tidak boleh sampai mengkompromikan kebenaran . Kasih benar tidak dapat bersukacita tanpa adanya kebenaran (I Kor. 13:6)

​Gereja yang tidak disertai dan dituntun oleh Roh Kudus, tidak akan mempunyai kebenaran, dan tidak dapat menuntun orang lain kepada keselamatan. Kerana itu kita harus mengingati dorongan Yesus untuk memegang teguh kebenaran :”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya” (Yoh. 14:15-16)

Pada suatu hari ketika Ia makin bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang – demikian kataNya- “telah kamu dengar daripadaKu. 5 sebab Yohanes membaptis dengan air tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus”
​​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 1:4-5

Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggal.
​​​​​​​​​Lukas. 24:49

​Lukas. 24:49 dan Kisah Para Rasul. 1:4-5 ditulis oleh Lukas untuk mencatat janji Yesus mengenai Roh Kudus (ref. Luk. 1:3; Kis. 1:1). Ia mencatat perkataan Yesus kepada murid-muridNya bahawa Roh Kudus akan datang “tidak lama lagi”. Kata-kata Yesus mendorong mereka untuk bersabar, dan mempercayai bahawa Bapa syurgawi akan memenuhi janjinNya.

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke hujung bumi.
​​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 1:8

​Yesus menjelaskan Roh Kudus sebagai “kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk. 24:49). Kerana itu, setiap orang yang menerima pencurahan Roh Kudus dapat dipenuhi dengan kekuatan rohani. Roh Kudus mempunyai peran kunci dalam perjalanan iman pribadi orang Kristian, dan juga dalam pelayanan gereja. Roh Kudus mengemban beberapa fungsi penting:
• Roh Kudus mengutus pekerja-pekerja untuk melakukan pekerjaan penginjilan (Rm. 10:14)
• Ia membagikan talenta dan kuasa untuk pelayanan gereja. Kerana itulah Rasul Paulus bermegah dalam kuasa Roh, bukan kerana kemampuannya sendiri (Rm. 15:19; I Kor. 2:4)
• Ia memberikan wewenang kepada gereja untuk mengampuni dan menahan dosa (Yoh. 20:23). Para pekerja tidak melangkahi wewenang dan kehendak Allah. Hanya Allahlah yang dapat mengampuni dosa dan wewenang manusia tanpa wewenang Allah tidak dapat melakukan hal ini. Kerana itu gereja hanya dapat mengampuni dosa sepanjang gereja diberikan wewenang untuk melakukannya oleh Roh Kudus, dan gereja harus melakukannya seturut dengan prinsip-prinsip yang telah ditentukan di dalam Alkitab.
• Roh Kudus memampukan gereja mengerti kebenaran dan menjelaskannya dengan tepat kepada yang lain (I Kor. 2:11)

Begitu kita mengerti pentingnya Roh Kudus dalam kehidupan iman dan pelayanan kita, kita akan menyedari mengapa Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk pertama-tama menerima kuasa dari tempat tinggi, sebelum mereka pergi untuk bersaksi demi Dia. Begitu juga, bila kita hendak mengabarkan injil ke pelosok-pelosok bumi, pertama-tama kita harus diberikan kuasa oleh Roh Kudus. Ini adalah kebenaran yang harus kita turuti bila kita ingin berhasil untuk Allah.

Pertanyaan ulasan

1. Sebutkan lima nubuat yang diucapkan nabi-nabi Perjanjian Lama yang berhubungan dengan kedatangan Roh Kudus. Kutip ayat Alkitab yang berkaitan.
2. Sebutkan lima janji Yesus yang berhubungan dengan Roh Kudus. Kutip ayat Alkitab yang berkaitan.

________________________________________________________________________

1. Unger, Merrill F., The New Unger’s Bible Dictionary, ed. Harrison, R.K. (Chicagi: Moody Press, 1988)

Bab 06 Pekerjaan Roh Kudus
|

Bab 06 Pekerjaan Roh Kudus

6.1 Pendahuluan

​Pekerjaan Roh Kudus adalah sebuah tema penyokong Alkitab, yang mencatat pekerjaanNya sejak penciptaan hingga akhir dunia, dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu. Alkitab memperlihatkan betapa luasnya pekerjaan Roh Kudus sepanjang sejarah umat manusia.

​Dalam bab ini, kita akan melihat bagaimana Roh Kudus telah bekerja dengan berbagai cara selama masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Walaupun ada beberapa segi dalam pekerjaanNya yang dengan jelas mencakup kedua masa ini, kita dapat memperlihatkan segi-segi ini secara umum dengan jalan berikut ini.

​Pada masa Perjanjian Lama, pelayanan Roh Kudus meliputi:
• Menciptakan langit dan bumi (Kej. 1:2; Ayb. 26:13; 33:4; Mzm. 104:30)
• Memberikan hikmat (Kej. 41:38-39; Kel. 31:2-6; Ul. 34:9; Dan. 4:8-18; 5:11-16)
• Memberikan petunjuk dan ajaran (Neh. 9:20)
• Memberi para pekerja kuasa untuk menjalani tugas-tugas khusus (Hak. 14:6; 15:14-15)
• Memberikan nubuat (II Tew. 20:14-17; Yeh. 11:24-25; Luk. 2:25-35)
• Memberikan dorongan (II Tew. 15:1-7; 24:20-22; Neh. 9:30; Mi. 3:8; Za. 7:12)
• Turun ke atas pada nabi, raja, imam dan orang-orang yang dipilih secara khusus (I Sam. 16:13)

Pada masa Perjanjian Baru, pelayanan Roh Kudus meliputi:
• Menjadi saksi bagi Yesus (Yoh. 15:26; Kis. 5:32)
• Memuliakan Yesus (Yoh. 16:14)
• Membawa orang mengenal Yesus (I Kor. 12:3)
• Mendorong kelahiran kembali secara rohani (Yoh. 3:5)
• Memberikan anugerah kepada orang-orang percaya (Ibr. 10:29)
• Memperingatkan orang-orang percaya ketika mereka menyimpang dari iman (Why. 2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22)
• Memberikan sukacita rohani (Luk. 10:21; Kis. 13:52; Rm. 14:17; I Tes. 1:6)
• Membawa Filipus pergi (Kis. 8:39-40)
• Memberikan mimpi dan penglihatan (Kis. 2:17; 7:55; Why. 4:2; 17:3; 21:10)
• Memberikan nubuat (Kis. 2:18; 11:27-28; 20:23; 21:4, 10-14)
• Menghibur orang-orang percaya (Kis. 9:31)
• Membangkitkan orang mati pada akhir zaman (Rm. 8:11)

Pekerjaan Roh Kudus dalam penciptaan, di dalam gereja, dan di setiap kehidupan orang percaya sungguh ajaib. Secara terus menerus Ia bekerja, dan cakupan pekerjaanNya tidak terukur. Kita hanya dapat menjelaskan sebagian pekerjaan Roh.

6.2 Roh Kudus menginsafkan dunia akan dosa

6.2.1 Roh Kudus melanjutkan pekerjaan Yesus

“Namun benar yang Kukatakan ini kepadaMu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.”
​​​​​​​​​Yohanes. 16:7-8

​Kata “menginsafkan” dalam Yohanes. 16:8 berasal dari kata Yunani elencho, sebuah akar kata yang bererti “menginsafkan” dan “membuktikan salah”1. Kata ini menyampaikan sesuatu yang membuat seseorang menyedari dosa-dosanya dan membuatnya merasa malu. Yesus menggunakan istilah yang sama dalam Yohanes. 3:20, ketika Ia berkata bahawa terang “menyingkapkan” atau “menginsafkan” orang-orang jahat atas perbuatan mereka, dan juga dalam Yohanes. 8:46, ketika Ia bertanya pada para pemimpin agama, siapakah yang menuduh atau “menginsafkan” Nya atas dosa.

​Dosa, kebenaran dan penghakiman adalah tema-tema utama dalam sebagian besar iman beragama. Namun bagaimana sebuah agama menjelaskan dan menghadapinya akan menentukan sifat mendasarnya. Sebelumnya Roh Kudus dicurahkan (ref. Yoh. 7:39; 16:7), orang-orang tidak dapat memahami dosa, kebenaran dan penghakiman sepenuhnya. Jadi apakah yang dimaksud Yesus, ketika Ia berkata bahawa Roh Kudus akan “menginsafkan” dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman?

​Berbicara secara rohani, pekerjaan penginsafan Roh Kudus meneruskan pelayanan Yesus di bumi. Yesus berkata,”Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang” (Yoh. 3:19). Yesus juga berkata,”Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar daripadaNya, itu yang Kukatakan kepada dunia” (Yoh. 8:26). Sepanjang pelayananNy, Yesus menginsafkan banyak orang akan dosa-dosa mereka, akan kebenaran dan akan penghakiman. Dan setelah Ia terangkat ke syurga, Ia meneruskan pekerjaanNya melalui Roh Kudus. Jadi Roh Kudus tidak hanya berperan sebagai pembela kita, membela hak-hak kita di hadapan Allah, tetapi juga berperan sebagai penuntun hati murni kita, agar kita menyedari dosa-dosa kita.

​Walaupun ada perbedaan dalam pekerjaan Yesus dan Roh Kudus dari Alkitab kita mengetahui bahawa Yesus dan Roh Kudus adalah satu (Yoh. 14:17, 23; ref “tinggal di tengah kita” dalam Yoh. 1:14). Kerana itu Yesus seringkali berbicara atas nama Roh Kudus dan Bapa. Contohnya, Ia menunjukkan kepada murid-muridNya bahawa Roh Kudus akan segera datang dan hidup di dalam hati orang-orang melalui perkataan “Aku akan datang kepadamu” (Yoh. 14:18), dan “jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yoh. 14:23)

6.2.2 Menginsafkan manusia akan dosa

“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa… kerana mereka tetap tidak percaya kepadaKu.”
​​​​​​​​​Yohanes. 16:8-9

​Ketidakpercayaan kepada Yesus adalah akar dari banyak dosa (Rm. 1:28-32). Malah dosa ini dapat dilihat sebagai dosa yang paling besar (Yoh. 8:24; 15:22, 24) kerana beberapa alasan:

​Pertama, Yesus datang ke dunia untuk memberi kesaksian tentang kebenaran. Maka orang-orang tidak mempunyai alasan untuk tidak percaya. Jadi apabila kita mengeraskan hati dan menolak karuniaNya saat kita mendengar firmanNya, kita tidak mempunyai pembelaan di hari penghakiman (Yoh. 15:22; 12:48; ref. Yoh. 9:39-41; Rm. 3:20; 4:15)

​Kedua, sepanjang pelayananNya, Yesus melakukan banyak tanda dan mujizat. Semua ini dimaksudkan untuk menginsafkan dunia atas dosa (Yoh. 15:24) kerana tanda dan mujizat ini bersaksi akan kekuasaan ilahiNya sebagai utusan Allah. Kerana itu, Yesus menegur orang-orang yang melihat mujizatNya namun tetap tidak mahu percaya dan bertobat, mengatakan bahawa mereka tidak akan dapat berdiri di hari penghakiman (Mat. 11:20-24)

​Ketiga, Allah telah mencurahkan Roh KudusNya. Alkitab berkata, bahawa bukti menerima Roh Kudus, yaitu berbahasa roh, adalah sebuah tanda bagi orang-orang yang belum percaya (Kis. 10:45; I Kor. 14:22). Bukti ini memberikan kesaksian bahawa Allah sungguh nyata dan maha ada. Ini adalah kebenaran yang dipegang teguh oleh para rasul sehak hari Pentakosta (Kis. 2:4; 10:44-46; 11:15). Roh Kudus juga memberi kesaksian bahawa Yesus telah dibangkitkan dari kematian, naik ke Syurga, dan akan datang kembali untuk menerima kita ke dalam rumah syurgawi kita (Yoh. 16:7; 14:1-3). Siapa yang mengetahui karunia dan kesaksian Roh Kudus ini, namun mengeraskan hati mereka dan tidak mahu percaya, akan didakwa oleh Roh kerana mengabaikan keselamatan Yesus yang mulia dan ajaib (Ibr. 2:3-4)

​Injil kerajaan Allah, tanda dan mujizat Yesus, dan pencurahan Roh Kudus, semuanya memberikan kesaksian nyata bahawa Yesus adalah Kristus, Juruselamat umat Allah. Siapa yang percaya di dalamNya, tidak akan binasa, tetapi mendapatkan hidup kekal; namun siapa yang tidak percaya, sudah menghadapi hukuman (Yoh. 3:16-19)

​Zaman ini tidak jauh berbeda dengan zaman para rasul seperti yang mungkin dikira orang: bila di zaman dahulu orang-orang yang tidak mahu percaya dalam Yesus, maka tentu ada orang-orang yang saat ini juga demikian. Sebagian besar orang tidak akan berpandangan bahawa tidak percaya Yesus sudah merupakan dosa. Sebaliknya, segala usaha untuk mengabarkan berita tentang Yesus cenderung mengakibatkan reaksi negative. Kita nampaknya sedang berjalan menuju masyarakat yang semakin sekular. Sebagian besar orang mungkin tidak punya pengertian apa pun tentang apakah dosa. Paling banter orang mungkin hanya dapat memandang beberapa tindakan sebagai perbuatan yang “salah” bila mereka melawan rasa moralitas mereka masing-masing. Bila demikian, maka kebenaran telah menjadi masalah perorangan dan bersifat subyektif. Namun hati murni manusia tidak dapat menyedari bahawa ketidakpercayaan kepada Yesus adalah dosa, dan bahkan adalah dosa terbesar.

​Pekerjaan Roh Kudus sangat penting kerana Ia membuat orang mampu menyedari dosa-dosa kerana ketidakpercayaan. Kita melihat hal ini digambarkan dengan baik di hari Pentakostam , ketika Roh Kudus dicurahkan: Petrus berdiri, bukan untuk menginsafkan orang-orang Yahudi kerana hidup cacat moral, tetapi kerana tidak mahu percaya kepada Yesus Kristus. Ia memperingatkan mereka akan bahaya menolak Dia di hadapan saksi Roh Kudus (Kis. 2:22-24, 32-36). Roh Kudus menginsafkan mereka yang mendengar, memilukan hati mereka dan mendorong mereka untuk bertanya bagaimana caranya agar mereka dapat diselamatkan (Kis. 2:37). Hal dramatis yang terjadi adalah ditambahkannya tiga ribu jiwa ke dalam kumpulan umat Alah pada hari itu (Kis. 2:41)

6.2.3 Menginsafkan manusia akan kebenaran

“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan… kebenaran, kerana Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi”
​​​​​​​​​Yohanes. 16:8, 10

​Yesaya. 53 menggambarkan Yesus sebagai hamba Allah yang menderita. Yesaya menubuatkan bahawa tidak ada bagian dalam penampilan Yesus yang dapat mengundang rasa hormat kepadaNya. Ia akan dihina dan ditolak (Yes. 53:1-3; II Kor. 5:16) kerana musuh-musuh Yesus, terutama para pemimpin agama Yahudi, menuduhNya melakukan hal-hal yang tidak benar: menghujat Allah (Mrk. 2:7; Mat. 26:63-66); tidak menguduskan hari Sabat (Yoh. 5:18); dirasuki setan (Yoh. 8:48, 52), menghasut orang-orang (Luk. 23:2, 5), dan seorang berdosa (Yoh. 9:24). Pada akhirnya mereka berkomplot untuk menyerahkan Yesus kepada penguasa Romawi untuk dihukum mati di kayu salib (Yes. 53:4).

​Apakah kebenaran? Bagi sebagian orang, kebenaran adalah rasa moralitas yang relative, seperti ketika seseorang melihat sesuatu itu “benar”. Yang lain mendasarkan kebenaran mereka pada ukuran luar. Contohnya, mereka yang mengajukan tuduhan-tuduhan terhadap Yesus, melakukannya berdasarkan pemahaman mereka mengenai Hukum Taurat. Mereka mengira mereka mengetahui apakah kebenaran berdasarkan hukum ini (Luk. 18:9-14; Flp. 3:4-6). Namun Hukum Taurat membuat mereka cenderung merasa benar menurut diri mereka sendiri; padahal sebenarnya mereka hanyalah sekadar penampilan luar saja (Mat. 6:1-2, 5, 16)

​Lawan-lawan Yesus tidak menyedari bahawa kebenaran sejati bererti lebih dari sekadar mengikuti serentetan peraturan dan hukum. Yesus mengajarkan bahawa syarat kebenaran Allah jauh dari sekadar melakukan Hukum Taurat secara hurufiah, apalagi bila itu dilakukan dengan hati yang jahat (Mat. 5:20). Kebenaran kita dalam Kristus adalah dari Allah, bukan dari kita sendiri (Rm. 10:3)

​Untuk mewujudkan kebenaran Yesus Kristus menumpahkan darahNya di kayu salib (Rm. 3:25). Tindakan ini, disertai dengan iman kita dalam Yesus untuk mendapatkan keselamatan, adalah pesan mendasar dalam injil (Rm. 1:17). Yesus mati, dibangkitkan, dan naik ke syurga, untuk menunjukkan bahawa Ia benar, dan Ia datang untuk membawa kebenaran kepada kita (Kis. 3:14-15; I Yoh. 2:1; Rm. 4:25; 8:33-34). Apabila Yesus dilahirkan dari dosa, melalui kehendak daging, ia tidak memenuhi syarat untuk mengemban dosa-dosa kita, kerana Ia tidak berbeda dengan umat manusia. Namun Yesus dilahirkan dari seorang perempuan perawan, dan dikandung oleh Roh Kudus; kerana itu Ia tidak dikandung dalam dosa, dan menjadi Anak Domba yang layak untuk menanggung dosa-dosa kita. Kerana itulah hanya Yesus yang dapat menjadi Perantara dan Juruselamat kita yang benar, untuk mendamaikan kita kepada Allah (II Kor. 5:21)

​Kebenaran Yesus berbeda dari kebenaran melalui Hukum Taurat. KebenaranNya didasarkan pada kuasaNya sendiri dan perkenaan dari Allah. Ini kerana Ia menyerahkan jiwaragaNya sepenuhnya kepada Allah, untuk dilakukan kepadaNya seturut dengan kehendakNya (Ibr. 10:5). Kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus menunjukkan betapa Allah tidak dapat mengutuk seorang yang benar, yang dengan rela menyerahkan nyawaNya demi orang-orang berdosa (Flp. 2:6-8; I Ptr. 3:18). Kebenaran yang ditemukan dalam Hukum Taurat berasal dari memegang Hukum, tradisi, dan seterusnya (Mat. 15:1-6). Namun kebenaran sejati tidak dapat diperoleh menurut daging; kebenaran harus diperoleh dalam Roh (Rm. 8:4)

​Setelah Yesus naik ke Syurga, Roh Kudus turun pada hari Pentakosta. Hari ini kita tidak lagi dapat melihatNya secara fisik, tetapi oleh pengungkapan Roh Kudus, kita dapat mengenali Yesus sebagai kebenaran Allah dan sumber kebenaran kita. Yang lebih penting lagi, melalui Dia kita mendapatkan sebuah ukuran kebenaran yang baru. Dahulu orang mengira mereka dapat memperoleh kebenaran dengan memegang Hukum Taurat, sementara dalam kenyataan, tidak ada orang yang dapat memegangnya dengan sempurna. Kebenaran tidak dapat diperoleh dari memegang Hukum (Rm. 3:12, 28; Gal. 2:16, 21). Kita sekarang mengetahui bahawa kebenaran sehati berasal dari karunia Allah, dan melalui iman dalam Yesus Kristus (Rm. 3:22-26). Kesedaran ini hanya dapat dimungkinkan kerana Roh Kudus bekerja menginsafkan orang-orang akan kebenaran.

6.2.4 Menginsafkan manusia akan penghakiman

“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan… penghakiman, kerana penguasa dunia ini telah dihukum”
​​​​​​​​Yohanes. 16:8, 11

​Dahulu Iblis menpunyai kuasa untuk membelenggu dunia dalam dosa (Yoh. 8:34; I Yoh. 3:8; I Yoh. 5:19) dan dalam kuasa kematian yang berasal dari dosa (Rm. 5:12-14; 6:23). Lebih lagi, ia mempunyai dasar yang kuat untuk menuduh orang-orang atas ketidakbenaran mereka. Namun pekerjaannya dihancurkan saat Yesus datang ke dunia untuk mendamaikan umat manusia dengan Allah (I Yoh. 3:8b; Rm. 8:33-34). Yesus mati di kayu salib, memikul dosa-dosa umat manusia, dan dibangkitkan (Yes. 53:4-6; Yoh. 19:30; Kol. 2:15; Kis. 2:23-24). Yesus mendapatkan kemenangan melalui ketaatan dan kepatuhan kepada Allah (Luk. 4:1-12; Mat. 16:21-23; 26:39). Sejak saat itu, siapa yang tinggal di dalam Dia akan mempunyai kuasa untuk hidup berkemenangan, mati bagi dosa dan hidup bagi Allah (Rm. 6:8-11). Melalui Yesus, kita telah dibebaskan dari penghakiman yang datang dengan dosa, yaitu maut (Rm. 8:2; 8:36).

​Sebagian besar orang Yahudi percaya bahawa aka nada penghakiman besar di hari terakhir, tetapi pandangan mereka akan sifat penghakiman ini berbeda dengan apa yang ditemukan dalam Alkitab. Mereka percaya bahawa keselamatan didapatkan bagi mereka yang mengikuti kebenaran dalam Hukum. Sejajar dengan kepercayaan ini, orang-orang Yahudi di masa Kristus merasa dibenarkan ketika mereka menghukum mati Yesus yang menurut mereka telah melanggar tata cara Hukum Taurat dan menghujat Allah (Yes. 53:4; Yoh. 19:6-7). Namun kebenaran Yesus di hadapan Allah telah dipastikan secara ilahi dengan kebangkitan dan kenaikanNya ke syurga.

​Hari ini kita mengetahui bahawa Yesus Kristus dibangkitkan, kerana Roh Kudus telah dicurahkan kepada umat manusia (Kis. 2:29-33). Kita harus percaya di dalam Dia dan menerima injilNya; bila tidak, suatu hari nanti kita akan dihakimi (Kis. 17:31)

6.3 Roh Kudus membawa orang-orang berdosa kepada Tuhan

​Roh Kudus menginsafkan orang atas dosa, kebenaran dan penghakiman. Namun tujuanNya bukan hanya untuk melakukan ini semua, tetapi untuk menuntun orang-orang berdosa ke dalam jalan keselamatan dank e hadirat Allah. Alkitab memberitahukan kita bahawa Allah adalah Allah yang cemburu, dan NamaNya adalah Cemburu (Kel. 34:14). Di hari penghakiman, murkaNya akan diwujudkan begitu nyata sehingga orang-orang benar dan keji tidak dapat berdiri di hadapanNya (Rm. 1:18; Why. 6:12-17). Walaupun hari itu belum datang, Allah telah memberitahukan kita terlebih dahulu bahawa apa yang jahat akan mendapatkan imbalan yang jahat: ini adalah sifat keadilan. Kerana itu kita harus memperhatikan penghakiman yang akan datang setelah lematian (Ibr. 9:27). Sebagai manusia yang terbelenggu oleh daging dan dosa, kita tidak dapat menghindari kutukan maut. Namun Allah telah mempersiapkan jalan kelaur untuk kita, sebuah jalan yang dimungkinkan melalui kuasa Roh Kudus.

​Yesus berkata,”Aku adalah jalan, dan kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6). Jalan keluar dari penghakiman benar Allah dimungkinkan melalui kematian Yesus di kayu salib. Pada saat mengalami kesakitan luar biasa, Yesus berseru, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang bererti “AllahKu, AllahKu, mengapa engkau meninggalkan Aku?” Saat Ia tergantung di sana, kegelapan datang meliputi daerah itu (Mat. 27:45-46). Hukum keadilan mengharuskan, kejahatan yang lebih besar mengakibatkan hukuman yang lebih besa; dan kematian Yesus yang amat sengsara menjadi kesaksian akan parahnya dosa-dosa dunia. Ia menderita penghakiman kebenaran Allah kerana Ia mengasihi dunia dan bersedia memenuhi keadilan Allah demi kita. Keadaan penyalibaan Yesus adalah sebuah panggilan agar umat manusia dengan gentar menyedari, betapa hukuman yang amat ngeri menanti orang-orang berdosa di neraka. Namun kita juga harus ingat bahawa kasihNya dapat menyelamatkan kita dari keadilan kebenaran Allah, kematian rohani dan api neraka yang tidak pernah padam (Mat. 25:41, 46)

​Memahami sepenuhnya kasih dan kemurahan Allah adalah hal yang selit; Ia datang ke dunia untuk mati demi kita dan menyediakan jalan keluar dari penghakiman. Namun ini bukanlah pertamakalinya Ia menyelamatkan umat manusia. Di masa Nuh, dunia juga penuh dengan kejahatan dan kekerasan. Kerana dosa-dosa manusia masa itu, murka Allah dicurahkan dalam bentuk air bah yang menenggelamkan seluruh bumi (Kej. 6:11-13, 17). Namun sebelum air bah itu turun, Ia menyiapkan sebuah jalan keluar bagi orang-orang benar, memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera, agar mereka yang masuk ke dalamnya dapat diselamatkan (Kej. 6:18-20; 7:23). Begitu juga di hari-hari terakhir, sebelum dunia dihancurkan dengan api dan menghadapi hukuman kekal (II Ptr. 3:10; II Tes. 1:7-9) dalam Yesus Kristus akan dapat menghindari kehancuran kekal dan masuk ke dalam kehidupan kekal (Yoh. 3:16)

​Sebagai daging yang berdosa, kita semua akan menuai hukuman kematian secara fisik, seperti yang ditunjukkan Alkitab, upah dosa adalah maut (Rm. 6:23). Namun Allah mengutus Yesus Kristus, yang tidak berdosa, untuk menanggung dosa-dosa kita. Dengan demikian, Yesus menuai murka Allah ke atas diriNya (II Kor. 5:21; Yes. 53:5-6). Kerana itu siapa yang mencari pengungsian di bawah kayu salib dan bersandar kepadaNya, dapat menghindari murka Allah (Rm. 5:9)

​Roh Kudus memperlihatkan kepada kita jalan keselamatan dan kemerdekaan dari dosa. Namun lebih dari itu, Ia menuntun kita untuk bertobat dari dosa-dosa kita (Kis. 11:18) dan menggerakkan kita untuk mengerti penghakiman Allah yang sekarang. Melalui Roh Kudus, kita dapat memahami dengan lebih baik kenyataan dosa dan akibatnya sekarang, sebelum kita berbuat dosa di masa depan. Dengan begitu, Roh Kudus memegang peran yang tidak dapat diabaikan untuk menuntun orang-orang berdosa ke hadapan Allah (Kis. 2:31-41).

6.4 Roh Kudus mengampuni dosa

“Tuhan adalah penyayang dan pengasih,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak selalu Ia menuntut,
Dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita,
dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
tetapi setinggi langit di atas bumi,
demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia;
sejauh timur dari barat,
demikian dijatuhkanNya daripada kita pelanggaran kita.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya,
demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. ”
​​​​​​​​​Mazmur. 103:8-13

“Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pemdamaian kerana iman, dalam darahNya.Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, kerana Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.”
​​​​​​​​​Roma. 3:25

​Melalui pengilhaman Roh Kudus, orang-orang berdosa dapat bertobat dan berbalik kepada Allah. Seperti Ayah yang mengasihi anakNya, Allah akan mengampuni pelanggaran-pelanggaran anak-anakNya. Setelah berbuat berdosa terhadap Allah, Raja Daud menulis,”Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” (Mzm. 51:17). Perjanjian Lama penuh dengan kisah-kisah karunia, kemurahan dan kesabaran Allah kepada orang-orang berdosa (Neh. 9:26-31)

​Dalam Perjanjian Baru, Allah memperlihatkan diriNya dalam rupa manusia, hidup bersama kita di dunia (Yoh. 1:1, 14). Tujuan kedatanganNya sebagai Yesus adalah untuk memanggil orang-orang berdosa untuk bertobat (Mat. 9:13). Alkitab berkata,”Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan nya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum” (Yoh. 3:17-18). Hari ini Roh Kudus meneruskan pelayanan Yesus di bumi melalui gereja, yang adalah tubuh Kristus, yang penuh dengan kehadiranNya.

​Selama ada di bumi, Yesus mengampuni dosa orang-orang, menyembuhkan yang sakit dan memberikan kedamaian (Mat. 9:2; Luk. 7:48). Bahkan saat Ia menghadapi kematian di kayu salib, Ia tidak melihat penderitaanNya sebagai sebuah prioritas; sebaliknya, Ia berdoa memohon pengampunan bagi musuh-musuhNya (Luk. 23:34; Yes. 53:12). Kemurahan hati Yesus adalah sesuatu yang patut kita teladan: kita perlu mengampuni orang lain, seperti Ia mengampuni kita.

​Setelah kebangkitan Yesus, Ia memberikan kuasa untuk mengampuni dosa kepada para rasul, penerus pelayananNya di bumi. Ia mengembusi mereka, berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh. 20:22-23). Di sini kita melihat bahawa kuasa untuk mengampuni dosa datang bersamaan dengan Roh Kudus yang dijanjikan.

​Dipercayakan dengan pelayanan pengampunan dosa, para rasul mulai mengabarkan injil setelah menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta. Pengampunan dosa terjadi dalam baptisan air melalui kuasa Roh Kudus dan darah Yesus. Dalam khotbahnya pada hari Pentakosta, Rasul Paulus menyatakan, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” (Kis. 2:38). Begitu juga Ananias mengatakan kepada Paulus, rasul pilihan Allah, “Dan sekarang mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan” (Kis. 22:16)

​Roh Kudus menginsafkan dunia atas dosa, kebenaran dan penghakiman, menembus kesedaran kita yang gelap. Ia membawa kita ke hadirat Allah sehingga Ia dapat mengampuni dan membenarkan kita. Pengampunan Allah hanya dapat terjadi melalui darah Yesus yang berharga, yang dicurahkan bagi banyak orang (Ef. 1:7). Tidak ada pengampunan dosa di bawah Hukum Taurat (Ibr. 9:22). Kerana itu pengampunan kita dimungkinkan melalui baptisan air dalam nama Yesus Kristus, dan Roh memberi kesaksian bahawa darah Yesus yang berharga ada di dalam air (I Yoh. 5:6-8; Yoh. 19:34-35). Sesungguhnya Roh Kudus adalah saksi dan juga penyelenggara pengampunan dosa dalam baptisan air, kerana Dialah yang mempunyai kuasa dan wewenang untuk melakukannya (Yoh. 20:22-23).

​Pekerjaan Roh Kudus sedang diwujudkan saat Roh menuntun orang-orang berdosa untuk datang ke gereja, menerima firman Allah dan bertobat dari dosa-dosa mereka (Kis. 2:38). Dalam perumpamaan tentang Anak yang hilang (Luk. 15:11), Yesus menggambarkan bagaimana Bapa Syurgawi mengampuni orang yang paling berdosa sekalipun, selama mereka kembali dan bertobat. Yesus berkata bahawa Allah adalah Bapa yang penuh kasih dan berbelas kasihan, dengan menanti-nanti menunggu kembalinya anakNya yang sesat.

6.5 Roh Kudus menyelamatkan manusia dari dosa

​Orang-orang berdosa ada di bawah kuasa Iblis, dan adalah budak-budak dosa (I Yoh. 5:19; Yoh. 8:34). Sebagai orang berdosa, kita tidak mempunyai kuasa menghadapi dosa; mungkin kita ingin berbuat baik, tetapi selalu saja jatuh ke dalam dosa (Rm. 7:15, 19). Ini dikeranakan kuasa dosa ada di dalam hukum dosa. Sebagai akibatnya, kita mungkin merasa bersalah kerana kenyataan menyedihkan bahawa kita tidak dapat membebaskan diri dan sifat dosa kita (Rm. 7:17-18, 20), dan kerana kita selalu saja terkunci di dalam peperangan tanpa akhir antara baik dan jahat yang bertempur di dalam hati kita (Rm. 7:21-23)

​Dalam keputusasaan, mungkin kita mendapati firi kita berseru-seru seperti Rasul Paulus:”Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Rm. 7:24). Kadang sepertinya kita perlu berseru-seru sebelum kita dapat menerima karunia keselamatan Allah. Mungkin begitulah kita harus menyedari betapa tak berdayanya kita melawan kuasa dosa, sebelum pekerjaan penyelamatan Roh Kudus dapat mulai dilakukan. Untuk menghadapi kuasa dosa, kita membutuhkan kuasa Roh Kudus melawan kuasa hukum dosa; kita membutuhkan kuasa Roh Kudus. Rasul Paulus menyatakan,”Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Rm. 8:2)

​Roma. 8:2 adalah kelanjutan dari Roma. Fasal 7. Roma. 7:25 menunjukkan bahawa hanya Yesus Kristus yang dapat menyelamatkan orang dari belenggu dosa. Namun dalam Roma. 8:2, kelihatannya Paulus berkata bahawa kuasa Roh kehidupanlah yang membebaskan kita dari kuasa dosa dan maut. Apakah ini bertolak belakang? Sama sekali tidak. Kedua ayat ini saling melengkapi untuk menunjukkan bahawa Yesus Kristus telah memberikan kuasa dan kekuatan untuk mengampuni dosa kepada Roh Kudus. Jadi setelah Roh Kudus menuntun kita dibaptis ke dalam Kristus, kita dibebaskan dari kuasa dosa. Melalui Roh kita dapat menemukan kebebasan rohani dalam Kristus (II Kor. 3:17). Jadi sebuah perubahan ajaib terjadi dari Roma. 7 hingga Roma 8: sebuah perubahan dari belenggu keputusasaan menjadi kebebasan yang sebenarnya tidak layak kita dapatkan.

​Sayang sekali, sebagian besar orang Kristian masih harus melarikan diri dari kondisi menyedihkan yang diungkapkan dalam Roma fasal 7 ini. Hingga mereka menerima injil sejati, mereka terus hidup tanpa harapan dan memikul beban belenggu dosa. Mereka masih harus menemukan kemerdekaan yang dijelaskan Paulus dalam Roma. 8. Kunci kemerdekaan rohani adalah dengan menempatkan fikiran kita pada hal-hal Roh, dan merendahkan diri menerima tuntunan Roh (Rm. 5:13; 8:4) dan pada kuasa pembaruanNya (Tit. 3:5).

6.6 Roh Kudus memberikan hidup

​Alkitab memberitahukan kita bahawa maut datang melalui dosa (Rm. 5:12) dan upah dosa adalah maut (Rm. 6:23). Hubungan antara dosa dengan maut sudah sangat jelas: dosa adalah sebab, dan maut adalah akibatnya. Maut adalah kematian fisik yang tidak dapat kita hindari, yang menanti setiap manusia; tetapi juga menunjuk pada kematian rohani.

​Alkitab mencatat penglihatan Nabi Yehezkiel tentang tulang-tulang kering di sebuah lembah. Lembah melambangkan dunia, sementara tulang-tulang kering adalah umat Allah yang hidup di dunia. Mereka tersesat dan tidak punya harapan (Yeh. 37:11). Secara fisik mereka Nampak hidup, tetapi secara rohani mereka mati (Yes. 37:1-2; Mat. 8:22). Hanya apabila Roh Allah masuk ke dalam tulang-tulang itulah, orang-orang dapat hidup kembali dan menjadi pasukan yang besar (Yeh. 37:4-5, 9-10, 14). Hari ini, lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan kuasa Roh Kudus yang memberikan kehidupan dalam diri kita, dan dalam gereja kita.

​Orang umumnya lebih memperhatikan kebutuhan dan kenyamanan kehidupan sehari-hari, sementara mengabaikan pentingnya kehidupan rohani. Namun Yesus mengajarkan kita, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:26). Nampak jelas bahawa Tuhan memandang kehidupan rohani seseorang yaitu jiwa manusia, lebih penting daripada seluruh dunia, kerana manusia adalah ciptaanNya yang paling mulia. Itulah sebabnya Allah datang ke dunia dalam rupa manusia untuk mati di kayu salib, untuk menebus maut manusia dengan darahNya. Ia telah memberikan kita berkat kehidupan dan keselamatan yang datang melalui pekerjaan Roh Kudus (Rm. 8:2). Roh Kudus sendirilah, yangmembangkitkan orang-orang mati (Rm. 8:11) dan memberikan kehidupan yang berlimpah kepada mereka yang tinggal di dalamNya (Gal. 5:25; Yoh. 10:10)

6.7 Roh Kudus menghukum dosa

Barabgsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum, barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
​​​​​​​​​Yohanes. 3:18

Kerana itu tadi Aku berkata kepadamu, bahawa kamu akan mati dalam dosamu; sebab kamu tidak percaya, bahawa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.
​​​​​​​​​Yohanes. 8:24

​Sendirian, orang berdosa tidak dapat membebaskan diri mereka dari cengkeraman dosa. Namun melalui iman dan karunia Allah, Roh Kudus mengampuni dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita dari kuasanya. Namun secara kontras Ia menghukum mereka yang tidak mempunyai iman. Kenyataannya, orang-orang tidak percaya akan tetap menjadi budak dosa sepanjang hidup mereka, dan mereka akan mati dalam dosa dan menghadapi penghukuman kekal. Kerana itu orang-orang Kristian mempunyai hutang kasih kepada mereka yang belum percaya: mereka harus membagikan injil yang telah mereka dengar, melalui kuasa Roh Allah.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di Syurga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di Syurga.
​​​​​​​​​Matius. 18:18

Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
​​​​​​​​​Yohanes. 20:22-23

​“Ikat” pada Matius. 18:18 bererti “menginsafkan akan dosa”. “Tetap ada” di Yohanes. 20:22-23 serupa dengan hukuman atas dosa yang disebutkan dalam Matius. 18:18. Menurut janjia Yesus, Roh Kudus memberikan murid-murid kuasa untuk menghukum dosa. Namun kuasa ini ada pada Roh Kudus; para rasul (dan gereja) hanyalah alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaanNya. Roh Kuduslah yang membawa orang-orang berdosa ke hadapan Allah, mengampuni mereka, dan memberikan kemerdekaan rohani dan hidup.

​Ketika kita mengabarkan injil, Roh Kudus dapat membawa karunia atau hukuman bagi mereka yang bendengar: mereka yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan kerana karunia (Mrk. 16:16); mereka yang tidak percaya akan dihukum kerana dosa-dosa mereka (Yoh. 3:16-18; II Tes. 1:7-9; Ibr. 6:4-8; 10:26-29). Kisah Para Rasul. 5:1-11 memberikan sebuah contoh kepada kita bagaimana Roh Kudus bekerja saat melakukan penghukuman dosa. Kerana itu kita harus memandang pekerjaan Roh Kudus dengan bersungguh-sungguh.

6.8 Roh Kudus mengutus para pekerja

Roh Tuhan ada padaKu,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
dan Ia telah mengutus Aku
untuk menberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.
​​​​​​​​​Lukas. 4:18-19

​Yesus ditugaskan untuk melakukan pelayananNya di bumi oleh Roh Kudus. Ketika tiba waktunya Ia terangkat ke Syurga, Ia mempercayakan pekerjaanNya kepada murid-muridNya (Yoh. 20:21). Ia mengembusi mereka untuk menandakan janji Roh Kudus (Yoh. 20:22), dan berkata, “sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu… Terimalah Roh Kudus” (Yoh. 20:21-22). Lalu Ia memerintahkan mereka untuk menunggu pencurahan Roh Kudus di Yerusalem (Luk. 24:49), yang tepat terjadi pada hari Pentakosta (Kis. 2:1)

​Kisah Para Rasul mungkin lebih tepat dinamakan “Kisah Roh Kudus”. Setelah turunnya Roh Kudus, para rasul menjadi alat yang penuh kuasa bagi Tuhan, dengan Roh Kudus yang menuntun mereka secara khusus dalam pelayanan mereka (Kis. 16:6-8). Contoh pekerjaan Roh Kudus antara lain:
• Memerintahkan Filipus untuk mengabarkan injil kepada sida-sida Etiopia (Kis. 8:29-35)
• Memerintahkan Petrus untuk pergi ke Kaisarea untuk mengabarkan injil kepada Kornelius sekeluarga (Kis. 10:19-43)
• Mengkhususkan Barnabas dan Paulus untuk pekerjaan Allah (Kis. 13:2-4)

Hari ini, pekerja-pekerja Allah tidak boleh membiarkan kehendak dan nilai-nilai manusia mengendalikan pekerjaan dan arah gereja; namun mereka harus dituntun dan diberi kuasa oleh Roh Kudus. Dan seperti di masa gereja awal, Roh Kudus harus menuntun pengutusan para pekerja.

Pekerjaan gereja bukan hanya tanggungjawab pekerja-pekerja yang diurapi, seperti penatua, pendeta dan diekan. Seluruh anggota adalah bagian dari tubuh Kristus, dan kerana itu pekerjaan gereja haruslah menjadi tanggungjawab dan tugas setiap anggota. Roh Kudus tidak hanya tinggal di dalam diri para pekerja. Namun Ia tinggal, dan mengarahkan setiap pekerja yang dengan rela menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

Pertanyaan ulasan

1. Berikan tiga contoh pekerjaan Roh Kudus pada Perjanjian Lama, kutip ayat-ayat Alkitab yang sesuai.
2. Berikan tujuh contoh pekerjaan Roh Kudus pada Perjanjian Baru, kutip ayat-ayat Alkitab yang sesuai.
3. Bagaimana Roh Kudus menginsafkan manusia akan dosa?
4. Bagaimana Roh Kudus menginsafkan manusia akan kebenaran?
5. Bagaimana Roh Kudus membawa orang-orang berdosa kepada Tuhan?
6. Bagaimana Roh Kudus mengampuni dosa?
7. Bagaimana Roh Kudus menginsafkan orang-orang berdosa kepada kebenaran?
8. Bagaimana Roh Kudus melepaskan manusia dari dosa?
9. Bagaimana Roh Kudus memberikan kehidupan rohani?
10. Bagaimana Roh Kudus menghukum dosa?
11. Bagaimana Roh Kudus menugaskan para pekerja?

________________________________________________________________________

1. Vine, W., E, Unger, Merrill F, dan White Jr. William, Vines’s Complete Exposotory Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and Vancouver. Thomas Nelson Pulishers 1985). G1651.

Bab 05 Roh Kudus dan Umat Percaya
|

Bab 05 Roh Kudus dan Umat Percaya

5.1 Pendahuluan

​Gereja adalah sekumpulan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Penyertaan Roh Kudus membuktikan sebuah gereja adalah milik Kristus (Rm. 8:9) dan mempunyai hidupNya. Tambah lagi, Roh Kudus mempunyai peran penting dalam kehidupan rohani tiap orang percaya: Ia menolong kita dalam perjalanan iman kita dan menjamin keselamatan kita. Alkitab mencatat:”Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63).

​Bab ini akan melihat hubungan antara Roh Kudus dengan orang-orang percaya.

5.2 Roh Kudus dan pembenaran

5.2.1 Apakah pembenaran?

​Kata “pembenaran ” sering ditemukan dalam surat-surat Rasul Paulus untuk menunjukkan apakah yang diperhitungkan Allah untuk melihat orang percaya sebagai orang yang benar (Rm. 4:3, 6), pengampunan dosa-dosa kita, dan kesanggupan kita untuk berdiri tanpa cacat cela di hadapan tahta Allah pada hari penghakiman nanti (Rm. 8:33-34). Paulus menjelaskan kepada kita, bahawa pembenaran kita dimungkinkan kerana kebenaran Yesus Kristus (Rm. 5:17-19; II Kor. 5:21).

​Ada dua sisi dalam pembenaran kita. Pertama, Allah tidak lagi melihat kita sebagai orang berdosa (Rm. 4:6-8; II Kor. 5:19), kerana Ia telah membebankan seluruh dosa kita kepada Yesus (Yes. 53:6). Kedua, Allah menghubungkan kebenaran Kristus kepada kita (II Kor. 5:21; Gal. 3:27), sehingga kita dapat disebut sebagai anak-anakNya (Ef. 1:5).

5.2.2 Mengapa kita memerlukan pembenaran?

​Tujuan pembenaran hanya satu, adalah agar kita dapat diselamatkan dari murka Allah, agar kita suatu hari nanti, dapat berdiri dengan percaya diri dalam penghakiman syurgawi (Rm. 5:9). Namun orang-orang berdosa tidak dapat menerima kehidupan kekal kerana menghadapi murka Allah (Yoh. 3:36). Hanya mereka yang dibenarkan Allah dan didamaikan kepadaNya (Rm. 5:1, 10), yang dapat memperoleh jaminan bahawa dakwaan tidak akan diajukan terhadap mereka (Rm. 8:33-34).

​“Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sebuah itu dihakimi” (Ibr. 9:27). Kematian adalah akibat dari dosa. Bila ada dosa, maka ada kematian; dan bila ada kematian, akan ada penghakiman. Penghakiman terjadi kerana kematian. Tidak ada orang yang dapat hidup selamanya; semua orang pasti mati, cepat atau lambat. Dan Allah telah membawa kita masing-masing untuk dihadapkan kepada penghakiman setelah kita mati, agar kebenaran dan keadilanNya dapat ditegakkan. Lebih lagi, kita tidak dapat melawan penghakimanNya, kerana Ia adalah Tuan atas segala ciptaan.

​Patokan penghakiman Allah bagi bangsa Isreal kuno adalah Hukum Taurat, yang telah Ia sampaikan kepada Musa. Orang Yahudi yang memegang hukum ini dianggap benar di hadapan Allah (Rm. 2:12-13). Namun, kerana tidak ada seorang pun yang dapat memegang hukum ini dengan sempurna (Gal. 5:3), tidak ada orang yang dapat dibenarkan melalui hukum ini (Gal. 3:11). Kerana itu Alkitab berkata bahawa mereka yang mengandalkan pembenaran melalui Hukum Taurat, ada di bawah kutuhan (Gal. 3:10).

​Alkitab menyebut mereka yang bukan bagian dari umat pilihan Allah sebagai “bangsa-bangsa lain” atau “orang-orang yang tidak percaya”. Penghakiman Allah atas mereka akan didasarkan pada hati nurani mereka. Rasul Paulus menjelaskan,”Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntun hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahawa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan fikiran mereka saling menuduh atau saling membela” (Rm. 2:14-15)

​Namun dalam Kristus, perbedaan antara orang Yahudi dengan bangsa-bangsa lain tidak mempunyai erti apa-apa dalam hal pembenaran.Seorang Yahudi, yang mencari kebenaran melalui Hukum Taurat dan seorang dari bangsa lain, mencari kebenarannya dari moralitas dalam hati nuraninya, keduanya akan kecewa dengan usaha mereka mencari kebenaran mereka sendiri. Ini kerana manusia penuh dengan kelemahan, sehingga kita tidak selalu dapat hidup menurut apa yang kita inginkan. Rasul Paulus menunjukkan, contohnya, bahawa kita seringkali ingin melakukan hal yang baik, namun ada kejahatan dalam diri kita. Paulus mengutip mazmur Daud:

“Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
Tidak ada seorangpun yang berakal budi,
tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng,
Mereka semua tidak berguna,
Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.”
​​​​​​Roma. 3:10-12; ref. Mazmur. 14:1-3; 53:1-3

​Manusia diperbudak oleh dua jenis dosa: dosa pribadi dan dosa asal. Ketidakmampuan bangsa Isreal untuk memegang Hukum Taurat sepenuhnya, dan ketidakmampuan bangsa-bangsa lain untuk mengikuti hati nurani mereka dapat dikategorikan sebagai “dosa-dosa pribadi”. Dosa-dosa pribadi adalah dosa-dosa yang kita lakukan pada tingkatan individu dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu, setiap orang mewarisi sifat dosa dari nenek moyang umat manusia. Kita menyebut dosa ini sebagai “dosa asal” (Rm. 5:12). Maka Raja Daud, digerakkan oleh Roh Kudus, mengakui:”Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mzm. 51:5).

​“Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa” (Gal. 3:22). Baik orang Yahudi mahupun bukan Yahudi, semuanya ada dalam belenggu dosa (Rm. 3:9). Upah dosa adalah kematian (Rm. 6:23), dan setelah kematian akan datang penghakiman. Akibat yang harus ditanggung orang berdosa terhadap penghakiman kebenaran harus ditanggung orang berdosa terhadap penghakiman kebenaran Allah adalah kehancuran kekal (II Tes. 1:7-9). Dosa dan hukuman adalah kenyataan menyedihkan yang harus dihadapi orang berdosa. Dan kerana kita semua ada di bawah kutukan dosa, baik di tingkat individu dan dari dosa asal yang kita wariskan dari Adam dan Hawa, satu-satunya harapan kita adalah mencari Yesus Kristus untuk dibenarkan.

​Alkitab mengatakan bahawa Allah mengasihi dunia (Yoh. 3:16), dan Ia menginginkan semua orang diselamatkan (I Tim. 2:4) dan tidak ada yang binasa (II Ptr. 3:9). Persembahan korban bakaran dalam Hukum Taurat menggambarkan kasih Allah dalam Kristus (Im. 1:1-4; Ibr. 9:22): Yesus Kristus, yang mengorbankan diriNya di kayu salib untuk dunia, adalah perwujudan penuh kasih Allah (Rm. 5:8; I Ptr. 2:24).

5.2.3 Mengandalkan Roh Kudus untuk pembenaran

​Kerana kita semua ada dalam kutukan dosa, kita harus dibenarkan oleh Allah. Tidak mungin kita dapat dibenarkan melalui usaha kita sendiri dengan hidup sempurna- hasil yang pasti kita tuai adalah perasaan bersalah dan kegagalan. Namun begitu kita mengakui keadaan kita yang tak berdaya, kita akan belajar untuk mempercayakan pembenaran kita kepada Yesus Kristus. Kita tidak dapat menemui jalan untuk kembali kepada Allah tanpa Yesus (Rm. 7:23-25; Yoh. 14:6). Yesus pernah berkata,”Aku datang bukan memanggil orang benar, tetapi orang berdosa , supaya mereka bertobat” (Luk. 5:32). Sepanjang sejarah panjang manusia, hanya ada sangat sedikit orang benar, dan terlalu banyak orang yang merasa benar diri. Mereka yang benar diri berusaha mendapatkan kebenaran mereka sendiri tanpa Allah (Rm. 10:3). Namun pembenaran diri hanya akan menjauhkan mereka dari pembenaran Allah. Hanya yang lemah lembut dan rendah hati, yang mencari belas kasihan Allah dan bertobat dengan tulus, yang akan dibenarkan (Luk. 19:9-14). Mereka yang benar diri bahkan tidak dapat melihat perlunya kasih dan kemurahan Allah dalam hidup mereka.

​Pembenaran adalah kerana kasih karunia, dan diberikan secara Cuma-Cuma oleh Allah (Rm. 3:24; 4:2-3). Namun banyak orang Kristian mengira mereka tidak perlu melakukan apa-apa dalam tingkatan individu. Alkitab dengan jelas mengatakan bahawa ada langkah-langkah yang harus kita tempuh untuk mendapatkan pembenaran Kristus, seperti percaya, bertobat, dan dibaptis. Walaupun langkah-langkah ini diilhamkan oleh Allah, kita disyaratkan untuk mengikutinya dengan tindakan (Kis. 2:38; Rm. 4:5).

​Namun kita perlu ingat, pada akhirnya pembenaran kita hanya dimungkinkan kerana Yesus Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita dan bangkit untuk pembenaran kita (Rm. 4:25; II Kor. 5:21). Kerana itu Rasul Paulus berkata,”Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh kerana melakukan hukum Taurat… Kerana kami yakin, bahawa manusia dibenarkan kerana iman, dan bukan kerana ia melakukan hukum Taurat” (Rm. 3:20, 28).

​Jalan menuju pembenaran kita adalah melalui iman dan baptisan air. Banyak orang Kristian merasa ragu dengan khasiat baptisan air untuk membenarkan orang percaya dan menghapus dosa-dosanya. Namun kita harus menyedari bahawa kuasa ini berasal dari keberadaan rohani darah Yesus dan kesaksian Roh Kudus di dalam air (Zak. 12:10; 13:1; Yoh. 19:33-37; I Yoh. 5:6-12). Yesus adalah Domba Allah yang suci, yang dibebankan dengan dosa demi kita. Melalui Roh yang kekal, Ia mengorbankan dirinya demi kita di hadapan Allah (II Kor. 5:21; I Kor. 5:7; Ibr. 9:12-15; Yoh. 10:18). Roh Kudus, yang adalah Allah sendiri, mempunyai kuasa untuk memberikan pengampunan dosa melalui baptisan air (Yoh. 20:22-23). Lebih lagi, Roh Kudus memberikan kesaksian kerana Roh adalah kebenaran (I Yoh. 5:6-8). Dalam baptisan, yaitu melalui air, darah dan Roh, kita dikuburkan bersama Kristus dan dibangkitkan dalam hidup yang baru dalam Kristus (Rm. 6:3-4) dan pembenaran (Mrk. 16:16; Kis. 22:16; I Yoh. 1:7-9). Dengan cara ini, pembenaran melalui baptisan tidak dapat dilihat sebagai hasil dari perbuatan kita. Bagian ini sepenuhnya bergantung pada kemurahan Allah dan darah Yesus Kristus.
​Dari sedut pandang yang lain, hanya melalui bimbingan Roh Kuduslah, seseorang dapat mengakui dosa-dosanya dan mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya (Yoh. 16:7-8; I Kor. 12:3). Maka peran Roh dalam pembenaran kita juga mencakup pekerjaan persiapanNya dalam menuntun kita akan dosa-dosa kita dan menuntun kita kepada Allah.

5.3 Roh Kudus dan pengudusan

5.3.1 Apakah pengudusan?

​“Kerana kamu semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Gal. 3:27). Ayat ini memberitahukan kita bahawa kita mengenakan Yesus Kristus begitu kita dibaptis. Mengenakan Kristus bererti mengenakan sifatNya, yang adalah kebenaran sejati dan kekudusan (Ef. 4:24). Ini bukanlah perbuatan teoretis: kita mengenakan Kristus secara rohani dalam baptisan, agar kita diliputi dengan darahNya yang menghapus dosa; dan selanjutnya kita juga terus mengejarNya dalam Roh agar tidak menjadi kotot lagi. Rasul Petrus menperingatkan kita agar tidak kembalu ke dalam kondisi kita yang lama, yang ia samakan seperti “anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya ” (II Ptr. 2:22).

​Kerana itu, pengudusan kita dalam Kristus adalah sebuah proses yang terus menerus: kita berusaha agar tidak membiarkan diri kita jatuh kembali ke dalam sefat kedagingan (Rm. 13:14). Kekudusan bukan sebuah keadaan yang samar-samar, kerana kekudusan terlihat melalui tindakan dan perbuatan kita. Kerana itu, Rasul Paulus berkata, walaupun diri kita secara fisik menua, namun diri kita yang rohani harus diperbarui tiap-tiap hari (II Kor. 4:16). Dikuduskan dalam Kristus bererti membuang sifat kita yang lama dan mengejar kekudusan. Di dalamnya terkandung usaha untuk mewujudkan hidup yang baru dalam Kristus dan mengenakan sifatNya (Ef. 4:22-23; Rm. 6:4). Pada akhirnya, pengudusan kita dalam Kristus mensyaratkan kita untuk disalibkan bagi dunia, dan menganggap diri kita mati bagi dunia (Gal. 6:14). Kita harus memperlihatkan diri kita sebagai persembahan yang hidup, tidak lagi seturut dengan dunia,tetapi diubah dengan pembaruan fikiran kita (Rm. 12:1-2).

5.3.2 Mengapa kita memerlukan pengudusan?

“Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah Tuhan, Allahmu”
​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​Imamat. 20:7

“Kerana inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Kerana Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakana dan tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus”
​​​​​​​​I Tesalonika. 4:3-7

​Allah menghendaki agar umat pilihanNya dikuduskan. Hal ini berlaku pada hari ini, seperti juga pada masa Perjanjian Lama. Melalui hukum dan peraturanNya dalam Perjanjian Lama, Allah menghendaki pengudusan bangsa Isreal. Namun ketika Yesus Kristus datang ke dunia untuk memenuhi pekerjaan penyelamatan di kayu salib (Yoh. 19:30), Ia memenuhi kebenaran yang dahulu diisyaratkan oleh Hukum Taurat (Mat. 5:17-18; Rm. 3:31). Dengan cara ini, Perjanjian Lama memberi pertanda wujud Perjanjian Baru (Kol. 2:17).

​Rasul Petrus mendorong kita untuk menjadi anak-anak yang taat, dan tidak kembali ke dalam hawa nafsu kita yang dahulu. Ia mengajarkan kita untuk hidup kudus kerana Allah telah memerintahkannya:”Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (I Ptr. 1:14-16). Setiap orang percaya mempunyai tugas untuk menjaga dirinya agar tetap suci: untuk hidup kudus dan rohaniah, berbeda dari dunia (Yoh. 15:19). Kita harus hidup mengikuri apa yang Tuhan minta dari kita, kerana kita adalah anak-anakNya (Gal. 3:26) dan tubuh kita adalah bait Roh Kudus (I Kor. 6:18-20). Lebih lagi, Alkitab memanggil orang-orang percaya sebagai “orang-orang kudus”, jadi kita harus hidup sesuai dengan status kita yang mulia (Rm. 1:7; I Kor. 1:2).

​Alkitab mengatakan, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh ha katas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu” (Why. 12:14). Mereka yang membasug jubagnya dan mendapatkan bagian atas pohon kehidupan bukanlah sekadar mereka yang telah dibaptis dan dibenarkan. Secara khusus ayat ini menunjuk pada orang-orang kudus yang menjaga kekudusan mereka hingga akhir. Mereka yang membersihkan dosa-dosa mereka dalam darah Yesus akan mengenakan pakaian putih (Why. 7:13-14); tetapi mereka yang gagal menjaga kekudusan dan menodai pakaian putih mereka dan menginjak-injak karunia Allah (Ibr. 10:26-29). Sebagai orang percaya, kita tidak mungkin mendapatkan ha katas pohon kehidupan bila kita terus menerus menodai diri kita dengan dosa. Dan kita harus mengejar pengudusan untuk menghindari penghakiman Allah yang menyala-nyala.

​Mengejar kekudusan bukan hanya sekadar tugas; kekudusan adalah syarat bagi mereka yang berharap mendapatkan kehidupan kekal. Kerana itu kita harus melihat hal ini dengan serius. Dalam masa pelayanannya, Rasul Paulus menunjukkan hubungan dekat antara pengudusan atau kekudusan, dengan kehidupan kekal atau keselamatan, kepada orang-orang percaya di masa gereja awal. Ia menulis,”Kamu telah beroleh buah yang membawa kita kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal” (Rm. 6:22).”Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh” (II Tes. 2:13)

5.3.3 Pengudusan adalah perkara hati

​Kitab Amsal mengajarkan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, kerana dari situlah terpancar kehidupan” (Ams. 4:23). Jadi pengudusan kita adalah soal hati. Ahli-ahli Taurat dan orang Farisi mengabaikan kenyataan ini dan memutarbalikkan urutannya, menaruh penekanan yang tidak semestinya pada kekudusan yang Nampak dari luar. Kerana itu Tuhan Yesus menegur mereka atas kedangkalan hati mereka (Mat. 23:25-26; Luk. 11:37-41).

​Setelah menerima baptisan air, dosa-dosa kita diampuni. Namun itu bukan bererti kita sepenuhnya telah bebas dari keinginan-keinginan daging (Rm. 6:12). Walaupun Allah membenarkan kita melalui baptisan, dosa masih dapat bekerja di dalam hati kita. Hasrat kedagingan kita merupakan halangan utama terhadap pengudusan kita dalam Kristus, seperti dijelaskan Paulus:

“Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging- kerana keduanya bertentangan- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki… Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kesemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseterusan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu- seperti yang kubuat dahulu- bahawa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah”
​​​​​​​​Galatia. 5:17-21

​Hanya melalui kuasa dan pembaruan Roh Kudus, barulah kita mendapatkan kekuatan untuk menyalibkan hawa nafsu kita setiap hari. Agar kita tidak jatuh kembali ke dalam dosa, kita harus terus menerus menghapus ragi di dalam diri kita, yaitu sifat dosa kita (I Kor. 5:7). Ini adalah perjuangan sepanjang hidup, dan sayangnya, banyak orang Kristian gagal dalam perjuangan ini.

​Paulus menyampaikan catatan ini kepada kita mengenai perjuangannya melawan sifat-sifat kedagingan:
“Sebab aku tahu, bahawa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan berbuat apa yang baik.Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat… tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?”
​​​​​​​​Roma. 7:16-24

​Kadang-kadang kita merasa seakan kebaikan dan kejahatan ditakdirkan untuk bertempur dalam peperangan tanpa akhir dalam hati kita. Seperti sebuah kapal karam yang terjerat di dalam badai topan, kita seringkali menyerah kepda sifat kedagingan kita. Kita memerlukan seorang penolong dalam peperangan rohani ini, yaitu Roh Kudus.

5.3.4 Peran Roh Kudus dalam pengudusan kita

​Sebagai seorang manusia, kita lemah dan terbatas. Tanpa Kristus, kita tidak dapat mempunyai kehidupan yang berbuah dan rohani (Yoh. 15:5). Roh Kudus adalah kekuatan kita dari atas (Luk. 24:49; Kis. 1:8). Ia dapat menberikan kita kekuatan untuk menghadapi kelemahan-kelemahan kita (Yoh. 14:16-17; Rm. 8:26) dan menolong kita untuk hidup dalam kekudusan (I Ptr. 1:2; II Tes. 2:13; Rm. 15:16). Roh Kudus juga dapat melembutkan hati kita, mengubah hati yang keras menjadi lembut (Yeh. 36:26-27). Tanpa Dia, usaha dan tekad hati mansuia tidak benar-benar dapat mengubah sifat kita dan membebaskan kita dari kelenggu dosa (Rm. 8:2).

​Bahkan setelah kita menerima Roh Kudus, kita masih dapat jatuh kerana hawa nafsu kita. Namun bila kita tunduk pada tuntunan Roh Kudus, kita dapat menikmati kehidupan dan kedamaian (Rm. 8:5-6). Jadi pengudusan kita bergantung pada kepada siapa kita bersedia menyerahkan tubuh kita: bila kita menyerahkan diri kepada dosa, kita akan hidup menurut kedagingan; namun bila kita menyerahkan diri kepada Allah sebagia peraot kebenaran, maka tidak aka nada ruang untuk dosa (Rm. 6:12-14, 19-20). Jadi Roh Kudus merupakan kunci untuk menghapus sifat dosa kita (Rm. 8:13). Kerana itu, Paulus mendorong kita dan berkata,”hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal. 5:16)

​Roma. 8:13 dan Galatia. 5:16 memberikan dua pelajaran penting kepada kita dalam menghadapi dosa: 1) setelah menerima Roh Kudus, Allah memberikan kekuatan dan kebebasan kepada kita untuk menyerahkan diri kita sebagai perabot kebenaran; 2) bila kita tunduk pada tuntunan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatanNya, kita dapat menang melawan sifat dosa kita.

​Alkitab mengatakan, kita tidak dapat melihat Allah bila kita tidak kudus (Ibr. 12:14), dan kekudusan berhubungan langsung dengan keselamatan kita (II Tes. 2:13). Kadang kita bertanya-tanya, berapa besar pengudusan kita bergantung pada usaha kita sendiri, dan berapa besar bergantung pada karunia Allah. Namun kita harus menyedari bahawa kita tidak dapat sekadar mengandalkan diri kita sendiri, kerana kita memerlukan pertolongan Roh Kudus (I Kor. 9:27; Flp. 4:13). Sama seperti kita juga harus memperlihatkan iman dalam Tuhan, dengan berjuang untuk hidup kudus dengan pertolongan Roh Kudus (Flp. 2:12f).

​Iman yang sejati adalah iman yang diikuti dengan perbuatan. Kita tidak dapat menganggap diri kita beriman kepada Allah bila kepercayaan kita tidak diwujudkan dalam hidup kita, atau bila tidak terdapat perbedaan antara kita dengan orang-orang yang tidak percaya. Kita tidak dapat mengira bahawa Allah sendiri akan mengurusi kekudusan kita- kekudusan dan pengudusan adalah hal yang harus kita kejar dalam Kristus, dengan pertolongan Roh Allah (II Kor. 7:1)

5.4 Roh Kudus dan keselamatan

5.4.1 Definisi keselamatan

​Apa ertinya diselamatkan? Dari Alkitab, keselamatan dapat dijelaskan dengan beberapa cara: pembasuhan dosa-dosa kita melalui darah Yesus (Kis. 22:16; Ef. 1:7; I Yoh. 1:7-9); diangkat ke atas bersama Tuhan ke dalam kerajaanNya di setelah dunia ini berakhir (I Tes. 4:17; II Tim. 4:18); benar di hadapan Allah (Rm. 8:33); bersandar pada Roh Kudus untuk mengalahkan dosa (Rm. 7:24-25; 8:2); mendapatkan kemerdekaan sepenuhnya (Yoh. 8:36; II Kor. 3:17); menikmati berkat terbesar yaitu kehidupan kekal (Mat. 25:34; Yoh. 3:16).

5.4.2 Roh Kudus diperlukan untuk mendapatkan keselamatan

​Kerajaan Allah disediakan bagi orang-orang benar (Mat. 14:43); dan gereja adalah “kumpulan orang benar” (Mzm. 1:5). Hanya apabila dosa-dosa kita diampuni, barulah kita dapat menjadi bagian dalam gereja Allah. Saat baptisan air, dosa-dosa kita diampuni melalui kesaksian dan pekerjaan Roh Allah (Yoh. 20:22-23; I Yoh. 5:6-8). Roh bekerja untuk mengampuni dosa-dosa dan membenarkan kita (Yoh. 20:22-23). Tetapi mendapatkan pengampunan dosa dan dibenarkan dalam Kristus hanyalah langkah-langkah awal dalam perjalanan menuju syurga.

​Banyak orang Kristian mempunyai pemahaman yang keliru, bahawa keselamatan adalah peristiwa “sekali untuk selamanya”, yaitu didapatkan secara instan, begitu mereka mengikuti Yesus Kristus sebagai Tuhan mereka. Namun Alkitan mengajarkan hal yang berbeda kepada kita (Kis. 5:1-11; 8:13; Mat. 7:21; Gal. 5:19-21), jadi kita jangan sampai disesatkan dengan pandangan umum ini, Mengakui Kristus tidak sama dengan keselamatan; dan keselamatan oleh iman tidak sama dengan keselamatan dengan pengakuan. Pengudusan kita yang menuju keselamatan dalam Kristus, adalah sebuah proses seumur hidup, bukan peristiwa satu kali.

​Hal ini digambarkan dengan baik dalam perjalanan bangsa Isreal selama 40 tahun di padang gurun, yang dimaksudkan untuk menguji dan membentuk iman mereka kepada Allah. Hanya mereka yang memperlihatkan iman yang berkemenangan yang dapat masuk ke tanah Kanaan (Bil. 32:11-12). Begitu juga setelah pembenaran kita melalui baptisan, kita harus menyelesaikan perjalanan iman kita menuju kemenangan. Kadang-kadang dalam perjalanan kita harus menghadapi berbagai macam ujian yang dirancang untuk memurnikan iman kita, sepeti emas yang dimurnikan dengan api. Namun jalan pengudusan oleh Roh ini adalah hal yang harus kita lalui sebagai orang Kristian (II Tes. 2:13; Kis. 14:22).

​ Yesus mengajarkan kita, untuk masuk ke dalam kerajaa Allah, kita harus dilahirkan kembali secara rohani. Ia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah” (Yoh. 3:3). Walaupun pertobatan menandai langkah pertama yang menuju kelahiran kembali dalam Kristus, pertobatan tidaklah sama dengan dilahirkan kembali sepenuhnya. Yesus menjelaskan secara khusus bahawa kita harus dilahirkan kembali dari air dan Roh, yaitu menerima baptisan air dan baptisan Roh Kudus (Yoh. 3:5; Tit. 3:5).

​Dalam percakapan antara Yesus dengan Nikodemus dalam kitab Yohanes fasal. 3, kita dapat mengambil kesimpulan yang jelas dan kuat: baptisan Roh Kudus adalah sebuah syarat mendasar untuk dapat masuk ke dalam kerajaan Syurga. Mereka yang belum menerima Roh Kudus adalah sama seperti lima anak dara yang bodoh yang dicatat dalam Matius. 25, yang tidak memiliki minyak pada lampu mereka. Kerana itu, ketika Tuhan Yesus datang kembali untuk menjemput orang-orang kudus, kita tentunya tidak mahu kedapatana tidak siap. Baik dalam perumpamaan anak dara dan ayat-ayat lain dalam Alkitab, minyak adalah symbol dan lambang Roh Kudus. Bila kita belum menerima Roh Kudus pada saat Yesus datang kembali, Ia akan menjawab kita, “Aku tidak mengenal kamu” (Mat. 25:8; 11-12). Roh Kudus memastikan status kita sebagai anak Allah, dan kita memerlukan Dia untuk menerima warisan syurgawi kita (Yoh. 1:33; Rm. 8:15; Gal. 4:6).

​Alkitab mengatakan,”Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (I Yoh. 5:12). Jadi Yesus Kristus, Anak Allah, harus tinggal di dalam diri seseorang agar ia mempunyai kehidupan di dalam dirinya. Ini hanya dapat diwujudkan melalui Roh Kudus, kerana Alkitab mengatakan kepada kita, bahawa Roh Kudus adalah Roh Anak Allah (Gal. 4:6). Pendeknya, bila kita tidak mempunyai Roh Kudus, kita tidak mempunyai hidup Yesus dalam diri kita.

​Rasul Paulus mendorong kita untuk dipimpin oleh Roh (Gal. 5:25), kerana Roh Kudus membebaskan kita dari sifat dosa yang ada dalam diri kita (Rm. 8:2) dan memberikan kehidupan rohani kepada kita. Nabi Yehezkiel berbicara untuk Tuhan, “Aku akan memberikan RohKu ke dalammu, sehingga kamu hidup” (Yeh. 37:14). Kita harus ingat bahawa kerajaan Allah adalah kerajaan untuk mereka yang hidup, bukan untuk orang mati.

​Kita dapat melihat pentingnya baptisan Roh Kudus dari catatn-catatan pelayanan para rasul. Contohnya, kita mengetahui bahawa Petrus dan Yohanes melakukan perjalanan yang jauh, dari Yerusalem hingga Samaria, hanya untuk menumpangkan tangan kepada orang-orang percaya agar mereka menerima Roh Kudus (Kis. 8:14-17). Begitu juga, perhatian pertama Rasul Paulus begitu bertemu dengan murid-murid dari Efesus, adalah apakah mereka telah menerima Roh Kudus. Ketika mengetahui bahawa mereka belum menerima Roh Kudus, Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka (Kis. 19:1-2, 6). Dari sini dan catatan-catatan lain dalam Alkitab, kita mengetahui bahawa Roh Kudus adalah hal yang penting bagi keselamatan orang percaya.

5.5 Roh Kudus memulihkan status kita sebagai anak-anak Allah

​Allah menciptakan Adam dan Hawa sesuai dengan gambar dan rupaNya untuk menjadi anak-anakNya (Luk. 3:38). Namun ketika mereka memberontak melawan perintahNya, Allah mengusir mereka keluar dari Taman Eden. Pada titik ini, Adam dan Hawa kehilangan status mereka sebagai anak-anak Allah (Kej. 3:24). Barulah setelah itu, ketika Allah memilih Isreal dari antara segala bangsa di bumi sebagai umat kudusNya, Ia memanggil mereka sebagai anak-anakNya (Ul. 14:1-2). Sayangnya mereka tidak berhasil hidup seturut dengan status mereka saat mereka kemudian menolak Kristus (Yoh. 1:11; ref. 8:41).

​Untungnya Alkitab memperlihatkan jalan agar orang dapat kembali menjadi anak Allah. Dicatat di dalam Alkitab, setelah Yesus dibaptis di Sungai Yordan, Roh Kudus turun kepadaNya dan Bapa Syurgawi mengakui Dia sebagai AnakNya (Mat. 3:16-17). Yohanes Pembaptis melihat Roh Kudus turun ke atas Yesus sebagai burung merpati, dan memberikan kesaksian atas status Yesus sebagai Anak Allah (Yoh. 1:32-34). Kejadian ini memberitahukan kepada kita, bahawa untuk memulihkan status kita sebagai anak Allah, kita juga harus menerima Roh Kudus.

​Walaupun Yesus adalah Allah yang mengambil wujud manusia, Ia menerima baptisan air dan juga baptisan Roh Kudus untuk memenuhi seluruh kebenaran. Dengan cara ini, Ia memperlihatkan kepada kita bagaimana kita dapat memulihkan status kita sebagai Anak Allah (Gal. 4:4-5). Roh Kudus adalah “Roh Anak Allah” dan “Roh Keanakan”. Rasul Paulus berkata,”Dan kerana kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru:’ya Abba, ya Bapa!’” (Gal. 4:6). Ia menambahkan,”Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru,’ya Abba, ya Bapa!’ Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahawa kita adalah anak-anak Allah” (Rm. 8:15-16). Dari perkataan Paulus, kita melihat bahawa Roh Kudus memberikan kesaksian bahawa kita adalah anak-anak Allah.

5.6 Roh Kudus memberi jaminan warisan syurgawi

Warisan adalah harta yang disisihkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka. Di masa lalu, warisan adalah hak (Luk. 15:12). Sebagai anak-anak Allah, kita juga kelak menerima warisan dari Allah, selama kita mempunyai Roh Kudus. Roh Kudus menjadi saksi bersama roh kita bahawa kita adalah anak-anak Allah, dan mempunyai ha katas warisan kita (Rm. 8:16-17; Gal. 4:6-7).

​Warisan kita telah dipersiapkan bagi kita oleh Allah sejak penciptaan alam semesta (Mat. 25:34). Warisan ini kekal (I Ptr. 1:4) dan layak dikejar walau dengan mengorbankan segala-galanya di dunia (Mat. 16:26; Flp. 3:7-8). Hal ini sangat berbeda dengan warisan duniawi kita yang terbatas, yang terdiri dari hal-hal materi yang dapat kita lihat. Alkitab mengingatkan kita bahawa hal-hal materi yang dapat kita lihat ini adalah fana, sementara hal-hal yang tidak dapat kita lihat adalah kekal (II Kor. 4:18). Walaupun kita menghabiskan seluruh waktu kita di bumi untuk mengumpulkan harta kekayaan, kita akan meninggalkannya dan pergi dari dunia ini dengan tangan hampa (Pkh. 5:15-16). Inilah yang ingin disampaikan Raja Salomo saat ia berkata bahawa hidup adalah kesia-siaan dan tanpa erti. Lebih lagi, betapa pun mulia warisan duniawi kita, ketika Yesus datang kembali, semuanya akan dihancurkan dengan api (II Ptr. 3:10-11). Tetapi warisan yang telah disiapkan Tuhan kepada kita jauh melampaui segala kemuliaan harta duniawi.

​Paulus berkata,”Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahawa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah dan bahawa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa” (I Kor. 15:50). Yesus berkata,”Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah Roh.” (Yoh. 3:6). Kerajaan Allah bersifat rohani: darah dan daging tidak dapat masuk ke dalam kerajaan ini. Dalam daging, kita terbatas dan menderita belenggu, seperti semua ciptaan ada di dalam belenggu (Rm. 8:18ff). Namun begitu kita menerima Roh Kudus, kita dilahirkan kembali. Roh Kudus memberikan kita kehidupan, dan memungkinkan kita meerima apa yang rohani.

​Rasul Paulus memberitahukan kita, bahawa Roh Kudus adalah “jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan” (Ef. 1:14). Bahasa Yunani untuk “jaminan” adalah arrabon, yang juga dapat diterjemahkan sebagai “kepastian”. Umumnya kata ini digunakan untuk menunjukkn sebuah “janji”1. Jadi Roh Kudus adalah janji dari Allah, bahawa satu hari nanti kita akan menerima warisan syurgawi.​

5.7 Roh Kudus memberikan pengharapan yang hidup

​Sebagai orang Kristian, harapan kita adalah menerima warisan yang telah disediakan bagi kita di Syurga (I Ptr. 1:4). Namun di banyak waktu kita kehilangan pandangan akan harapan ini. Setelah Yesus ditangkap, murid-murid kehilangan harapan mereka dan melarikan diri dengan gentar. Bahkan Petrus, yang pernah dengan berani menyatakan dirinya siap mati demi Yesus, akhirnya menyangkal Yesus tiga kali (Luk. 22:33; 54-62). Mengapa mereka kehilangan keberanian adalah kerana mereka tidak lagi memegang janji Yesus di hati mereka.

​Setelah Yesus naik ke Syurga, murid-murid membutuhkan Roh Kudus untuk menyalakan kembali harapan mereka. Ketika Roh Kudus yang telah dijanjikan turun pada hari Pentakosta, mereka menerima kekuatan rohani yang sangat hebat untuk memperbarui harapan itu (Kis. 2:1-4). Dari sejarah gereja awal, kita tahu bahawa mereka tetap teguh sejak saat itu, bahkan saat menghadapi penganiayaan dan kematian (Kis. 4:19-20; 7:55-60; 12:1-2).

​Hari ini, percaya dengan injil dapat menjadi tantangan yang sulit bagi orang-orang. Mereka mungkin mempertanyakan bagaimana orang dapat memastikan pesan-pesan dalam Alkitab ini benar, atau apakah kerajaan Syurga sungguh-sungguh ada. Logila manusia dan rasionalisasi dapat mendorong mereka menolak injil. Namun Allah oleh hikmatNya, telah menghapus segala keraguan. Ia membuat gereja dapat melihat dan mengalami kuasa dan karuniaNya. Melalui tanda-tanda mujizat dan pengurapan Roh Kudus, kita mempunyai bukti bahawa janji-janji yang tertera di dalam Alkitab itu nyata.

​Kesaksian tentang Roh Kudus sangatlah penting. Yesus memberitahukan murid-muridNya, “namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yoh. 16:7). “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” (Yoh. 14:3)

​Walaupun hampir 2000 tahun lewat sejak Roh Kudus pertama-tama turun di hari Pentakosta, kita yang telah menerima Roh Kudus di masa hujan akhir ini dapat memahami dan menghubungkannya dengan kejadian-kejadian yang dicatat dalam Kisah Para Rasul. Dan dengan Roh Kudus yang hidup di dalam diri kita, kita juga dapat mempunyai pengharapan yang hidup yang dimiliki oleh murid-murid Yesus.

5.8 Roh Kudus menuntun kita kepada seluruh kebenaran

​Kebenaran memerdekaan dan menguduskan kita (Yoh. 8:32; 17:17). Kebenaran sangat berhubungan dengan perjalanan rohani kita. Jika kita ingin dipenuhi dengan harapan keselamatan, kita perlu mengerti kebenaran. Kerana itu, kebenaran adalah bagian pertama dalam perlengkapan senjata Allah yang disebutkan Paulus dalam Efesus 6. Kita harus mempersiapkan diri kita dengan kebenaran agar kita dapat menghadapi si jahat (Ef. 6:13-14)

​Apakah kebenaran? Kebenaran terdiri dari firman yang disampaikan oleh Allah (Mzm. 119:43; Yoh. 17:17). Kebenaran adalah ukuran yang Allah gunakan untuk menghakimi umat manusia (Rm. 2:2). Bagi orang Kristian, kebenaran adalah pelita bagi kaki mereka dan terang bagi jalan mereka (Mzm. 119:105). Dengan bersandar pada kebenaran, kita dapat memahami dengan lebih baik jalan manakah yang kita harus ambil dalam kehidupan, dan tidak tersesat (Mzm. 25::4-5; ref Ams. 14:12).

​Nabi Yesaya pernah mengomentari ketidakmampuan umat pilihan Allah dalam mengerti kebenaran, “Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: ‘Baiklah baca ini,’ maka ia akan menjawab:’Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai’” (Yes. 29:11). Kata-kata ini menunjukkan bahawa hanya Tuhan yang dapat memperlihatkan kebenaran melalui Roh Kudus, kerana Allah adalah Roh dan firmanNya adalah roh (Yoh. 4:24; 6:63). Tanpa Roh Kudus yang membukakan, kebenaran rohani yang dalam akan tersembunyi dari mata kita (Gal. 1:11; 6:63).

​Untuk lebih memahami pentingnya Roh Allah untuk menolong kita mengerti kebenaran, kita dapat meneliti sebagian penglihatan Yohanes dari kitab Wahyu. Dalam penglihatannya, Yohanes melihat kebenaran Allah, yaitu FirmanNya, seperti “sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan 7 meterai” (Why. 5:1). Ini memberitahukan kita bahawa misteri terdalam di Alkitab tidak ditemukan di permukaan, tetapi diperlihatkan dalam roh. Alkitab berkata bahawa Firman Allah adalah roh dan kehidupan (Yoh. 6:63; II Kor. 3:6). Jadi, melampaui erti hurufiah, selalu ada sebuah erti dalam roh yang penting bagi kehidupan rohani kita. Kita dapat mempelajari dan mengingat seluruh ayat Alkitab, tetapi bila firman itu tidak berakar dalam diri kita melalui kuasa Roh Kudus, itu semua tidak memberikan kita kehidupan.

​Dalam Wahyu 5 kita melihat bahawa gulungan kitab itu dimeteraikan dengan 7 meterai (Why. 5:1). Ini bererti pewahyuan Allah dimeteraikan sepenuhnya, tidak ada orang yang dapat memahaminya. Bila kita terus membaca, kita melihat bahawa Anak Domba (Yesus) mempunyai kuasa untuk membuka guluungan itu dan memperlihatkan isinya (5:5). Wahyu. 5:6 menyebutkan Yesus mempunyai 7 Roh Allah, yang melambangkan kepenuhan Roh Kudus (diwakili dengan angka tujuh). Jadi ayat ini menggambarkan dengan jelas bagaimana pengertian rohani yang dalam hanya dapat kita lihat bila kita melihat melampaui erti hurufiah firman Alah. Lebih penting lagi, ini mengajarkan bahawa kita harus penuh dengan Roh Allah untuk membuka gulungan kitab yang termeterai, yaitu untuk menerima kebenaran Allah sepenuhnya.
​Saat Ia melayani di bumi, Yesus mengajarkan murid-muridNya akan pentingnya Roh Kudus untuk memahami kebenaran. Yesus berkata,”Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh. 14:26). Ia juga berkata,”Masih banyak hal yang harus Kukatajkan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang” (Yoh. 16:12-13).

​Banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang mengajarkan kita mengenai peran Roh Kudus dalam memahani kebenaran-kebenaran rohani. Beberapa ayat yang penting adalah:

“Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripadaNya. Kerana itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu- dan pengajaranNya itu benar, tidak dusta- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia”
​​​​​​​​​I Yohanes. 2:27

“Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahawa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”
​​​​​​​​​II Petrus. 1:20-21

“Usahalah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu ”
​​​​​​​​​II Timotius. 2:15

​Dari ayat-ayat ini kita mengetahui bahawa Roh Kudus sendirilah yang menuntun kita ke dalam kebenaran, kerana hanya Roh Allah yang mempunyai kebenaran sepenuhnya (I Kor. 2:10-11). Hari ini tak terhitung banyaknya gereja yang mencari kebenaran di dalam Alkitab, namun mereka nampaknya mendapatkan pemahaman yang berbeda mengenao kebenaran. Tidak ada dua gereja yang mempunyai pandangan yang sama, dan ini membuktikan bahawa hikamt pengertian manusia tidak cukup untuk memahami kebenaran.

​Sesungguhnya pesan Alkitab tidak pernah berubah, tetapi kita memerlukan Roh Kudus untuk membuka mata kita untuk melihatnya. Maka menemukan gereja benar yang disertai oleh Roh Allah sangatlah penting, kerana hanya Dia yang dapat menuntun kita sepenuhnya ke dalam pengetahuan kebenaran. Roh Kudus mempunyai kuasa untuk membawa kita melampaui hikmat duniawi dan pengertian yang sempit.

5.9 Roh Kudus memberi kuasa

​Sebelum Yesus naik ke Syurga, Ia berkata kepada murid-muridNya,”Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk. 24:49). Roh Kudus memberikan kuasa kepada kita, menguatkan kita di saat-saat kelemahan, dan memampukan kita bertahan dalam ujian kehidupan.

5.9.1 Kuasa untuk menjadi saksi Kristus

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”
​​​​​​​​Kisah Para Rasul. 1:8

​Dari Alkitab, kita melihat sebuah perbedaan dramatis pada murid-murid, sebelum dan sesudah hari Pentakosta. Sebelum menerima Roh Kudus, mereka: melarikan diri dari Tuhan Yesus ketika Ia ditangkap (Mrk. 14:50-52); takut menjadi saksi atau mengakui Tuhan Yesus di hadapan orang (Mat. 26:69-75); tidak berani bertemu di depan umam. (Yoh. 20:19). Setelah menerima Roh Kudus, mereka mampu mengabarkan Firman Allah dengan berani dan bersaksi mengenai kebangkitan Yesus (Kis. 2:24-36; 3:15, 26; 4:10-13, 31); Mempunyai keberanian menghadapi penganiayaan, dan bahkan bersukacita ketika mereka dipandang layak untuk menderita untuk Tuhan (Kis. 4:18-20; 5:17-32, 40-41).

​Gereja pada hari ini membutuhkan pekerja-pekerja dengan hati dan sikap seperti para rasul, yang bersedia menderita demi Allah dan mempunyai keberanian untuk menjadi saksiNya. Kepenuhan Roh Kudus memungkinkan hal ini. Alkitab mengingatkan kita “berbahagianlah kamu, jika kamu dinista kerana nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu” (I Ptr. 4:14; ref Mat. 5:10-12).

​Dari Lukas. 24:49 dan Kisah Para Rasul. 1:8, kita mengetahui bahawa kuasa Roh Kudus tidak dapat dikesampingkan untuk melakukan pengabaran injil dengan efektif. Rasul Paulus berkata,”Sebab kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa” (I Kor. 4:20). Hari ini kita mungkin mempunyai ketetapan untuk bersaksi bagi Tuhan, tetapi mendapati diri kita kekurangan kuasa rohani. Alasannya mungkin kerana kita tidak cukup bersandar kepada Tuhan, atau kerana kita lebih percaya dalam pengetahuan dan kemampuan kita. Hasilnya adalah ketidakmampuan dalam menuntun orang lain kepada Yesus Kristus dab pertobatan sejati. Rasul Paulus mengetahui dengan baik kebutuhan kuasa rohani ini dalam pelayanannya. Ia menyatakan, “Baik perkataanku mahupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang menyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (I Kor. 2:4-5).

5.9.2 Kuasa untuk menghadapi dosa

​Yesus mengajarkan kita perdekatan yang tepat untuk menghadapi seorang saudara atau saudari dalam Kristus yang melakukan dosa:

“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia dibawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engaku telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engaku, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mahu mendengarkan mereka, sampaikanlah soalya kepada jemaat. Dan jiak ia tidak mahu juga mendengarkan jemaar, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai”
​​​​​​​​Matius. 18:15-17

​Namun nampaknya seringkali kita tidak menghadapi dosa dengan cara yang tepat: kita dengan cepat menghakimi orang lain dan melakukannya tanpa belas kasihan. Dan biasanya kita lebih cepat dalam membicarakan dosa orang lain ketimbang mengakui dosa-dosa kita sendiri. Namun kita tidak dapat membiarkan atau menutup-nutupi dosa, terutama dosa kita sendiri. Sebaliknya, kita harus menghadapinya dengan kuasa dan hikmat Roh Kudus.

​Nabi-nabi Allah, dan banyak orang-orang kudus di masa Perjanjian Lama mempunyai keberanian untuk menghadapi orang-orang untuk menegur dosa-dosa mereka melalui gerakan Roh Allah. Mikha berkata,”Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Isreal dosanya” (Mi. 3:8). Begitu juga Elihu, dia digerakkan dalam roh untuk menunjukkan kesalahan Ayub dengan berkata,

“Akupun hendak memberi sanggahan pada giliranku, akupun akan mengemukakan pendapatku.
Kerana aku lumpat dengan kata-kata, semangat yang ada dalam diriku mendesak aku. Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa.
Seperti kirbat baru yang akan meletup. Aku harus berbicara, supaya merasa lega, aku harus membuka mulutku dan memberi sanggahan. Aku tidak akan memihak kepada siapapun dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapapun”
​​​​​​​​Ayub. 32:17-21

​Demikian juga para rasul, yang penuh dengan Roh Kudus mempunyai keberanian untuk menegur orang-orang Yahudi kerana telah menyeret Yesus kepada Pilatus untuk disalibkan (Kis. 3:13). Mendengar kesaksian para rasul yang sangat kuat, banyak orang-orang Yahudi yang dahulu menolak Yesus, bertobat dan menerima baptisan (Kis. 2:22-41; 3:13-19; 4:4). Demikian juga, Rasul Paulus mendapatkan kuasa untuk menegur Petrus ketika ia membeda-bedakan jemaat dan bangsa-bangsa lain (Gal. 2:11-14). Hari ini kita juga memerlukan Roh Allah untuk memberikan hikmar dan kuasa kepada kita untuk mampu menghadapi dosa.

5.9.3 Kuasa untuk melakukan mujizat

​Dalam pelayananNya, Yesus melakukan banyak mujizat mengherankan orang-orang dengan kuasaNya. Ia memulihkan penglihatan orang buta, menyembuhkan orang lumpuh, mentahirkan orang-orang kusta, memulihkan pendengaran orang tuli, dan membangkitkan orang mati (Mat. 11:5). Yesus juga meredakan badai (Mat. 8:24-27), mengusir setan (Mrk. 5:2-20) dan berjalan di atas air (Luk. 14:24-27). Lukas mencatat,”Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu” (Luk. 4:14). Rasul Paulus juga menulis, “Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasaiIblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kis. 10:38). Dari sini kita mengetahui bahawa Yesus mempunyai kuasa untuk melakukan mujizat kerana Ia dipenuhi dengan Roh Kudus.

​Namun Yesus tidak mengatakan hanya Ia saja yang mempunyai kuasa Roh kudus untuk melakukan mujizat. Sebelum naik ke syurga, Ia berkata kepada murid-muridNya, “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Mrk. 16:17-18)

​Yesus menyuruh murid-muridNya tidak meninggalkan Yerusalem sebelum menerima kuasa dari Roh Kudus (Kis. 1:4-5; Luk. 24:49). Mereka menuruti petunjukNya, menunggu dan berdoa di kota Yerusalem. Ketika akhirnya mereka menerima Roh Kudus, mereka dapat melakukan banyak mujizat (Kis. 3:2-8; 5:1-12; 8:6-8; 9:32-42; 13:9-12; 16:16-18; 28:3-6). Kuasa ini juga ada pada Rasul Paulus, yang menyatakan,”Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan” (Rm. 15:18). Mujizat-mujizat ini menjadi saksi kebenaran injil yang diberikan rasul-rasul (Mrk. 16:20; Kis. 14:3; Ibr. 2:4).

​Hari ini gereja juga membutuhkan kuasa besar yang sama untuk memberi kesaksian kebenaran. Kerana itu kita harus memohon kuasa dari Roh Kudus.

5.9.4 Kuasa untuk mendapatkan pembaruan rohani

​Dosa hidup di dalam hati manusia (Rm. 7:17). Di dalamnya kita seringkali melihat sebuah pertempuran rohani antara baik dan jahat (Gal. 5:17). Bahkan setelah kita dipanggil dan percaya kepada Tuhan, dan dosa-dosa kita disucikan dengan darah Yesus, dosa dan kejahatan dapat diam di dalam menunggu waktu untuk menyerang. Kerana itu setelah dibaptis dengan air, kita harus terus menerus mengandalkan Roh Kudus untuk diperbarui secara rohani (Tit. 3:5) dan menjadi sebuah ciptaan baru di dalam Kristus (II Kor. 5:17).

​Melalui Nabi Yehezkiel Allah berpedan kepada kita :

“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya”
​​​​​​​​Yehezkiel. 36: 26-27

​Apakah kita dapat membuang diri kita yang lama dan hidup dalam kehidupan baru untuk Kristus, ditentukan dalam ruang kecil pada hati kita. Alkitab berkata, hati memancarkan kehidupan (Ams. 4:23). Dalam Perjanjian Baru, hukum Allah tidak lagi ditulis dengan tinta atau ada sebongkah batu; tetapi ditulis di dalam hati kita oleh Roh Kudus (II Kor. 3:3).

​Kita seringkali beranggapan bahawa Rasul Paulus adalah orang Kristian sempurna. Namun apabila kita membaca surat-suratnya, kita melihat bahawa ia, seperti kita, harus berjuang melawan sifat dosa yang ada di dalam dirinya. Ia menulis:

“Sebab aku tahu, bahawa di dalam Aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tiak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.”
​​​​​​​​Roma. 7:18-20

​Namun Paulus menemukan pemecahan masalah untuk menghadapi perjuangan batinnya:”Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Rm. 8:2). Pemecahan masalahnya adalah Roh Kudus, yang membuatnya mampu hidup dalam kehidupan yang baru dalam Kristus. Kerana itu kita juga harus mengejar kepenuhan Roh Kudus. Sifar baru yang diciptakan seturut dengan rupa Allah dalam kebenaran sejati dan kekudusan (Ef. 4:24), hanya dapat diwujudkan apabila kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Maka Rasul Paulus berdoa,”Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaanNya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh RohNya di dalam batinmu” (Ef. 3:16)

​Berikut ini adalah nubuat Nabi Yesaya mengenai saat keharmonisan dan keindahan Taman Eden dipulihkan:

“Serigala akan tinggal bersama domba
dan macam tutul akan berbaring di samping kambing.
Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama,
dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput
dan anaknya akan sama-sama berbaring,
sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung
dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular berludak.
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunungKu yang kudus,
sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan,
seperti air laut yang menutupi dasarnya. ”
​​​​​​​​​Yesaya. 11:6-9

​Serigala, macam tutul, singa, beruang dan ular tedung adalah binatang-binatang buas; mereka mewakili orang-orang yang mempunyai sifat kuat dan agresif. Berbeda dengan anak kambing, anak lembu, anak kecil, anak menyusu dan cerai susu adalah orang-orang yang lemah lembut. Nubuat ini memberitahukan kita, bahawa di dalam gereja Allah, mereka yang dahulu adalah orang yang keras, dapat hidup dalam damai dan harmoni dengan mereka yang lemah lembut. Kuasa rohani yang bekerja mengubah hati umat percaya dan membawa kedamaian dalam kehidupan mereka bersama-sama, berasal dari Roh Kudus.

5.10 Roh Kudus menengahi untuk kita

​Doa adalah garis hidup kita kepada Allah, sehingga kita dapat bersekutu denganNya. Doa adalah rahasia di balik kehidupan rohani yang berlimpah. Tanpa doa, hidup akan menjadi seperti sebuah sungai tanpa jambatan, dan tidak ada jalan menuju ke seberang. Seperti ranting-ranting yang terpisah dari pokok anggur akan layu dan mati, begitu juga kehidupan rohani kita akan kering dan mati, apabila kita meninggalkan persekutuan dengan Tuhan Yesus (Yoh. 15:5-6). Kehidupan kita didasari oleh Yesus, dan kerana itu janganlah kita memisahkan diri kita dari Dia.

​Rasul Paulus mendorong kita untuk berkata,”seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” (Ef. 5:19). Ia juga menasihati,”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp. 4:6). Semakin banyak berkat yang kita terima dari Allah, semakin kita patut berterima kasih kepadaNya; semakin kita mengingat dosa-dosa kita di masa lalu, sepatutnya semakin keras kita berusaha untuk tidak menyakiti Roh Kudus. Doa bukanlah sesuatu yang rumit; yang tinggal kita lakukan adalah menghadap Allah dengan ketulusan dan kerendahan hati, dan mencurahkan segenap hati kita kepadaNya (Mzm. 62:8)

​Alkitab menjelaskan dua jenis doa-doa dalam pengertian dan doa dalam Roh yang diucapkan dalam bahasa roh. Rasul Paulus yang dapat berdoa dengan dua cara ini, menjelaskan dua jenis doa ini:”Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku” (I Kor. 14:14-15)

​Doa dalam pengertian mempunyai peran yang tepat dalam ibadah seorang Kristian. Namun doa ini mempunyai keterbatasan: kita tidak selalu mampu mencurahkan apa yang ada dalam hati kita melalui kata-kata, dan kadang-kadang kita tidak tahu bagaimana, atau apa yang kita doakan. Namun Allah, dengan hikmatNya memberikan kita cara berdoa yang lebih baik, yaitu dalam Roh.

​Paulus menjelaskan apa maksudnya berdoa dalam Roh:

“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahawa Ia, sesuai dengan kehendak Allah,berdoa untuk orang-orang kudus.”
​​​​​​​​​Roma. 8:26-27

​Di sini Paulus menggunakan kata “kelemahan” untuk menyebutkan pengabaian atau pengertian yang kurang dalam kehendak Allah pada orang-orang percaya, khususnya pada masa-masa sulit (lihat Roma. 8:17). Istilah Yunani untuk “membantu” pada teks asli Alkitab adalah sunantilambano, yang secara hurufiah bererti “tempat berpegang yang ada di sisi untuk mendapat pertolongan“ atau ”menolong secara umum”2. Kata kerja untuk “berdoa untuk” adalah huperentunchano, yang bererti “mengajukan permohonan” atau “menengahi atas nama yang lain”3. Jadi kita melihat bahawa Paulus sedang menjelaskan peran Roh Kudus dalam menengahi.

​Paulus menggunakan kata “demikian juga” pada awal ayat Roma. 8:26-27 untuk menunjukkan sebuah hubungan dengan Roma. 8:19-25. Ia juga membuat hubungan lain antara dua ayat ini melalui penggunakan kata kerja “mengeluh”. Contohnya, ia berkata,”Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita” (Rm. 8:23). Serupa dengan ayat ini, ayat 19 hingga 22 membicarakan keluhan segala mahluk; ayat 23 hingga 25 membicarakan keluhan orang-orang percaya; sementara ayat 26 hingga 27 membicarakan keluhan Roh Kudus demi kita. Kata-kata Paulus memusatkan perhatian pada kenyataan bahawa manusia mempunyai sangat banyak sebab dalam penderitaan rohani. Akar masalahnya dapat ditarik kembali kepada dosa Adam dan Hawa, dan akibat kutukan Allah terhadap umat manusia (Kej. 3:17)

​Orang-orang Kristian sudah lama menuai segala akibat-akibat kutukan Allah ini, seperti berjerih lelah untuk mencari makan, dan kepedihan-kepedihan kehidupan. Selain kesusahan dalam hidup sehari-hari, orang-orang Kristian juga rentan terhadap penderitaan yang disebabkan kerana perjuangan dalam perjalanan rohai: penganiayaan kerana percaya pada Kristus (Rm. 8:17-18), pertempuran antara keinginan roh dan keinginan daging (Gal. 5:17; Rm. 7:15), daya tarikan duniawi yang penuh dosa (I Yoh. 2:16), ujian-ujian dari Allah (Ayb. 23:10), dan masih banyak lagi. Kerana semua penderitaan ini, kita menanti-nantikan harinya Yesus Kristus datang kembali untuk membebaskan kita dari belenggu, mengubah kita dan memperbarui diri kita menjadi mahluk rohani (Rm. 8:21; I Kor. 15:42-45; I Tes. 4:16-17). Kita berharap untuk memasuki kemuliaan kekal kerajaan Allah dalam roh, tidak ada lagi kepahitan dan kepedihan, dan Allah menghapuskan semua air mata kita (Why. 7:17; 21:4).

​Dalam perjalanan rohani masing-masing, kita semua telah mengalami masa-masa keputusasaan rohani. Mungkin kita merasa berat hati kerana kelemahan-kelemahan kita, atau tidak mampu membebaskan diri dari belenggu sifat kedagingan dan dosa kita. Di saat-saat lain, kita mungkin tidak tahu bagaimana berdoa, atau mendoakan hal-hal yang salah, seperti wang, ketenaran, dan kekuasaan. Namun bersyukur, kita dapat menyelami dorongan dari Rasul Paulus untuk bersandar pada Roh Kudus. Roh Kudus adalah Penasihat kita yang menengahi kita dengan keluhan-keluhan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, dan menolong kita mendoakan apa yang benar-benar kita butuhkan. Allah menerima penengahan Roh, kerana hal itu seturut dengan kehendakNya. Jadi apabila kita berdoa dalam Roh, kita harus berdoa dengan sangat dalam agar Allah dapat menyelidiki lubuk hati kita, kerana Ia tahu bahawa tubuh kita adalah hatiNya (I Kor. 2:10; 6:19)

​Untuk mereka yang belum menerima Roh Kudus, kita masih dapat berbicara dengan Allah melalui doa dalam pengertian. Namun kita juga harus tekun meminta janji Roh KudusNya, sehingga Ia dapat datang ke dalam hati kita untuk menengahi bagi kita, dan menolong kita berdoa seturut dengan kehendakNya.

5.11 Kesimpulan

​Kesimpulannya, Roh Kudus memainkan peranan penting dalam perjalanan iman dan keselamatan dari semua orang percaya:
• Roh Kudus membenarkan kita (I Kor. 6:11)
• Roh Kudus membantu kita dikuduskan dalam Kristus (Rm. 15:16; II Tes. 2:13; I Ptr. 1:2)
• Baptisan Roh Kudus merupakan syarat penting untuk masuk ke dalam kerajaan Allah (Yoh. 3:5)
• Roh Kudus memberi kesaksian atas status kita sebagai anak-anak Allah (Rm. 8:15-16; Gal. 4:6)
• Roh Kudus menjamin warisan syurgawi kita (Ef. 1:14) dan bangkit untuk hidup kekal (Rm. 8:11; II Kor. 5:1-5)
• Roh Kudus adalah kekuatan di balik setiap pengharapan orang Kristian (I Ptr. 1:4; Yoh. 16:7; II Kor. 5:1-5; Rm. 15:13; Gal. 5:5)
• Roh Kudus menuntun kita kepada seluruh kebenaran (Yoh. 14:26; 16:12-13; I Kor. 2:10-11; I Yoh. 2:27)
• Roh Kudus memberi kita kuasa (Luk. 24:49; Kis. 1:8; 4:31; Rm. 15:18; Ef. 3:16)
• Roh Kudus membantu kita dalam berdoa (Rm. 8:26-27; I Kor. 14:14-15; Ef. 6:18; Yud. 20)

Pertanyaan Tinjauan

1. Apa peranan Roh Kudus dalam pembenaran kita?
2. Apa peranan Roh Kudus dalam pengudusan kita?
3. Apa peranan Roh Kudus dalam keselamatan kita?
4. Bagaimana Roh Kudus berhubungan dengan status kita sebagai anak-anak Allah?
5. Bagaimana Roh Kudus berhubungan dengan warisan syurgawi kita?
6. Bagaimana Roh Kudus berhubungan dengan pengharapan Kristian kita?
7. Bagiamana Roh Kudus membantu kita memahami kebenaran?
8. Bagaimana Roh Kudus memberi kita kuasa?
9. Bagaimana Roh Kudus membantu menengahi kita ?

________________________________________________________________________________________________

1. Vine, W. E, Unger, Merrill F. anda White Jr. William, Vine’s Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London anda Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G728.
2. Ibid. G4878.
3. Ibid. G5241.
​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​